Anda di halaman 1dari 103

TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP KADAR

KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA


HIPERKOLESTEROLEMIA: LITERATUR REVIEW

SKRIPSI

Oleh :

MITRA MARIYANTO

NIM. A21612053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2020
TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA
HIPERKOLESTEROLEMIA: LITERATUR REVIEW

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

MITRA MARIYANTO

NIM. A21612053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2020
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SKRIPSI, SEPTEMBER 2020

MITRA MARIYANTO
Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Penderita
Hiperkolesterolemia

(x + 82 halaman + 4 tabel +6 gambar + 4 lampiran)

ABSTRAK
Hiperkolesterolmia ialah keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi
keadaan normal. Hiperkolesterolmia merupakan salah satu faktor resiko penyakit
stroke, penyakit jantung coroner, dan merupakan faktor resiko kematian di usia muda.
Banyak masyarakat yang menderita hiperkolesterolmia menggunakan terapi bekam.
Teknik pengobatan terapi bekam basah (Wet Cupping Therapy) adalah suatu proses
membuang darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh terapi bekam basah terhadap
kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolmia. Desain yang digunakan adalah
literature review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan Google scholar dengan
kata kunci : pengaruh terapi bekam basah terhadap kadar kolesterol pada penderita
hiperkolesterolmia, Sciencedirect,dan Proquest. Kriteria artikel yang digunakan
adalah yang diterbitkan 5 tahun terakhir yaitu tahun 2015-2020. Berdasarkan artikel
yang dikumpulkan didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh terapi bekam basah
terhadap kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolmia. Dari hasil penelitian ini
diharapkan akan menjadi salah satu referensi terapi yang dapat digunakan untuk
mengontrol kadar kolesterol dan diharapkan bagi peneliti lain agar dapat melakukan
penelitian mendalam tentang terapi bekam.

Kata Kunci : Terapi Bekam, Kolesterol, Hiperkolesterolmia.


Referensi : 26 (2010-2020)

iii
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE SITI KHADIJAH PALEMBANG
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
THESIS, SEPTEMBER 2020

MITRA MARIYANTO
Wet Cupping Therapy For Total Cholesrterol Level In Hypercholesterolmic
Patients

(x + 82 pages + 4 table +6 picture + 4 attachments)

ABSTRACT

Hypercholesterolemia is a condition in which cholesterol levels in the body exceed


normal conditions. Hypercholesterolemia is a risk factor for stroke, coronary heart
disease, and a risk factor for death at a young age. Many people who suffer from
hypercholesterolemia use cupping therapy. Wet Cupping Therapy is a process of
removing dirty blood from the body through the surface of the skin. The purpose of
this study was to determine the effect of wet cupping therapy on cholesterol levels in
hypercholesterolemic patients. The design used is a literature review, articles were
collected using Google scholar with the key words: the effect of wet cupping therapy
on cholesterol levels in hypercholesterolemic patients, Sciencedirect, and Proquest.
The criteria for the articles used are those published in the last 5 years, namely 2015-
2020. Based on the articles collected, it was found that there was an effect of wet
cupping therapy on cholesterol levels in hypercholesterolemic patients. From the
results of this study, it is hoped that it will become a therapeutic reference that can be
used to control cholesterol levels and it is hoped that other researchers can conduct
in-depth research on cupping therapy.

Key words: Cupping Therapy, Cholesterol, Hypercholesterolmia.


Referensi : 26 (2010-2020)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP KADAR KOLESTEROL


TOTAL PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA:
LITERATUR REVIEW

Telah disetujui pada tanggal :


24 September 2020

Oleh :

MITRA MARIYANTO
NIM. A21612053

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Ns. Dedi Pahrul, S.Kep., M.Bmd Sigit Cahyo H, S.Farm., Apt.,M.Kes

NIDN. 0226128603 NIDN. 0202069001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIK Siti Khadijah Palembang

Ns. Asih Fatriansari, S.Kep., M.Kep

NIDN. 0213018501

v
LEMBAR PENGESAHAN

TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP KADAR KOLESTEROL


TOTAL PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA:
LITERATUR REVIEW

Telah disetujui pada tanggal :


24 September 2020

Oleh :

MITRA MARIYANTO
NIM. A21612053

Penguji I : Ns. Dedi Pahrul, S.Kep.,M.Bmd ( )

Penguji II : Sigit Cahyo H, S.Farm.,Apt.,M.Kes ( )

Penguji III : Ns. Lela Aini, S.Kep.,M.Bmd ( )

Penguji IV : Ns. M. Ramadhani, S.Kep.,M.Kep ( )

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIK Siti Khadijah Palembang

Ns. Asih Fatriansari, S.Kep., M.Kep

NIDN.0213018501

vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mitra Mariyanto

NIM : A21612053

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul :Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada


Penderita Hiperkolesterolemia

1. Memberikan kewenangan pada Perpustakaan STIK Siti Khadijah untuk


mempublikasikan Skripsi saya secara digital melalui media resmi STIK Siti
Khadijah Palembang
2. Tidak akan menuntut konvensasi apapun atas publikasi karya tulis saya
3. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang
pernah diujikan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulisan juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacuh dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila
ternyata kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,
maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Palembang, September 2020


Yang Membuat Pernyataan

Mitra Mariyanto

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mitra Mariyanto


Tempat/Tanggal Lahir : Mangun jaya/20 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kelurahan Mangun Jaya, Kec.Babat Toman, Kab.
Musi Banyuasin
No. HP : 082282872292
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : SD Negeri 1 Mangun Jaya (2010)
SMP Negeri 3 Babat Toman (2013)
SMA Negeri 2 Babat Toman (2016)

Data Orang Tua


Nama Ayah : Suharto
Tempat/Tanggal Lahir : Sialingan /05 Agustus 1972
Alamat : Sekayu Babat Toman

Nama Ibu : Marfuah


Tempat/Tanggal Lahir : Prabumulih /19 Juli 1970
Alamat : Sekayu Babat Toman

viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra’d: 11)

“Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada kemudahan. Karena itu bila kau telah

selesai ( mengerjakan yang lain ) dan kepada Tuhan. Berharaplah.

(QS Al Insyirah : 6-8)

“ Kesuksesan tidak lahir dari apa yang diberikan. Melainkan lahir dan berkembang

dari keyakinan dan kerja keras kita sendiri”

(Mitra Mariyanto)

ix
PERSEMBAHAN

Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul ” Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Penderita

Hiperkolesterolia”, dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar

Sarjana pada Jurusan Ilmu Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang.

Literatur review ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya yang saya cintai Bapak Suharto dan Ibu Marpuah terima

kasih atas doa, semangat, dan pengorbanan yang tiada hentinya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Untuk ketiga adikku, Alfin ifti alyafi, Agustria dan Sudrajat, terima kasih atas

dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Terima kasih untuk seluruh keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu-

persatu atas doanya, nasehat dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Semua teman-teman prodi ilmu keperawatan angkatan 2016 terkhusus untuk

kelas B terima kasih sudah selalu kompak dan saling memotivasi satu sama

lainnya, sehingga kita bisa sampai ketitik sekarang ini dan menyelesaikan

skripsi ini dan lulus bersama.

5. Teman Seperjuangan FND (Alhafista Bella, Siswanto, Iqrom, Tri Arif

Wahyudi, Firda Sari Mustika, Rizky Fara Anisya) teman susah senang

x
bersama dari awal kuliah sampai akhir yang selalu menghibur disaat lelah dan

yang selalu mendukung saya.

6. Desi Ratnasari, S.Kom, teman dekat yang selalu membantu di dalam proses

pembuatan skripsi ini dan selalu mendukung saya.

7. Organisasi tempat saya berproses :HMIK, BEM, ILMIKI, GME, PPI, FMKS,

Perawat Berbagi SUMSEL, IMMUBA dan Karang Taruna.

8. Semua dosen STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG saya ucapkan terima

kasih atas dukungannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Dan tak lupa saya persembahkan untuk ALMAMATER Tercinta STIK SITI

KHADIJAH PALEMBANG.

xi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skipsi dengan Judul “Terapi Bekam Basah

Terhadap Kadar Kolesterol Total pada Penderita Hiperkolesterolmia di RSI Siti

Khadijah Palembang”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti

Khadijah Palembang.

Bersamaan ini perkenalkanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada :

2. Dr.dr.Ibrahim Edy Sapada, M.Kes selaku Ketua STIK Siti Khadijah

Palembang.

3. Ns. Asih Fatriansari, S.Kep,. M.Kep selaku Kaprodi Ilmu Keperawatan

STIK Siti Khadijah Palembang. Terima kasih atas masukan dan semua

ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu keperawatan.

4. Ns. Dedi Pahrul, S.Kep, M.Bmd selaku Pembimbing 1 Skripsi dan Sigit

Cahyo H, S.Farm, Apt, M.Kes selaku pembimbing 2 skripsi terima kasih

atas bantuan dalam membimbing skripsi ini hingga selesai.

5. Ns. Lela Aini, S.Kep.,M.Bmd selaku Penguji 1 Skripsi dan Ns. M.

Ramadhani, S.Kep.,M.Kep selaku penguji 2 terima kasih atas masukan dan

bantuan selama proses pembuatan skripsi ini.

xii
6. Lenny Astuti, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing Akademik. Terima kasih

telah membimbing dan mementoring selama 4 tahun proses perkuliahan.

7. Seluruh Dosen dan Karyawan STIK Siti Khadijah Palembang.

Terima kasih atas saran, masukan dan ilmu yang telah yang telah diberikan

serta bimbingannya dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian proposal

skripsi ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin

telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-

langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk

kita semua. Aminn

Palembang, September 2020

Mitra Mariyanto

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
JUDUL
ABTRAK
ABSTRACK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT BEBAS PLAGIATRISME
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................10
2.1 Konsep Dasar Kolesterol...................................................................................10
2.1.1 Definisi Kolesterol......................................................................................10
2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kolesterol............................................................11
2.1.3 Klasifikasi Kolesterol.................................................................................12
2.1.4 Pembentukan Kolesterol.............................................................................14
2.1.5 Metabolisme Kolesterol..............................................................................16
2.1.6 Alat-Alat Ukur Kolesterol..........................................................................17

xiv
2.2 Konsep Dasar Hiperkolesterolemia...................................................................19
2.2.1 Definisi Hiperkolesterolemia......................................................................19
2.2.2 Penyabab Hiperkolesterolemia...................................................................19
2.2.3 Klasifikasi Kadar Kolesterol Total.............................................................21
2.2.4 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia........................................................21
2.3 KONSEP DASAR BEKAM.............................................................................25
2.3.1 Definisi Bekam...........................................................................................25
2.3.2 Bekam Dalam Agama Islam.......................................................................25
2.3.3 Manfaat Bekam...........................................................................................27
2.3.4 Jenis-Jenis Bekam.......................................................................................28
2.3.5 Prosedur Tindakan Bekam..........................................................................29
2.3.6 SOP BEKAM.............................................................................................34
2.3.7 Kontraindikasi Bekam..............................................................................377
2.3.8 Menentukan Titik Bekam...........................................................................39
2.3.9 Larangan Dalam Bekam.............................................................................48
2.3.10 Waktu Bekam...........................................................................................49
2.3.11 Fisiologi Bekam........................................................................................50
2.3.12 Bekam Dengan Kolesterol........................................................................51
2.4 PENELITIAN TERKAIT..............................................................................53
2.5 KERANGKA TEORI....................................................................................53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................55
3.1 Desain Penelitian...............................................................................................55
3.2 Etika Penelitian.................................................................................................56
3.3 Sumber Data......................................................................................................59
3.4 Metode Pengumpulan Data...............................................................................61
3.5 Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data..................................................61
3.6 Alur Penelitian ..................................................................................................62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................65

xv
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................65
4.2 Pembahasan.......................................................................................................69
4.2.1 Kadar Kolesterol Sebelum Dilakukan Terapi Bekam................................69
4.2.2 Kadar Kolesterol Sesudah Dilakukan Terapi Bekam.................................71
4.2.3 Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol...............74
4.3 Keterbatasan Penelitian......................................................................................74
BAB V PENUTUP.....................................................................................................75
5.1 Simpulan............................................................................................................75
5.2 Saran..................................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................77

DAFTAR TABEL

xvi
DAFTAR GAMBAR

54
57
63

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Judul Skripsi

Lampiran 2 Bukti Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 Jurnal Penelitian

xviii
xix

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kadar kolesterol yang tinggi sudah menjadi masalah kesehatan yang

terjadi di masyarakat Indonesia maupun di Negara lain. Kadar kolesterol yang

tinggi dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan, semakin tinggi kadar

kolesterol dalam darah maka semakin tinggi juga resiko terjadinya penyakit

jantung (Grifin, 2017). Masalah yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-

hari seperti hipertensi dan jantung coroner. Hiperkolesterol adalah faktor

penyebab resiko kematian di usia muda. Banyak orang yang mengkonsumsi

makanan tanpa mempertimbangkan senyawa apa yang terkandung di dalam

makanan tersebut, salah satunya kadar kolesterol (Kemenkes, 2017).

Persentase pengunjung posbindu dan puskesmas dengan kolesterol tinggi

di Indonesia menurut jenis kelamin, 48% (laki-laki) 54.3% (perempuan) dengan

total 52.3%. Persentase pengunjung posbindu dan puskesmas dengan kolesterol

tinggi di Indonesia menurut umur, 39.4% (15-34 tahun) 52% (35-59 tahun)

58.7% (>60 tahun). ( Kemenkes,RI,2016).

