Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN POLA KONSUMSI JAJAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA

SISWA KELAS III DAN IV


(Di SDN Mangunharjo 6 Kota Probolinggo)

Novia Nuraini*Inayatur Rosydah**Agustina Maunaturrohmah***

ABSTRAK

Pendahuluan Pada anak usia sekolah dasar pemilihan makanan jajanan yang tidak
berkualitas merupakan masalah yang menjadi perhatian utama di masyarakat, khususnya
makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin, dan penjual
makanan di sekitar sekolah merupakan agen penting yang membuat anak mengonsumsi
makanan tidak sehat.dan menyebabkan terjadinya penyakit diare pada anak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pola konsumsi jajan dengan kejadian
diare pada anak sekolah dasar. Metode Penelitian ini yaitu analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah Semua siswa kelas III dan
IV di SDN Mangunharjo 6 kota Probolinggo sejumlah 64 murid. dengan tehnik
proportional ramdom sampling. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pola
konsumsi jajan dan variabel dependen yaitu kejadian diare. Dengan instrument penelitian
menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Scoring, Coding,
Tabulating. Tehnik analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian
menunjukan bahwa 9 responden ber pola konsumsi jajan kurang (16,4%), 37 responden
cukup (67,3%) dan 9 responden ber pola konsumsi baik (16,4%). Dan yang terjadi diare,
28 responden (50,9%), 27 responden tidak terjadi diare (49,1%). Hasil uji chi-square di
dapatkan nilai a<0,05yaitu p=0,003 sehingga H1 diterima. Kesimpulan dari penelitian ini
yaitu ada hubungan antara pola konsumsi jajan dengan kejadian diare pada anak sekolah
dasar. Saran Dari hasil penelitian ini diharapkan para guru lebih memperhatikan
kebersihan tempat jajanan yang dijual disekitar atau luar sekolah maupun kebersihan alat-
alat yang digunakan untuk mengolah jajan yang dijual di luar sekolah.

Kata Kunci: Konsumsi Jajan, Diare, Anak

RELATIONSHIP BETWEEN ANNOUNCED CONSUMPTION PATTERNS WITH


BASIC SCHOOL OF DIARRHEA
(Study in Primary elementary school Mangunharjo 6 City of Probolinggo)

ABSTRACT

Introduction In primary school-age children the selection of non-quality snacks is a


major concern in the community, especially foods that contain harmful chemicals on the
market, canteens, and food vendors around schools are important agents that make
children eat unhealthy foods. Causes diarrhea in children. The purpose of this study was
to analyze the relationship between snack consumption patterns and the incidence of
diarrhea in elementary school children. Research Method This research method is
analytic correlation with cross sectional approach. The population in the study were all
students of class III and IV at SDN Mangunharjo 6 cities in Probolinggo totaling 64
students. With proportional ramdom sampling techniques. The independent variable in
this study is the consumption pattern of snacks and the dependent variable is the
incidence of diarrhea. With the research instrument using a questionnaire. Data
processing using Editing, Scoring, Coding, Tabulating. Data analysis techniques using
the chi-square test. Research Result The results showed that 9 respondents had less
consumption pattern of snacks (16.4%), 37 respondents were enough (67.3%) and 9
respondents had good consumption patterns (16.4%). And what happened was diarrhea,
28 respondents (50.9%), 27 respondents did not have diarrhea (49.1%). Conclusion The
chi-square test results get the value of a <0,05 that is p = 0,003 so H1 is accepted.
The conclusion of this study is that there is a relationship between consumption patterns
of snacks and the incidence of diarrhea in elementary school children. From the results of
this study teachers are expected to pay more attention to the cleanliness of snacks sold
around or outside of school and the cleanliness of the tools used to process snacks sold
outside of school.

