ISSN : 2477-0604
Volume 5 No. 2 2019 | 52-57
ABSTRAK
Status gizi pada balita merupakan bagian dari faktor individu anak yang berperan
terhadap proses perjalanan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Status gizi
yang buruk memberikan dampak terhadap penurunan status imunitas sehingga mudah
terkena penyakit infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
status gizi balita terhadap kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu 825 balita dengan jumlah sampel sebanyak
89 responden balita, menggunakan quota sampling. Sedangkan untuk analisa data
menggunakan uji chi square. Hasil analisa data diperoleh sebagian besar responden
memiliki status gizi baik sebanyak 44 (49,4%) sedangkan untuk kejadian ISPA
sebanyak 50 (56,2%) dengan p value adalah 0,001 yang menunjukkan nilai p value < α,
sehingga Ha diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan terdapat hubungan antara
status gizi balita dengan kejadian ISPA. Rekomendasi dari penelitian ini adalah
pentingnya dalam menunjang status gizi balita dalam meningkatkan sistem imunitas
untuk mencegah dan menghindara terjadinya penularan penyait infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA)
ABSTRACT
Nutritional status in toddlers is part of the individual factors of children who play a role
in the course of acute respiratory infections (ARI). Poor nutritional status has an
impact on reducing the status of immunity so that it is susceptible to infectious diseases.
The purpose of this study was to determine the relationship of nutritional status of
infants to the incidence of acute respiratory infections (ARI). This study uses an
observational research design with a cross sectional approach. The population in this
study was 825 toddlers with a total sample of 89 respondent toddlers, using quota
sampling. As for data analysis using the chi square test. The results of data analysis
obtained that most respondents had good nutritional status of 44 (49.4%) while for the
ISPA incidence of 50 (56.2%) with p value was 0.001 indicating p value <α, so Ha was
accepted and H0 was rejected which shows there is a relationship between the
nutritional status of children with ARI events. The recommendations of this study are
the importance of supporting the nutritional status of children under five in improving
the immune system to prevent and avoid transmission of acute respiratory infections
(ARI).
PENDAHULUAN
rosuliana_ns_30@yahoo.com
NOVI ENIS ROSULIANA 54
DEDI SUKANDI
rosuliana_ns_30@yahoo.com
NOVI ENIS ROSULIANA 55
DEDI SUKANDI
Tabel 7. Tabulasi Silang Status Gizi status gizi seseorang yaitu: Faktor
Balita dengan kejadian ISPA eksternal seperti (Pendapatan,
Kejadian ISPA pendidikan, pekerjaan, budaya) dan
N Status Total
ISPA Bukan ISPA
o gizi
N % N % n % Faktor internal (Usia, Keadaan fisik,
1 Baik 16 32 28 71,80 44 49,43 Infeksi), selain itu masih banyak faktor
2 Kurang 32 64 10 25,64 42 47,19 yang menurut kepustakaan berperan
3 Buruk 2 4 1 2,56 3 3,37 pada terjadinya ISPA, antara lain jenis
Total 50 100 39 100 89 100 kelamin, usia balita, status gizi,
imunisasi, berat lahir balita,
Tabel 8. Hasil analisis Status gizi balita suplementasi vitamin A, riwayat
dengan Kejadian ISPA pemberian ASI ekslusif, pendidikan dan
Chi-Square Tests prilaku ibu (Pediatri, 2012).
Valu df Asymp.
e Sig. (2-
sided) Kejadian ISPA
13.98
Pearson Chi-Square 2 .001
4a Penelitian yang dilakukan pada 89
14.41 responden di Desa Sesela Kecamatan
Likelihood Ratio 2 .001
0
Linear-by-Linear 11.65 Gunungsari Kabupaten Lombok Barat,
1 .001
Association 9 didapatkan hasil bahwa dari 89
N of Valid Cases 89 responden, sebagian besar terdapat 50
responden (56,2%) yang ISPA, dan 39
responden (43,8%) bukan ISPA.
PEMBAHASAN Infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) adalah penyakit yang tergolong
Status Gizi Balita sering menyerang atau terjadi pada
Penelitian yang dilakukan terhadap
balita.Hal ini kemungkinan berhubungan
89 responden di Desa Sesela Kecamatan
erat dengan permasalahan daya tahan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat,
tubuh bayi yang masih belum terlalu
didapatkan hasil bahwa dari 89
kuat dibandingkan manusia dewasa.
responden terdapat 44 responden
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut
(49,4%) dengan status gizi baik, status
(ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
gizi kurang 42 responden (47,2%), dan
menyerang salah satu bagian atau lebih
status gizi buruk sebanyak 3 responden
dari saluran pernafasan mulai dari
(3,4%). Jadi responden yang terbanyak
hidung (saluran atas) hingga alveoli
pada saat penelitian adalah anak balita
(saluran bawah) termasuk jaringan
dengan status gizi baik.
adneksanya, seperti saluran sinus,
Status gizi berperan penting
rongga telinga tengah dan pleura
terhadap kejadian infeksi saluran
(Kemenkes ,2013).
pernasapan akut (ISPA) pada anak balita
Secara umum terdapat tiga (3)
umur 1-5 tahun.Penyakit infeksi saluran
faktor risiko terjadinya ISPA, yaitu
pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit
faktor kepadatan hunian (pencemaran
infeksi akut yang menyerang salah satu
udara dalam rumah, ventilasi rumah dan
bagian atau lebih dari saluran pernafasan
kepadatan hunian rumah), faktor
mulai dari hidung (saluran atas) hingga
individu anak (umur anak, berat badan
alveoli (saluran bawah) termasuk
lahir, status gizi, vitamin A dan status
jaringan adneksanya, seperti saluran
imunisasi) dan faktor perilaku keluarga
sinus, rongga telinga tengah dan pleura
dalam pencegahan dan penanganan
(Kemenkes, 2013).
ISPA pada anak (Kemenkes RI, 2011).
Menurut Salmah (2013) ada dua
Selain itu masih banyak faktor yang
faktor yang berperan dalam menentukan
rosuliana_ns_30@yahoo.com
NOVI ENIS ROSULIANA 56
DEDI SUKANDI
menurut kepustakaan berperan pada Status gizi yang baik pada balita
terjadinya ISPA, antara lain jenis sangat diperlukan karena dapat terhindar
kelamin, usia balita, status gizi, dari penyakitpenyakit seperti
imunisasi, berat lahir balita, ISPA.Status gizi baik dapat dicapai jika
suplementasi vitamin A, riwayat asupan gizi balita sesuai dengan
pemberian ASI ekslusif, pendidikan dan kebutuhannya. Status gizi baik terbukti
prilaku ibu (Pediatri, 2012). mempengaruhi pertumbuhan fisik,
perkembangan mental dan intelektual,
Hubungan status gizi balita dengan meningkatkan produktivitas, serta
kejadian ISPA menurunkan angkan kematian. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang di
Penelitian dilakukan terhadap 89 lakukan oleh Wahyu Febrianto (2014)
responden di Desa Sesela Kecamatan menunjukan bahwa ada hubungan statuz
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat di gizi dengan kejadian ISPA.
temukan 44 responden yang memiliki
status gizi baik,dan bukan ISPA yaitu SIMPULAN DAN SARAN
sebanyak 28 responden (71,80%) dan
ISPA sebanyak 16 responden (32%), Status gizi balita sebagian besar
sedangkan yang memiliki status gizi diperoleh menunjukkan status gizi baik,
kurang dari total 42 responden yang meskipun juga terdapat status gizi
terdiri dari 10 responden (25,64%) kurang dan buruk. Sedangkan angka
bukan ISPA dan yang ISPA sebanyak 32 kejadian ISPA menunjukkan masih
responden (64%), Dan total 3 responden tinggi yaitu dari 89 responden diperoleh
dengan gizi buruk yang menderita ISPA 45 responden menderita ISPA, sehingga
2 responden (4%) dan bukan ISPA 1 hasil analisis menunjukkan terdapat
responden (2,56%). hubungan yang bermakna antara status
Dari hasil perhitungan gizi balita dengan kejadian ISPA.
menggunakan SPSS 16.0 p-value< 0,01
yang artinya Ha di terima yang berarti Bagi ibu harapannya adalah
ada hubungan status gizi dan kejadian meningkatkan pengetahuan tentang
ISPA Di Desa Sesela Kecamatan pemberian nutrisi pada balita sehingga
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat mampu memperbaiki status gizi,
(P=0,001).hasil perhitungan hubungan sehingga daya imunitas tubuh meningkat
kepadatan hunian dengan kejadian ISPA dan mampu mencegah atau
yaitu P=0,004< 0,01 yang artinya Ha di menghindarkan dari penyakit infeksi
terima yang berarti ada hubungan yang sifatnya menular..
kepadatan hunian dengan kejadian ISPA
pada balita di desa Sesela Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.
Frekuensi kejadian ISPA pada
balita dengan status gizi kurang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang
memiliki status gizi baik. Hal ini
disebabkan balita yang mempunyai
status gizi baik akan mempunyai daya
tahan (antibodi) yang lebih, sehingga
dapat mencegah atau terhindar dari
penyakit seperti ISPA.
rosuliana_ns_30@yahoo.com
NOVI ENIS ROSULIANA 57
DEDI SUKANDI
rosuliana_ns_30@yahoo.com