Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.

1 2022

Edisi: Januari – Juli 2022


ISSN : 2089-080X | e-ISSN: 2685-9769

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA


BALITA DI UPTD PUSKESMAS SUKARAYA (OKU)

Putri Utami1, Suprida2, Rizki Amalia3, Satra Yunola4


1,2,3,4
Faculty of Midwifery and Nursing, Universitas Kader Bangsa Palembang
E-mail: putri.utamiukb@gmail.com

ABSTRAK
Ganguan Buang Air Besar (BAB) atau diare pada balita merupakan masalah serius pada bayi.
Pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi upaya preventif mengatasi diare pada bayi. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendidikan, perilaku cuci tangan dan pemberian ASI
Eksklusif secara simultan dengan kejadian diare di UPTD Puskesmas Sukaraya Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2021. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan
metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data dilakukan secara uvivariat dan bivariat
dengan uji statistik Chi-Square. Hasil analisis univariat dari 34 sampel, diare 13 orang (38,2%)
dan tidak diare 21 orang (61,6%), pendidikan rendah 22 orang (64,7%) dan pendidikan tinggi
12 orang (35,3%), tidak cuci tangan 13 orang (44,1%) dan cuci tangan 19 orang (55,9%), tidak
memberikan ASI eksklusif 18 orang (52,9%) dan ASI eksklusif 16 orang (47,1%). Hasil
analisis bivariat ada hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare (p value
0,011), ada hubungan bermakna antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare (p value
0,049), ada hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare (p
value 0,011) secara simultan terhadap kejadian diare pada balita di UPTD Puskesmas Sukaraya
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021.

Kata kunci: Kejadian Diare, Pendidikan Ibu, Perilaku Cuci Tangan, Pemberian ASI Eksklusif

ABSTRACT
Disturbance in defecation (BAB) or diarrhea in toddlers is a serious problem in infants.
Exclusive breastfeeding can be a preventive effort to overcome diarrhea in infants. The purpose
of this study was to determine the relationship between education, hand washing behavior and
exclusive breastfeeding simultaneously with the incidence of diarrhea in the UPTD Puskesmas
Sukaraya, Ogan Komering Ulu Regency in 2021. The design of this study was quantitative
using an analytical survey method through a cross sectional approach. The sample in this study
used accidental sampling technique. Data analysis was done by uvivariate and bivariate with
Chi-Square statistical test. The results of univariate analysis of 34 samples, diarrhea 13 people
(38.2%) and no diarrhea 21 people (61.6%), low education 22 people (64.7%) and higher
education 12 people (35.3%), 13 people (44.1%) did not wash their hands and 19 people
(55.9%), did not give exclusive breastfeeding 18 people (52.9%) and 16 people exclusively
breastfed (47.1%). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant
relationship between maternal education and the incidence of diarrhea (p value 0.011), there
was a significant relationship between hand washing behavior and the incidence of diarrhea

34
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

(p value 0.049), there was a significant relationship between exclusive breastfeeding and the
incidence of diarrhea (p value 0.011). Simultaneous incidence of diarrhea in children under
five at the UPTD Puskesmas Sukaraya, Ogan Komering Ulu Regency in 2021

Keywords: Diarrhea Incidence, Mother's Education, Hand Washing Behavior, Exclusive


