Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGANKECEMASAN IBU DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP

PADA BAYI USIA 0–12 BULAN DIDESA BANJAR BARAT KECAMATAN GAPURA

Sri Sumarni, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Wiraraja


Email: sri.sumarni73@yahoo.com

ABSTRAK

Imunisasi adalah suatu usaha memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang akan membuat zat
anti dengan tujuan mencegah terhadap penyakit tertentu, imunisasi kadang di takutkan oleh ibu
karena evek samping yang terjadi setelah di berikan imunisasi sehingga ibu cemas, penyebab
kecemasan ibu di karenakan pemberitaan miring tentang efek samping imunisasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap
pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat Kecamatan Gapura.
Jenis penelitian ini merupakan analitik korelasional cross sectional study. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Tehnik
pengambilan sampel pada penelitian adalah Total Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan sebanyak 35 ibu. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) dan observasi buku KIA. Analisa data yang
digunakan adalah uji korelasi spearman dengan nilai signifikansi p = 0,05.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu mengalami kecemasan ringan
sebanyak 22 ibu (62,9%), dan sebagian besar ibu memberikan imunisasi dasar yang tidak lengkap
sebanyak 19 orang (54,3%). Hasil uji statistik diperoleh P value < α (0,000 < 0,05) dan tingkat
kepercayaan 95%. Kekuatan korelasi adalah r sebesar 0,732 yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-12
bulan di Desa Banjar Barat kecamatan Gapura.
Sehingga kepada para ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan perlu adanya ikut serta jika
ada penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi dasar lengkap dan banyak bertanya sebelum di
lakukan pemberian imunisasi pada bayinya

Kata kunci : kecemasan ibu, pemberian imunisasi dasar lengkap

Pendahuluan dominan di banding ketakutan terhadap


Tidak tercapainya pemberian imunisasi penyakitnya. Efek samping vaksinasi ini di
dasar lengkap masih banyak di jumpai di kenal sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi
indonesia. Salah satu faktor di sebabkan (KIPI), timbul secara cepat maupun lambat
karena kecemasan keluarga. Imunisasi dapat di bagi menjadi kelainan lokal, siskemik,
merupakan suatu usaha memberikan kekebalan reaksi susunan saraf, serta reaksi lainnya.
pada bayi dan anak dengan memasukkan Reaksi lokal di tandai dengan rasa nyeri dan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat bengkak kemerahan di tempat suntikan, serta
anti untuk mencegah terhadap penyakit demam atau ruam.
tertentu. (A.Aziz Alimul Hidayat, hal 101.) Sejak penetapan The Expanded
Sedangkan yang di maksud vaksin adalah Program On Imunisation (EPI) oleh World
bahan yang di pakai untuk merangsang Health Organisation (WHO), cakupan
pembentukan zat anti yang di masukkan ke imunisasi dasar bayi meningkat dari 5%
dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin hingga mendekati 80% di seluruh dunia.
BCG, DPT, Campak, dan melaliu mulut Berdasarkan data terakhir WHO sampaisaat ini
seperti Polio. Sehinga di harapka anak menjadi angka kematian bayi akibat penyakit infeksi
kebal terhadap penyakit tertentu (A.Aziz yang seharusnya dapat di cegah dengan
Alimul Hidayat, hal 101.). Pemberian imunisasi masih terbilang tinggi. Berdasarkan
imunisasi kadang menimbulkan efek samping. data Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2017
Rasa ketakutan terhadap vaksin menjadi lebih (update s.d 30 April 2017) menunjukkan

26
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019 27
5
bahwa di Provinsi Jawa Timur dengan independen dan dependen hanya satu kali pada
cakupan masing-masing imunisasi adalah satu saat. Pada jenis ini variabel independen
sebagai berikut BCG 98,4%, HB0 94,8%, dan dependen dinilai secara simultan pada satu
DPT/HB1 53,5%, DPT/HB3 60,3%, Polio 4 saat (Nursalam, 2013).
