Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Preseptor
dr. Ade Ariadi, Sp. An
Nyeri
Menurut International Association for the
Study of Pain (IASP), nyeri merupakan
pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial yang digambarkan dalam
bentuk urusan tersebut.
Three Step Analgetic Ladder
Patofisiologi Nyeri
a. Transduksi
b. Transmisi
c. Modulasi
d. Persepsi
EFEK SAMPING
• gangguan keseimbangan asam basa dalam
darah.
• Efek urikosurik.
• Perpanjangan masaa perdarahan.
• Hepatotoksik.
• Perdarahan lambung yang berat
FARMAKOKINETIK
Kadar teringgi dicapai 2Jam setelah
pemberiansetelah diabsopsi salisilat segera
menyebar keseluruh jaringan tubuh dan jaringan
transelular sehingga ditemukan dalam bentuk
cairan sinovial, cairan peritoneal, liur dan air
susu. Obat ini mudah menembus sawar darah
otak. Kira-kira 80-90% salisilat plasma terikat
pad albumin.
Indikasi
Antipiretik
Dewasa 325-650mg diberikan secara
oral tiap 3-4jam.
Anak 15-20mg/KgBB Dberikan tiap 4-
6jam
Demam Rematik Akut
Dosis dewasa 5-8mgperhari
Dosis anak 100-125mg/KgBB/hari diberikan
setiap 4-6 jam selama 1 minggu. Setelah itu tiap
minggu dosis berangsur diturunkan sampai
60mg/KgBB/hari.1,3
Artitis Rematoid
Dosisnya ialah 4-6g/hari, tetapi dosis 3gr sehari
kadang cukup memuaskan.
Intoksikasi
Salisilimus mirip sinkonismus dengan gejala
nyeri kepala, pusing, tinitus gangguan
pendengaran, penglihatan kabur, rasa
binggung, lemas, rasa kantuk, banyak
kerinagat, haus, mula dan kadang diare. Pada
intoksikasi yang lebih berat dengan gejla SSP
menjadi lebih jelas disertai timbul vertigo,
tremor, diplopia, delirium, erupsi kulit dan
gangguan keseimbangan asam basa.
Sediaan
Tersedia dalam bentuk tablet 100mg
untuk anak dan tablet 500mg untuk
dewasa.
SALISILAMID
efek analgesik dan antipiretik
KIMIA
Mirip asetosal, walaupun dalam badan
salisilamid tidak diubah menjadi salisilat.
dalam mukosa usus
Sediaan
Dosis analgesik antipiretik untuk dewasa 3-4 kali
300-600 mg sehari, untuk anak
65mg/KgBB/hari diberikan 6kali/hari.
Untuk febris reumatik diperlukan dosis oral 3-6
kali 2 gr sehari.
DIFLUNISAL
FARMAKODINAMIK
Pada penyakit pirai, kolkisin tidak meningkatkan ekskresi
sintesis atau kadar asam urat dalam darah. Obat ini
berikatan dengan protein mikrotubular dan menyebabkan
depolimerisasi dan menghilangnya mikrotubular fibrilar
granulosit dan sel bergerak lainnya. Hal ini menyebabkan
penghambatan migrasi granulosit ke tempat radang
sehingga penglepasan mediator inflamasi juga dihambat
dan respons inflamasi ditekan.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi melalui saluran cerna baik. Obat ini didistribusi secara
luas dalam jaringan tuibuh; volume distribusinya 49,5 ± 9,5 L.
Sebagian besar obat ini diekskresi dalam bentuk utuh melalui
tinja, 10-20% diekskresi melalui urin.
INDIKASI
Kokisin adalah obat terpilih untuk penyakit pirai. Dosis kolkisin
0,5-0,6 mg tiap jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal diikuti 0,5-
0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau gejala
saluran cerna timbul.Untuk profilakis diberikan 0,5-1 mg sehari.
Pemberian IV 1-2 mg dilanjutkna dengan 0,5 mg tiap 12-24 jam.
Dosis jangan melebihi 4 mg dengan satu regimen pengobatan..
EFEK SAMPING
Efek samping kolkisin yang paling sering adalah muntah, mual
dan diare dapat sangat mengganggu terutama dengan dosis
maksimal.
ALOPURINOL
Obat ini terutama berguna untuk mengobati penyakit
pirai kronik dengan insufisiensi ginjal dan batu urat
dalam ginjal tetapi dosis awal harus dikurangi. Obat
ini bekerja dengan menghambat xantin oksidase,
enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin
dan selanjutnya menjadi asam urat.
Efek samping yang sering terjadi ialah reaksi kulit.
Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg sehari,
400-600 mg untuk penyakit yang lebih berat. Untuk
pasien gangguan fungsi ginjal dosis cukup 100-200
mg sehari. Dosis untuk hiperurisemia sekunder 100-
200 mg sehari. Untuk anak 6-10 tahun : 300 mg
sehari dan anak di bawah 6 tahun : 150 mg sehari.
1,5
PROBENESID
METROTREKSAT
Obat ini efektif pada dosis yang jauh
lebih kecil dari sebagai obat kanker
sehingga efek samping berat jarang
merupakan masalah.Dosis sebagai APP,
15-25 mg per minggu dan ditingkatkan
sampai 30-35 mg per minggu bila perlu.
Efek samping umum ialah mual dan
ulkus mukosa saluran cerna.
AZATIOPRIN
Pada reumatoid artritis diberikan dalam dosis
2mg/kgBB/hari. Efek samping serupa
imunosupresif lainnya yaitu supresi sumsum
tulang, saluran cerna dan penurunan daya
tahan tubuh terhadap infeksi.
KLOROKUINIDIN DAN
HIDROKSIKLOROKUIN
Bukti kegunaan pada artritis belum cukup
mapan. Dosis hidroksiklorokuin
6,4mg/kgBB/hari. Karena dapat bersifat toksik
terhadap retina, dianjurkan pemeriksaan mata
setiap 6-12 bulan. Obat ini dianggap relatif
aman pada kehamilan. 5,6
LEFLUNOMID
Merupakan derivat isosaksol Bekerja
menghambat enzim dihidroorotat
dehidogenase untuk sintesis piramidin yang
menghambat proliferasi sel T yang butuh
kadar besar dari piramidin. Monoterapi sama
efektif seperti metrotreksat. Perlu loading
dose 3 hari dengan 100 mg dilanjutkan
dengan 20 mg per hari sampai terjadi remisi
penyakit. Sangat terataogenik, oleh karena
itu tidak boleh diberikan pada wanita yang
ingin punya anak.
KESIMPULAN
Penanganan nyeri tidak dapat disamakan pada masing-
masing individu dan kelompok umur karena penanganan
nyeri yang baik memerlukan perhatian khusus terhadap
fisiologi, anatomi, dan karakteristik farmakologi. Pasien
anak dan orang tua mendapat perhatian khusus dalam
penanganan nyeri karena persepsi nyeri, kognitif dan
personaliti menyebabkan ambang nyeri keduanya sangat
berbeda. Penanganan nyeri dan sedasi yang adekuat
pada pasien anak adalah hal yang sangat penting. Obat-
obat Non Opioid Analgesi seperti NSAID sudah popular
sebagai analgesia. Obat-obat ini bermanfaat dalam
menurunkan kebutuhan analgetik opioid. Selain itu obat
NSAID memfasilitasi proses penyembuhan dengan cara
mengurangi efek samping opioid.