Breastfeed

PENDAHULUAN Sesuai dengan kelompok umur, data


Diare merupakan gangguan Buang penderita diare paling rentan dialami oleh
Air Besar (BAB) ditandai dengan BAB balita usia <1. Berdasarkan karakteristik
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi penduduk pada kelompok umur, data
tinja cair, dapat disertai dengan darah insiden diare dan periode prevalensi diare
Penyakit diare masih menjadi masalah yang paling tinggi adalah kelompok umur
global dengan derajat kesakitan dan <1 tahun, namun risiko akan menurun
kematian yang tinggi di berbagai negara. sejalan dengan bertambahnya usia [7].
Diare menjadi salah satu penyebab Hasil Survei Demografi Kesehatan
kematian dan kesakitan tertinggi pada anak Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan
[1]. Angka kematian pada balita sebanyak tingginya angka kematian anak balita di
2/1000 disebabkan oleh diare [2], diare Indonesia. Angka kematian anak di
akut lebih banyak menyerang bayi dari Indonesia pada periode lima tahun sebelum
pada anak {3].[4]. survei diperoleh, hasil angka kematian
Semua orang memiliki resiko terkena neonatum sebesar 15 per seribu kelahiran
infeksi diare , namun resiko tertinggi hidup, angka kematian bayi sebesar 24 per
hingga menyebabkan kematian terdapat seribu kelahiran hidup, dan angka kematian
pada bayi dan balita [5]. Kejadian Diare balita sebesar 32 per seribu kelahiran hidup.
dapat terjadi di seluruh dunia dan Berdasarkan hasil suvei, tingginya angka
menyebabkan 4% dari semua kematian dan kematian anak balita rata-rata disebabkan
5% dari kehilangan kesehatan sejumlah penyakit, seperti ISPA (infeksi
menyebabkan kecacatan. Diare tetap saluran pernapasan akut), panas tinggi
menjadi penyebab utama kematian pada hingga diare. Penanganan diare bagi balita
anak-anak di bawah usia 5 tahun di negara- jadi yang terparah. Sebab, dari 2.328 balita
negara Sub-Sahara di Afrika. Faktor risiko penderita diare, hanya 74 persen di
untuk diare akut bervariasi berdasarkan antaranya yang telah mendapatkan
konteks dan memiliki implikasi penting pengobatan [8].
ununtuk mengurangi beban penyakit [6].

Balita <1 Tahun


80% kematian terjadi pada
balita <1 Tahun akibat diare.
Prevalensi 23,4%.