99,6%, Campak 99,9%. Berdasarkan data HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut masih ada dua cakupan yang belum 1.1 Karakteristik Responden berdasarkan
terpenuhi yang belum memenuhi target ≤80%. Umur
Laporan penghitungan bayi yang telah Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Yang
mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Mempunyai Bayi Usia 0-12 Bulan
kabupaten sumenep sampai dengan bulan Berdasarkan Umur di Desa Banjar Barat
November 2017 sebanyak 11.692 atau Tahun 2017.
(81,70%) dengan jumlah bayi sebanyak No Umur (tahun) f %
14.311, Kecamatan gapura merupakan 1 17-20 4 11,4
kecamatan dengan cakupan imunisasi dasar 2 21-24 16 45,7
lengkap kumulatif paling sedikit yaitu sebesar 3 25-28 10 28,6
20,31% dengan jumlah bayi sebanyak 517
4 29-32 5 14,3
(Dinkes,2015).
Pengambilan data awal yang di Jumlah 35 100
lakukan di Kecamatan Gapura kepada 10 ibu Sumber : Data Primer
yang mempunyai bayi 0-12 bulan, semua ibu Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa
tidak melengkapi imunisasi pada bayinya hampir setengahnya umur responden adalah
karena takut setelah di berikan imunisasi anak 21-24 tahun sebanyak 16 Ibu (45,7%).
akan panas, menangis kesakitan, dan No Kecemasan Ibu f %
keadaanya melemah. Salah satu faktor
penyebab tidak tercapainya imunisasi dasar 1 Kecemasan berat 1 2,9
lengkap karena banyak ibu di Desa Banjar 2 Kecemasan sedang 1 2,9
Barat tidak melengkapi imunisasi karena takut 3 Kecemasan ringan 22 62,8
akan efek yang terjadi setelah bayinya di 4 Tidak cemas 11 31,4
berikan imunisasi misalnya panas, menangis
kesakitan dan keadaan yang melemah. Jumlah 35 100
Beberapa penyebab di antaranya adalah 1.2 Karakteristik Responden berdasarkan
kurangnya informasi, tingkat pendidikan dan Pendidikan
persepsi terhadap imunisasi. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Yang
Mempunyai Bayi Usia 0-12 Bulan
METODE PENELITIAN Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Desain penelitian adalah sesuatu yang Banjar Barat Tahun 2017
sangat penting dalam penelitian, yang No Pendidikan f %
memungkinkan pemaksimalan kontrol 1 Tidak Sekolah 1 2,9
beberapa faktor yang bisa mempengaruhi 2 SD/MI 17 48,6
akurasi suatu hasil. Desain penelitian 3 SMP/MTs 10 28,6
merupakan suatu strategi penelitian dalam
mengidentifikasi permasalahan sebelum 4 SMA/MA 7 20
perencanaan akhir pengumpulan data dan Jumlah 35 100
digunakan untuk mendefinisikan struktur Sumber : Data Primer
dimana penelitaian dilaksanakan (Nursalam, Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa
2013). hampir setengahnya pendidikan responden
Desain penelitian yang digunakan adalah SD/MI sebanyak 17 Ibu (54,3%).
dalam penelitian ini adalah Korelasional 1.3 Karakteristik Responden berdasarkan
(hubungan dan asosiasi) dengan menggunakan Pekerjaan
pendekatan cross-sectional yaitu jenis Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu Yang
penelitian yang menekankan pada waktu Mempunyai Bayi Usia 0-12 Bulan
pengukuran atau observasi data variabel
28 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019
25 5
Berdasarkan Pekerjaan di Desa Banjar Barat Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
Tahun 2017 sebagian besar responden mengalami
No Pekerjaan f % kecemasan ringan sebanyak 22 Ibu (62,8%).
1 Ibu rumah tangga 7 20 1.5 Data Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
2 Petani 23 65,7 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap di Desa Banjar Barat
3 Wiraswasta 5 14,3 Tahun 2017.
Jumlah 35 100 Kategori
Sumber : Data Primer Pemberian Imunisasi
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa No f %
Dasar Lengkap
sebagian besar pekerjaan responden adalah
petani sebanyak 23 Ibu (65,7%). Lengkap sesuai
1 16 45,7
Data Khusus (Variabel Yang Diukur) dengan usia
1.4 Data Kecemasan Ibu Tidak Lengkap sesuai
Tabel 4 Distribusi Frekuensi kecemasan ibu 2 19 54,3
dengan usia
Tentang Imunisasi Dasar Lengkap di Desa
Jumlah 35 100
Banjar Barat Tahun 2017.
