1. Anak 12 tahun datang ke poli THT dengan telinga kanan terasa tertutup
sejak 2 hari yang lalu, pendengaran telinga kanan menurun. Riwayat
batuk pilek 2 minggu yang lalu, saat ini mulai membaik, nyeri tekan (-)
OMA stadium oklusi tuba Eustachii
1) Jika D/ tuba oklusi, pemeriksaan fisik yang ditemukan?
2) Penatalaksanaan?
3) Perasat Valsava?
4) 3 fungsi tuba Eustachii?
Jawaban:
Jawaban:
D/ aerotitis / barotrauma
- DD/ - OM serosa
-Miringitis bullosa
- OMA stadium perforasi
- OE
- Parotitis
temporomandibular
joint
syndrome
- OMA stadium oklusi
Terapi: konservatif
- Dekongestan lokal
- Perasat Valsava (bila tidak ada infeksi jalan nafas atas)
- Miringotomi dengan pemasangan pipa ventilasi (Grommet)
bila cairan yang bercampur darah menetap dalam cavum
timpani selama beberapa minggu
- Tidak menyelam dulu
Test penala: Rinne (-)
Weber lateralisasi ke telinga yang sakit
Swabach memanjang
Kesan: tuli konduktif
Komplikasi pada pasien ini:
- Tinitus yang menetap
- Vertigo
kerusakan telinga dalam
- Tuli sensorineural
Rencana terapi pada komplikasinya:
pembedahan untuk mencegah tuli pendengaran yang menetap
perforasi MT
tutup perforasi dengan timpanoplasti
cedera rantai ossikula
setelah infeksi tidak ada
Pemeriksaan fisik: KU: Sense: CM, RR: 20 x/m, sesak (-), deformitas di
wajah (-)
Telinga: t.a.k
Hidung luar: edema batang hidung, cavum nasi kanan
dan kiri perdarahan mengalir (+)
Tenggorok: T1-T1 tenang, arcus faring hiperemis
Fraktur os nasal tertutup
1) D/ dan DD/ ?
2) Apa yang dilakukan sebagai dokter jaga IGD? (ABCD)
3) 3 jenis fraktur wajah pada trauma muka? Jelaskan salah satu saja?
4) 3 komplikasi fraktur hidung?
Jawaban:
Jawaban:
D/ rhinitis alergi
DD/ rhinitis akut, rhinitis medikamentosa, rhinitis irritan, rhinitis
hormonal, rhinitis vasomotor
Anamnesis
- Gejala khas:
Serangan timbul bila terjadi kontak dari allergen penyebab
Didahului rasa gatal di hidung, mata, kadang palatum
molle, bersin-bersin paroksismal dominan >5 kali/ serangan
Produksi sekret hidung banyak
Gangguan pembauan, mata lembab berair, nyeri kepala
kadang-kadang
Tanda-tanda infeksi / demam (-)
Riwayat atopi (+)
- Pemeriksaan penunjang:
Test kulit (Prick test)
Eosinofil
Invitro IgE total dengan RASI dan ELISA
Invivo SET (skin end point titration)
Klasifikasi ARIA 2001
- Berdasarkan sifat berlangsungnya:
1. Intermitten (kadang-kadang) : bila gejala <4 hari/minggu atau
<4 minggu
2. Persisten (menetap) : bila gejala >4 hari/minggu atau >4
minggu
- Berdasarkan sifat berat ringannya:
1. Ringan: bila telah ditemukan gangguan tidur, gangguan
aktivitas harian, bersantai, olahraga, belajar
2. Sedang-berat: bila terdapat salah satu atau lebih dari
gangguan tersebut di atas
Terapi
Prinsip:
1. Menghindari allergen penyebab
2. Meningkatkan kondisi tubuh (olahraga, gizi cukup, istirahat,
mengurangi stress)
3. Simptomatik
- Intermitten ringan: antihistamin (2 minggu) dan dekongestan
(pseudoefedrin 2x30 mg)
- Intermitten berat, persisten ringan: steroid topikal, chromolyn,
2 adrenergik, kortikostreoid dengan tappering off,
dekongestan lokal tetes hidung
- Operatif konkotomi parsial, konkoplasti
- Immunotherapy
...................................BAGAN......................................
5. Seorang anak 12 tahun tidur ngorok, rasa mengganjal di tenggorokan,
sering sakit tenggorokan. Jika sakit kambuh demam tinggi, sampai
kejang, dan nyeri tenggorok
Pemeriksaan fisik: pasien tidak tampak sakit, suhu: 36,7C
Status lokalis: (gambar)
1) Apakah pasien ini boleh dirujuk untuk tonsilektomi? Apa indikasinya?
absolut dan relatif
2) Komplikasi radang kronis tonsil? (UI hal.224)
Jawaban:
Jawaban:
50% luas MT
subtotal
50-70% masih ada sisa MT
total
>75% tinggal annulus tympanicus
yaitu tempat melekat MT ke margo
tympani
2. Perforasi
marginal:
sebagian
tepi
perforasi
berhubungan dengan anulus/sulcus tympanicus
(Gambar)
langsung
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
D/ sudden deafness
Tidak
Rhinitis lain,
Sinusitis?
Polip?
Kelainan
anatomi?
Positif
Tes alergi/tes kulit */**/***
Negatif
Positif
RHINITIS ALERGI
Ada ko-morbid?
Tidak
Negatif
NARES
Kontrol Ko-morbid
terkontrol
Ya
RHINITIS ALERGI
Tanpa comorbid
INTERMITTENT
Ringan
Sedang-Berat
Edukasi + avoidance*
Antihistamin
oral/antihistamin + dekongest
oral
Tidak
terkontrol
t Steroid topikal*/**
Tidak
terkontrol
t
Keterangan:
*
RS.Kabupaten
** RS Provinsi/
RS Pendidikan Sp.THT
atau bila tersedia di apotik
*** RS rujukan Nasional
Comorbid terkontrol
PERSISTENT
Ringan
Sedang-Berat
Edukasi+avoidance*
Edukasi+avoidance*
Antihistamin oral*/AH
+ dekongestan* oral
Steroid topical*
Steroid topical*
Tidak
terkontrol
t
IMUNOTERAPI SPESIFIK*/**/***
Dengan/tanpa farmakoterapi
Tidak
terkontrol
t
Tidak terkontrol
t
EVALUASI ULANG
**/***
Dikutip dari Guideline Penyakit THT di Indonesia, PIT Perhati-KL,2001 dan
dimodifikasi lay-outnya tanpa mengubah substansi dan alurnya (Purnaman
S.Pandi dan Damayanti Soetjipto)