Anda di halaman 1dari 1

Faktor janin Faktor plasenta Faktor ibu

Etiologi 1. Kelainan kromosom


WOC BBLR 1. Hidramnion 1. Penyakit, usia ibu Rizky Fara Anisya
2. Infeksi janin kronik 2. Solutio palsenta 2. Keadaan gizi ibu G3A020175
3. Gawat janin 3. kehamilan kembar 3. Kondisi ibu saat hamil
4. Keadaan social ekonomi
Patofisiologi
Definisi :Bayi berat lahir rendah adalah
bayi dengan berat badan kurang dari BBLR
Pemeriksaan Penunjang :
2.500 gram pada saat lahir (Mitayani,
1. Pemeriksaan glucose darah terhadap
2009). Bayi berat lahir rendah (BBLR) hipoglikemia
adalah bayi dengan berat lahir kurang Organ Pertumbuhan Sedikitnya Sistem imun 2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
dari 2500 gram tanpa memandang masa pencernaan dinding dada lemak dibawah yang belum 3. Titer Torch sesuai indikasi
Kekurangan
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi imatur belum jaringan lemak matang 4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
cadangan
yang ditimbang dalam satu jam setelah sempurna 5. Pemantauan elektrolit
energi
lahir (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (
2004). Peristaltik Kehilangan panas Penurunan daya misal : foto therapy pada bayi )
belum Vaskuler paru melalui kulit tahan tubuh 7. USG
Malnutris
sempurna imatur
i
Klasifikasi : Resiko infeksi
1. BBLR (Bayi berat lahir rendah < 2500 Peningkatan
Kurangnya Peningkatan Hipoglikemi
gr) kebutuhan kalori
kemampua kerja napas
2. BBLSR (Bayi berat lahir sangat rendah n untuk Tingkat infeksi (l.14137)
: 1000-1500 gr) mencerna
Sistem termoregulasi Setelah diberikan asuhan keperawatan,
3. BBLASR (Bayi berat lahir amat sangat makanan Hyaline
yang imatur diharapkan tingkat infeksi menurun
rendah <1000 gr) membrane
dengan kriteria hasil
disease
Reflek 1. Demam menurun
menghisap dan Termoregulasi tubuh tidak 2. Kemerahan menurun
menelan belum efektif 3. Bengkak menurun
Komplikasi : berkembang Pola napas Intervensi (Pencegahan infeksi)
1. Sindrom aspirasi mekonium dengan baik tidak efektif Observasi
2. Asfiksia neomatum 1. Monitor tanda dan gejala
3. Penyait membrane hialin infeksi
4. Hiperbiliruninemia Defisit nutrisi Terapeutik
5. Hipoglikemia 1. Batasi jumlah pengunjung
6. Sepsis Setelah diberikan asuhan keperawatan,
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pola napas membaik dengan 2. Cuci tangan sebelum kontak
diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil dengan pasien
kriteria hasil 1. Dispnea menurun
1. Berat badan membaik 2. Penggunaan otot bantu napas
Manifestasi klinik : 2. Indeks masa tubuh membaik menurun
 Berat kurang dari 2500 gram. Daftar pustaka:
Intervensi (Manajemen nutrisi) 3. Frekuensi napas membaik
 Panjang kurang dari 45 cm. Observasi 4. Kedalaman napas membaik
1. Identifikasi sattsu nutrisi Intervensi (Manajemen jalan napas) Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA
 Lingkar dada kurang dari 30 cm. 2. Identifikasi alergi dan Observasi Ikatan Dokter Anak
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm. intoleransi makanan 1. Monitor pola napas Indonesia
3. Monitor berat badan 2. Monitor bunyi napas (IDAI). 2004. Bayi Berat Lahir
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu. 4. Monitor hasil pemeriksaan 3. Monitor sputum Rendah. Dalam : Standar Pelayanan Medis
 Kepala lebih besar. laboratorium Terapeutik Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta. Mitayani. 2009. Asuhan
Terapeutik 1. Berikan minum hangat Keperawatan
 Kulit tipis, transparan, rambut lanugo 1. Berikan makanan tinggi protein 2. Lakukan fisioterapi dada, jika Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Tim Pokja
banyak, lemak kurang. 2. Hentikan pemberian makan perlu SDKI DPP PPNI, (2016), Standar
 Otot hipotonik lemah. melalui selang nasogastrik jika 3. Lakukan penghisapan lendir Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
asupan oral dapat dilakukan 4. Berikan oksigen, jika perlu PPNI
 Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea. Edukasi : - Edukasi :
Kolaborasi Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2016), Standar Luaran
 Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki 1. Anjurkan asupan cairan 2000
fleksi-lurus. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi ml Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
untuk menentukan jumlah kalori Kolaborasi : Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2016), Standar Intervensi
 Kepala tidak mampu tegak. dan jenis nutrient yang 1. Pemberian bronkodilator, Keperawatan Indonesia.
 Pernapasan 40 – 50 kali / menit. dibutuhkan jika perlu ekspektoran, jika perlu
Nadi 100 – 140 kali / menit

Anda mungkin juga menyukai