No Kategori Kecemasan (f) %
Sumber : Data Primer
1 Kecemasan berat 1 2,9 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa
2 Kecemasan sedang 1 2,9 sebagian besar responden tidak memberikan
3 Kecemasan ringan 22 62,8 imunisasi dasar yang tidak lengkap pada
4 Tidak cemas 11 31,4 bayinya sebanyak 19 Ibu (54,3%).
Jumlah 35 100
1.6 Data Analisa Hubungan Kecemasan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Banjar Barat Tahun 2017
Pemberian Imunisasi
Kecemasan P
No Tidak Lengkap Lengkap Total R
ibu Value
F % F % F %
Kecemasan
1 1 2,9 0 0 1 2,9
Berat
Kecemasan
2 1 2,9 0 0 1 2,9
sedang
kecemasan 0,732 0,000
3 17 48,6 5 14,3 22 62,9
ringan
4 Tidak cemas 0 0 11 31,4 11 31,4
Total 19 54,3 16 45,7 35 100
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui Desa Banjar Barat kecamatan gapura tahun
hubungan kecemasan ibu dengan pemberian 2017. Hasil penyajian data pada tabel 6 di
imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan di Desa peroleh data dari 35 ibu yang memiliki bayi
Banjar Barat tahun 2017 adalah uji Korelasi usia 0-12 bulan yang tidak cemas pemberian
Spearman dengan derajat kemaknaan 95% (α imunisasi bayinya lengkap sebanyak 11 Ibu
= 0,05). Distribusi frekuensi hubungan (31,4%), kecemasan ibu dengan kecemasan
kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi ringan pemberian imunisasi bayinya tidak
dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di lengkap sebanyak 17 ibu (48,6%), kecemasan
Desa Banjar Barat Kecamatan GapuraTahun ibu dengan kecemasan sedang pemberian
2017 dapat diihat pada tabel 5.6. imunisasi bayinya tidak lengkap sebanyak 1
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Ibu (2,9%), sedangkan ibu dengan kecemasan
kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi berat pemberian imunisasi bayinya tidak
dasar lengkap pada anak usia 0-12 bulan di lengkap sebanyak 1 Ibu (2,9%).
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019 29
5
Hasil uji statistik diperoleh P value< α (0,000 mengenai evek samping dari munisasi itu
< 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%, maka sendiri.
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan 2. Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada
yang signifikan antara kecemasan ibu dengan Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Banjar
pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 di Barat
Desa Banjar Barat, yang artinya Ho ditolak, Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar
sedangkan H1 diterima. Kekuatan korelasi responden memberikan imunisasi dasar yang
dapat dilihat melalui nilai R yaitu 0,732 yang tidak lengkap pada bayinya sebanyak 19 Ibu
berarti bahwa kekuatan hubungan antar (54,3%). Menurut Suparyanto (2011)
variabel sangat kuat. pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap
1. Kecemasan Ibu Tentang Pemberian karena dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Usia diantaranya adalah tingkat pengetahuan ibu,
0-12 Bulan di Desa Banjar Barat kepercayaan, sikap, pendidikan, pekerjaan ibu,
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan/penghasilan, usia ibu, jarak
ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dengan pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana
kecemasan ringan sebanyak 22 Ibu (62,8%). kesehatan, pelayanan petugas kesehatan,
Menurut Hidayat (2005), Pemberian dukungan keluarga dan kecemasan . Menurut
imunisasi pada bayi bertujuan agar tubuh kebal Ani dan Ai (2009) adapun penyebab
terhadap penyakit tertentu. Menurut Depkes kecemasan ibu di karenakan pemberitaan
(2000), Terdapat evek samping setelah miring tentang efek samping imunisasi. Jika
pelaksanaan imunisasi yang di kenal dengan dilihat dari ketidak lengkapan pemberian
kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau imunisasi di Banjar Barat, hal tersebut
adverse evens following immunization (AEFI) disebabkan karena berbagai faktor seperti
merupakan kejadian sakit yang terjadi setelah rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan
menerima imunisasi yang di duga ibu, usia dan kecemasan ibu.