Gambar 1. Kelompok umur kejadian diare pada balita

35
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

Penyebab diare akut secara umum Jumlah penderita diare pada balita
disebabkan oleh infeksi saluran cerna yang yang ditemukan sebanyak 2.087 kasus dari
mengakibatkan gangguan sekresi dan perkiraan 7.381 kasus, maka persentase
reabsorpsi cairan hingga menyebabkan penemuan penderita diare balita di
gangguan keseimbangan asam basa dan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2019
elektrolit [9]. Selain factor lingkungan yang sebesar 28,3% menurun 10,7% dari tahun
tidak bersih, dan pola lingkungan yang 2018 (sebesar 39%). Jumlah penderita diare
tidak higeinis, beberapa penelitian balita yang diobati sebanyak 2.087 orang
menyebutkan factor penyebab kejadian dari jumlah sasaran kelompok umur balita
diare pada balita adalah pengaruh sebanyak 43.779 balita, jadi angka
pemberian MPASI dini [10],pemberian kesakitan diare balita di Kabupaten Ogan
ASI eksklusif [11],pemberian susu formula, Komering Ulu tahun 2019 sebesar
bayi yang mengkonsumsi susu formula 47,67/1.000 balita, angka ini masih
lebih rentan terkena diare dibandingkan dibawah target nasional sebesar 843/1.000
dengan bayi yang mengkonsumsi ASI balita [15].Kasus diare yang terjadi selama
ekslusif [12]. tahun 2019 diwilayah kerja Puskesmas
Kejadian diare dapat disebabkan Sukaraya hampir sepertiganya dialami oleh
karena faktor langsung dan faktor tidak balita, pada tahun 2020 bayi yang
langsung. Faktor ibu juga berperan dalam mengalami diare sebanyak 428 kasus.
kejadian diare pada balita. Ibu adalah sosok Cakupan ASI ekslusif diwilayah tersebut
yang paling dekat dengan balita. Jika balita pada tahun 2020 sebanyak 43,69 %. Angka
terserang diare maka tindakan-tindakan tersebut masih cukup jauh dibawah target
yang ibu ambil akan menentukan capaian ASI ekslusif nasional yaitu 80%.
perjalanan penyakitnya. Tindakan tersebut Berdasarkan studi kasus uraian diatas,
dipengaruhi berbagai hal, salah satunya maka peneliti bermaksud untuk melakukan
adalah pengetahuan dan sikap tentang penelitian yang berkaitan dengan faktor-
diare. Faktor langsung yang dapat faktor penyebab kejadian diare pada balita
menyebabkan diare adalah pengetahuan di Puskesmas Sukaraya Kabupaten Ogan
ibu, sikap ibu, riwayat pemberian ASI Komering Ulu Tahun 2021.
eksklusif, perilaku cuci tangan, dan
hygiene sanitasi, sedangkan faktor tidak METODE
langsung adalah tingkat pendidikan, status Desain penelitian ini adalah
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan kuantitatif dengan menggunakan metode
status gizi [13]. survei analitik melalui pendekatan cross
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan sectional. Populasi dalam penelitian ini
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun adalah seluruh ibu yang mempunyai balita
2019, Jumlah penderita diare pada balita yang ada di wilayah kerja UPTD
yang ditemukan sebanyak 2.254 kasus dari Puskesmas Sukaraya pada bulan Agustus
perkiraan 5.776 kasus, maka persentase Tahun 2021. Sampel dalam penelitian ini
penemuan penderita diare balita di adalah sebagian ibu yang mempunyai balita
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2018 yang datang ke UPTD Puskesmas Sukaraya
sebesar 39%. Angka Kesakitan diare balita pada bulan Agustus 2021.
843/1.000 balita. Jumlah penderita diare Analisis data menggunakan analisis
balita yang diobati sebanyak 2.254 orang bivariat dan analisis univariat. Analisis
dari target penemuan kasus balita sebanyak univariat adalah seluruh variabel yang
5.776 kasus (39%). Angka kesakitan diare akan digunakan dalam analisa ditampilkan
balita di Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam distribusi frekuensi. Analisis
tahun 2018 sebesar 64,7/ 1.000 balita, bivariat untuk mengetahui hubungan
angka ini masih dibawah target nasional masing-masing variabel dependen dan
sebesar 843/ 1.000 balita [14].

36
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

independen dengan menggunakan uji chi sebanyak 22 orang (64,7%) dan pendidikan
square. tinggi sebanyak 12 orang (35,3%).

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan


perilaku cuci tangan di UPTD Puskesmas Sukaraya Tahun
Hasil analisis univariat distribusi 2021
frekuensi responden berdasarkan kejadian Perilaku cuci tangan f %
diare di UPTD Puskesmas Sukaraya Tahun Tidak 13 44,1
2021 ditunjukkan pada Tabel 1. Ya 19 55,9
Jumlah 34 100
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kejadian Diare di UPTD Puskesmas Puskesmas
Sukaraya Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
Kejadian Diare f % bahwa dari 34 responden didapatkan
Ya 13 38,2 responden yang tidak cuci tangan sebanyak
Tidak 21 61,6
Jumlah 34 100 13 orang (44,1%) dan yang cuci tangan
sebanyak 19 orang (55,9%).
Berdasarkan Tabel 1 dapat
diketahui bahwa dari 34 responden
didapatkan responden dengan diare Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
sebanyak 13 orang (38,2%) dan yang pemberian ASi Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif f %
tidak sebanyak 21 orang (61,6%).
Tidak 18 52,9
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ya 16 47,1
pendidikan ibu di UPTD Sukaraya Tahun 2021 Jumlah 34 100
Pendidikan Ibu f %
Rendah 22 64,7 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
Tinggi 12 35,3
bahwa dari 34 responden didapatkan
Jumlah 34 100
responden yang tidak memberikan ASI
eksklusif sebanyak 18 orang (52,9%) dan
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui memberikan ASI eksklusif sebanyak 16
bahwa dari 34 responden didapatkan orang (47,1%).
responden dengan pendidikan rendah

