Anda di halaman 1dari 11

Dias septaria

sgd 18
Lbm 4 tht
Anatomi sinus paranasal
Fisiologi sinus paranasal
FUNGSI SINUS PARANASAL
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban udara inspirasi. Volume
pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus pada tiap kali bernapas, sehingga
dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total dalam sinus. Lagipula mukosa sinus tidak memiliki
vaskularisasi dan kelenjar sebanyak mukosa hidung.
Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fosa serebri dari suhu rongga
hidung yang berubah-ubah. Akan tetapi kenyataannya sinus-sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan
organ-organ yang dilindungi.
Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi udara dalam sinus bila
diganti dengan tulang hanya memberikan pertambahan berat sebesar 1% dari berat kepala teori ini dianggap
tidak bermakna.
Membantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai resonansi suara dan mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang
berpendapat, posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif.
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Fungsi ini berjalan bila tidak ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin dan
membuang ingus.
Membantu produksi mucus
Mucus yang dihasilkan jumlahnya < dibandingkan jumlah mucus rongga hidung, namun efektif membersihkan
partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar melalui meatus medius, tempat yang
paling strategis
Patofisiologi sinusitis
Pemeriksaan fisik sinusitis
PEMERIKSAAN SINUS PARANASAL
INSPEKSI
Perhatikan pembengkakan pada muka
Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan mungkin menunjukkan sinusitis
maksila akut
Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal akut
Sinusitis etmoid akut jarang menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah terbentuk abses
PALPASI
Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi sinusitis maksila
Nyeri tekan pada dasar sinus frontal (medial atap orbita) sinusitis frontal
Nyeri tekan daerah kantus medius sinus etmoid.
TRANSILUMINASI
Hanya dapat memeriksa sinus maksila dan sinus frontal
bila pemeriksaan radiologic tidak tersedia
bila tampak daerah gelap infraorbita antrum terisi pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat neoplasma
dalam antrum/
bila terdapat kista yang besar di dalam sinus maksila, akan tampak terang. Sedangkan pada hasil rontgen
perselubungan berbatas tegas
transiluminasi sinus frontal hasilnya agak meragukan.
Gambaran terang sinus berkembang baik dan normal.
Gambaran gelap sinusitis/sinus yang tidak berkembang
Pemeriksaan penunjang
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
Prosedur Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal
Menurut Bontrager (2010) teknik radiografi sinus paranasal adalah teknik
penggambaran sinus dengan menggunakan sinarx untuk memperoleh radiograf
guna membantu menegakkan diagnosa.
a. Patologi pemeriksaan radiografi sinus paranasal
Patologi yang sering terjadi sehingga dilakukkannya pemeriksaan radiograf sinus
paranasal adalah Ssinusitis, osteomalitis dan sinus polip
b.Persiapan alat dan bahan, meliputi :
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah pesawat sinar-X, kaset dan film
ukuran 18 x 24 cm, marker R dan L dan plester, apron, ID camera, grid dan alat
prossesing film. Penggunaan identitas pada radiograf dengan marker meliputi
informasi tanggal pemeriksaan, nama atau nomor pasien, kanan atau kiri dan
instiusi.
c. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi sinus paranasal antara
lain melepaskan benda-benda logam,plastik atau benda lain yang terdapat
dikepala. Pengambilan radiograf dengan pasien berdiri atau tiduran.
Posisi rutin yang dipakai posisi Waters, P-A,
dan lateral.
Posisi waters melihat kelainan di sinus
maksila, frontal, etmoid
Posisi lateral melihat sinus frontal,
sphenoid, etmoid
CT scan lebih akurat
Pemeriksaan CT scan yang rutin dipakai koronal dan aksial.
Indikasi CT scan hidung dan sinus paranasal sinusitis kronik,
trauma (fraktur frontonasal), dan tumor.
SINOSKOPI
Merupakan pemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan
endoskop.
Endoskop dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior
atau di fosa kanina.
Dengan sinoskopi dapat terlihat keadaan di dalam sinus secret,
polip, jaringan granulasi, massa tumor atau kista, mukosa,
ostiumnya terbuka.
Source: Buku ajar ilmu kesehatan THT, edisi ke-6, FK UI 2007
Etiologi sinusitis
Penyebab sinusitis akut:
Infeksi virus.: Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya
pilek).
Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit
(misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun
atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak
berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Infeksi jamur.: Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa
menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur
merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
Peradangan menahun pada saluran hidung.
Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.
Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir
(misalnya fibrosis kistik).
Penyebab sinusitis kronis:
Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika).
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

Penatalaksanaan sinusitis

Anda mungkin juga menyukai