berhubungan dengan imuisasi. Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan
Menurut Tecyya (2009), kebanyakan bahwa hampir setengahnya umur responden
anak menderita panas setelah mendapatkan adalah 21-24 tahun sebanyak 16 Ibu (45,7%).
imunisasi DPT, tetapi itu adalah yang wajar, Waldoeher (1997, dalam Reza, 2006, hlm.25)
namun seringkali ibu-ibu tegang, cemas dan mengatakan bahwa status imunisasi semakin
khawatir. Menurut (Hemas, 2007) banyak ibu baik seiring dengan peningkatan usia ibu.
yang cemas sekali karena timbul bengkak di Penelitian Rahma Dewi (1994) memperoleh
bekas tempat suntikan, untuk anak yang hasil bahwa 58,3% kelengkapan status
memiliki riwayat kejang dan demam, imunisasi anak terdapat pada ibu yang berusia
imunisasi DPT tetap aman dan tidak 20-29 tahun. Penelitian Wardhana (2001)
membahayakan, tetapi banyak ibu yang cemas. disebutkan bahwa ibu yang berusia ≥ 30 tahun
Menurut Ani dan Ai (2009), adapun penyebab cenderung untuk tidak melakukan imunisasi
kecemasan ibu di karenakan pemberitaan lengkap dibandingkan dengan ibu yang berusia
miring tentang efek samping imunisasi. < 30 tahun cenderung untuk melakukan
Berdasarkan penelitinan yang di imunisasi lengkap 2,03 kali dibandingkan
lakukan oleh Lynda M. Baker (2007) dengan usia ibu ≥ 30 tahun.
Pemahaman, persepsi dan pengetahuan ibu Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa
tentang imunisasi membantu pengembangan sebagian besar pendidikan responden adalah
program kesehatan. Hal tersebut didukung SD/MI sebanyak 17 Ibu (48,6%).
oleh penelitian yang di lakukan oleh Mahmuda Wardhana (2001, dalam Lienda, 2009,
Dan Susilawati (2007) salah satu penyebab hlm.25) mengatakan bahwa pendidikan tinggi
kecemasan ibu di sebabkan oleh tingkat berkaitan erat dengan pemberian imunisasi
pengetahuan. pada anak. Sejalan dengan hal tersebut
Penelitian tersebut juga relevan dengan berdasarkan penelitian Idwar (2001) juga
penelitian Hayana dkk (2013) pemberian disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
imunisasi di pengaruhi oleh kecemasan ibu di seseorang ibu yang telah tinggi akan
sebabkan karna pengetahuan dan pendidikan berpeluang besar untuk mengimunisasikan
30 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019
25 5
anaknya. Ibu yang berpendidikan mempunyai membuat bayi panas, menangis kesakitan,
pengetahuan yang lebih baik tentang terdapat ruam merah, dan keadaannya
pencegahan penyakit dan kesadaran lebih melamah, sehingga ibu-ibu memilih untuk
tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan menghentikan pemberian imunisasi bayinya.
yang sedikit banyak telah diajarkan disekolah. Setiap ada petugas kesehatan yang datang
Hal ini diperkuat kembali dengan adanya untuk memberikan imunisasi dasar lengkap
penelitian oleh Widyanti (2008) menjelaskan para ibu cenderung tidak hadir dengan alasan
bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan sibuk bekerja, dan mengatakan di imunisasi
yang telah tinggi akan memberikan imunisasi dengan tidak di imunisasi sama saja sama-
lebih lengkap kepada anaknya dibandingkan sama sakit juga.
ibu dengan pendidikan rendah.
Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan Kesimpulan
bahwa sebagian besar pekerjaan responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah
adalah petani sebanyak 23 Ibu (65,7%). Dapat diuraikan, maka peneliti mengambil
disimpulkan bahwa kemungkinan pekerjaan kesimpulan:
ibu dapat mempengaruhi pemberian imunisasi. 1. Kecemasan Ibu tentang pemberian
3. Kecemasan Ibu Dengan Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-
Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Usia 12 bulan di Desa Banjar Barat tahun 2017
0-12 Bulan di Desa Banjar Barat sebagian besar mengalami kecemasan
Hasil penyajian data pada tabel 1.6 di ringan.
peroleh data dari 35 ibu yang memiliki bayi 2. Pemberian imunisasi dasar lengkap pada
usia 0-12 bulan yang tidak cemas pemberian bayi usia 0-12 bulan di Desa Banjar Barat
imunisasi bayinya lengkap sebanyak 11 Ibu tahun 2017 sebagian besar memiliki status
(31,4%), kecemasan ibu dengan kecemasan pemberian imunisasi yang tidak lengkap.
ringan pemberian imunisasi bayinya tidak 3. Terdapat hubungan kecemasan Ibu dengan
lengkap sebanyak 17 ibu (48,6%), kecemasan pemberian imunisasi dasar lengkap pada
ibu dengan kecemasan sedang pemberian bayi usia 0-12 Bulan di Desa Banjar Barat
imunisasi bayinya tidak lengkap sebanyak 1 tahun 2017.
Ibu (2,9%), sedangkan ibu dengan kecemasan Saran
berat pemberian imunisasi bayinya tidak a. Bagi Masyarakat
lengkap sebanyak 1 Ibu (2,9%). Keluarga dan ibu diharapkan untuk ikut serta
Hasil uji statistik diperoleh P value jika ada penyuluhan kesehatan mengenai
< α (0,000 < 0,05) dan tingkat kepercayaan imunisasi dasar lengkap dan banyak bertaya
95%, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat sebelum di lakukan pemberian imunisasi dasar
hubungan yang signifikan antara kecemasan lengkap, mengenai efek samping apa saja yang
ibu dengan pemberian imunisasi pada bayi akan timbul setelah di lakukan pemberian
usia 0-12 di Desa Banjar Barat, yang artinya imunisasi dasar lengkap tersebut..
Ho ditolak, sedangkan H1 diterima. Kekuatan b. Bagi Pelayanan Kesehatan
korelasi dapat dilihat melalui nilai R yaitu 0, Tenaga kesehatan khususnya di UPT.
732 yang berarti bahwa kekuatan hubungan Puskesmas Gapura memberiakan penyuluhan
antar variabel sangat kuat. Menurut kesehatan mengenai pentingnya imunisasi dan
(Tecyya,2009) kebanyakan anak menderita lebih banyak melakukan penjelasan secara
panas setelah mendapatkan imunisasi DPT, umum maupun personal.
tetapi itu adalah yang wajar, namun seringkali c. Bagi Ilmu Keperawatan
ibu-ibu tegang, cemas dan khawatir. Bagi ilmu keperawatan di harapkan
Penelitian ini sesuai dengan Hemas bermanfaat untuk pengembangan maupun
(2007) banyak ibu yang cemas sekali karena reverensi terhadap ilmu keperawatan
timbul bengkak di bekas tempat suntikan, khususnya keperawatan anak.
untuk anak yang memiliki riwayat kejang dan d. Bagi Penelitian Selanjutnya
demam, imunisasi DPT tetap aman dan tidak Bagi penelitian selanjutnya diharapkan sebagai
membahayakan, tetapi banyak ibu yang cemas. bahan perbandingan tentang hubungan
Mereka beranggapan imunisasi hanya akan kecemasan ibu dengan pemberian imunisasi
Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019 31
5
dasar lengkap pada bayi usia 0-12 bulan di Hariyono, Suyitno. (2008). Poliomielitis.
Desa Banjar Barat Kecamatan Gapura tahun Dalam IGN Ranuh, Hariyono Suyitno,
2017. Sri Rezeki S Hadinegoro, Cissy B.
Kartasasmita, Ismoedijanto,
DAFTAR PUSTAKA Soedjatmiko : Pedoman Imunisasi di
Alan R. Tumbelaka, Sri Rezeki S Hadinegoro. Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta :
(2008). Difteria, Tetanus, Pertusis. Ikatan Dokter Anak Indonesia
Dalam IGN Ranuh, Hariyono Suyitno, Hariyono, Suyitno. (2008). Poliomielitis.