Tabel 5. Analisis Bivariat hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian diare
Kejadian Diare
Pendidikan Ibu Ya Tidak Total P value OR
n % n % N %
Rendah 12 54,5 10 45,5 22 100 0,011 13,200 (1,445-
Tinggi 1 8,3 11 91,7 12 100 120,623)

Jumlah 13 21 34 100

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa hasil 0,05 hal ini menunjukan ada hubungan
Odds Ratio diperoleh nilai OR : 13,200 bermakna antara pemberian ASI eksklusif
artinya balita dengan pendidikan ibu rendah dengan kejadian diare
memiliki kecenderungan 13,200 kali untuk Hubungan perilaku cuci tangan
mengalami diare dibandingkan dengan dengan kejadian diare pada balita
balita dengan pendidikan ibu tinggi. Hasil ditunjukan pada tabel 6. Berdasarkan tabel
uji chi-square diperoleh p value = 0,011 < 6 terlihat bahwa dari 15 responden yang

37
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

tidak cuci tangan dengan balita yang (78,9%). Hasil uji chi-square diperoleh p
mengalami diare sebanyak 9 orang value = 0,049 < 0,05. Hal ini menunjukan
(60,0%), lebih banyak dibandingkan ada hubungan bermakna antara perilaku
dengan balita yang tidak mengalami diare cuci tangan dengan kejadian diare.
sebanyak 6 orang (40,0%). Sehingga hipotesis yang menyatakan ada
Sedangkan, dari 19 responden yang hubungan bermakna antara perilaku cuci
cuci tangan dengan balita yang mengalami tangan dengan kejadian diare. terbukti
diare sebanyak 4 orang (21,1%), lebih secara statistik.
sedikit dibandingkan dengan balita yang
tidak mengalami diare sebanyak 15 orang

Tabel 6. Analisis Bivariat hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare
Kejadian Diare
Perilaku Cuci Total
Ya Tidak
Tangan P value OR
N % n % N %
Tidak 9 60,0 6 40,0 15 100 5,625
0,049
Ya 4 21,1 15 78,9 19 100 (1,241-
Jumlah 13 21 34 100 25,492)

Tabel 7. Analisis Bivariat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare

Kejadian Diare
Pemberian ASI Total
Eksklusif Ya Tidak
P value OR
n % n % N %
Tidak 11 61,1 7 38,9 18 100 11,000
0,011
Ya 2 12,5 14 87,5 16 100 (1,895-
Jumlah 13 21 34 100 63,856)

Hasil analisa bivariat hubungan antara ASI eksklusif dengan kejadian diare.
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian Dengan demikian hipotesis yang
diare pada tael 7, bahwa dari 18 responden menyatakan ada hubungan bermakna antara
yang tidak memberikan ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
dengan balita yang mengalami diare diare terbukti secara statistik.
sebanyak 11 orang (61,1%), lebih banyak
dibandingkan dengan balita yang tidak
mengalami diare sebanyak 7 orang Hubungan pendidikan ibu dengan
(38,9%). Sedangkan, dari 16 responden kejadian diare
yang memberikan ASI eksklusif dengan Berdasarkan uji chi-square diperoleh p
balita yang mengalami diare sebanyak 2 value = 0,011 < 0,05 hal ini menunjukan
orang (12,5%), lebih sedikit dibandingkan ada hubungan bermakna antara pendidikan
dengan balita yang tidak mengalami diare ibu dengan kejadian diare. Dengan
sebanyak 14 orang (87,5%). demikian hipotesis yang menyatakan ada
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p hubungan bermakna antara pendidikan ibu
value = 0,011 < 0,05 hal ini menunjukan dengan kejadian diare terbukti secara
ada hubungan bermakna antara pemberian statistik.

