100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
988 tayangan1 halaman
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang disebabkan oleh faktor janin, plasenta, dan ibu. BBLR mengalami komplikasi seperti sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neomatum, penyakit membrane hialin, dan hipoglikemia. Pemberian asuhan keperawatan pada BBLR diharapkan dapat menurunkan tingkat infeksi, meningkatkan status nutrisi, dan memperbaiki pol
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang disebabkan oleh faktor janin, plasenta, dan ibu. BBLR mengalami komplikasi seperti sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neomatum, penyakit membrane hialin, dan hipoglikemia. Pemberian asuhan keperawatan pada BBLR diharapkan dapat menurunkan tingkat infeksi, meningkatkan status nutrisi, dan memperbaiki pol
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang disebabkan oleh faktor janin, plasenta, dan ibu. BBLR mengalami komplikasi seperti sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neomatum, penyakit membrane hialin, dan hipoglikemia. Pemberian asuhan keperawatan pada BBLR diharapkan dapat menurunkan tingkat infeksi, meningkatkan status nutrisi, dan memperbaiki pol
WOC BBLR 1. Hidramnion 1. Penyakit, usia ibu Rizky Fara Anisya 2. Infeksi janin kronik 2. Solutio palsenta 2. Keadaan gizi ibu G3A020175 3. Gawat janin 3. kehamilan kembar 3. Kondisi ibu saat hamil 4. Keadaan social ekonomi Patofisiologi Definisi :Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari BBLR Pemeriksaan Penunjang : 2.500 gram pada saat lahir (Mitayani, 1. Pemeriksaan glucose darah terhadap 2009). Bayi berat lahir rendah (BBLR) hipoglikemia adalah bayi dengan berat lahir kurang Organ Pertumbuhan Sedikitnya Sistem imun 2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan dari 2500 gram tanpa memandang masa pencernaan dinding dada lemak dibawah yang belum 3. Titer Torch sesuai indikasi Kekurangan gestasi. Berat lahir adalah berat bayi imatur belum jaringan lemak matang 4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi cadangan yang ditimbang dalam satu jam setelah sempurna 5. Pemantauan elektrolit energi lahir (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( 2004). Peristaltik Kehilangan panas Penurunan daya misal : foto therapy pada bayi ) belum Vaskuler paru melalui kulit tahan tubuh 7. USG Malnutris sempurna imatur i Klasifikasi : Resiko infeksi 1. BBLR (Bayi berat lahir rendah < 2500 Peningkatan Kurangnya Peningkatan Hipoglikemi gr) kebutuhan kalori kemampua kerja napas 2. BBLSR (Bayi berat lahir sangat rendah n untuk Tingkat infeksi (l.14137) : 1000-1500 gr) mencerna Sistem termoregulasi Setelah diberikan asuhan keperawatan, 3. BBLASR (Bayi berat lahir amat sangat makanan Hyaline yang imatur diharapkan tingkat infeksi menurun rendah <1000 gr) membrane dengan kriteria hasil disease Reflek 1. Demam menurun menghisap dan Termoregulasi tubuh tidak 2. Kemerahan menurun menelan belum efektif 3. Bengkak menurun Komplikasi : berkembang Pola napas Intervensi (Pencegahan infeksi) 1. Sindrom aspirasi mekonium dengan baik tidak efektif Observasi 2. Asfiksia neomatum 1. Monitor tanda dan gejala 3. Penyait membrane hialin infeksi 4. Hiperbiliruninemia Defisit nutrisi Terapeutik 5. Hipoglikemia 1. Batasi jumlah pengunjung 6. Sepsis Setelah diberikan asuhan keperawatan, Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pola napas membaik dengan 2. Cuci tangan sebelum kontak diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil dengan pasien kriteria hasil 1. Dispnea menurun 1. Berat badan membaik 2. Penggunaan otot bantu napas Manifestasi klinik : 2. Indeks masa tubuh membaik menurun Berat kurang dari 2500 gram. Daftar pustaka: Intervensi (Manajemen nutrisi) 3. Frekuensi napas membaik Panjang kurang dari 45 cm. Observasi 4. Kedalaman napas membaik 1. Identifikasi sattsu nutrisi Intervensi (Manajemen jalan napas) Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA Lingkar dada kurang dari 30 cm. 2. Identifikasi alergi dan Observasi Ikatan Dokter Anak Lingkar kepala kurang dari 33 cm. intoleransi makanan 1. Monitor pola napas Indonesia 3. Monitor berat badan 2. Monitor bunyi napas (IDAI). 2004. Bayi Berat Lahir Umur kehamilan kurang dari 37 minggu. 4. Monitor hasil pemeriksaan 3. Monitor sputum Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis Kepala lebih besar. laboratorium Terapeutik Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta. Mitayani. 2009. Asuhan Terapeutik 1. Berikan minum hangat Keperawatan Kulit tipis, transparan, rambut lanugo 1. Berikan makanan tinggi protein 2. Lakukan fisioterapi dada, jika Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Tim Pokja banyak, lemak kurang. 2. Hentikan pemberian makan perlu SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Otot hipotonik lemah. melalui selang nasogastrik jika 3. Lakukan penghisapan lendir Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP asupan oral dapat dilakukan 4. Berikan oksigen, jika perlu PPNI Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea. Edukasi : - Edukasi : Kolaborasi Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2016), Standar Luaran Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki 1. Anjurkan asupan cairan 2000 fleksi-lurus. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi ml Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI untuk menentukan jumlah kalori Kolaborasi : Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2016), Standar Intervensi Kepala tidak mampu tegak. dan jenis nutrient yang 1. Pemberian bronkodilator, Keperawatan Indonesia. Pernapasan 40 – 50 kali / menit. dibutuhkan jika perlu ekspektoran, jika perlu Nadi 100 – 140 kali / menit