Keywords: Consumption of Snacks, Diarrhea, Children

PENDAHULUAN anak cairan lebih banyak dari biasanya


untuk mencegah dehidrasi.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit
yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan konsistensi tinja yang lembek sampai BAHAN DAN METODE PENELITIAN
mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar yang lebih dari biasa, Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni
yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang 2018 di SDN Mangunharjo 6 Kota
mungkin dapat disertai dengan muntah Probolinggo. Penelitian ini menggunakan
atau tinja yang berdarah (Simatupang M, analitik korelasi dengan bentuk cross
2014). sectional. Populasi semua siswa kelas III
sebanyak 32 siswa dan kelas IV sebanyak
Tahun 2012 di duniasejumlah 2.195 anak 32 siswa di SDN Mangunharjo 6 Kota
meninggal setiap hari akibatdiare (CDC, Probolinggo Sampel penelitian ini
2012). Pada Tahun 2014 sejumlah 4.967 sejumlah 55 siswa dari populasi dengan
anak meninggal setiap hari akibat diare. teknik pengambilan sampel yang
Penurunan terjadi pada tahun 2017 digunakan oleh peneliti adalah
sebanyak 3.428 anak meninggal setiap Probability sampling dengan metode
hari akibat diare (WHO, 2017).Data dari Stratified proportional ramdomsampling.
Riskesdas pada tahun 2013-2015 Variable independent adalah Pola
kejadian diare di Indonesia memang Konsumsi jajan dan variable dependent
meningkat. Dari 344.237 kejadian diare adalah Kejadian diare. Instrumen
pada 2013, naik menjadi 365.327 penelitian menggunakan kuisioner.
kejaidan diare tahun 2015.Tetapi Pengolahan data menggunakan editing,
mengalami penurunan pada tahun 2017 coding, scoring, tabulating dengan uji
sejumlah 336.342 kejaidan diare. Pada Chi square α = 0,05 dengan bantuan
Jawa Timur cakupan pelayanan penyakit perangkat SPSS. Bila  value ≤ α (0,05)
Diare dalam kurun waktu meningkat, maka ada hubungan dan bila  value > α
(0,05) maka tidak ada hubungan pola
Penyakit diare yang perlu dikhawatirkan konsumsi jajan dengan kejadian diare.
juga apabila anak tersebut mengalami
dehidrasi akibat penyakit diare tersebut.
Untuk itu penatalaksanaan diare yang HASIL PENELITIAN
dapat dilakukan di rumah bertujuan
mencegah dehidrasi dan malnutrisi Data Umum
dengan cara memberikan anak cairan
lebih banyak dari biasanya untuk Tabel 1 Karakteristik responden
mencegah dehidrasi. cara memberikan berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa
Jenis Frekuensi Persentase sebagian kecil responden sumber
No.
Kelamin (f) (%) informasi tentang Diare dari Media
1. Laki – Laki 28 51 massa sejumlah 12 orang (21,8%).

2. Perempuan 27 49,1 Data Khusus


Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer 2018. Tabel 5 Pola konsumsi jajan.
Konsumsi Frekuensi Persentase
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa No
jajan (f) (%)
seluruh responden yang berusia 10-12 1. Kurang 9 16,4
Tahun sejumlah 55 orang (100%).
2. Cukup 37 67,3
Tabel 2 Karakteristik responden 3. Baik 9 16,4
berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah 55 100
N Frekuensi Persentase Sumber : Data Primer, 2018
Usia
o (f) (%)
1. 10-12 Tahun 55 100 Beradasarkan tabel 5 menunjukan bahwa
2. 7-9 Tahun 0 0 sebagian besar responden pola konsumsi
Jumlah 55 100 jajan cukup sejumlah 37 orang (67,3%).
Sumber : Data Primer 2018.

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa Tabel 6 Kejadian diare.