38
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

Berdasarkan hasil penelitian dan teori perilaku mencuci tangan setiap makan,
terkait, peneliti berasumsi bahwa salah satu merupakan sesuatu yang baik. Sebagian
faktor yang mempengaruhi kejadian diare besar kuman infeksi diare ditularkan
pada balita adalah tingkat pendidikan orang melalui jalur fecal-oral. Dapat ditularkan
tua. Orang tua atau ibu yang berpendidikan dengan memasukan ke dalam mulut, cairan
rendah cenderung memiliki pengetahuan atau benda yang tercemar dengan tinja
yang kurang tentang cara mencegah diare. misalkan air minum dan makanan.
Pendidikan juga merupakan suatu faktor Kebiasaan dalam kebersihan adalah bagian
yang mempengaruhi seseorang dalam penting dalam penularan kuman diare,
menyerap dan memahami pengetahuan dengan mengubah kebiasaan dengan tidak
yang telah diperoleh. Semakin tinggi mencuci tangan menjadi mencuci tangan
pendidikan ibu maka akan lebih mudah dapat memutuskan penularan.
menerima pesan-pesan kesehatan dan cara-
cara pencegahan penyakit yang dialami Hubungan pemberian ASI eksklusif
dalam hal ini penyakit diare dan dehidrasi dengan kejadian diare
diare. Serta semakin banyak informasi yang Hasil analisa univariat bahwa dari 34
masuk, maka semakin banyak pula responden didapatkan responden pyang
pengetahuan yang diperoleh, termasuk tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak
pengetahuan kesehatan. 18 orang (52,9%) dan memberikan ASI
eksklusif sebanyak 16 orang (47,1%).
Hubungan perilaku cuci tangan dengan Selanjutnya analisa bivariat dari 18
kejadian diare responden yang tidak memberikan ASI
Hasil analisa univariat dari 34 eksklusif dengan balita yang mengalami
responden didapatkan responden yang tidak diare sebanyak 11 orang (61,1%), lebih
cuci tangan sebanyak 13 orang (44,1%) dan banyak dibandingkan dengan balita yang
yang cuci tangan sebanyak 19 orang tidak mengalami diare sebanyak 7 orang
(55,9%). Selanjutnya analisa bivariat dari (38,9%). Sedangkan, dari 16 responden
15 responden yang tidak cuci tangan yang memberikan ASI eksklusif dengan
dengan balita yang mengalami diare balita yang mengalami diare sebanyak 2
sebanyak 9 orang (60,0%), lebih banyak orang (12,5%), lebih sedikit dibandingkan
dibandingkan dengan balita yang tidak dengan balita yang tidak mengalami diare
mengalami diare sebanyak 6 orang sebanyak 14 orang (87,5%).
(40,0%). Sedangkan, dari 19 responden Berdasarkan uji chi-square diperoleh p
yang cuci tangan dengan balita yang value = 0,011 < 0,05 hal ini menunjukan
mengalami diare sebanyak 4 orang ada hubungan bermakna antara pemberian
(21,1%), lebih sedikit dibandingkan dengan ASI eksklusif dengan kejadian diare.
balita yang tidak mengalami diare sebanyak Dengan demikian hipotesis yang
15 orang (78,9%). menyatakan ada hubungan bermakna antara
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
value = 0,049 < 0,05 hal ini menunjukan diare terbukti secara statistik.
ada hubungan bermakna antara perilaku Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi
cuci tangan dengan kejadian diare. Dengan terhadap penyakit infeksi terutama diare.
demikian hipotesis yang menyatakan ada Hal ini dikarenakan adanya faktor
hubungan bermakna antara perilaku cuci peningkatan pertumbuhan sel usus
tangan dengan kejadian diare. terbukti (intestinal cell growth promoting factor)
secara statistik. sehingga vilus dinding usus cepat
Kebiasaan mencuci tangan adalah mengalami penyembuhan karna rusak
merupakan salah satu tindakan pencegahan karna diare. ASI eksklusif akan
yang menjadi perilaku sehat. Kebersihan memberikan perlindungan kepada bayi dan
pada ibu dan balita terutama dalam hal memperkecil resiko terhadap berbagai

