atau jaringan lainnya ( membran mukosa ) yang menjadi warna kuning karena
pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam darah.
Kadar Bilirubin diatas 2 mg/dl atau >34 µmol/L
HEMOLISIS
Peningkatan konsentrasi Bilirubin pada keadaan hemolisis dapat lebih dari 3-5 mg/dL. Kombinasi hemolisis dan
penyakit hati ringan dapat mengakitbatkan keadaan ikterus yang lebih berat.
SINDROM GILBERT
Keadaan dengan hiperbilirubinemia indirect, sering disalahartikan sebagai penyakit hepatitis kronik. Untuk
membedakannya harus dilakukan pemeriksaan tes faal hati. Bilirubin dari plasma berfluktuasi antara 2-5 mg/dL
SINDROM CRIGLER-NAJJAR
Penyakit autosom yang jarang terjadi. Terdapat tipe resesif tipe 1(Lengkap) dan II (Sebagian). Tipe resesif I
mempunyai hiperbilirubinemia yang berat sehingga biasa meninggal pada umur 1 tahun. Sedangkan tipe resesif II
hiperbilirubinemia kurang berat dapat hidup sampai dewasa tanpa kerusakan neurologik
HIPERBILIRUBINEMIA KONJUGASI
1. Nonkolestasis
a. Dubin-Johnson Syndrome :
Penyakit autosom resesif ditandai dengan ikterus yang ringan & tanpa keluhan. Kerusakan dåsar terjadinya gangguan
ekskresi berbagai anion organik seperti juga bilirubin, namun ekskresi garam empedu tidak terganggu.
Hiperbilirubinemia yang terjadi adalah bilirubin konjugasi & empedu terdapat dalam urin
b. Syndrome Rotor :
Penyakit yang jarang menyerupai sondrom Dubin-Johnson, tetapi hati tidak mengalami pigmentasi & perbedaan
metabolika lain yang nyata ditemukan.
2. Kolestasis
Gejala away terjadinya perubahan warna urin yang menjadi lebih kuning, gelap, tinja pucat, & gatal
a. Kolestasis intrahepatik :
Penyebab paling sering adalah hepatitis, keracunan obat, penyakit hati karena alkohol dan penyakit hepatitis
autoimun. Peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin konjugasi & menyebabkan ikterus.
b. Kolestasis ekstrahepatik :
Penyebab paling sering adalah batu duktus koledokus & kanker pankreas. Adanya keluhan sakit bilier atau kandung
empedu yang teraba.
DIAGNOSIS