sebagian besar responden jenis kelamin N Frekuens Persentas
Kejadian Diare
o i (f) e (%)
laki-laki sejumlah 28 orang (51%).
1. Terjadi Diare 28 51
Tidak Terjadi
Tabel 3 Karakteristik responden 2. 27 49,1
Diare
berdasarkan Informasi tentang Diare. Jumlah 55 100
Frekuensi Persentase Sumber : Data Primer, 2018.
No. Informasi
(f) (%)
1. Pernah 35 63,6 Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
Belum sebagian besar terjadi diare sejumlah 28
2. 20 36,4
Pernah orang (51%).
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer 2018. Tabel 7 Tabulasi silang Hubungan pola
konsumsi jajan Dengan Kejadian Diare
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa pada Anak Kelas III Dan IV Di SDN
sebagian besar responden pernah Mangunharjo 6 Kota Probolinggo.
mendapat informasi tentang Diare Kejadian Diare
sejumlah 35 orang (63,6%). Pola Terjadi Tidak
Total
konsums Diare Terjadi
Tabel 4 Karakteristik responden i jajan Diare
berdasarkan Sumber Informasi tentang F % F % F %
Diare Kurang 1 3,7 8 28,6 9 16,4
Sumber Frekuensi Persentase Cukup 24 88, 1 46,4 3 67,3
No
Informasi (f) (%) 9 3 7
Tenaga Baik 2 7,4 7 25,0 9 16,4
1. 11 20,0
Kesehatan Total 27 10 2 100 5 100
2. Guru 6 10,9 0 8 5
3.
Media
12 21,8 Uji mann chi-square ρ = 0,003 α = 0,05
massa Sumber : Data Primer, 2018.
4. Lain-Lain 6 10,9
Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel 7 tabulasi silang
Sumber : Data Primer 2018. Menunjukan bahwa dari 55 sebagian
besar responden pola konsumsi jajan anak-anak. Jajanan anak sangat mudah
yang cukup dari terjadi diare sejumlah 24 diperoleh dengan harga yang relatife
responden (88,9%). murah untuk anak sekolah. Setiap
harinya anak diberikan uang jajan atau
uang saku oleh orang tuanya. Uang jajan
PEMBAHASAN diberikan mulai dari harian, minguan,
atau bulanan. Untuk anak sekolah dasar
1. Pola Konsumsi Jajan biasanya membeli aneka jajanan yang
ijual di sekitar lingkungan sekolahan,
Hasil penelitian menunjukan bahwa baik didalam area sekolahan maupun
sebagian besar responden pola konsumsi diluar area skolahan (Apriadji, 2015).
jajan cukup sejumlah 37 orang (67,3%). Menurut Li Patric & Indscript Creative,
Parameter untuk mengukur pola 2014 dimana pola konsumsi jajan
konsumsi jajan pada anak terdapat 3 sembarangan terlebih lagi yang
yaitu frekuensi makanan atau jajanan dijajankan dipinggir jalan secara terbuka,
yang di konsumsi selama 7 hari, jenis cuci tangan sebelum makan dan menjaga
jajanan, cara mengkonsumsi jajan, Hasil kebersihan alat makan minum dapat
tabulasi data persentase pada masing– mempengaruhi seseorang mengalami
masing parameter yaitu frekuensi suatu penyakit diare.
makanan atau jajanan yang di konsumsi
selama 7 hari 26%, jenis jajanan 57%, 2. Kejadian Diare
cara mengkonsumsi jajan 17%.
Berdasarkan data diatas menggambarkan Berdasarkan hasil penelitian
dari 3 parameter pola konsumsi jajan menunjukkan bahwa sebagian besar dari
yang paling kurang pada parameter cara responden mengalami diare sejumlah 28
mengkonsumsi jajan yaitu pernyataan orang (51%) dan sejumlah 27 orang
positif pada item pernyataan No 13 (49,1%) tidak mengalami diare,
tentang “Saya terbiasa memperhatikan
kebersihan tempat dan alat-alat yang Peneliti berpendapat bahwa banyak
digunakan untuk mengolah jajan“, responden yang pernah mengalami diare
dengan rata – rata skor 1,8 artinya dari tersebut banyak dipengaruhi oleh
55 responden terdapat 4 responden beberapa faktor diantaranya faktor yang
menjawab “selalu”, 1 respoden sangat berpengaruh pada terjadinya diare
menjawab “sering”, 28 responden pada anak yaitu pola konsumsi jajan yang
menjawab “kadang-kadang”, dan 22 sembarangan.
responden menjawab “tidak pernah”. Faktor usia juga mempengaruhi anak
terjangkit diare. Berdasarkan hasil
Peneliti berpendapat bahwa berdasarkan penelitian menunjukan bahwa seluruh
bukti diatas sebagian besar responden responden berusia 10-12 tahun sejumlah
kurang memperhatikan kebersihan 55 orang (100%).
tempat dan alat-alat yang digunakan
untuk mengolah jajan, hal ini Peneliti berpendapat bahwa usia pada
menunjukkan dimana pola konsumsi anak SD kelas III dan IV masih
yang sembarangan dan tidak merupakan usia yang sangat dini dan
memperhatikan kebersihan dapat labil untuk megenal suatu makanan yang
mempengaruhi terjadinya suatu penyakit, baik dikonsumsi, dan tidak menimbulkan
salah satunya penyakit yang sering suatu penyakit, dimana pada usia yang
muncul akibat pola konsumsi jajan yang masih dini masih termasuk usia yang
sembarangan yaitu penyakit pencernaan masih belum bisa mengetahui antara
seperti diare. hubungan pola konsumsi jajanan yang
sembarangan bisa mengakibatkan
Jajan merupakan suatu kegiatan yang seseorang terserang penyakit diare.
bisa dilakukan dan sangat digemari oleh
Pada usia anak-anak terdapat dimana peningkatan informasi. Informasi dapat