39
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

penyakit antara lain diare dan penyakit Sukaraya Kabupaten Ogan Komering Ulu
alergi, Berdasarkan hasil penelitian dan Tahun 2021 dengan p value = 0,011.
teori terkait, peneliti berasumsi bahwa diare
dapat dicegah dengan cara memberikan DAFTAR PUSTAKA
ASI eksklusif selama 6 bulan dan [1] Winenti, W., & Widiyanto, T. Hubungan
diteruskan sampai 2 tahun. Pada waktu lahir Pencemaran Sumber Air Dan Perilaku Ibu
sampai beberapa bulan sesudahnya, karena Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita
bayi belum dapat membentuk kekebalan Di Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja
sendiri secara sempurna. Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun
Hasil penelitian yang telah dilakukan 2016. Buletin Keslingmas.2017;36(4):
350-359.
diperoleh dari analisis bivariat ada
[2] SAPUTRO, K. A. Asuhan
hubungan bermakna antara pendidikan ibu
Keperawatan Pada An. F Dengan
dengan kejadian diare (p value 0,011), ada
Gangguan Sistem Pencernaan: Diare
hubungan bermakna antara perilaku cuci
Cair Akut Di Bangsal Edelweiss Rsud
tangan dengan kejadian diare (p value
Pandan Arang Boyolali Doctoral
0,049), ada hubungan bermakna antara
Dissertation, Universitas
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
Muhammadiyah Surakarta; 2012.
diare (p value 0,011) secara simultan
terhadap kejadian diare pada balita di [3] Kartikasari, D. Diare Pada An. F
UPTD Puskesmas Sukaraya Kabupaten Dengan Gastroenteritis Akut Di Ruang
Ogan Komering Ulu Tahun 2021. Cempaka Rsud Dr. R. Goeteng
Hasil penelitian ini sejalan dengan Taroenadibrata Purbalingga Doctoral
penelitian yang menunjukkan pendidikan, Dissertation, Universitas
pengetahuan dan perilaku mencuci tangan Muhammadiyah Purwokerto; 2013.
berpengaruh terhadap kejadian diare pada [4] Fariski, A. Asuhan Keperawatan Pada
balita dengan p-value=0,000 [16], sanitasi An. A Dengan Gastroenteritis Akut Di
lingkungan, pengetahuan dan pendidikan Ruang Melati Rumah Sakit Daerah
ibu menjadi faktor penyebab kejadian diare Koesnadi Bondowoso Doctoral
[17],[18] pemberian ASI eksklusif Dissertation, Universitas
[19],[20] dengan p-value= 0,002. Muhammadiyah Jember; 2017.
[5] Agustina, D. Asuhan Keperawatan
KESIMPULAN Pada Anak Yang Mengalami Diare
Berdasarkan hasil penelitian dapat Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi
disimpulkan bahwa Ada hubungan Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di
bermakna antara pendidikan, perilaku cuci Ruang Anak Di Rumah Sakit Umum
tangan dan pemberian ASI eksklusif secara Daerah Bangil Pasuruan (Doctoral
simultan dengan kejadian diare di UPTD Dissertation, Stikes Insan Cendekia
Puskesmas Sukaraya Kabupaten Ogan Medika Jombang); 2017.
Komering Ulu Tahun 2021. Ada hubungan [6] Berhe, H., Mihret, A., & Yitayih, G.
bermakna antara pendidikan ibu secara Prevalence of diarrhea and associated
parsial dengan kejadian diare di UPTD factors among children under-five
Puskesmas Sukaraya Kabupaten Ogan years of age in enderta woreda, tigray,
Komering Ulu Tahun 2021 dengan p value northern ethiopia, 2014. International
= 0,011. Ada hubungan bermakna antara Journal of Therapeutic Applications,
perilaku cuci tangan secara parsial dengan 2016; 31; 32-37.
kejadian diare Kabupaten Ogan Komering [7] Firmansyah, Y. W., Ramadhansyah,
Ulu Tahun 2021 dengan p value = 0,049. M. F., Fuadi, M. F., & Nurjazuli, N.
Ada hubungan bermakna antara pemberian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
ASI eksklusif secara parsial dengan Kejadian Diare Pada Balita: Sebuah
kejadian diare di UPTD Puskesmas

40
Jurnal Ilmu Kesehatan UMC | Vol.11 No.1 2022

Review. Bul. Keslingmas. 2021; [14] UPTD Puskesmas Sukaraya. 2019.


40(1):1-6.. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas
[8] Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Riset Sukaraya . Kabupaten Ogan Komering
Kesehatan Dasar Tahun 2017. Jakarta: Ulu
Lembaga Penerbit Badan Penelitian [15] UPTD Puskesmas Sukaraya. 2020.
dan Pengembangan Kesehatan Profil Kesehatan UPTD Puskesmas
[9] Subijanto, M. S., Ranuh, R., Djupri, L., Sukaraya . Kabupaten Ogan Komering
& Soeparto, P. Managemen Diare Pada Ulu
Bayi Dan Anak. Bulletin Ilmu [16] Hartati, S., & Nurazila, N. Faktor yang
Kesehatan Anak. 2003; 3(11):508-18. mempengaruhi kejadian diare pada
[10] Maharani, O. Pemberian Makanan balita di wilayah kerja puskesmas
Pendamping ASI Dini Berhubungan Rejosari Pekanbaru. Jurnal
dengan Kejadian Diare pada Bayi umur Endurance: Kajian Ilmiah Problema
0–12 bulan di Kecamatan Dampal Kesehatan. 2018; 3(2): 400-407.
Utara, Tolitoli, Sulawesi Tengah. [17] Cahyani, F. W. N. Klasifikasi
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, Penyebab Diare Pada Balita (Doctoral
2016;4(2);84-89. Dissertation, Stikes Bth Tasikmalaya);
[11] Wijayanti, W. Hubungan antara 2020.
pemberian asi eksklusif dengan angka [18] Melvani, R. P., Zulkifli, H., & Faizal,
kejadian diare pada bayi umur 0-6 M. Analisis faktor yang berhubungan
bulan di puskesmas gilingan dengan kejadian diare balita di
kecamatan Banjarsari Surakarta. Kelurahan Karyajaya Kota Palembang.
Skripsi; 2010. Jumantik (jurnal ilmiah penelitian
[12] Alam, S., & Syahrir, S. Hubungan kesehatan). 2019; 4(1):57-68.
Personal Hygiene Pemberian Susu [19] Wijayanti, W. (2010). Hubungan
Formula Dengan Kejadian Diare Pada antara pemberian asi eksklusif dengan
Bayi di Kelurahan Dannuang angka kejadian diare pada bayi umur 0-
Kecamatan Ujung Loe Kabupaten 6 bulan di puskesmas gilingan
Bulukumba Tahun 2016. HIGIENE: kecamatan Banjarsari Surakarta.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2017; [20] Nurfita, D. (2017). Faktor-faktor yang
3(2):76-86. berhubungan dengan kejadian diare
[13] IDAI. 2015. Tinja Bayi Normal atau pada balita di Puskesmas Bulu Lor
Tidak. [cited 2020 July 1]. Available Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
from: http://idai.go.id. Masyarakat; 2010: 11

41

Anda mungkin juga menyukai