Anda di halaman 1dari 3

Aspirasi kuman dari saluran respiratorik atas BAKTERI

BAYU DWI BRILIANTO Mycoplasmapneumonia,


JAMUR
Pneumocystitis Carinii
NPM : 214121012 Chlamydia pneumonia (TWAR),
Pneumonia (PCP))
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK dan Streptococcus Pneumonia
X-ray adanya infiltrate pada Sistem pertahanan tidak adekuat
lapang dada paru
VIRUS
Respiratory MYCOPLASMA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Kuman berkembang biak secara cepat Syncial Virus (RSV)
Perubahan nilai AGD, leukosit ↑, LED ↑

Peradangan di paru Faktor Risiko


PENCEGAHAN Faktor intriksik : Umur anak, Jenis kelamin, status gizi, BB lahir, Imunisasi, Vitamin A.
Antibiotik, memperbaiki nutrisi, PHBS, Faktor ekstrinsik : Kepadatan tempat tinggal, polusi udara, ventilasi
cegah BBLR, imunisasi
PNEUMONIA adalah inflamasi akut pada
parenkim paru bagian bawah dan alveoli ETIOLOGI
Bakteri, virus, mycoplasma, dan jamur menyebabkan
peradangan pada paru yang menimbulkan konsolidasi
jaringan paru sehingga dapat menggangu pola napas,
Pneumonia Pneumonia bersihan jalan napas, dan pertukaran gas
Bronkhopneumonia Manifestasi Klinis
Lobaris Interstisial

Tujuan (L.01001) : 1. Demam 1. Adanya retraksi dinding dada 1. PCO₂ meningkat/menurun


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2. Batuk tidak efektif/tidak 2. Pernapasan cuping hidung 2. PO₂ menurun
Gangguan Pertukaran
1x24 jam diharapkan bersihan jalan napas yang mampu batuk 3. Takipneu 3. pH arteri meningkat/menurun
Gas D0003
efektif dengan kriteria hasil : 3. Sputum berlebih atau 4. Bunyi napas tambahan
1. Produk sputum menurun obstruksi jalan napas 5. Dispneu
2. Batuk efektif 4. Terdengar ronkhi
5. Kenaikan taktil fremitus Pola Napas Tidak
INTERVENSI (I.01007) : Efektif D.0005
Observasi 6. perkusi redup sampai pekak
o Identifikasi kemampuan batuk
o Monitor adanya retensi sputum Tujuan (L.01004) :
o Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola pernapasan Tujuan (L.01003) :
Terapeutik efektif, dengan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
o Atur posisi semi-fowler atau fowler 1. Penggunaan otot bantu napas menurun 1x24 jam diharapkan gangguan pertukaran gas
o Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien Bersihan Jalan Napas 2. Pernapasan cuping hidung menurun efektif, dengan kriteria hasil :
o Buang sekret pada tempat sputum Tidak Efektif D.0149 INTERVENSI (I.01006) : 1. Penggunaan otot bantu napas menurun
Edukasi Observasi 2. Pernapasan cuping hidung menurun
o Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif o Identifikasi indikasi dilakukan latihan pernapasan INTERVENSI (I.01014) :
o Anjurkan tarik napas dalam melalui hidup o Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas sebelum dan sesudah Latihan Observasi
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, Terapeutik o Monitor saturasi oksigen
kemudian keluarkan dari mulu dengan mencucu o Sediakan tempat yang terang o Monitor nilai AGD
(dibulatkan) selama 8 detik o Posisikan pasien nyaman dan rileks o Monitor hasil x-ray toraks
o Anjurkan mengulai Tarik napas dalam hingga 3 o Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan di perut Terapeutik
kali o Pastikan tangan di dada mundur ke belakang dan telapak tangan di perut maju ke o Atur interval pemantauan respirasi sesuai
o Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah depan saat menarik napas kondisi pasien
tarik napas dalam yang ke-3 o Ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan o Dokumentasikan hasil pemantauan
Kolaborasi o Hitungan ke delapan hembuskan napas melalui dengan perlahan Edukasi
o Kolaborasi pemberian mukolitik atau Edukasi o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
ekspektoran, jika perlu o Jelaskan tujuan dan prosedur Latihan pernapasan o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
o Anjurkan mengulai Latihan 4-5 kali
1. Dehidrasi 1. Berat badan menurun 1. Tidak mampu melakukan
2. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker) minimal 10% dibawah keterampilan atau perilaku khas
3. Suhu tubuh diatas nilai normal rentang ideal usia (fisik, bahasa, motorik,
4. Kulit merah 2. Kram/nyeri abdomen psikososial)
5. Takikardi 3. Nafsu makan menurun 2. Pertumbuhan fisik terganggu
6. Takipnea 4. Otot menelan melemah 3. Nafsu makan menurun
7. Kulit terasa hangat 5. Otot pengunyah lemah 4. Lesu

Defisit Nutrisi Gangguan tumbuh


Hipertemia D.0130
D.0019 Kembang D.0106

Tujuan (L.03030) :
Tujuan (L.14134) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Tujuan (L.10101) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan asupan nutrisi adekuat, dengan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kemampuan untuk
diharapkan suhu tubuh berada pada rentang normal, 1. Kram abdomen menurun tumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia, dengan kriteria hasil :
dengan kriteria hasil : 2. Nafsu makan membaik 1. Keterampilan/perilaku sesuai usia meningkat
1. Kulit merah kembali ke warna awal 3. Kekuatan otot pengunyah meningkat 2. Berat badan sesuai usia meningkat
2. Takikardi menurun 4. Kekuatan otot menelan meingkat 3. Panjang/tinggi badan sesuai usia meningkat
3. Takipneu menurun INTERVENSI (I.03119) : INTERVENSI (I.10339) :
INTERVENSI (I.15506) : Observasi Observasi
Observasi o Identifikasi status nutrisi o Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
o Identifikasi penyebab hipertemia (mis. dehidrasi) o Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient o Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (mis. lapar, tidak nyaman)
o Monitor suhu tubuh o Monitor asupan makanan Terapeutik
o Monitor kadar elektrolit Terapeutik o Motivasi abaj berinteraksi dengan anak lain
o Monitor komplikai akibat hipertemia o Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu o Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan anak lain
Terapeutik o Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai o Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan balik atas
o Sediakan lingkungan yang dingin o Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein usahanya
o Longgarkan atau lepaskan pakaian o Berikan suplemen makanan, jika perlu o Pertahankan kenyamanan anak
o Basahi dan kipasi permukaan tubuh Edukasi o Mengajak anak untuk makan bersama dengan temannya
o Berikan cairan oral o Anjurkan posisi duduk, jika mampu o Berikan makanan yang anak sukai
o Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami o Ajarkan diet yang diprogramkan Edukasi
hyperhidrosis (keringat berlebih) Kolaborasi o Jelaskan orang tua tentang milestone perkembangan anak dan perilaku anak
o Hindari pemberian antipiterik atau aspirin o Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika o Ajarkan anak teknik sertif
o Berikan oksigen, jika perlu perlu o Ajarkan orang tua untuk membuat anaknya makan makanan bernutrisi tinggi
Edukasi o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah Kolaborasi
o Anjurkan tirah baring kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu o Rujuk untuk konseling, jika perlu
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI.
Tim AIPNI. (2019). siNERSI Uji Kompetensi Ners Indonesia. Jakarta : Asosiasi Institusi
Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)

Anda mungkin juga menyukai