Menurut data dari Kemenkes RI (2016). Persentase pengunjung posbindu

dan puskesmas yang memiliki kolesterol tinggi di Provinsi Sumatera Selatan,

1
2

jumlah yang diperiksa 367 pasien, jumlah kolesterol tinggi 90 pasien. Riskesdes

(2018) menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di

Indonesia sebesar 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi. Provinsi

Kalimantan Utara 2,2%, Yogyakarta 2%, Gorontalo. Hingga pada tahun 2030

diperkirakan angka kematian akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) mencapai

23,3 juta secara global (Afifatun Mukaaromah, 2017). Terjadinya penyakit

jantung dan pembuluh darah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

satunya adalah hiperkolesterolemia, yaitu kondisi dimana kadar kolesterol dalam

darah meningkat di atas batas normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di Semarang pada tahun 2007-2008, kadar kolesterol dalam darah

>200 mg/dl meningkatkan risiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah

sebesar 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan kolesterol darah <200 mg/dl

(Yani, 2015).

Kolestrol adalah bagian dari lemak darah. Tubuh kita sangat membutuhkan

kolesterol untuk membuat berbagai macam komponen penting seperti hormone,

membrane sel, dan lain-lain. Namun, kadar kolesterol yang tinggi membuatnya

lebih mudah tertimbun (melekat) pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi

plak dengan segala konsekuensinya (Surianti, Wida Kusnida Bhakti & Surtikanti

2016).

Hiperkolesterolemia atau dislipidemia berperan penting dalam terjadinya

aterosklerosis yang merupakan suatu proses degenerative dan factor resiko

penyakit kardiovaskuler. Namun nilai total kolesterol tidak menjelaskan secara


3

lengkap keadaan kolesterol seseorang. Ada dua tipe kolesterol, yaitu Hight-

Density Lippoprotein (LDL). Jumlah relative HDL terhadap LDL merupakan

suatu pertimbangan penting indikator resiko penyakit jantung. Ada jenis ketiga

dari loemak di dalam darah yaitu trigliserida yang juga memegang perana. Bila

nilai trigliserida naik, maka nilai HDL turun. Ketika sesorang mengalami

hiperkolesterol biasanya nilai LDL tinggi, DHL normal atau rendah dan

trigliserida normal atau tinggi (Kgs. M. Faizal, Rezka Nurvinada, & Zupera,

2020).

Pada penderita hiperkolesterolemia tidak menunjukkan gejala yang khusus

maupun yang khas, Gejala yang ditemui ialah sering pusing di kepala bagian

belakang, kesemutan di tangan dan kaki, tengkuk dan pundak terasa pegal,

bahkan ada yang mengeluhkan dada sebelah kiri terasa nyeri seperti tertusuk. Ini

biasanya baru diketahui terkena hiperkolesterolemia saat melakukan pemeriksaan

kesehatan atau karena ada keluhan lain. (Setiati, 2015). Hiperkolesterolemia

harus diwaspadai karena hiperkolesterolemia memberikan dampak atau pun

penyakit lain masuk ke dalam tubuh, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,

gangguan fungsi hati, dan diabetes. (Rusilanti,2014).

Menurut Riskesdas tahun 2013, pada penduduk >15 tahun didapatkan

kolesterol total abnormal dengan kategori borderline 200–239 mg/dl dan tinggi

>240 mg/dl sebesar 35,9%, HDL rendah 22,9%, LDL tidak optimal dengan

kategori gabungan nearoptimal-borderline tinggi 60,3% dan kategori tinggi-

sangat tinggi 15,9%, trigliserida abnormal dengan kategori borderline tinggi


4

13,0% dan kategori tinggi-sangat tinggi 11,9%. Pengobatan hiperkolesterolemia

secara farmakologis dengan pemberian berbagai obat normolipidemia

diantaranya golongan obat statin, fibrat, resin, inhibit atau absorpsi kolesterol

selektif dan asam nikotinat.

Dalam pengobatan farmakologis bergantung pada pertimbangan klien

diantaranya mengenai biaya, karakteristik demografi, penyakit penyerta, dan

kualitas hidup. Pengobatan hiperkolesterolemia saat ini belum efektif karena

hampir 70% pasien hiperkolesterolemia di Indonesia gagal mencapai sasaran

kadar kolesterol sesuai dengan panduan pengobatan, selain itu pula karena harga

obatnya relatif mahal, sering terjadi kekambuhan dan menimbulkan efek samping

yang lebih berbahaya (Price & Wilson, 2015).

Tingginya angka kejadian efek samping pada obat serta harga yang relatif

mahal, menjadikan masyarakat Indonesia yang beralih dari pengobatan

farmakologis ke non-farmakologis. Salah satu pengobatan non-farmakologis atau

terapi komplementer dan alternatif yang sedang banyak diminati oleh masyarakat

Indonesia yaitu Bekam/Al-Hijamah/Cupping Therapy. Nabi Muhammad SAW

pernah bersabda “Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu minum

madu, hijamaah (bekam), dan besi panas. Aku tidak menganjurkan umat-Ku

dengan besi panas.” (H.R. Bukhar-Muslim).

Terapi bekam atau cupping trerapy adalah suatu prosedur terapi dengan cara

vakumisasi (melakukan penyedotan dengan tekanan negatif) pada kulit dengan

memakai alat penyedot ( Wadda A. Umar, 2019 )


5

Bekam juga digunakan dalam pengobatan yunani kuno. Pada 400 SM,

Herodotus (sejarawan yunani) mencatat bahwa dokter mesir kuno sudah

menggunakan terapi bekam basah dan terapi bekam kering. Penyakit yang

diobati dengan terapi bekam termasuk sakit kepala, kurang nafsu makan,

gangguan pencernaan, pingsan, evakuasi abses, narkolepsi dan lain-lain ( Wadda

A. Umar, 2019 )

Hadits lain diriwayatkan Tarmidzi menyebutkan bahwa Rasulullah SAW

bersabda, “Tidaklah Aku berjalan melewati sekumpulan malaikat pada malam

Aku di Isra’kan, melainkan mereka semua mengatakan kepada-Ku, “Wahai

Muhammad, engkau harus berbekam.” (Fatahillah, 2007).

Pemberian terapi bekam dilakukan pada titik-titik meridian untuk

menurunkan hiperkolesterolemia. Pemberian terapi bekam pada titik-titik

meridian yang tepat maka akan meningkatan jumlah leukosit, limfosit dan sistem

retikulo-endothelial, pelepasan ACTH, kortisol, endorphin, enkefalin dan faktor

humoral lain yang juga menimbulkan efek anti peradangan, penurunan serum

lemak trigliserida, fosfolipida, kolesterol total khususnya kolesterol LDL,

merangsang lipolisis jaringan lemak dan menormalkan kadar glukosa dalam

darah (Yani, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zahid Fikri

(2017) tentang penurunan kadar kolesterol dengan terapi bekam di Puskesmas

Alun-Alun Gresik didapatkan hasil dengan menggunakan uji statistik

independent t-test menunjukkan p = 0,001 dan dengan paired t-test didapatkan


6

nilai p = 0,003. Hasil tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan terapi

bekam terhadap penurunan kadar kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterol

umur 45 tahun ke atas. Berdasarkan bukti terkait penelitian lainnya oleh Hendra

Budi Sungkawa (2019) hasil pemeriksaan menunjukkan kadar kolesterol total

dan tigliserida sesudah bekam menurun, rata-rata terjadi penurunan kadar

kolesterol total sebanyak 11 poin dan penurunan trigliserida sebanyak 25 poin.

Berdasarkan data yang diperoleh dari uraian diatas peneliti tertarik untuk

menelaah jurnal tentang Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Penurunan

Kolerterol Total pada Penderita Hiperkolesterolemia.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Adanya Pengaruh terapi bekam basah terhadap penurunan

kadar kolesterol totap pada penderita hiperkolesterolemia”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol

Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia berdasarkan pada sumber literature

jurnal penelitian ilmiah terkait.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui kadar kolesterol sebelum dilakukan terapi bekam

2. Diketahui kadar kolesterol sesudah dilakukan terapi bekam

3. Diketahui pengaruh terapi bekam basah terhadap kolesterol total pada

pasien hiperkolesterolemia

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

bahan masukan bagi:

1.4.1 Bagi Intansi Pelayanan Kesehatan


8

Pelayanan kesehatan terutama di Diharapkan dapat melakukan

kegiatan penyuluhan kesehatan dan pencegahan Kolesterol pada penderita

Hiperkolesterolemia.

1.4.2 Bagi instansi Pendidikan

Sebagai wacana ilmiah dan acuan untuk melaksanakan penelitian-

penelitian lebih lanjut, khususnya yang menyangkut tentang

Hiperkolesterolemia.

1.4.3 Bagi penderita Hiperkolesterol

Diharapkan pengetahuan klien dan keluarga meningkat sehinga

melakukan terapi bekam untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi atau

hiperkolesterolemia.

1.4.4 Bagi Keluarga Dan Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada keluarga dan

masyarakat sehingga diharapkan keluarga dan masyarakat berperan aktif

dalam membantu penderita Hiperkolesterol dengan menganjurkan

berbekam.

1.4.5 Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti sehingga peneliti dapat

mengetahui manfaat dari program bekam dan bisa mengaplikasikannya

pada klien.

1.4.6 Bagi Peneliti


9

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

meningkatkan ilmu pengetahuan penulis dan sebagai sarana dalam

menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah serta hasil

penelitian ini juga sebagai pengalaman peneliti


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kolesterol

2.1.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol merupakan suatu zat lilin berwarna putih yang dapat

ditemukan dalam makanan-makanan yang kita konsumsi, dan juga

diproduksi oleh semua sel tubuh kita,terutama pada sel hati. Kolesterol

tidak hanya penting dari dinding-dinding sel, tetapi amat penting juga

terhadap produksi hormon-hormon tertentu, untuk lebih banyak orang 70

sampai 75 persen kolesterol yang ada dalam darah diproduksi oleh hati

mereka 25 sampai 30 persen berasal dari makanan yang mereka makan

(Asiyah Nayla Sabriah,2014 ).

Kolesterol merupakan bahan utama pada membran sel (Fahmy and

Gugun, 2008). Sebagian besar kolesterol dihasilkan oleh tubuh bahkan

sebanyak 80% dibuat oleh tubuh dan hanya 20% masuk bersama bahan

makanan (Rini, Karim and Novayelinda, 2015).

Kadar kolesterol total yang dibutuhkan tubuh yaitu sebanyak 200

mg/dl. Apabila melebihi dari 200 mg/dL akan menyebabkan

hiperkolesterolemia, apabila dibiarkan secara perlahan akan mengeraskan

10
11

dinding pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah dan dapat

menyebabkan aterosklerosis (Rini, Karim and Novayelinda, 2015).

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kolesterol

Faktor dominan adalah pola konsumsi makanan yang mengandung

tinggi lemak diperut (abdominal obesity) mempunyai pengaruh pada

peningkatan kolesterol. Prevalensi kegemukan (IMT >25,0) sebesar 60.6%

mengalami peningkatan kolesterol ( Agus Hendra Al-Rahmad, Annaria, &

T.Khoirul Pajri, 2016). Banyak faktor yang dapat menyebabkan kolesterol

tinggi, salah satunya adalah gaya hidup. Berikut ini adalah hal-hal yang

dikategorikan sebagai gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu

peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah:

1. Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, yang memiliki

kadar

lemak jenuh yang tinggi. Contohnya kuning telur, mentega, biskuit,

keju, krim, atau santan.Kurang berolahraga atau beraktivitas kondisi ini

juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

2. Kebiasaan merokok. Dalam rokok, ditemukan sebuah zat kimia yang

sebut akrolein. Zat ini dapat menghentikan aktivitas HDL atau

kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah.

3. Obesitas. Seseorang dinyatakan mengalami obesitas saat memiliki

indeks massa tubuh di atas 30 (kg/m2), sedangkan ukuran lingkar


12

pinggang dikatakan berlebih saat melewati 102 cm pada laki-laki atau

89 cm pada wanita. Kondisi ini cenderung meningkatka kadar

kolesterol IDL dan trigleserida, serta menurunkan kadar kolesterol

HDL.

4. Memiliki penyakit tertentu, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi,

diabetes, kelenjar tiroid yang kurang aktif.

5. Pertambahan usia. Saat usia tua, risiko kolesterol tinggi yang memicu

arterosklerosis juga semakin besar

2.1.3 Klasifikasi Kolesterol

Menurut (Rusilanti, 2014) dan Pada tahun 2001, National Cholesterol

education Program (NCEP) dalam Adult Treatment Panel III (ATP III) di

Amerika Serikat, telah mengeluarkan klasifikasi baru mengenai kadar

kolesterol darah. Klasifikasi ini selanjutnya menjadi dasar dalam

pengendalian kolesterol. Kadar kolesterol ideal disebut sebagai optimal

atau yang diharapkan.

Kolesterol Total
<200 Yang diharapkan
200-239 Batas Tinggi (borderline)
>240 Tinggi (Hiperkolesterolmia)
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Tinggi (borderline)
160-189 Tinggi
>190 Sangat Tinggi
13

Kolesterol HDL
<40 Rendah
>60 Tinggi
Kolesterol HDL
<150 Normal
150-199 Batas Tinggi
200-499 Tinggi
>500 Sangat Tinggi
Sumber : Rusilanti, 2014

Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar Lemak dalam Plasma Darah (mg/dl)

1. Bila total kolesterol normal dan tidak memiliki faktor risiko penyakit

jantung lain, bisa dikatankan aman dari risiko jantung koroner. Namun,

demikian harus menjaga diet dan berolahraga secara teratur agar kadar

tetap dapat dipertahankan. Bila kolesterol bekisar 200-239 mg/dl, maka

akan melihat kadar LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik) dan

trigliserida, dapat memiliki kadar kolesterol total relatif tinggi tetapi

kadar LDL nya normal dan diimbangi HDL yang tinggi. Jadi secara

keseluruhan terkena penyakit jantung tetap rendah. Memiliki kadar

kolesterol total 240 mg/dl atau lebih berisiko terkena penyakit jantung

koroner dua kali lipat bagi yang memiliki kadar kolesterol normal, Bila

kolesterol tinggi harus segera mengubah gaya hidup dan pemberian obat

untuk mengelolah agar tidak membayakan.

2. LDL adalah pengakut kolesterol dari liver ke sel–sel. Bila terlalu banyak

LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding – dinding arteri dan


14

menyebabkan sumbatan arteri (aterosklerosis). Semakin rendah kadar

LDL, semakin kecil risiko terkena serangan jantung dan stroke. Faktor

risiko penyakit jantung dan stroke lainnya menentukan seberapa tinggi

LDL dan penanganan yang tepat.

3. HDL mengangkut kolesterol dari sel–sel untuk kembali ke liver.

Semakin tinggi kadar HDL, semakin baik. Progesteron, anabolik steroid,

dan testosterone cenderung menurunkan HDL, sementara estrogen

menaikkan kadar HDL.

4. Trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah yang bermanfaat sebagai

sumber energi. Bila makan melebihi yang diperlukan tubuh, kelebihan

kalori akan disimpan sebagai trigliserida dalam sel–sel lemak untuk

penggunakan selanjutkan. Trigliserida dalam kadar normal sangat

diperlukan tubuh.

2.1.4 Pembentukan Kolesterol

Secara umum pembentukan kolesterol terdiri dari 5 tahapan. Tahap

pertama adalah sintesis mevalovat dari asetil-KoA. Kemudian tahap kedua,

adalah pembentukan unit isoperoid dari mevalovat melalui pengeluaran

CO2. Kemudian tahap ketiga, terjadi kondensasi enam unit untuk

membentuk skualen. Kemudian tahap keempat, terjadi skilisasi skualen

menghasilkan lanosterol. Tahap terakhir adalah pembentukan kolesterol

dari lanosterol. (Annisa Widyaningrum, 2015).


15

Jalur pembentukan kolesterol terdiri dari tiga fase. Fase pertama

yakni unit-unit asetil-KoA berkondensasi membentuk mevalovat. Pada

fase kedua, mevalovat diubah menjadi unit-unit isopren 5-karbon, yang

mengalami fosfrilasi dan berkondensasi membentuk senyawa 30-karbon,

yaitu skualen. Pada fase ketiga, skualen mengalami siklisasi membentuk

lanosterol, yang meiliki cincin-cincin inti steroid. Lanosterol mengalami

modifikasi melalui serangkaian reaksi membentuk kolesterol (Annisa

Widyaningrum, 2015). Pembentukan Kolesterol dapat dilihat pada gambar

2.1

Gambar 2.1 Proses Pembentukan Kolesterol (Vasudevan, et al., 2011)


16

2.1.5 Metabolisme Kolesterol

Kelebihan atau sisa kolesterol yang tidak bermanfaatkan akan

diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density

Lippoprotein) untuk dibawah kembali ke hati yang selanjutnya akan diurai

atau didetoksasi oleh hati dan dibuang ke dalam kantung empedu sebagai

asam (cairan) empedu. Kolesterol LDL sering disebut sebagai “Kolesterol

jahat”, karena kolesterol ini mengandung lebih banyak lemak dari pada

HDL, sehingga ia akan mengembang di dalam darah.

Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-

B). LDL dianggap lemak sebagai lemak jahat karena dapat menyebabkan

HDL disebut sebagai “lemak baik” karena berfungsi membersihkan

kembali kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengkutnya

kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A

(apolippoprotein-A). HDL ini mempunyai kandungan lemak yang lebih

sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat dibandingkan

LDL.

2.1.6 Alat-Alat Ukur Kolesterol

Alat ukur kolesterol antara lain:

1) 1 buah alat pengukur elektronik

2) 3 buah chip
17

3) 3 macam strip, masing-masing untuk mengukur gula darah, dan

kolesterol.

4) Jarum

5) Alat tembak (lancet)

6) Tisu alcohol

7) Buku petunjuk penggunaan

Cara menggunakan alat tersebut untuk mengukur kolesterol ialah :

1) Pasang chip untuk mengukur kolesterol di alat pengukur

2) Nyalakan alat pengukur

3) Pasang strip pengukur kolesterol di bagian atas alat pengukur

4) Pasang jarum di alat tembak

5) Bersihkan ujung jari dengan tisu alcohol

6) Tusukkan jarum ke ujung jari, lalu resapkan darah yang keluar ke

strip yang sudah terpasang

7) Tunggu sampai alat menunjukkan angka hasil pengukuran

8) Bersihkan ujung jari, lepas strip dari alat, lepas jarum dan lancet,

buang semuanya.
18

Gambar 2.2 Alat Ukur Kolesterol

2.2 Konsep Dasar Hiperkolesterolemia

2.2.1 Definisi Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu kelainan kadar lemak

dalam darah (dislipidemia) berupa peningkatan kadar kolesterol total puasa

di dalam darah. Kelainankadar lemak bukanlah suatu penyakit, tetapi

merupakan faktor risiko bagi penyakit lainnya, terutama penyakit jantung

dan pembulu darah. Selain itu, hiperkolesterolemia juga bertanggung jawab

langsung atas terjadinya aterosklerosis (Evania Zuzriyah Aulfah, 2018).

Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar LDL puasa tanpa

disertai peningkatan kadar trigliserida. Klasifikasi hiperkolesterolemia

yaitu: (1) hiperkolesterolemia ringan, ditandai dengan nilai kolesterol LDL

antara 140-159 mg/dl; (2) hiperkolesterolemia sedang, bila kadar kolesterol


19

total antara 240-300 mg/dL dan lebih spesifik bila kadar kolesterol LDL

berkisar antara 160-189 mg/dl; (3) hiperkolesterolemia berat, dengan

kolesterol LDL >190 mg/dl (Afifatun Mukaromah,2017).

2.2.2 Penyabab Hiperkolesterolemia

Penyebab Hiperkolesterolmia adalah asupan makanan tidak sehat,

seperti mengkomsumsi tinggi lemak, konsumsi buah dan sayur rendah,

obesitas, aktivitas fisik rendah, hipertensi, stres, merokok, dan penggunaan

alkohol. Konsumsi buah dan sayur setiap hari berhubungan dengan kadar

kolesterol darah, karena buah dan sayur mengandung serat yang dapat

menurunkan kadar kolesterol (Widya Asih Lestari, & Diah Mulyawati

Utari, 2017).

Faktor yang mempengaruhi hiperkolesterolmia menurut American

Heart Association (2016), adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang menjadi resiko utama atau langsung (major risk facor)

Faktor yang menjadi resiko utama atau langsung yaitu seperti

faktor generik, radikal bebas, dan asupan makanan tinggi lemak jenuh.

Didapatkan hubungan antara kadar kolesterol darah dengan jumlah

lemak didalam susuna makanan sehari-hari. Makanan orang amerika

rata-rata mengandung lemak jenuh dan koleterol yang tinggi

dibandingkan dengan makanan orang jepang umumnya berupa nasi,


20

sayur-sayuran, dan ikan. Asupan makan merupakan faktor penting

yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar kolesterol.

2. Faktor risiko yang tidak langsung (contributing risk factor)

Faktor risiko yang tidak langsung yaitu obesitas, kurang aktifitas

fisik fan stress. Penelitian yang dilakukan havard selama 10 tahun

(1962-1972) terhadap 16.936 alumni Universitas Havard di America

Serikat menyimpilkan bahwa orang dengan kebiasaan aktifitas fisik

yang menderita hiperkolesterolmia lebih kecil dibandingkan dengan

yang kurang melakukan aktifitas fisik.

2.2.3 Klasifikasi Kadar Kolesterol Total


Tabel 2.2 Klasifikasi Kadar Kolesterol Total (NCEP-ATP III, 2001)

Kolesterol Total LDL


Ideal ≤ 200 mg/dl < 200 mg/dl
Batas Tinggi 200-239 mg/dl 130-159 mg/dl
Tinggi ≥ 240 mg/dl ≥ 160 mg/dl

2.2.4 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia

Tatalaksana hiperkolesterolmia di indonesia menurut parkeni (2004)

sesuai dengan NCEP-ATP III terdiri dari terapi non farmakologi disebut

TLC dan terapi farmakologi.

1. Terapi non farmakologi

a. Mengurangi asupan lemak jenuh


21

Diet tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol

dan LDL dalam darah. Makanan tinggi dapat ditemukan pada

makanan yang berasal dari hewan, seperti daging dan produk susu,

sehingga makanan jenis ini sebaiknya dikurangi untuk menjaga

kadar kolesterol dalam darah tetap normal.

b. Memilih sumber makanan yang dapt menurunkan kolesterol

Merekomendasikan untuk memilih buah-buahan, sayur,

gandum terutama gandum utuh dan makanan yang rendah lemak

seperti susu rendah lemak dapat menurunkan kadar kolesterol total

dalam darah. Diet serat larut seperti oatmel, kacang-kacangan,

jeruk strawberry dan apel.

c. Penurunan berat badan

Obesitas berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya

hiperlipidemia, CHD, sindrom metabolik, stroke, diabetes melitus,

serta keganasan. Panduan dari ATP III menekankan penurunan

berat badan pada pasien obesitas sebagai bagian dari intervensi

penurunan berat badan.

d. Meningkatkan aktivitas fisik yang teratur

Aktivitas fisik diketahui dapat menurunkan faktor resiko

penyakit pembuluh perifer dan arteri koroner, termasuk obesitas,

stress fisiologis, kontrol glikemik yang lemah.

2. Terapi farmakologi
22

Terapi menggunakan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi

kadar kolesterol total, namun potensi dari masing-masing obat

bervariasi. Berikut adalah golongan obat yang biasa digunakan dalam

terapi untuk menurunkan kadar kolesterol LDL:

a. Bile acid sequestrant (Resin)

Obat ini menurunkan kadar kolesterol dengan mengikat asam

sempedu dalam saluran cerna yang dapat mengganggu sirkulasi

enterohepatik sehingga skresi steroid yang bersifat asam dalam

tinja meningkat.

b. Hydroxymethylglutaryl-Coenzime A Reductase (Statin)

Obat yang sangat efektif dalam menurunkan kolesterol total

dan LDL di dalam darah adalah statin dan telah terbukti

mengurangi kejadian jantung koroner bahkan juga mengurangi

kematian total akibat penyakut jantung koroner. Ketika digunakan

sebagai monoterapi, statin merupakan golongan obat anti

hiperlipidemia paling potensial menurunkan kadar kolesterol total

dan LDL dalam darah, dan umumnya dapat ditoleransi dengan

baik total kolesterol dan LDL dalam darah dapat berkurang hingga

30% bahkan lebih jika dikombinasikan dengan terapu diet.

c. Derivat Asam Fibrat

Terdapat empat jenis derivat asam fibrat yaitu gentifibrozil,

bezafibrat, siprofibrat, dan fenofibrat. Obat ini dapat menurunkan


23

trigliserida plasa, selain menurunkan sintesis trigliserida dihati,

obat ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Obat ini

dapat menyebabkan keluhan gastrointestinal, rash, pusing, dan

peningkatan kadar transaminase serta fosfatase alkali.

d. Asam Nikotinik

Obat ini dapat menurunkan sintesis hepatik VLDL, sehingga

pada akhirnya dapat menurunkan sistesis LDL, Pemberian asam

nikotinik juga dapat meningkatkan kolesterol HDL dengan cara

mengurangi katabolisme HDL. Efek samping yang paling sering

terjadi adalah flushing, yaitu perasaan panas di muka bahkan di

badan. Efek samping yang paling berbahaya adalah gangguan

fungsi hati yang ditandai dengan peningkatan kadar fosfotase

alkali dan transaminase.

e. Ezetimibe

Obat ini termasuk obat penurun lipid yang terbaru dan bekerja

sebagai penghambat selektif penyerapan kolesterol, baik yang

berasal dari makanan maupun asam empedu di usus halus.

f. Asam Lemak Omega-3

Meskipun mekanisme kerja untuk efek asam lemak omega-3

belum jelas diuraikan, namun asam lemak ini berpotensi dalam

menurunkan trigliserida, menimbulkan efek antirombotik,


24

penghambatan perkembangan aterosklerosis, relaksasi endotel,

dan penurunan aritmia ventrikular.

2.3 KONSEP DASAR BEKAM

2.3.1 Definisi Bekam

Bekam merupakan suatu teknik pengobatan Sunnah Rasulullah SAW

yang telah lama dipraktekkan oleh manusia sejak zaman dahulu kala, kini

pengobatan ini dimodernkan dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah,

dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif serta tanpa efek

samping (Zaidul Akbar, dkk, 2019)

Bekam atau cupping therapy adalah suatu prosedur terapi dengan cara

vakumisasi (melakukan penyedotan dengan tekanan negatif) pada kulit

dengan menggunakan alat penyedot (Wadda A. Umar, 2019).

Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang dara statis

(toksin-racun) yang berbahaya dari dalam tubuh, melalui permukaan kulit

(Zaidul Akbar, dkk, 2019).

2.3.2 Bekam Dalam Agama Islam

Islam menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan pengobatan

ketika terkena penyakit. Sebab setiap penyakit pasti ada obatnya.

Rasulullah bersabda:
25

“setiap penyakit ada obatnya. Jika suatu obat itu tepat untuk suatu

penyakit makan akan sembuh dengan izin allah.” (HR.Muslim).

“sesungguhnya allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka

berobatlah dan janganlah berobat dengan obat yang haram.”(HR.Ad

Daulabi dalam Al Kuna, dari sahabat Abu Darda Dihasankan oleh Syaikh

Al Ahadits Ash Shahihah nomor 1633 ).

Hadits tersebut menjelaskan bahwasanya bila seseorang terserang

suatu penyakit, maka seseorang tersebut diharuskan untuk tetap memiliki

keyakinan bahwasanya segala penyakit akan mendapatkan kesembuhan

atas izin allah. Namun, manusia wajib berusaha untuk meyembuhkan

penyakit tersebut. Salah satu metode pengobatan untuk menjaga kesehatan

dan mengobati penyakit adalah dengan terapi bekam. Dalil yang berkaitan

dengan bekam antaranya:

“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu minum madu,bekam,dan

kay, sedangkan aku melarang umatku berobat dengan kay.”(HR. Bukhari,

5248).

“Apabila ada sesuatu yang lebih baik untuk kalian gunakan berobat,

maka sesuatu tersebut adalah bekam.” (HR.Abu Daud,3359).

“Sungguh, berbekam adalah pengobatan yang paling utama atau

termasuk terapi yang paling baik.” (Shahih Muslim, 2952).

Hadits diatas seakan menjadi penegas bahwasanya bekam merupakan

salah satu teknik pengobatan yang mendapatkan ridho dari Allah dan
26

disarankan agar dilakukan oleh umat islam sebagai usaha menyembuhkan

penyakit yang dideritanya.

2.3.3 Manfaat Bekam

Bekam al-hijamah merupakan teknik pengobatan yang sederhana dan

mudah. Namun, banyak keuntungan terapeutik yang didapatkan darinya

(asal tekniknya tepat) misalnya, pembersihan darah secara non-spesifik,

mengurangi nyeri,potensiasi farmakologik,mengembalikan homeostatis,

dan lainnya. Di sisi lain,tidak ada laporan adanya resiko atau cidera yang

terjadi (Wadda A. Umar, 2019)

El-Sayed Salah melaporkan bahwa bekam al-hijamah memberikan

manfaat promotif, preventif, dan terapik, sebagai berikut ini:

1. Manfaat preventif

Manfaat preventif diperoleh karena adanya pembersihan darah

secara rutin (efek umum )dan dari ruang interstitial (efek lokal) dari

kemungkinan produksi zat patologis (CPS) secara terus menerus dan

dengan mencegah agar tidak terjadi penumpukan CPS.

2. Manfaat pembersihan biokimia non-spesifik serum dan cairan

interstitial

Manfaat teraupetik al-hijamah adalah dengan melakukan

pembersihan serum trigliserida yang signifikan, kolesterol total,

kolesterol LDL, ferritin, asam urat, autoantibodi, reseptor sitokin,dan


27

lainnya. Al-Hijamah bekerja dengan cara membersihkan darah dari

kenaikan zat-zat, misalnya zat besi atau zat patologis, seperti

autoantibodi.

3. Manfaat metabolic

Al-hijamah dapat memperbaiki perfusi seluler sekunder untuk

memperbaiki sirkulasi kapiler lokal dan menghilangkan kongesti

vascular. Al-Hijamah mungkin membersihkan darah dari akumulasi

metabolit seluler, misalnya ferritin, urea, dan asam urat.

4. Manfaat detoksifikasi

Disebabkan karena adanya efek clearancecairan darah dan

interstitial dari toksin endogen dan toksin eksogen dengan proses al-

hijamah

5. Manfaat immunologi

Melalui peningkatan kekebalan alami (menginduksi leukositosis

fisiologis dan meningkatkan jumlah natural killer cells), meningkatkan

produksi nitrit oksida endogen (antimikroba, imunomodulator dan

vasodilator, dan produksi peptide antimikroba misalnya cathelicidins,

defensins, dan dermcidins).

2.3.4 Jenis-Jenis Bekam

Berdasarkan pada metode, bekam diklasifikasikan menjadi dua jenis,

yaitu bekam kering dan bekam basah. Bekam kering merupakan bekam
28

yang tidak diikuti dengan pengeluaran darah. Bekam basah adalah bekam

yang diawalu dengan bekam kering, lalu kulit digores dengan

menggunakan lancet atau pisau bedah dan dilanjutkan dengan penghisapan

darah dengan hand pump (Rahmadi, 2019).

2.3.5 Prosedur Tindakan Bekam

1. Persiapan

1) Pastikan ruangan bekam, meja instrumen, bed/tempat tidur, atau

kursi bekam sudah didesinfeksi.

2) Siapkan semua peralatan bekam. Pastikan semua instrumen sudah

streril.

3) Blood lancet/jarum bekam harus sudah terpasang dalam lancing

device/pen bekam. Mass/bisturi/pisau bedah harusd sudah

terpasang pada scalpel handle/gagang pisau.

4) Operator bekam sudah memakai baju bedah/celemek, sarung

tangan steril, penutup kepala, masker, dan alas kaki khusus.

5) Pasien yang akan dibekam sudah siap di bed/tempat tidur atau

dikursi bekam, sudah memakai duk steril, sudah dicukur rambut

atau bulunya (jika area bekam berbulu atau berambut).

2. Prosedur Bekam I (Bekam Kering/Penyedotan I)

1) Tentukan area yang akan dibekam.


29

2) Area yang akan dibekam digosok dengan menggunakan kasa atau

kapas steril yang dibasahi dengan povidone iodine (Betadine®)

lalu dilanjutkan dengan alkohol 70% yang dijepit dengan klem.

Kasa diusapkan secara lembut degnan arah sirkuler, mulai dari

arah tengah secara melingkar makin lama makin ke tepi dengan

tidak mengusap daerah yang telah diusap sebelumnya, usapkan

hingga 2-3 cm diluar area yang akan dibekam. Lakukan usapan 2-

3 kali.

3) Lakukan ini pada satu area bekam dulu.

4) Tempelkan gelas kop pada area yang telah ditentukan dengan cara

meletakkan gelas kop pada bagian kain duk yang berlubang (jika

memakai duk berlubang), atau pada tempat yang terbuka (jika

memakai baju pasien).

5) Lakukan sedotan degnan pompa kop secukupnya, tekanan negatif

isapnya tidak terlalu longgar juga tidak terlalukuat (secara

obyektif sekitar 200 milibar dan tidak melebihi 300 milibar, dan

secara subyektif pasien tidak merasa kesakitan, dan kop tertancap

tidak bisa digerakkan). Lepaskan pompa kop. Biarkan kop melekat

di permukaan kulit 7-10 menit.

6) Lakukan hal seperti diatas pada area bekam lainnya.

7) Lepaskan gelas kop dengan cara menarik penutup kop yang ada

dibagian atas kop/ventilatornya. Jangan menarik gelasnya sebelum


30

penutup kop ditarik. Membiarkan kulit terbuka tanpa kop tidak

boleh lebih dari 30 detik.

8) Letakkan kop pada bak instrumen/nampan stainless dalam posisi

miring dan tidak boleh meletakkannya dalam posisi tengkurap,

bibir dibagian bawah. Letakkan pompa penyedot dan klem pada

nampan stanless/ bak instrumen.

3. Prosedur bekam II (Skarifikasi, Penyedotan II)

1) Area yang telah dibekam kerign diatas, diusap algi dengan

menggunakan kasa steril yang dijepit klem yang telah dibasahi

dengan povidone iodine (Betadine®) tanpa alkohol dengan arah

sirkuler mulai dari arah tengah secara melingkar makin lama

makin ketepi dengan tidak mengusap daerah yang telah diusap

sebelumnya. Usapkan hingga 2-3 cm di luar batas bekas kop.

Lakukan usapan 2-3 kali.

2) Lakukan ini pada satu area bekam dulu.

3) Laukakan skalrifikasi/incisi pada kulit. Pada bekam al-hijamah

sangat direkomendasikan memakai teknik sayatan pisau bedah,

namun harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknik

skarifikasi degna pisau bedah. Pada bekam basah Cina umumnya

memakai blood lancet/jarum dengan teknik menusuk. Cara

skarifikasi/ incisi berbeda antara memakai jarum dan pisau bedah.

a) Jika memakai blood lancet/jarum


31

i. Ambil lancing device/pen bekam yang sudah berisi jarum.

Tempelkan di permukaan kulit. Tekan pemantiknya. Atur

tingkat kedalam jarum dengan memutar pengaturnya.

ii. Sebagian operator bekam menusukkan jarum tanpa

menggunakan lancing device/pen bekam.

iii.Lakukan penusukkan dengan ringan dengan membentuk

pola.

b) Jika memakai bisturi/pisau bedah

i. ambil bisturi/pisau bedah yang sudah terpasang pada

gagangnya/scalpel handle. Peganglah gagangnya, lakukan

sayatan ringan pada permukaan kulit dengan ujung pisau.

ii. Sebagian operator bekam menyayat kulit tanpa

menggunakan scalpel handle/gagang pisau.

iii.Ambil gelas kop, pasang kembali, dan lakukan penyedotan

secukupnya dengan pompa penyedot. Setelah dirasa cukup,

lepaskan pompa penyedot. Biarkan gelas kop melekat pada

kulit 5-10 menit.

4) Siapkan kasa steril dan letakkan dibawah kop sampai melingkari

kop. Pegang kop dengan tangan kanan. Dengan tangan kanan

tariklah tutup kop dan tarik pula kopnya perlahan dengan

menghadap ke atas supaya darah tidak meluber. Kemudian dengan

tangan kiri usaplah darah yang ada dipermukaan kulit dengan kasa
32

tadi. Sebaiknya tidak mengusap darah di permukaan kulit dengan

kop untuk meminimalkan kontak dengan kop dan meminimalkan

kontaminasi dengan kuman.

5) Bersihkan darah di gelas kop.

a) Buanglah kasa dan darah ke nierkarben/bengkok.

b) Letakkan kop bak instrumen/nampan stainless dalam posisi

miring dan titik tidak boleh meletakkannya dalam posisi

tengkurap bibir di bagian bawah.

c) Letakkan pompa penyedot, scalpel handle/gagang pisau.

d) Buanglah jarum yang sudah dilepas dari lancing device/pen

bekam dan pisau bedah yang sudah dilepas dari scalpel

handle/gagang pisau pada savety box/kotak sampah khusus

yang tertutup.

6) Lakukan prosedur ini pada satu gelas kop dulu. Jika telah selesai

bisa beralih ke gelas kop yang lain.

4. Prosedur Bekam III (Penyedotan III)

1) Ambil gelas kop, pasang kembali, dan lakukan penyedotan

secukupnya dengan pompa penyedot. Setelah dirasa cukup,

lepaskan pompa penyedot. Biarkan gelas kop melekat pada kulit

5 menit.

2) Siapkan kasa steril dan letakkan di bawah kop sampai melingkari

kop. Pegang kop dengan tangan kanan.


33

3) Bersihkan darah di gelas kop.

5. Prosedur Bekam IV (Penyedotan IV)

1) Prosedur bekam boleh diakhiri di prosedur bekam III (walaupun

masih keluar darah) dan dilanjutkan ke prosedur perawatan luka.

a) Prosedur bekam bisa dilanjutkan ke prosedur bekam IV

dengan cara seperti prosedur bekam III.

2.3.6 SOP BEKAM


Tabel 2.3 Standar Operasional Prosedur (Perkumpulan Bekam Indonesia)

1 PERSIAPAN 1. Pasien dijelaskan tentang bekam, efek yang


PASIEN terjadi, proses kesembuhan dll.
2. Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah
dan takut, bimbinglah berdoa dan berwudhu,
3. Bagi pasien yang belum pernah dibekam
cukup dibekam 1-2 gelas.
4. Pasien dipersiapkan makanan, minuman,
kebersihan tubuh dan kebersihan tempat yang
akan dibekam.
2 PERSIAPAN 1. Alat yang dipersiapkan : set kop/tabung
ALAT penghisap, skapel, jarum, lancet pen, pisau
bedah, duk kain, sarung tangan, masker,
mangkok/cawan, tempat sampah, meja dan
kursi.
2. Bahan yang dipersiapkan: kassa, kapas/tissue,
betadin, detol, sabun, zalf, alkohol, spritus,
minyak zaitun, minyak urut hangat, baik kalau
disediakan madu dan susu,
3. Mensterilkan alat agar bebas kuman dan tidak
menyebarkan penyakit, dengan cara: merebus
tabung 30 menit setelah air mendidih terus
menerus. Sarung tangan, karet dan duk kain
disterilkan dengan tablet formalin.
4. Jarum, pinset, pisau silet, hanya boleh sekali
pakai saja. Selesai satu pasien langsung
dibuang.
5. Ruangan harus bersih, terang, dan cukup aliran
udara dan tidak pengap.
34

3 CARA KERJA :
IDENTIFIKASI PASIEN
1. Mencatat identitas umum: nama, alamat, usia, jenis kelamin, status.
2. Mencatat identitas keluarga: kedudukan dan status dalam keluarga.
WAWANCARA PASIEN
1. Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan/lain, riwayat
penyakit.
2. Keluhan dari masing-masing organ tubuh.
PENYIMPULAN DAN PENENTUAN
1. Menentukan jenis keluhan.
2. Menentukan letak penyakit
3. Menentukan jenis penyakit
4. Menentukan penyebab penyakit
5. Menentukan jenis pengobatan
MENENTUKAN DAERAH DAN TITIK YANG DIBEKAM
1. Titik yang sesuai dengan yang dikeluarkan
2. Titik yang lain satu jurusan/meridian dengan titik yang dikeluarkan
3. Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluarkan
4. Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluarkan
5. Titik-titik istimewa
6. Titik-titik khusus
MELAKUKAN PEMBEKAMAN
1. Bekam tanpa mengeluarkan darah (hijamah jaffah = bekam kering)
2. Bekam dengan mengeluarkan darah (hijamah damamiyah = bekam
basah).
CARA MEMBEKAM
1. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasangkan alat
pemantiknya, dalam keadaan steril yang sebelumnya dapat
direndam dalam alkohol kemudian dikeringkan dan dibersihkan
dengan tissue/kapas.
2. Bersihkan darah akhda’ dengan kapas/kain kassa yang telah diberi
betadine. Juru bekam dan pasien dalam keadaan suci dari hadas
dengan wudhu.
3. Letakkan alat bekam di daerah akhda’ dan ucapkan basmalah
(dengan sir atau jahr).
4. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah,
kemudian geserkan gelas bekam ke seluruh tubuh bagian punggung,
tanpa melepas penyedotnya.
5. Setelah bekam luncur selesai pijat-pijatlah daerah yang akan
dibekam.
6. Letakkan lagi alat bekam didaerah akhda’ dan ucapkan basmalah.
7. Kokang atau sedot secukupnya
8. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk
9. Ambil silet/pisau/jarum/lancet pen lalu sayatkan/tusukkan kedaerah
akhda’ secukupnya
10. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula
35

11. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri.
12. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue
13. Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 2 kali
maksimal 5 kali
14. Tutup luka syatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dengan
betadine.
15. Dengan pemakaian minyak di atas, insya allah luka sayatan akan
tertutup kembali.
4 HASIL
Bekam dapat berpengaruh terhadap kulit, otot, tulang, sistem pencernaan,
darah, dan sistem saraf.
5 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Bekam tidak dianjurkan terhadap:
a. Penderita diabetes
b. Pasien yang fisiknya sangat lemah
c. Penderita infeksi kulit yang merata
d. Orang tua
e. Anak-anak penderita dehidrasi
f. Penderita penyakit kanker darah
g. Penderita dengan penyakit gila dan ketidakstabilan emosi
h. Pengidap penyakit kuning karena hepatitis
i. Pasien yang melakukan cuci darah
j. Wanita hamil 3 bulan pertama
k. Orang yang kesurupan, terkena sihir, guna-guna dan
sebagainya.
l. Pasien yang masih mengkomsumsi obat pelancar darah
m. Pasien penyakit jantung
n. Terhadap orang yang baru memberikan donor darah kecuali
setelah berlalu beberapa hari.
2. Seyogyanya dihindari pembekaman setelah pasien mengalami
muntah
3. Dianjurkan tidak langsung makan setelah berbekam
4. Varises yang terjadi dibetis, maka pembekaman dilakukan dikanan
kiri varises secara hati-hati.
5. Penyakit pendarahan atau diabetes
6. Untuk penderita tekanan darah rendah hendaknya daerah punggung
bagian bawah tidak dibekam.
7. Untuk penderita anemia
8. Jangan melakukan bekam kecuali telah bertanya kepada pasien,
apakah aliran darhnya deras, apakah ia mengidap diabetes, penyakit
hati, kanker.
9. Bekam terhadap wanita harus dilakukan oleh sesama wanita atau
laki-laki yang menjadi mahramnya.
10. Tidak boleh dilakukan diatas simpul otot
11. Bagi orang tua dan anak-anak, hanya dilakukan penyedotan ringan
12. Tidak dianjurkan melakukan bekam dalam keadaan sangat kenyang
36

atau sangat lapar.


13. Dianjurkan mandi air hangat dan melakukan peminjatan setelah
berbekam
14. Ditegaskan pada pasien agar sehari sebelum dan sesudah dibekam
tidak berhubungan badan dengan istrinya
15. Jika pasien pingsan lantaran bekam, hendaknya dibaringkan dan
dioleskan minyak jinten hitam pada bagian tengkunya dan pijati
perlahan hingga sadar.
16. Dapat juga untuk pasien yang pingsan hendaknya dibaringkan di
atas lantai yang tidak dingin dengan posisi terlentang, kemudian
angkat kaki setinggi mungkin atau telungkap dan angkat kaki dan
tengkukkan berulang kali.

2.3.7 Kontraindikasi Bekam

Kontraindikasi terapi bekam tergantung pada metode bekam yang

dipilih, teknik bekam yang dipakai, profesionalisme terapisnya, keadaan

umum penyakitnya, serta alat dan sarana yang tersedia. Secara umum tidak

ada kontraindikasi absolut untuk al-hijamah (Tamer S).

Ada beberapa tempat sebaiknya dihindari :

1. Vena

2. Arteri

3. Saraf

4. Peradangan kulit

5. Setiap lesi kulit

6. Lubang tubuh

7. Mata

8. Kelenjar getah bening


37

9. Varises

10. Luka terbakar

11. Patah tulang

12. Tempat-tempat penyumbatan pembuluh darah

13. Cedera

14. Luka bakar baru

Pada pasien-pasien tertentu, mungkin boleh dibekam, mungkin

jugatidak boleh dibekam, dengan mempertimbangkan keadaan umum

pasien, manfaat, kerugian, dan efek samping yang mungkin timbul,

terutama pada pasien:

1. Kanker

2. Gagal ginjal

3. Gagal hati

4. Gagal jantung

5. Pasien yang menggunakan alat pacu jantung

6. Penderita hemofilia atau kondisi serupa

7. Infeksi akut

8. Menggunakan antikoagulan

9. Penyakit kronis yang parah

10. Masa nifas

11. Menstruasi

12. Anemia berat


38

13. Pasien yang menolak bekam basah

Bekam pada kondisi ini diperbolehkan setelah kondisi medisnya

diperbaiki dan keadaan pasien sudah stabil, dengan tetap melihat rasio

antara manfaat dan kerugiannya jika bekam tetap dilakukan. Yaitu pada :

1. Kegawatan dan darurat medis

2. Kondisi perdarahan aktif

3. Kegagalan sirkulasi (syok)

4. Kehamilan berisiko tinggi

2.3.8 Menentukan Titik Bekam

1. Titik Bekam Nabawi

Yang dimaksudkan titik Nabawi adalah titik-titik bekam yang

didasarkan kepada hadits-hadits Rasulullah, baik secara amaliyah,

qauliyah, taqriyah maupun shifah.

Nama Titik-titik Nabawi dan Posisinya :

1. Ummu Mughits atau Mughitsah atau Munqidzah atau Nafi’ah

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma, dia berkata,

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa meminta

hijamah/bekam di kepala beliau yang disebut Ummu Mughits.”


39

(Ditakhrij Al-Khathib di dalam kitab Tarikh Baghdad, 13/95,

ditahqiq Al-Albany sebagai hadits di dalam kitab Shahih Al-Jami’,

hadits nomer 4928).

Posisi Ummu Mughits :

Posisi titik Ummu Mughits di bagian tengah atas dan kepala)

Yakni pertemuan dua garis tengah kepala dari depan ke belakang dan

garis lurus antara kedua telinga, yaitu pada sagittal suture di depan

posterior fontanelle mengenai parietal foramen.

Kegunaan : Meningkatkan konsentrasi, menguatkan ingatan dan

hafalan, gangguan intelejensi, anak-anak berkebutuhan khusus,

demensia, gangguan degenerative, stroke, pusing migrain, nyeri

kepala, infertilitas, depresi, gangguan sihir.

2. Al-Hammah

“Dari Ibnu Abi Kabsyah Al-Anmary, bahwa dia pernah

menyampaikan hadits, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

pernah meminta hijamah/bekam di titik hammah beliau dan di antara

kedua pundak,, seraya bersabda, “Barang siapa mengeluarkan darah

dari bagian ini, maka dia tidak perlu berobat dengan pengobatan lain

untuk menyembuhkan suatu penyakit.” (Ditakhrij Abu Daud, 3861,

3862; dan Ibnu Majah, 3484).

Posisi Al-Hammah :
40

Ada beberapa pengertian tentang makna hammah. Secara

umum ketika disebut hammah, maka artinya kepala. Bagian kepala

mana pun. Tapi makna yang lebih khusus adalah wasathur-ra’s

(bagian tengah kepala) atau a’la ar-ra’s (bagian paling atas dari

kepala).

Catatan :

a. Meski terdapat dua penjelasan mengenai Titik Ummu Mughits

dan Al-Hammah, dua titik tersebut terletak pada posisi yang

sama sekaligus manfaat yang sama.

b. Melakukan bekam pada titik di kepala mengharuskan area

bekam yang bersih dan hygenis tanpa adanya rambut pada area

tersebut, karena akan menyulitkan saat proses pembersihan darah

bekam.

3. Al-Yafukh

“Dari Abu Hurairah, bahwa Abu Hindun pernah membekam

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam di titik al-yafukh, lalu Nabi

Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Wahai Bani Bayadhah,

nikahkanlah Abu Hindun dan carikanlah istri untuknya.” Beliau juga

bersabda, “kalaulah dalam suatu pengobatan yang kalian lakukan ada

manfaat, maka manfaat itu ada pada hijamah/bekam. “(Ditakhrij Abu

Daud, 2104).
41

Posisinya :

Pertemuan tulang kepala bagian depan dan belakang, pada

posisi ubun-ubun saat kecil yang bergerak-gerak. Ada pula yang

berpendapat, posisi antara al-hammah (ummu mughits) dan kening.

Kegunaan titik Al-Yafukh adalah sebagai penguat dari titik Ummu

Mughits.

4. Ar-Ra’s

“Dari Ibnu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

pernah meminta hijamah/bekam di kepala ketika beliau sedang

berihram karena sakit yang dialami di kepala beliau,”(Ditakhrij Abu

Daud, 1838, dishahikhkan Nashiruddin Al-Albany dalam Shahih wa

Dhaif Sunan Abi Daud, 4/336).

Posisinya :

Pengertian “ar-ra’s” atau kepala yang dimaksud adalah bagian

kepala yang ditambah rambut yaitu pada titik selain Ummu Mughits

atau Al-Hammah. Pembekamah pada area kepala dibatasi maksimal 3

(tiga) titik termasuk titik utama yaitu Ummu Mughits atau Al-

Hammah dan Al-Yafukh, pelaksanaannya sebaiknya tidak sekaligus

tetapi bergantian atau mengikuti kepada kekuatan klien (sesuai

kebutuhan).
42

5. Al-Akhda’ain

“Dari Anas bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah

meminta hijamah di akhda’ain dan kahil.” (Ditakhrij Abu Daud, 3862

dan Ibnu Majah, 3483, dan Ahmad, 12212).

Posisinya:

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Syarhul-Mashabih,

posisinya terletak di sepanjang dua sisi leher di antara kedua pundak

di bawah tumbuh rambut. Sementara di dalam kitab Al-Nafatih fin

Syarhil-Mashabih disebutkan bahwa posisinya pada pembuluh darah

di bagian belakang leher saat dilakukan bekam. Sementara di dalam

kitab Tuhfatul-Ahwadzy disebutkan bahwa posisinya pada dua

pembuluh darah disamping leher”.

Catatan :

Dalam penentuan posisi titik al-akhda’ain disini ada dua

pendapat, yakni di leher samping dan di bagian belakang leher.

Karena di bagian samping leher terdapat pusat kelenjar getah bening,

maka sebaiknya posisi ini dihindari sehingga pilihannya adalah di

bagian leher belakang.


43

Kegunaan : Seluruh keluhan pada kepala, nyeri pada wajah, sakit

telinga, tenggerokan, nyeri dan serak, sakit gigi, pusing, punggung &

leher kaku/nyeri, TBC kelenjar limfe, tengkuk kaku pegel,

melancarkan sirkulasi darah ke kepala.

6. Al-Kaahil

Dari Anas bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah

meminta hijamah di akhda’ain dari kahil. (ditakhrij Abu Daud,3862

dan Ibnu Majah, 3483, dan Ahmad, 12212, Dishahihkan Nashiruddin

Al-Albany di dalam kitab As-Silsilah Ash-Shahihah, nomer 907).

Posisinya :

Bagian atas dari tulang punggung yang bersambung ke leher,

merupakan sepertiga dari tulang punggung yang terdiri dari enam

ruas. Dalam penjelasan lain, kahil merupakan pertemuan antara

pundak. Nama lainnya adalah ats-tsabaj, al-katad atau al-

mudzammar.

Kegunaan : Semua penyakit dan keluhan, melancarkan sirkulasi

darah, ketegangan pada leher dan pundak, pusing, migrain nyeri

kepala, gangguan jantung dan gangguan paru.


44

7. Azh-Zhahr

“Dari Jahir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi

wa Sallan pernah meminta hijamah di bagian punggung atau pantat

samping beliau saat sedang berihram karena rasa sakit yang dialami

di bagian tersebut”).

Cara penentuan titiknya adalah dengan mengambil titik

berpasangan kanan dan kiri, posisi diambil dua jari dari sebelah luar

tulang belakang.

Titik tersebut yaitu :

1) Azh-zahrul A’la, posisi pada titik belikat.

2) Azh-Zahrul Washati, posisi sekitar organ liver dan lambung.

3) Al-Qathanul Alawi, posisi di samping ruas tulang lumbar 1 dan

lumbar 2

4) Al-Qathanul Sufla, posisi samping tulang ekor bagian atas kanan

dan kiri.

Kegunaan : Gangguan jantung, sesak nafas, nyeri punggung atas

dan bawah, gangguan lambung, gangguan liver, syaraf kejepit/HNP,

encok.
45

Kontra indikasi : pada klien dengan kondisi lemah agar tidak

melakukan pembekaman dengan jumlah titik maksimal tetapi

disesuaikan dengan kekuatan tubuh klien.

8. Al-Warik

“Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi

wa Sallam pernah meminta hijamah/bekam di bagian pantat

samping atau punggung beliau saat sedang berihram karena rasa

sakit yang dialami di bagian tersebut”).

Posisinya : pada bagian pinggul kiri dan kanan.

Kegunaan : Stroke, pegal dan kaku pada panggul, syaraf

kejepit/HNP, spondylitis.

Posisi : Al-Warik adalah organ tubuh berada di atas paha. Jalasa

‘ala warikihi, artinya duduk diatas panggul pada lateral Illium

kanan dan kiri, pertemuan oto gluteus maximum dengan gluteus

medius bawah, kiri dan kanan.

9. Zharul-Qadam

“Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

pernah meminta hijamah/bekam ketika beliau sedang ihram di

bagian punggung telapak kaki karena sakit di bagian tersebut”).


46

Kegunaan : nyeri haid, pendarahan, bisul, gatal pada daerah genital

dan anus, lelah kaki.

Posisi : 1 (satu) jari di atas titik pertemuan antara tulang ibu jari

kaki dan jari telunjuk kaki.

Catatan : hati-hati pada pembuluh yang ada denyutnya lebih aman

ke arah jempol kaki hindari terkena arteri dorsalis pedis.

2. Titik bekam menurut ulama dan dokter muslim terdahulu

Para ulama muslim terdahulu yang menekuni bidang pengobatan

juga mengembangkan dan membuat titik-titik bekam dengan nama-

nama tertentu seperti ; ‘alal najib, an-nuqrah atau al-qata, az-zaman,

tahta adz-dzan, alas-surrah, al-qathan, al-‘ush’ush, as-

saqain,al-‘uruqubain dan lain-lain.

Gambar 2.3 Contoh Bekam Basah

Sumber : Panduan Singkat, 2007


47

2.3.9 Larangan Dalam Bekam

Meskipun bekam terbukti efektif dan terkadang langsung terasa daya

kerjanya, tetapi tidak semua orang bisa dilakukan tindakan terapi bekam,

atau tidak semua bagian tubuh bisa dilakukan tindakan terapi bekam, atau

tidak semua bagian tubuh bisa dilakukan pembekaman. Setidaknya ada dua

pertimbangan, antara lain :

1. Larangan karena bagian tubuh yang berbahaya

1) Wanita hamil karena khawatir akan kondisi kehamilannya

2) Tepat dibagian varises

3) Lubang tubuh alami

4) Bagian leher depan dan samping

5) Pada semua daerah lipatan dan limpatic sistem

6) Tepat bagian tumor atau penyakit kanker

7) Tepat pada permukaan kulit yang luka/infeksi

8) Pada penderita yang seluruh tubuhnya bengkak.

2. Larangan karena menderita penyakit tertentu

1) Penderita kencing manis yang tidak terkumpul

2) Penderita stroke akut yang masih mengalami masa kritis

3) Klien yang menderita tekanan darah rendah atau fisiknya sangat

lemah
48

4) Pada klien yang menderita tekanan darah tinggi kronis

5) Infeksi kulit yang merata

6) Penderita dehidrasi

7) Penderita penyakit liver

8) Klien yang menderita gagal ginjal.

9) Wanita yang sedang mentruasi sementara kondisinya dalam

keadaan lemah dan mengalami pendarahan cukup banyak.

2.3.10 Waktu Bekam

Dari Ibnu Abbas r.a Rasulullah SAW

“Sebaik-baiknya kalian melakukan bekam adalah pada hari ke 17,

19 dan 21” (HR.Tarmizi).

“Barang siapa melakukan bekam pada hari ke 17, 19 atau 21 maka

akan menyembuhkan berbagai penyakit”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:

“Nabi Muhammad SAW berbekam, sedangkan pada saat itu beliau

berpuasa” (HR.Bukhari, 1939).

Ibnu Sina dalam kitab beliau menyebutkan tentang waktu yang

paling baik untuk berbekam ialah waktu tengah hari (pukul 14 atau 15)

karena pada waktu itu saluran darah sedang mengembang dan darah-
49

darah toksid sedang dikeluarkan. Jadi mengikuti prinsip yang sama kita

boleh menghangatkan penyakit selama setengah jam, istirahat selama 15

menit dan mulai dibekam. Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a Nabi

SAW bersabda “Barang siapa berbekam pada 17, 19, dan 21 hari bukan

Hijriyah maka itu adalah hari-hari yang menyembuhkan penyakit”

(Ridho, 2012).

2.3.11 Fisiologi Bekam

Hasil dari Muhammad Amin Syaikhu Ilmuan Damaskus dalam Ridho

(2012) tentang darah bekam adalah:

1. Darah bekam mengandung 1/10 kadar leukosit yang ada pada darah

biasa. Hal ini cukup mengejutkan para ilmuan, bagaimana darah

bisa keluar tanpa disertai leukosit yang banyak? Artinya tetap

melindungi dan menguatkan unsur kekebalan.

2. Bekam membuang sel darah merah yang tidak aktif lagi.

3. Kapasitas ikatan besi yang didalam darah bekam sangat tinggi (550-

1100), sehingga yang digunakan untuk pembentukan darah tetap

ada dan semakin banyak.

4. Peningkatan SDp dan SDM yang terjadi pada bekam, artinya

toksim yang ada dalam darah dikeluarkan dengan sangat baik

sehingga didapatkan setelah itu adalah darah yang bersih.


50

2.3.12 Bekam Dengan Kolesterol

Bekam dilakukan untuk mengeluarkan darah kotor dalam tubuh

termasuk kolesterol, gula darah dan mengeluarkan racun di dalam tubuh

baik dari makanan yang di konsumsi atau dari sisa-sisa metabolisme

tubuh.Bekam juga berperan menjaga keseimbangan darah dalam tubuh

sehingga dapat mengendalikan kandungan kolesterol, kandungan gula

dalam darah dan tekanan darah. (Muhammad Habi Burasyid.(2017)

Penelitian bekam yang pernah dilakukan oleh Affatun Muharromah

pada tahun (2017) yang dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 20

responden tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara

pengaruh terapi bekam terhadap penurunan kadar kolesterol pada

penderita hiperkolesterolmia. Dalam penelitian menunjukkan bahwa

bekam tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada pria dewasa

sehat.

Penelitian bekam lain yang berhubungan dengan tekanan darah

dilakukan oleh Cut Khairunnisa dan M. Fikri Fadli,(2016) menunjukkan

bahwa bekam dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Bekam

berperan menstimulasi sirkulasi darah dan suplai nutrisi ke sel-sel beta di

pankreas sehingga dapat mengoptimalkan kerja pankreas dan

mengendalikan produksi insulin pada penderita diabetes.


51

Hati atau liver merupakan organ yang penting dalam mengolah

kolesterol, di samping itu ada kandung empedu yang mengalirkan cairan

empedu sehingga lebih sempurna. Menurut kedokteran tradisional,

hiperkoleterolmia ini disebabkan oleh adanya unsur lembab panas dalam

organ hati.Lembab panas yang berlebihan ini bisa merusak hati, lambung

dan limpa yang bertanggung jawab terhadap aliran darah.Oleh karena itu,

perlu dilakukan pembuangan unsur lembab panas dari hati, lambung dan

limpa. Muhammad Habi Burasyid. (2017)

Dalam hal ini bekam bisa dilakukan untuk membuang unsur lembab

panas melalui proses pengeluaran darah. Selain itu untuk memperbaiki

organ atau pembuluh darah yang rusak, bisa dilakukan proses stimulasi

organ dengan bekam. Bekam juga diharapkan bisa menormalkan kembali

fungsi pembuluh darah yang penuh dengan plak-plak kolesterol melalui

teori hormeostatis. Muhammad Habi Burasyid.(2017)

Titik bekam bisa membantu memperbaiki aliran darah yang

membawa kolesterol dan liver yang mengolah kolesterol.Namun pada

beberapa kasus dengan kadar koleterol tinggi tetap perlu obat medis agar

kadar kolesterol tinggi tidak menimbulkan keluhan, maka bekam

ditujukan untuk peredaran darah dan organ, yaitu hati dan limpa.Bekam

dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita kolesterol yaitu 30,78

mg/dl. Muhammad Habi Burasyid. (2017)


52

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo dan Khoiriyah, (2014)

menyatakan bahwa kadar kolesterol total yang menurun setelah 3 kali

diberikan terapi bekam. Untuk menghindari faktor perancu maka

pemantauan kadar kolesterol total setelah bekam dilakukan satu jam

setelah diberikan terapi bekam. Pemeriksaan kadar kolesterol total

dilakukan 20 menit setelah bekam, hal ini mengacu pada satuan

pengukuran internasional yang mana setiap pemeriksaan dilakukan dalam

rentang 15-20 menit setelah intervensi.

2.4. Penelitian Terkait


Tabel 2.4 Resume Jurnal

No Judul Jurnal Sumber


1. EurAsian Journal
Respon of cholesterol to cupping therapy in post
BioSciences
menopausal women with hypercholesterolemia
(EJB)
2. Penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida dengan
Meditory
teknik bekam pada penderita hiperkolesterolemia
3. Perbedaan kadar kolesterol sebelum dan sesudah terapi
JNPH
bekam basah di Kota Bengkulu
4. Pengaruh terapi bekam terhadap kadar kolesterol di Malahayati
Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang Nursing Journal
5. Penurunan kadar kolesterol dengan terapi bekam Juenal Ners

2.4 KERANGKA TEORI


53
Kolesterol normal dalam darah

Manfaat Bekam :
Hiperkolesterolmia 1. Meningkatkan jumlah
Faktor Penyebab leukosit, limfosit, dan
Hiperkolesterol : Penatalaksanaan system retikulo
1. Kelainan genetic Hiperkolesterol : 2. Pelepasan ACTH, kortisol,
2. Penyakit tertentu 1. Farmakologi endorphin, enkefalin dan
3. Makanan Golongan obat, antara lain : factor hormonal lain
4. Berat Badan a. Statin 3. Menimbulkan efek anti
5. Kurang Aktivitas b. Resin penukar anion peradangan
Fisik/olahraga c. Niasin (Asam nikotinat) 4. Meransang liposis jaringan
6. Minum Alkohol d. Klofibrat lemak
7. Minum Kopi Berlebihan e. Asam lemak omega-3 5. Menormalkan kadar glukosa
8. Merokok 2. Non farmakologi dalam darah.
9. Stress a. Mengurangi berat badan
10. Usia & Jenis Kelamin 6. Penurunan serum lemak
b. Meningkatkan aktifitas
fisik trigliserida, fosfolipida,
c. Pengaturan makanan kolesterol total
khususnya kolesterol
d. Berhenti merokok
LDL
d. Terapi komplementer
Penurunan kadar kolesterol
total dalam darah
1. Gaya hidup (Pengobatan
holistik, nutrisi)
2. Botanikal (Herbal)
Aktivasi zat 3. Mind body (Yoga, tai chi)
nikrit oksida 4.4. Manipulatif
Lipoprotein dan produk sisa-
sisa metabolisme
1. Akupuntur
Penghisapan
2. Cupping (Bekam)
Sebelum luka Gas Lemak O2

Peningkatan aliran
Perlukaan Penghisapan kulit Perlukaan
darah pada area
Kulit Darah keluar
bekam setelah luka kuliat

Sumber : Ruslianti, 2014, Umar, 2010 Dalam yani, 2015, Umar, 2010, Smith et al,

2004., Smith el al, 2004

Gambar 2.3 Kerangka teori penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode studi

kepustakaan atau literatur review. Literatur review merupakan ikhtisar

komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik yang

spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah diketahui tentang

topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk mencari rasional dari

penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide penelitian selanjutnya (Denney &

Tewksbury, 2013 ). Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal,

buku, dokumentasi, internet dan pustaka. Metode studi literatur adalah

serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penulisan (Zed, 2008 dalam

Nursalam 2016).

Jenis penulisan yang digunakan adalah studi literatur reviewyang berfokus

pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan. Penulis

melakukan studi literature ini setelah menentukan topik penulisan dan

ditetapkannya rumusan masalah sebelum terjun ke lapangan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011 dalam Nursalam, 2016)

55
56

3.2 Etika Penelitian


Menurut Shamoo A dan Resnik D, 2003. Etika mencakup norma untuk

berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang

seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman dari etika penelitian meliputi butir-

butir berikut :

1. Kejujuran

1) Jujur dalam hal pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data

pelaksanaan suatu metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.

2) Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.

3) Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai

pekerjaan Anda.

2. Obyektifitas

Upaya meminimalkan kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis

dan interpretasi data, penilaian ahli atau rekan peneliti, keputusan pribadi,

pengaruh pemberi dana atau sponsor penelitian.

3. Integritas

1) Tepati selalu janji dan perjanjian.

2) Lakukan penelitian dengan tulus.

3) Upayakan menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

4. Ketelitian
57

1) Teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian.

2) Secara teratur catat pekerjaan Anda : misalnya kapan dan dimana

pengumpulan data dilakukan.

3) Catat alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lain.

5. Keterbukaan

1) Saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian.

2) Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.

3) Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

4) Perhatikan paten, copyrights dan bentuk hak-hak intelektual lain.

5) Jangan gunakan data, metode atau hasil yang belum dipublikasikan

tanpa izin peneliti.

6) Tuliskan narasumber semua yang memberi kontribusi riset.

7) Jangan pernah melakukan plagiasi.

6. Penghargaan terhadap kerahasiaan (responden)

Jaga kerahasiaan data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data

lain yang oleh responden dianggap sebagai rahasia.

7. Publikasi yang terpercaya

Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang ke

media (jurnal, seminar) yang berbeda.

8. Pembinaan yang konstruktif


58

Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi mahasiswa

atau peneliti muda.

9. Penghargaan terhadap kolega atau rekan kerja

1) Bila peneliti dilakukan dalam tim, publikasi peneliti dengan kontribusi

terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama, sedangkan lainnya

sebagai peneliti kedua.

2) Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam

penelitian.

10. Tanggung jawab sosial

Upayakan bermanfaat demi kemaslahatan masyarakat, meningkatkan

taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup

masyarakat.

11. Tidak melakukan diskriminasi

Hindari perbedaaan perlakuan karena alasan jenis kelamin, ras, suku dan

faktor-faktor lain.

12. Kompetensi

Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan

pembelajaran seumur hidup.

13. Legalitas
59

Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemerintah

yang terkait dengan penelitian Anda.

14. Mengutamakan keselamatan manusia

1) Bila menggunakan manusia untuk menguji penelitian, maka penelitian

harus dirancang dengan teliti, efek negatif diminimalkan dan manfaat

dimaksimalkan.

2) Hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian.

3) Siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel menderita efek

negatif.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung. Akan

tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang dimaksud berupa buku

dan laporan ilmiah primer atau asli yang terdapat dalam artikel atau jurnal

(tercetak dan /atau non-cetak) berkenaan dengan metode pengobatan dengan cara

bekam pada penderita hiperkolesterolemia. Pemilihan sumber didasarkan pada

empat aspek yakni; (1) Orovenance (Bukti), yakni aspek kredensial penulis dan

dukungan bukti; misalnya sumber utama sejarah; (2) Objectivity (Objektifitas),

yakni apakah ide perspektif dari penulis memiliki banyak kegunaan atau justru

merugikan ; (3) Persuasiveness (darajat keyakinan), yakni apakah penulis


60

termasuk dalam golongan orang yang dapat diyakini; dan (4) Value (Nilai

kontributif), yakni apakah argument penulis meyakinkan, serta memiliki

kontribusi terhadap penelitian lain yang signifikan.

Sumber utama penelitian ini adalah jurnal yang ditulis oleh Zahid Fikri.

Nursalam & Eka Misbahatul M yang berjudul The Effect of Cupping Therapy on

Cholesterol Reduction in Patientswith Hypercholesterolemia. Jurnal tersebut

diterbitkan olehgoogle scholarpada tahun 2017. Jurnal tersebut dipilih oleh

penulis berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, relevansi jurnal dengan

rumusan masalah pada penelitian ini. Kedua, jurnal tersebut berkelas

internasional, sehingga tingkat keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.

Sumber utama lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal dari

Heba Ali Abd EL-Ghaffaar. Jehad Khaled Mandour & Fatma Abed ElKadir

Atia, yang berjudul Response of cholesterol to cupping therapy in post-

menopausal women with hypercholesterolemia. Jurnal tersebut diterbitkan oleh

google scholarpada tahun 2020Jurnal tersebut dipilih oleh penulis berdasarkan

beberapa pertimbanganPertama, relevansi jurnal dengan rumusan masalah pada

penelitian ini. Kedua, jurnal tersebut berkelas internasional, sehingga tingkat

keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan.

Sumber utama lainnya adalah buku, beberapa buku yang digunakan dalam

penelitian ini; (1) Buku dari dr. Wadda A.Umar berjudul Bekam Medik; (2)

Buku dari Dr. Ahmad Razak Sharaf judul Penyakit dan Terapi Bekamnya; (3)
61

Buku dari PBI (Persatuan Bekam Indonesia) judul Panduan Pengajaran Bekam;

(4) Buku dari Dr. Faisal Yatim judul Cara Ampuh Mengontrol Kolesterol; (5)

Buku dari Drs. Asiyah Nayla Sabriah judul Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol

Dalam Sekejab

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan

data dengan mencari atau menggali data dari litelatur review yang ada terkait

dengan apa yang dimaksudkan dalam rumusan masalah. Data-data yang telah

didapatkan dari berbagai litelatur dikumpulkan sebagai suatu kesatuan dokumen

yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

3.5 Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematik data

yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang

kasus yang diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah anotasi bibliografi (annotated

bibliography). Anotasi berarti suatu kesimpulan sedarhana dari suatu artikel,

buku, jurnal atau beberapa sumber tulisan lainnya, sedangkan bibliografi

diartikan sebagai suatu daftar sumber dari suatu topic. Dari kedua definisi

tersebut, anotasi bibliografi diartikan sebagai suatu daftar sumber-sumber yang


62

digunakan dalam suatu penelitian, dimana pada setiap sumbernya diberikan

simpulan terkait dengan apa yang ditulis di dalamnya. Terdapat 3 hal yang harus

diperhatikan dalam suatu analisis anotasi bibliografi. Ketiga hal tersebut adalah:

(1) Identitas sumber yang dirujuk; (2) Kualifikasi dan tujuan penulis; (3)

Simpulan sederhana mengenai konten tulisan; (4) Kegunaan /pentingnya sumber

yang dirujuk dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan

3.6 Alur Penelitian

Proses pengumpulan data dilakukan dengan penyaringan berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh penulis dari setiap jurnal yang diambil. Adapun

kriteria pengumpulan jurnal sebagai berikut:

1. Tahun sumber literatur yang diambil mulai tahun 2015 sampai dengan 2020,

kesesuaian keywordpenulisan, keterkaitan hasil penulisan dan pembahasan.

2. Strategi dalam pengumpulan jurnal berbagai literatur dengan menggunakan

situs jurnal yang sudah terakreditasi seperti ProQuest, PubMed, Research

Gate, SagePub dan Schoolar.

3. Cara penulisan yang efektif untuk setting jurnal dengan memasukkan kata

kunci sesuai judul penulisan dan melakukan penelusuran berdasarkan

advance search dengan penambahan notasi AND/OR atau menambakan

symbol + Misalnya penelitian melakukan pencarian pada mesin pencarian

PubMed dengan mengetik kata “((Self-directed learning) AND (Nursing

Student) AND ( Competency”. Atau dengan mengetik “self-directed


63

learning”+”nursing student”,“self-directed learning”+”learning

outcome”, “self-directed learning”+”nursing education”+”competency”.

4. Melakukan pencarian berdasarkan full text

5. Melakukan penilaian terhadap jurnal dari abstrak apakah berdasarkan tujuan

penelitian dan melakukan critical appraisal dengan tool yang ada.

Secara sistematis langkah-langkah dalam penulisan literature review

seperti gambar berikut.

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Konseptualisasi

Analisa Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Alur literature review


64
65
66
67
68
69

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kadar Kolesterol Sebelum Dilakukan Terapi Bekam

Hiperkolesterolemia mempunyai perhatian penting untuk diatasi dengan

berbagai terapi komplementer, salah satunya terapi yang bisa dilakukan ialah

terapi bekam. Bekam merupakan pengobatan yang sudah ada sejak 2000

tahun sebelum masehi, jauh sebelum Nabi Muhammad diutus sebagai

pembawa syariat islam. Sebagai pengobatan yang paling lama, bekam sudah

dikenal luas di penyayatan tipis atau tusukan-tusukan kecil pada permukaan

kulit (Kgs.M. Faizal. 2020)

Menurut jurnal pertama oleh Zahid fikri dkk. Dijelaskan bahwa sebelum

dilakukan terapi bekam pada 20 responden. Pengaruh terapi bekam terhadap

penurunan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterol, menunjukkan pada

kelompok perlakuan, saat pra-test memiliki rerata kadar kolesterol 238,7

mg/dl dengan standar deviasi sebesar 24,062.

Menurut jurnal kedua oleh Heba ali abd EL-Ghaffaar dkk. Kedua

kelompok adalah serupa pada awal 303.32=35.36 p> 0,05 . Semua wanita

sebelum dilakukan tindakan bekam diminta untuk berpuasa selama 12 jam.

disetiap kelompok menerima terapi bekam basah, selama 20 menit sebulan

sekali, pertama kulit dibersihkan dengan alcohol dan cangkir cocok

ditempatkan pada vertex, kemudian dilakukan proses menyedot udara didalam

setiap cangkir kemudian tunggu selama 3-5 menit biarkan selama terapis
70

melepas cangkir dan membuat sayatan superfisial pada kulit dengan pisau

bedah setelah sterilisasi.

Menurut jurnal ketiga oleh Resva Meinisasti dkk. Dijelaskan bahwa

sebelum dilakukan terapi bekam dengan 17 responden. Didapatkan hasil

sebelum dilakukan terapi 167,41 mg/dl. Pada penelitian ini terapi bekam

basah diberikan selama 3 kali dengan interval 14 hari pre test- dan post test.

Dengan Kadar kolesterol yang meningkat terjadi pada responden berjenis

kelamin laki-laki sebagai perokok aktif dengan IMT 29 (overweight).

Meningkatnya kadar LDL disebabkan bahan kimia tertentu yang ditemukan

dalam asap rokok, salah satunya akrolein. Akrolein dapat merusak HDL

sehingga mengganggu tugas HDL dalam mengumpulkan kolesterol jahat atau

LDL.

Menurut jurnal keempat oleh Hendra Budi Sungkawa dan Wahdaniah.

Dijelaskan bahwa sebelum dilakukan terapi bekam pada 32 semple atau

responden. Didapatkan hasil sebelum dilakukan tindakan 231 mg/dl. Pada

penelitian ini dilakukan perlakuan sebelum terapi responden berpuasa 10-12

sebelum diambil semple darah, pengambilan semple darah vena dilakukan 1

jam sebelum terapi bekam atau pre test.

Menurut jurnal kelima oleh Kgs.M.Faizal dkk. Dijelaskan bahwa sebelum

dilakukan terapi bekam pada 17 responden, Pada hasil tersebut didapatkan

rata-rata kadar kolesterol sebelum dilakukan terapi bekam adalah 254,65

dengan standard deviasi 60,477. Sedangkan rata-rata kadar kolesterol sesudah


71

dilakukan terapi bekam 173,06 dengan standard deviasi 35,745.

Adapun teori yang mendukung fakta diatas ialah teori dari Kgs.M.Faizal.

Kolesterol merupakan lemak yang terdapat dalam aliran darah atau sel tubuh

yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan bahan baku

beberapa hormone, kolesterol yang normal harus dibawah 200 mg/dl, apabila

kolesterol diatas 240 mg/dl maka berisiko tinggi terkena penyakit serangan

jantung dan stroke.

Menurut asumsi penulis pengobatan bekam terbukti bermanfaat karena

pengobatan bekam diransang pada titik saraf tubuh. Seperti halnya

pengobatan akupuntur. Pada pengobatan akupuntur yang dihasilkan hanya

peransangan, sedangkan bekam selain diransang juga terjadi pergerakan aliran

peredaran darah. Pembekaman biasanya dilakukan pada permukaan kulit,

jaringan bawah kulit dan jaringan ini akan “rusak”. Kerusakan disertai keluar

darah akibat bekam akan ikut serta keluar beberapa zat berbahaya seperti

serotonin, histamine, bradikinin, dan zat berbahaya lainnya.

4.2.2 Kadar Kolesterol Sesudah Dilakukan Terapi Bekam

Pembekaman biasanya dilakukan pada kutis (permukaan kulit), sub kutis

(jaringan bawah kulit) dan jaringan ini akan rusak. Kerusakan disertai

keluarnya darah akibat bekam akan ikut serta keluar beberapa zat berbahaya

seperti serotonin, histamine, bradikinin dan zat-zat berbahaya lainnya

(Sungkawa.2019).
72

Menurut jurnal pertama oleh Zahid fikri dkk. Dijelaskan bahwa setelah

dilakukan terapi bekam dengan 20 responden. Pada post-test rerata kadar

kolesterol responden 207,9 mg/dl dengan standar deviasi 39,232. Pada

kelompok kontrol saat pra-test memiliki rerata kadar kolesterol 248,6 mg/dl

dengan standar deviasi 17,636. Pada post-test rerata kadar kolesterol

responden 264,7 mg/dl dengan standar deviasi14,457. Analisis menggunakan

uji statistik independent t-test menunjukkan p = 0,001 dan dengan paired t-test

didapatkan nilai p = 0,003.

Menurut jurnal kedua oleh Heba Ali Abd EL-Ghaffaar dkk. Dijelaskan

Setelah dilakukannya terapi bekam pada kelompok A didapatkan hasil yang

signifikan pada kelompok A dengan hasil 279.88 =33.30 mg/gl.

Menurut jurnal ketiga oleh Resva Meinisasti dkk. Dijelaskan bahwa

setelah dilakukan terapi bekam kepada 17 responden didapatkan hasil

124,59=39,64 mg/dl

Menurut jurnal keempat oleh Hendra Budi Sungkawa dkk. Dijelaskan

bahwa setelah dilakukannya terapi bekam dengan 32 responden didapatkan

Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar Kolesterol Total dan Tigliserida

sesudah bekam menurun, rata – rata terjadi penurunan kadar Kolesterol Total

sebanyak 11 poin dan penurunan kadar Trigliserida sebanyak 25 poin.Secara

umum terjadi penurunan kadar Kolesterol Total dan Trigliserida namun ada

beberapa hasil pemeriksaan dimana kadar Kolesterol Total dan Trigiseridanya

meningkat.
73

Menurut jurnal kelima oleh Kgs.M.Faizal dkk. Dijelaskan bahwa setelah

dilakukan terapi bekam dengan 17 responden didapatkan hasil 173,06 dengan

standard deviasi 35,745. Dengan ini dapat disimpulkan terdapat penurunan

yang signifikan pada kadar kolesterol..

Adapun teori yang mendukung fakta diatas ialah teori dari Hendra Budi

Sungkawa mengatakan bahwa penurunan kadar kolesterol dan trigliserida

disebabkan karena puasa sebelum dilakukan perlakuan karena pada saat

berpuasa kadar glukosa didalam darah menurun, sekresi insulin menurun dan

otot rangka serta jaringan lemak menyerap lebih sedikit glukosa. Kemudian

teori selanjutnya oleh Hasan menyatakan bahwa mekanisme yang mendasari

efek terapi bekam basah terhadap kadar kolesterol adalah terbukanya barier

kulit yang akan meningkatkan fungsi ekskresi kulit diantaranya mengeluarkan

lipid dan substansi atau material yang bersifat hidrofobik.

Menurut Asumsi penulis. Mekanisme fisiologis dan biokimiawi tubuh

dalam proses bekam terhadap hiperkolesterolemia ialah saat proses bekam

akan keluar darah, darah yang dimaksud ialah darah kotor hasil sisa

metabolisme, ketika darah kotor telah keluar maka proses peredaran darah

akan lancar dan metabolisme akan meningkat.


74

4.2.3 Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol

Berdasarkan hasil analisa beberapa jurnal diatas didapatkan informasi dan

data terkait hasil pre dan post dalam proses bekam terhadap responden dari

informasi dan data diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh terapi

bekam basah terhadap penurunan kadar kolesterol total pada penderita

hiperkolesterolemia.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan studi literature ini. Peneliti menyadari banyak

kelemahan dan kekurangan didalam proses pembuatan literature, karena ini

merupakan pengalaman pertama bagi peneliti dalam proses melakukan

penelitian. Adapun kelemahan dan kekurangan, yaitu: penelitian tidak

langsung mengobservasi responden tidak melakukan metode penelitian dan

SOP didalam pelaksanaan bekam. Kemudian tidak melakukan analisis,

peneliti hanya melihat informasi yang disajikan berdasarkan informasi yang

sudah ditulis oleh penulis jurnal tanpa memberikan analisis atau validasi

terkait teori tersebut


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil dari jurnal yang telah di review dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebelum dilakukan terapi bekam (pre test) peneliti melakukan pengambilan

sample terlebih dahulu, semple darah diambil dibagian vena fossa cubiti

dengan menggunakan alat centrifuge dan fotometer 5010v5+. Kriteria usia

25-60 tahun dengan kadar kolesterol total >200 mg/dl

2. Setelah dilakukan terapi bekam ( post test ) kepada responden dilakukan

pengecekan kembali dan lihat hasil dari proses yang telah dilakukan,

pengecekan dilakukan 3 jam setelah proses selasai dan dapat dilihat hasilnya.

3. Berdasarkan hasil analisa beberapa jurnal dapat disimpulkan bahwa terapi

bekam memiliki pengaruh yang signifikan dalam penurunan kadar

kolesterole total pada pasien hiperkolesterolemia

5.2 Saran
Dari hasil literature review, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang

Diharapkan dari STIK Siti Khadijah Palembang hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai salah satu referensi mahasiswa dalam memberikan

75
76

asuhan keperawatan, bisa menjadi salah satu pertimbangan mahasiswa dalam

melaksanakan asuhan keperawatan berbasis pengobatan kompementer

khususnya terapi bekam basah di unit pelayanan kesehatan STIK Siti

Khadijah Palembang untuk dilakukan secara rutin sehingga lebih efektif

dalam menurunkan kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trygliserida.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama

diharapkan dapat mengkaji lebih banyak lagi tentang bagaimana pengaruh

terapi bekam basah terhadap kadar kolesterol pada penderita

hiperkolesterolmia.
DAFTAR PUSTAKA

Aulfah, Zuzriyah Evania. (2018). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar


Kolesterol Total Pada Pasien Hiperkolesterolemia. Skiripsi. Samarinda.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

Fahmy, A., & Gugun, A. M.(2008). Pengaruh Bekam (Al Hijamah) terhadap Kadar
Kolesterol LDL pada Pria Dewasa Normal. Mutiara Medika, 8(2), 117-121.

Faizal, Kgs M. Rezka Nurvinada., dan Zupera. 2020. Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Kadar Kolesterol. Malahayati Nursing Journal, P-ISSN: 2655-
2728, E-ISSN: 2655-4712, Volume 2, Nomer 2 Maret 2020: hal 259-267

Fatahillah, Ahmad. (2007). Keampuhan Bekam: Pencegah dan Penyembuhan


Warisan Rosulullah (2nd ed). Jakarta: Qultum Media

Fikri, Z., Nursalam, & M, E. M. (2017). Penurunan Kadar Kolesterol dengan Terapi
Bekam

Kementerian Kesehatan Republik Indonesi ( KEMENKES RI). (2016). RISET


KESEHATAN DASAR.

Lestari, W. A. & Utari, D.M. (2017). Faktor Dominan Hiperkolesterolemia Pada


Pra-Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rangkapanjaya Kota Depok.
Jakarta.

Muhammad Habi Burasyid. (2017). Pengaruh Terapi Bekam THIBBUN NABAWI


Terhadap Kadar Kolesterol, Gula Darah dan Tekanan Darah Sebelum dan
Sesudah Terapi di Klinik Crew Bekam Kediri. Kediri. PGRI

77
Mukaaromah. (2017). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Kadar Kolesterol Total
Pada Penderita Hiperkolesterolemia. Tesis. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayahtullah;hal 1-89.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2009.

NCEP-ATP III. (2001). Executive Summary of The Third Report of The National
Cholesterol Education Program (NCEP) Expert panel on Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult
Treatment Panel III). JAMA, 285, 2486-2497.

Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedekatan Praktis. Ed


4. Jakarta: Salemba Medika.

Rini T. P., Karim, D., & Novayelinda, R. (2014). Gambaran Kadar Kolesterol Pasien
yang mendapatkan Terapi Bekam. Universitas Riau : JOM PSIK, 1(2), 1-8.

Price, S.A., Wilson, L.M. (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit.Edisi VI. Jakarta: EGC.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Diakses pada Agustus 2018.

Ruslianti. 2014. Kolesterol Tinggi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: FMedia.

Sabriah, Nayla Asiyah. (2014). Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol Dalam Sekejab.
Jakarta: Bonjer.

Setiati, E., 2015. Bahaya Kolesterol, Mengenal, Mencegah dan Menanggulangi


Kolesterol. Yogyakarta: Dokter Books.

78
Surianti, Wida Kusnida Bhakti & Surtikanti. (2016). Pengaruh Terapi Bekam
Terhadap Kadar Kolesterol Di Terapi Bekam Harmoni Pontianak.
Pontianak. STIK Muhammadiyah Pontianak.

Umar, Wadda A. (2019). Bekam Medik, Hijamah Dalam Perspektif Modern


Prosedur Bekam Sarat Sesuai Standar Tindakan Medis. Jakarta: Thibbia.

WHO. (2012). World Health Statistics 2012. France: World Health Organization.

Widyaningrum, Annisa. (2015). Pengaruh Perasan Daun Sambung Nyawa Terhadap


Kadar Kolesterol Mencit dan Pemanfaatannya. Jember; Universitas Jember.

Yani, M. (2015). Mengendalikan Kadar Kolesterol pada Hiperkolesterolemia. Jurnal


Olahraga Prestasi, 11, 1–7.

Zaidul Akbar, dkk. (2019). Panduan Pengajaran Bekam. Jakarta. PBI.

79
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Mitra Mariyanto

NIM : A21612053

Judul : Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada


Penderita Hiperkolesterolmia : Literatur Review

Pembimbing I : Ns. Dedi Pahrul, S.Kep, M.Bmd

Pembimbing II : Sigit Cahyo H, S.Farm, Apt, M.Kes

NO TANGGAL PEMBIMBING MASUKAN TANDA


I/II PEMBIMBING TANGAN
1. 17 Maret 2020 Pembimbing I Pengajuan judul,
masukan : Cari
judul yang lebih
menarik, jarang
diteliti tapi tidak
menyulitkan
peneliti.

2. 18 Maret 2020 Pembimbing I Revisi judul,


masukan: cari
judul yang lebih
menarik, perlu
dipertimbangkan
proses
penelitian, cari
judul yang
referensinya
banyak.
3. 24 Maret 2020 Pembimbing I ACC judul

4. 24 Maret 2020 Pembimbing II ACC judul


5. 30 April 2020 Pembimbing I Konsultasi BAB
I
6. 1 Juni 2020 Pembimbing I Revisi BAB I,II
Masukan :
perbaiki latar
belakang dan
tujuan penelitian
7. 2 Juni 2020 Pembimbing II Konsultasi BAB
III Masukan :
perbaiki
kerangka
konsep, etika
penelitian,
metode
pengolahan dan
analisis data
8. 12 Juni 2020 Pembimbing I Revisi BAB I, II
Masukan : harus
ada benang
merah antar
paragraf,
kesimpulan
definisi penyakit
kolesterol
dengan terapi
bekam menurut
peneliti.
9. 24 juni 2020 Pembimbing I Revisi BAB I, II
Masukan :
perbaiki faktor
penyebab harus
jelas, atur spasi
dalam penulisan.
10. 25 Juli 2020 Pembimbing I ACC BAB I dan
II
11. 25 Juli 2020 Pembimbing II ACC BAB III

12. 3 September Pembimbing I Revisi BAB I –


2020 III
13. 3 September Pembimbing II Revisi BAB I –
2020 III
3 September Pembimbing I Konsultasi BAB
2020 IV-V
15. 5 September Pembimbing II Konsultasi BAB
2020 IV- V
16. 11 September Pembimbing II Revisi BAB IV-
2020 V, masukan ;
tambahkan
desain
penelitian,
sampel,
instrumen,
variabel, dan
analisis
penelitian
17. 14 September Pembimbing II ACC BAB IV-V
2020
18. 14 September Pembimbing I ACC BAB IV-V
2020
19 24 September Pembimbing II Revisi BAB IV-
2020 V, masukan;
korelasikan
tujuan dan
pembahasan
kemudian
jelaskan lagi
fisologis proses
bekam.
20 24 September Pembimbing I Revisi BAB IV-
2020 V, masukan;
tarik benang
merah atau
kesimpulan dari
latar belakang
kemudian di
singkatkan dan
perhatikan
sistematika
penulisan.
21 1 Oktober Pembimbing II Konsultasi BAB
2020 IV-V, masukan;
keterbatasan
peneliti, saran,
dan
pembahasan.
22 5 Oktober Pembimbing I Konsultasi BAB
2020 IV-V
23 6 Oktober Pembimbing II ACC BAB IV-V
2020
24 6 Oktober Pembimbing I ACC BAB I-V
2020
BUKTI MENGIKUTI SEMINAR PROPOSAL

Nama : Mitra Mariyanto

Nim : A21612053

N TANGGA JUDUL SEMINAR PELAKSANA TANDA


O L PROPOSAL SEMINAR TANGAN
MODERATOR
1 13 Agustus Terapi Bekam Basah
2020 Terhadap Kadar
Kolesterol Total Pada
Penderita
Hiperkolesterolmia
FORMULIR PENGAJUAN JUDUL

Nama : Mitra Mariyanto

NIM : A21612053

Usulan Judul :

Terapi Bekam Basah Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Penderita


Hiperkolesterolmia di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun
2020.

Permohonan Nama Pembimbing

Pembimbing I (Substandi) : Ns. Dedi Pahrul, S.Kep, M.Bmd

Pembimbing II (Metodologi) : Sigit Cahyo H, S.Farm, Apt, M.Kes

Usulan Judul Cadangan

1. Pengaruh Pemberian Buah Naga Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total


Pada Pasien Hiperkolesterolmia di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang
Tahun 2020.
2. Pengaruh Terapi Komplementer (Bekam) Terhadap Proses Penyembuhan
Pada Pasien Kolesterol di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang Tahun 2020.

Palembang, 20 Maret 2020


Mahasiswa yang menyatakan,

Mitra Mariyanto
NIM. A21612053

Anda mungkin juga menyukai