Indonesia
Pemeriksaan di Bidang THT
Faktor risiko: sering mengorek- Faktor risiko: berenang, kondisi Faktor risiko: DM, lansia,
ngorek telinga lembab & hangat: bakteri tumbuh immunocompromised
Khas: nyeri tekan perikondrium, Khas: sangat nyeri, liang telinga: Khas: liang telinga gatal, bengkak
nyeri buka mulut edema, sempit, nyeri tekan (+), dan nyeri, secret purulent (+),
eksudasi parese N.VII (mulut mencong)
Terapi: Ab topical (ofloxacin, Terapi: Tampon Ab yang Terapi: Ab topical (ofloxacin,
neomycin, polymicin B), dimasukkan ke dalam liang telinga neomycin, polymicin B) dan Ab
analgetik (ofloxacin, neomycin, polymicin sistemik (Ciprofloxacin 2x750mg
B), kadang perlu Ab sistemik selama 6 mgg), analgetik,
analgetik debridement agresif
Otomikosis
• Etio: Aspergillus, Candida
• Khas: penurunan pendengaran, gatal, nyeri, otorea
• Faktor risiko: imunitas rendah, riw. Telinga sering terndam air
• Pemeriksaan fisik: dijumpai bagian jamur putih keabuan
(misela)
• Pemeriksaan penunjang: KOH 10% & kultur jamur
• Terapi: Asam asetat 2% dalam alkohol atau povidon iodine
5% atau antifungal topikal (nystatin -> Candida
sp./miconazole -> Aspergillus sp.)
Otosklerosis
• Spongiosis tulang stapes (tersering) rigid tidak bisa
menghantarkan suara ke labirin
• Faktor risiko: terkait faktor genetik, rasio perempuan: laki-
laki 2:1
• Khas: tuli bilateral progresif tetapi asimetris, tinnitus,
mendengar lebih baik pada ruangan ramai (Paracusis Willisii),
membran timpani eritema karena vasodilatasi pembuluh darah
promontorium (Schwarte sign/Pink flamingo sign)
• Terapi: sodium fluoride 50-120 mg/hari, stapedectomy atau
stapedomy; diganti dengan prosthesis (45).
Otitis Media
Infeksi (+)
Otitis Media
Kronik
> 3 bulan
Oklusi Tuba
Akut
Otitis Media Efusi
(Air bubble (+))
< 3 bulan
Infeksi (-)
Kronik
Glue Ear
> 3 bulan
Perforasi Resolusi
Komplikasi Otitis Media Akut
Otitis Media Kronis
• Infeksi kronis (> 3 bulan) pada sebagian atau seluruh telinga tengah yang
meruapakn kelajutan dari OMA
• Khas: perforasi permanen dari membrane timpani dan adanya sekret telinga
yang keluar secara terus menerus
• Gejala klinis: otorea, gangguan pendengaran, demam, nyeri, gangguan
keseimbangan (menunjukkan adanya komplikasi)
• Etio: campuran aerob (pseudomonas, s.aureus, S. epidermidis), anaerobic
(prevotella, porphyromonas)
• Pemeriksaan fisik: otoskop (sekret, perforasi, jaringan granulasi,
kolesteatoma),
mukosa telinga tengah terlihat edema dan/atau pucat
• Pemeriksaan penunjang: Lab (kultur, resistensi), Radiologi (Foto roentgen
(melihat air fluid level) Stenver, Schuller) CT Scan, MRI, Audiometri
Klasifikasi Otitis Media Kronik
Vestibular Non-Vestibular
(Vestibular system [Perifer]) (Visual & Proprioceptive [Central])
Organ yang terlibat kanalis semisirkularis & organ
otolitik (sakula dan utrikula), nervus batang otak, serebelum, lobus temporal
vestibularis
BPPV, penyakit Meniere, neuronitis
Kelainan yang Gangguan vascular otak (stroke batang otak),
vestibular, fisiologis (mabuk
mendasari stroke serebelum, migren basiler, neoplasma
kendaraan)
Gejala mual muntah Berat Bervariasi (tidak seberat perifer)
Nistagmus posisional Lantency (+), fatigue (+) Latency (-), no fatigue (-)
Tonsilitis
• Etio: Streptococcus β haemolyticus group A (tersering),
pneumococcus, S.viridans, S. pyeogenes, virus
• Klasifikasi
Tonsilitis akut (<2 minggu)
Bakteri: nyeri menelan, odinofagia, demam, malaise,
detritus (+) massa putih tersebar di daerah tonsil
Virus: nyeri menelan, gejala hamper sama seperti
rhinitis akut
Tonsilitis kronik (>3 bulan): tonsil tidak hiperemis,
nyeri bisa ada/tidak, kripta melebar, halitosis, demam
(-)
Terapi:
• Bakteri:
Antibiotik
Penisilin G benzatin 50.000 U/kgBB IM dosis
tunggal atau amoksisilin 3x50 mg/kgBB selama
10 hari (anak) atau pada dewasa 3 x 500 mg
selama 6-10 hari
Eritromisin 4 x 500 mg)
Kortikosteroid (Dexamethasone 8-16 mg, IM 1
kali; pada anak 0,08-0,3 mg/kgBB IM 1 kali)
Analgetik
Kumur dengan air hangat atau antiseptic
• Virus: Simptomatis
Difteri
• Etio: Corynebacterium diphteriae
• Gejala klinis:
Gejala umum: subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nyeri
menelan
Gejala lokal: tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor membentuk
membran semu yang mudah berdarah, kelenjar limfe leher membengkak
menyerupai leher sapi (bullneck)
Gejala akibat eksotoksin (miokarditis, kelumpuhan otot palatum/pernafasan,
albuminuria)
• Pem. Penunjang:
Pemeriksaan gram
Kultur dengan medium cysteine tellurite blood agar (CTBA) akan
membentuk koloni hitam
• Terapi:
Antitoksin difteri atau Anti-difteri serum (ADS) (sebelum diberikan harus
skin test)
Dosis dan Cara Pemberian ADS
• Antibiotik: Penisilin prokain 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 10-14 hari atau
Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10-14 hari
• Simtomatis: jika demam beri parasetamol, jika sulit menelan beri makanan melalui
NGT