faktor imun atau ketahanan tubuh belum bermanfaat untuk memperbaiki pola
sempurna terbentuk seperti layaknya hidupnya.
seorang dewasa pada umumnya, hal ini
yang banyak menyebabkan seorang anak 3. Hubungan Antara Pola Konsumsi
mengalami berbagai serangan penyakit, Jajan Dengan Kejadian Diare Pada
karena imun yang yang belum sempurna Pada Anak.
terbentuk tidak dapat melawan
virus,bakteri dan kuman secara Berdasarkan tabel 7 Menunjukan bahwa
maksimal, hal ini yang menyebabkan pola konsumsi yang kurang hanya sedikit
seorang anak gampang tertulah suatu yaitu 1 responden (3,7%) yang terjadi
penyakit Danusantoso, 2012. diare dari 55 responden, sedangkan dari
55 sebagian besar responden pola
Pada tabel 2 menunjukan bahwa sebagian konsumsi jajan yang cukup dari terjadi
besar responden jenis kelamin laki-laki diare sejumlah 24 responden (88,9%).
sejumlah 28 orang (51%). Peneliti Pada pola konsumsi yang baik hanya
berpendapat bahwa jenis kelamin juga sedikit sejumlah 2 responden (7,4%)
berpengaruh dalam kejadian diare pada yang terjadi diare dari 55 responden.
anak, dimana anak laki-laki lebih
cendrung sembrono dalam hal apapun Dari hasil Uji statistik chi-square
dibandingkan seorang perempuan. diperoleh angka signifikan atau nilai
probabilitas (0,003) jauh lebih rendah
Secara teori jenis kelamin terkait dengan standart signifikan dari 0,05 atau (ρ < α),
peran yang akan dibawakan perempuan maka data H0 ditolak dan H1 diterima
cenderung merasa percaya diri karena yang berarti ada hubungan antara pola
sejak awal masa kanak– kanak sudah konsumsi jajan Dengan Kejadian Diare
disadarkan bahwa peran perempuan Pada Anak Kelas III Dan IV Di SDN
dianggap lemah dari pada laki – laki Mangunharjo 6 Kota Probolinggo.
bahkan sebliknya laki-laki lebih
cendrung memiliki sifat yang keras Peneliti berpendapat berdasarkan bukti
(Hurlocks, 2010). diatas responden yang pola konsumsi
jajan kurang tetapi sedikit yaitu 1
Faktor belum pernah mendapat informasi responden (3,7%) yang menderita diare
juga mempengaruhi anak terjangkit disebabkan karena mungkin dari
penyakit diare. Berdasarkan hasil kekebalan tubuh responden yang dalam
penelitian menunjukan bahwa sebagian kondisi baik pada saat itu sehingga bisa
kecil responden belum pernah mendapat melawan mikroba yang masuk.
informasi sejumlah 20 orang (36,4%). Sedangkan menurut peneliti responden
yang pola konsumsi jajannya cukup
Peneliti berpendapat bahwa belum sebagian besar 24 responden (88,9%)
mendapat informasi mengakibatkan terjadi diare hal ini dikarenakan pola
wawasannya kurang, akibat wawasan konsumsi jajan yang sembarangan pada
yang kurang maka juga akan anak dapat memicu terjadinya suatu
mempengaruhi status kehidupan penyakit pencernaan seperti penyakit
seseorang, misal dalam hal kesehatan dan diare karena mikroba yang masuk dalam
lain-lain. tubuh responden cukup banyak dan
menyebabkan diare. Pada pola konsumsi
Menurut Romney dan Steinbart (2015), jajan yang baik hanya sedikit yaitu 2
Informasi (information) sangat penting responden yang terjadi diare hal ini di
untuk memberikan informasi dan untuk sebabkan responden menjaga kebersihan
proses pengambilan keputusan yang lebih jajan yang di konsumsinya dan hanya
baik. Pengguna keputusan yang lebih sedikit mengkonsumsi jajanan yang
baik sebagai kuantitas dan kualitas dari mengandung bahan pengawet.
kebersihan tempat jajanan yang dijual
Salah satu faktor resiko terjadinya diare disekitar atau luar sekolah maupun
pada anak adalah keracunan makanan, kebersihan alat-alat yang digunakan
keracunan makanan tersebut disebabkan untuk mengolah jajan yang dijual di
karena anak mengkonsumsi makanan luar sekolah.
yang tidak terjamin kebersihanya (Wong,
2009). Makanan atau jajanan biasanya 2. Bagi peneliti selanjutnya
disenangi oleh banyak anak sekolah. Sebagai bahan acuan bagi peneliti
Kebiasaan jajan ini dapat membentuk selanjutnya untuk mengkaji tentang
keadaan gizi anak karena anak yang suka hubungan pola konsumsi jajan dengan
salah dalam memilih jajanan, seperti kejadian diare di sekolah dasar yang
makann yang instan yang banyak lebih menekankan pada kebersihan
mengandung pewarna serta bahan tempat dan alat-alat yang digunakan
pengawet yang kebanyakan mengandung untuk mengolah jajan tersebut.
kalori, sehingga membut cepat kenyang,
selain itu kebersihan dari jajanan itu 3. Bagi Orang tua
sangat diragukan (Moehyi, 2017). Orang tua di harapkan lebih
Menurut Li Patric & Indscript Creative, menasehati anak dalam
2014 dimana diare dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan tempat
cara jangan jajan sembarangan terlebih jajan dan alat-alat yang digunakan
lagi yang dijajankan dipinggir jalan untuk mengolah jajan yang
secara terbuka, cuci tangan sebelum merupakan salah satu penyebab diare.
makan dan menjaga kebersihan alat
makan minum.
KEPUSTAKAAN