Sri Rezeki S Hadinegoro, Cissy B. Dalam IGN Ranuh, Hariyono Suyitno,
Kartasasmita, Ismoedijanto, Sri Rezeki S Hadinegoro, Cissy B.
Soedjatmiko : Pedoman Imunisasi di Kartasasmita, Ismoedijanto,
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Soedjatmiko : Pedoman Imunisasi di
Ikatan Dokter Anak Indonesia Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta :
Ani.M.”Hubungan Antara Tingkat Ikatan Dokter Anak Indonesia
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hawari. 2001. Cara penilaian kecemasan.
Polio Dengan Timgkat Kecemasan (Online) (http://eprints.ung.ac.co.id,
Pasca Imunisasi Polio Pada Anaknya diakses pada 20 juni 2016)
Di Posyandu Margasari Hayana, Dkk. (2013) .faktor-faktor yang
Tasikmalayatahun 2007” Fakultas mempengaruhi tingkat kecemasan ibu
Ilmu Keperawatan Universitas sebelum pemberian imunisasi DPT
Indonesia : Jakarta pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Carman Copel, Linda.(2007). psichiatric and samataring kabupaten sinjai. jurnal
mental healt care: nurses’s clinical volume 2 nomor 6
guide. Buku kedokteran ECG, hal Hidayat, Alimul Aziz. (2005). Pengantar Ilmu
178.Edisi 2 Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Comer. (1992) dalam Videbeck, (2008). Salemba Medika
Pengertian Kecemasan.(Online) Hidayat, Alimul Aziz. (2008). Ilmu Kesehatan
(http://Repository.usu.ac.id diakses Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.
tanggal 20 juni 2016) Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. (2006). Profil Kesehatan http://Repository.usu.ac.id diakses tanggal 20
Indonesia. Jakarta : Departemen juni 2016
Kesehatan RI Kemenkes, RI. (2014).Pusat Data dan
Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Informasi. Jakarta : Kementrian
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Kesehatan RI Lynda M. Baker. 2007. “Ibu Pengetahuan Dan
Depkes RI. 2000. Pedoman pelayanan Kebutuhan Informasi Berkaitan
imunisasi. Jakarta Dinkes Prop Jatim Dengan Imunisasi Anak”. Jurnal
Dinkes, Sumenep. (2015). Cakupan Imunisasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
di Kabupaten Sumenep. Sumenep : Tingkat Kecemasan Ibu Sebelum
Dinkes Sumenep Pemberian Imunisasi DPT Pada Bayi
Effendy. 2004. Dasar-dasar Kepewatan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC Samataring Kabupaten Sinjai. Volume
Friedman, M. Marylin (1998). Keperawatan 2 Nomor 6 Tahun 2013
Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta : Murwani. 2008. Pengertian kecemasan.
EGC (Online) (http://eprints.ung.ac.co.id,
Hariyono, Suyitno. (2008). Poliomielitis. diakses pada 20 juni 2016)
Dalam IGN Ranuh, Hariyono Suyitno, Notoatmodjo (2007). Promosi Kesehatan dan
Sri Rezeki S Hadinegoro, Cissy B. Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Kartasasmita, Ismoedijanto, Nugroho, Wahyudi. (2008).Keperawatan
Soedjatmiko : Pedoman Imunisasi di Gerontik Dan Geriatrik. Buku
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Kedokteran EGC, hal 122. Edisi 3
Ikatan Dokter Anak Indonesia
32 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.1 Mei 2019
25 5
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Setiadi. (2008). Konsep dan Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sundeen, Stuart. 1998. Penyebab kecemasan.
(Online) (http://eprints.ung.ac.co.id,
diakses pada 20 juni 2016)
Suparyanto. (2011). Konsep Kelengkapan
Imunisasi
Tecyya. 2009. Demam Sehabis Imunisasi.
Jurnal Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Ibu
Sebelum Pemberian Imunisasi DPT
Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Samataring Kabupaten
Sinjai. Volume 2 Nomor 6 Tahun 2013
Videbeck,Sheila L.(2012).Nursing Instructor
Des Moines Area Community Collage
Ankeny, Lowa. Buku ajar keperawatan
jiwa EGC, Hal 308
Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai