Anda di halaman 1dari 1

Farmakodinamik Ergotamine

Bekerja secara kompleks, melibatkan reseptor serotonin, dopamine, dan


norepinephrine. Efek antimigrain didapat melalui kerjanya dengan bersifat 5HTIB/ID
reseptor agonists yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah intrakranial dan
penghambatan neurotransmisi n.trigeminus melalui 5HTI-reseptor. Ergotamine memiliki efek
penghambatan produksi ASI dengan cara memiliki efek mengantagonis prolactin (anti
prolaktin efek).

Farmakodinamik Paracetamol
Efek analgesik Parasetamol serupa dengan Salisilat yaitu menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Parasetamol
menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin
terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol
menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan
Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas.

Farmakodinamik ibuprofen
Mekanisme kerja ibuprofen melalui inhibisi sintesa prostaglandin dan menghambat
siklooksigenase-I (COX I) dan siklooksigenase-II (COX II). Namun tidak seperti aspirin
hambatan yang diakibatkan olehnya bersifat reversibel. Dalam pengobatan dengan ibuprofen,
terjadi penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil dan sel mast, terjadi penurunan
kepekaan terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dan limfosit T,
melawan vasodilatasi dan menghambat agregasi platelet (Stoelting, 2006).

Farmakodinamik Aspilet
Bekerja melalui inhibisi enzim siklooksigenase 1 dan 2 ( COX-1 dan COX-2 ) secara
ireversibel, sehingga menurunkan produksi prostaglandin dan derivatnya, yaitu tromboxan
A2 (TXA2). Efek yang diperoleh adalah efek antipiretik, antiinflamasi, dan antiplatelet.
Penghambatan pada COX-1 dan COX-2 akan menghambat pembentukan prostaglandin yang
berperan dalam proses inflamasi. Selain daripada itu, dapat menghambat produksi tromboxan
A2 (TXA2) yang memiliki kemampuan untuk menginduksi agregasi platelet dan Asam Asetil
Salisilat memiliki efek analgesic melalui jalur sentral, yaitu dengan memengaruhi sensasi
nyeri di hipotalamus.

Anda mungkin juga menyukai