SIMPULAN DAN SARAN Almatsier,S, 2014,Prinsip Dasar Ilmu


Gizi.Jakarta:PT.Gramedia
Simpulan Pustaka Umum.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Cahyadi dan Wisnu, 2009, Analisis dan
bahwa: Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan. PT. Bumi
1. Pola konsumsi jajan pada siswa kelas Aksara.Jakarta.
III dan IV di SDN Mangunharjo 6
Kota Probolinggo adalah sebagian Departemen Kesehatan RI, 2015, Buku
besar cukup. Saku Diare Edisi 2011.Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
2. Kejadian diare pada siswa kelas III
dan IV di SDN Mangunharjo 6 Kota Dinkes Kota Probolinggo, 2014, Profit
Probolinggo sebagian besar terjadi kesehatan kota Probolinggo.
diare.
Ghozali, Imam, 2011, Desain Penelitian
3. Ada hubungan antara Pola Konsumsi Eksperimental, Teori, Konsep
Jajan dengan kejadian diare pada Dan Analisis Data Dengan
siswa kelas III dan IV di SDN SPPS 16.0. Badan Penerbit
Mangunharjo 6 Kota Probolinggo. Undip. Semarang.

Saran Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia, 2011, Panduan
1. Bagi Guru sosialisasi tatalaksana diare.
Dari hasil penelitian ini diharapkan Direktorat Jendral Pengendalian
para guru lebih memperhatikan
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.

Khomsan Ali, 2014, Pangan Dan Gizi


Untuk Kesehatan, Raja
Grafindo, Jakarta.

Lestari, 2013, Hubungan Pola Konsumsi


Makanan Jajanan Dengan
Morbiditas dan Status Gizi
Anak Sekolah Dasar Di
Wilayah
Surakarta.Skripsi.Surakarta.

Notoatmodjo, 2013, Pendidikan dan


Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Nursalam, 2013, Konsep Dan Penerapan


Metoologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai