Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA AN.

P DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN CALDWELL-LUC DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP DR. SARDJITO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh : Nurul Fatimah (P07120111027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2012

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA AN. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN CALDWELL-LUC DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP DR. SARDJITO

Disusun oleh : Nurul Fatimah (P07120111027)

Telah diperiksa dan disetujui tanggal

Desember 2012

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Pembimbing Akademik

Eko Teguh Bagiono, S.SiT

Sugeng, S. Kep, Ns, M.sc

BAB I TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis, yaitu : 1. Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masingmasing alis 2. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung 3. Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang hidung 4. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid & dibelakang mata Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir yang di produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. Gerakan cilia mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus ini membengkak maka cairan lendir yang ada tidak dapat bergerak keluar & terperangkap di dalam rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi karena peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri.

Sinusitis paling sering mengenai sinus maksila (Antrum Highmore), karena merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, ostium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat B. Klasifikasi Sinusitis Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu

1. Sinusitis akut : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 3 minggu. Macam-macam sinusitis akut : sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut. 2. Sinusitis kronis : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. C. Etiologi Sinusitis Pada Sinusitis Maxilaris: 1. Infeksi virus Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan Parainfluenza virus). 2. Bakteri Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut. 3. Infeksi jamur Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur Aspergillus. 4. Peradangan menahun pada saluran hidung Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor. 5. Septum nasi yang bengkok 6. Tonsilitis yg kronik

D. Manifestasi Klinik Sinusitis maksila akut Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri pada pipi terutama sore hari, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadangkadang berbau dan bercampur darah.

E. Pemeriksaan Diagnostik 1. Rinoskopi anterior Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan edema. Pada sinusitis maksila tampak mukopus atau nanah di meatus medius. nanah tampak keluar dari meatus superior. 2. Rinoskopi posterior : Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip). 3. Dentogen : Caries gigi (PM1,PM2,M1) 4. Transiluminasi (diaphanoscopia) Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibanding sisi yang normal. 5. Foto sinus paranasalis: Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah Posisi Waters, Posteroanterior dan Lateral. Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) pada sinus yang sakit. Posisi Waters adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan meja. Posisi ini terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi Posteroanterior untuk menilai sinus frontal dan Posisi Lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid 6. Pemeriksaan CT-Scan Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada sinusitis dengan komplikasi. CT-Scan pada sinusitis akan tampak : penebalan mukosa, air fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik).Hal-hal yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan CT-Scan : a. Kista retensi yang luas, bentuknya konveks (bundar), licin, homogen, pada pemeriksaan CT-Scan tidak mengalami ehans. Kadang sukar membedakannya dengan polip yang terinfeksi, bila kista ini makin lama makin besar dapat menyebabkan gambaran air-fluid level. b. Polip yang mengisi ruang sinus

c. Polip antrokoanal d. Massa pada cavum nasi yang menyumbat sinus e. Mukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsur-angsur oleh massa jaringan lunak mukokel yang membesar dan gambaran pada CT Scan sebagai perluasan yang berdensitas rendah dan kadang-kadang pengapuran perifer. F. Penatalaksanaan 1. Pencucian sinus paranasal pada sinus maksila

Dilakukan fungsi sinus maksila, dan dicuci 2 kali seminggu dengan larutan garam fisiologis. Caranya ialah, dengan sebelumnya

memasukkan kapas yang telah diteteskan xilokain dan adrenalin ke daerah meatus inferior. Setelah 5 menit, kapas dikeluarkan, lalu dengan trokar ditusuk di bawah konka inferior, ujung trokar diarahkan ke batas luar mata. Setelah tulang dinding sinus maksila bagian medial tembus, maka jarum trokar dicabut, sehingga tinggal pipa selubungnya berada di dalam sinus maksila. Pipa itu dihubungkan dengan semprit yang berisi larutan garam fisiologis, atau dengan balon yang khusus untuk pencucian sinus itu. Pasien yang telah ditataki plastik di dadanya, diminta untuk membuka mulut. Air cucian sinus akan keluar dari mulut, dan ditampung di tempat bengkok. Tindakan ini diulang 3 hari kemudian. Karena sudah ada lubang fungsi, maka untuk memasukkan pipa dipakai trokar yang tumpul. Tapi tindakan seperti ini dapat menimbulkan kemungkinan trokar menembus melewati sinus ke jaringan lunak pipi,dasar mata tertusuk karena arah penusukan salah, emboli udara karena setelah menyemprot dengan air disemprotkan udara dengan maksud mengeluarkan seluruh cairn yang telah dimasukkan serta perdarahan karena konka inferior tertusuk. Lubang fungsi ini dapat diperbesar, dengan memotong dinding lateral hidung, atau dengan memakai alat, yaitu busi. Tindakan ini disebut antrostomi, dan dilakukan di kamar bedah, dengan pasien yang diberi anastesi. 2. pembedahan sinus maxila

a. Antrostomi, yaitu membuat saluran antara rongga hidung dengan sinus maksila di bagian lateral konka inferior. Gunanya ialah untuk mengalirkan nanah dan ingus yang terkumpul di sinus maksila. b. Operasi Caldwell-Luc Operasi ini ialah membuka sinus maksila, dengan menembus tulang pipi. Supaya tidak terdapat cacat di muka, maka insisis dilakukan di bawah bibir, di bagian superior ( atas ) akar gigi geraham 1 dan 2. Kemudian jaringan diatas tulang pipi diangkat kearah superior, sehingga tampak tulang sedikit di atas cuping hidung, yang disebut fosa kanina. Dengan pahat atau bor tulang itu dibuka, dengan demikian rongga sinus maksila kelihatan. Dengan cunam pemotong tulang lubang itu diperbesar. Isi sinus maksila dibersihkan. Seringkali akan terdapat jaringan granulasi atau polip di dalam sinus maksila. Setelah sinus bersih dan dicuci dengan larutan bethadine, maka dibuat anthrostom. Bila terdapat banyak perdarahan dari sinus maksila, maka dimasukkan tampon panjang serta pipa dari plastik, yang ujungnya disalurkan melalui antrostomi ke luar rongga hidung. Kemudian luka insisi dijahit. Perawatan pasca bedah : 1) beri kompres es di pipi, untuk mencegah pembengkakan di pipi pasca-bedah. 2) perhatikan keadaan umum : nadi, tensi,suhu 3) perhatikan apakah ada perdarahan mengalir ke hidung atau melalui mulut. 4) Apabila terdapat perdarahan, maka dokter harus diberitahu. 5) makanan lunak 6) tampon dicabut pada hari ketiga.

G. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Data Demografi 1) Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

2) Riwayat Kesehatan a) Keluhan utama Biasanya klien mengeluh nyeri kepala sinus dan tenggorokan b) Riwayat penyakit saat ini Klien mengeluh hidung tersumbat, pilek yang sering kambuh, demam, pusing, ingus kental di hidung, nyeri di antara dua mata, penciuman berkurang. c) Riwayat penyakit dahulu (1) Klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma. (2) Klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT. (3) Klien pernah menderita sakit gigi geraham. d) Riwayat penyakit keluarga Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang. b. Pengkajian psiko-sosio-spiritual 1) Intrapersonal : Perasaan yang dirasakan klien (cemas atau sedih) 2) Interpersonal : hubungan dengan orang lain 3) Pola fungsi kesehatan Pola persepsi dan tatalaksana klien hidup. Contohnya obat untuk tanpa

mengurangi flu biasanya memperhatikan efek samping 4) Pola nutrisi dan metabolime

mengkonsumsi

Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung. 5) Pola istirahat dan tidur Adakah indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena sering flu. 6) Pola persepsi dan konsep diri Klien sering flu terus menerus dan berbau yang menyebabakan konsep diri menurun. 7) Pola sensorik Daya penciuman klien terganggu kaena hidung buntu akibat flu terus menerus ( baik purulen, serous maupun mukopurulen ).

c. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System ) Pemeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone). 1) Pernafasan B1 (breath) Bentuk dada : normal a) Pola napas : tidak teratur b) Suara napas : ronkhi c) Sesak napas : ya d) Batuk : tidak e) Retraksi otot bantu napas f) Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)

2) Kardiovaskular B2 (blood) a) Irama jantung : regular b) Nyeri dada : tidak c) Bunyi jantung ; normal d) Akral : hangat 3) Persyarafan B3 (brain) a) Penglihatan (mata) : normal b) Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan c) Penciuman (hidung) : ada gangguan d) Kesadaran: gelisah e) Reflek: normal 4) Perkemihan B4 (bladder) a) Kebersihan : bersih b) Bentuk alat kelamin : normal c) Uretra : normal d) Produksi urin: normal 5) Pencernaan B5 (bowel) a) Nafsu makan : menurun b) Porsi makan : setengah c) Mulut : bersih d) Mukosa : lembab

6) Muskuloskeletal/integument B6 (bone) a) Kemampuan pergerakan sendi : bebas b) Kondisi tubuh: kelelahan

2. Diagnosa Keperawatan Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sinus maxilaris antara lain : a. Pre operasi 1) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. 2) Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit 3) Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan

pengobatan. b. Post operasi 1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan. 2) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi. 3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. 4) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 5) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.

3. Perencanaan a. Pre operasi 1) Ansietas/cemas kesehatan. Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah, mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup. Hasil yang diharapkan : (a) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut berhubungan dengan perubahan status

(b) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. (c) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam pengaturan obat. Intervensi a) Dorong klien Rasional untuk a) Memberikan kesempatan pikiran untuk memeriksa takut

mengungkapkan dan perasaan.

realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis.

b) Berikan terbuka merasa

lingkungan b) Membantu dimana aman klien untuk merasa adanya perasaan

klien diterima kondisi dihakimi

untuk pada tanpa dan rasa

mendiskusikan perasaannya.

meningkatkan terhormat.

c) Pertahankan

kontak c) Memberikan

keyakinan

sesering mungkin dengan klien. d) Bantu dalam

bahwa klien tidak sendiri atau ditolak.

klien/keluarga d) Dukungan dan konseling mengenali dan rasa sesering diperlukan untuk memungkinkan mengenal individu dan

mengklasifikasikan takut untuk

memulai

mengembangkan strategi koping. e) Berikan akurat informasi

menghadapi rasa takut.

yang e) Dapat ansietas

menurunkan

2) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit. Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku berhati-hati Hasil yang diharapkan : a) Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang b) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

Intervensi a) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala.

Rasional a) Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.

b) Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage punggung dan aktivitas hiburan misalnya music. c) Dorong penggunaan keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. d) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

b) Dapat meningkatkan relaksasi

c) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control. d) Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri.

b. Post operasi 1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan. Intervensi a) Pantau tanda-tanda vital dengan sering. Periksa balutan luka dengan sering selama 24 jam pertama terhadap tanda-tanda darah merah terang dan berlebihan. b) Palpasi nadi periver. Evaluasi pengisian kapiler turgor kulit, dan status membrane mukosa. c) Perhatikan adanya edema. c) Edema dapat terjadi Karena perpindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar albumin (protein). d) Pantau masukan dan haluaran. d) Indikator langsung dari hidrasi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk penggantian cairan. e) Pantau suhu tubuh. e) Demam rendah umum selama 24-48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan. b) Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi. Rasional a) Tanda-tanda awal hemoragi usus dan pembentukan hematoma yang dapat menyebabkan syok hepovelemik.

2) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi. Tujuan : Nyeri dapat berkurang.

Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal. Intervensi a) Kaji karakteristik nyeri. Rasional a) Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya. b) Ukur tanda-tanda vital. b) Mengetahui kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. c) Ajarkan tehnik relaksasi. c) Untuk merelaksasi otot sehingga mengurangi rasa nyeri. d) Ajarkan nafas dalam dan batuk yang efektif. d) Dengan nafas dalam dan batuk yang efektif dapat mengurangi tekanan darah pada abdomen yang dapat menimbulkan rangsangan nyeri. e) Penatalaksanaan pemberian obat analgetik. e) Obat analgetik dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.

4. Implementasi Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang tercantum pada rencana keperawatan yang menetapkan waktu dan respon klien. 5. Evaluasi Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses keperawatan harus dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang di harapkan atau perubahan yang terjadi pada klien. Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan sinus maxilaris : Hasil pre operatif :

a. Klien dapat menunjukan perubahan perilaku yang diharapkan dalam pernyataan tujuan. b. Rasa nyeri yang dirasakan klien hilang Hasil post operatif : a. Tidak terjadi kekurangan volume cairan b. Tidak terdapat rasa nyeri c. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi. d. Nuirisi terpenuhi. e. Tidak terdapat gangguan integritas.

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Hari/tanggal Pukul Tempat : Selasa, 11 Desember 2012 : 13.30 WIB : Ruang OK 5.04 Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST) RSUP DR. Sardjito Metode : Wawancara, observasi,dan pemeriksaan fisik, studi document. Sumber Oleh Identitas 1. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Agama Alamat : An. P : 20 April 1990 : Laki-Laki : Islam : Karang, Brangkal, Karang Anom, Klaten, Jawa Tengah Pendidikan Pekerjaan Diagnosa medis Tgl. Masuk RS Tgl.Operasi No.RM 2. Penanggung jawab Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. SH : 41 tahun : SMP : Petani : Karang, Brangkal, Karang Anom, Klaten, Jawa Tengah Hub. dengan klien : Ayah klien : : Pelajar SD : Tumor sinus maxilaris : 04 Desember 2012 : 11 Desember 2012 : 1610159 : Klien, keluarga, dan status klien. : Praktikan Nurul Fatimah

PRE OPERASI Pasien sudah memakai gelang pasien berwarna biru muda, lokasi operasi sudah ditandai, inform consent operasi dan inform consent anastesi sudah lengkap, jenis operasinya Caldwell-Luc dan jenis anastesi adalah general anastesi. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, pasien juga sudah berpuasa dari jam 00.00 WIB. Pasien tidak dilavement. Pasien tidak memakai gigi palsu dan make-up. Obat antibiotik cefotaxime sudah diinjeksikan jam 08.30 WIB. A. Pengkajian 1. Riwayat Kesehatan a. Kesehatan Pasien 1) Riwayat kesehatan sekarang Keluarga klien mengatakan sejak umur 7 bulan pada hidung klien terdapat benjolan. Awalnya benjolan itu tidak mengganggu tetapi setelah umur 8 tahun benjolan tambah besar dan klien mengeluh nyeri kepala dan tenggorokan. Klien mengeluh hidungnya tersumbat, flu yang sering kambuh (ingusnya kental) dan

penciuman berkurang Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi. Wajah klien tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi. 2) Riwayat kesehatan yang lalu Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah sakit parah, klien biasanya hanya sakit flu dan batuk. 3) Faktor Pencetus Klien kurang mengetahui faktor apa yang memicu klien pusing dan flu karena klien terlalu sering mengalami hal tersebut.

b. Kesehatan keluarga 1) Genogram

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Klien An. P : Perempuan yang meninggal dunia : Hubungan keturunan : Hubungan pernikahan

: Laki-laki yang meninggal dunia : Tinggal serumah dengan klien 2) Riwayat Kesehatan keluarga Kelurga klien mengatakan nenek klien pernah sakit polip hidung.

2. Pola Kebiasaan Pasien a. Aspek Fisik Biologis 1) Pola Nutrisi a) Sebelum sakit Klien mengatakan makan 3 kali sehari. Klien makan habis 1 porsi sedang, lauk, dan sayur. Klien kurang menyukai buah dan sayur. Tidak ada makanan pantangan. Klien mengatakan minum 7 gelas perhari (1600cc). b) Selama sakit Klien mengatakan makan 3 kali sehari. Klien hanya makan 3 sendok porsi yang disediakan rumah sakit, kerena

tenggorokan klien sering merasa sakit. Klien memiliki makanan pantangan yaitu gorengan. Klien mengatakan minum gelas perhari (1200-1600cc). Klien mengatakan 6-8 telah

berpuasa dari jam 00.00 WIB malam.

2) Pola Eliminasi a) Sebelum sakit Klien mengatakan dalam 1 hari b.a.k 5 kali sehari ( 1200 cc / hari ). Klien b.a.b 1 kali sehari setiap pagi. Konsistensi lunak, berbau dan tidak ada darah. b) Selama sakit Klien mengatakan dalam 1 hari b.a.k 3 kali dalam satu hari. klien juga mengatakan b.a.b 1 kali dalam sehari. Pasien tidak dilavement. 3) Pola Aktifitas Istirahat Tidur a) Sebelum sakiti. (1) Kebutuhan Aktifitas sehari-hari Klien mengatakan aktivitas kesehariannya adalah seorang pelajar SD. Klien bisa beraktifitas mandiri, seperti makan, minum, toileting dan berpakaian. (2) Kebutuhan Istirahat dan tidur Klien biasa tidur 8-11 jam perhari. Klien tidak

mengkonsumsi obat tidur. b) Selama sakit (1) Kebutuhan Aktifitas sehari-hari Klien menyatakan dalam beraktivitas seperti makan, berpakaian dibantu dan toileting bisa dilakukan dengan mandiri. (2) Kebutuhan Istirahat dan tidur Ketika tidur di rumah sakit klien tidur 7 jam 22.00-05.00 WIB).Saat klien pusing atau hidungnya tersumbat klien susah untuk tidur. 4) Pola Kebersihan Diri a) Sebelum sakit Klien mengatakan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi dengan pasta gigi 2 kali sehari saat mandi. Klien mencuci rambut 3 hari sekali dengan sampoo.

b) Selama sakit Klien mengatakan setelah sakit klien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi dan menggosok gigi dengan pasta gigi.sebelum masuk ke ruang operasi klien sudah mandi dengan menggunakan sabun. b. Aspek Mental Intelektual Sosial - Spiritual 1) Konsep Diri a) Identitas Diri Klien mampu menyebutkan namanya An. P. Klien menyadari dirinya laki-laki dengan mengenakan pakaian laki-laki. b) Harga Diri Klien mengatakan tidak malu harus operasi. Klien pada waktu di sekolah pernah di ejek anak ingusan. c) Gambaran Diri Klien menyukai semua anggota tubuhnya yang merupakan anugrah Tuhan Y.M.E. Klien mempunyai semangat untuk sembuh, klien tidak mau merepotkan anggota keluarganya. d) Peran Diri Klien merupakan pelajar SD yang memiliki kewajiban untuk belajar dan membanggakan orang tua. e) Ideal Diri Klien mengatakan dengan menjalani operasi, klien berharap benjolan (tumor) yang terdapat pada hidungnya terangkat dan klien berharap supaya dapat sembuh dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. 2) Intelektual Klien mengatakan kurang mengetahui tentang operasi yang akan dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang akan dijalaninya. 3) Hubungan interpersonal Klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik. Klien saat di sekolah pernah diejek anak ingusan oleh temannya.

4) Mekanisme Koping Klien menerima penyakit yang dideritanya dengan ikhlas dan pasrah terhadap Tuhan YME. 5) Support Sistem Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarganya agar diberi kesembuhan. 6) Aspek Mental/ Emosional Klien nampak gelisah menunggu waktu operasi yang akan dijalaninya. Klien mengatakan takut akan dioperasi itu biasa. 7) Aspek Sosial Sebagian besar lingkungan klien sangat menerima klien apa adanya. Klien mengatakan teman sekolahnya ada yang tidak suka dengan klien. Klien berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia secara jelas dan mudah dimengerti. 8) Aspek Spiritual Klien menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berjalannya operasi nanti. Keluarga dan pasien berdoa saat klien di bawa ke ruang induksi supaya operasi dapat berlangsung dengan lancar dan sukses.

3. Pemeriksaan secara sistemik (Head to Toe) a. `Kepala 1) Kepala Bentuk kepala mecochepal, kulit kepala terlihat bersih, tidak ada lesi, rambut lurus dan rapi. 2) Mata Konjungtiva tidak anemis, tidak ada bengkak, tidak ada sekret pada kelopak mata. Klien mampu melihat secara jelas. 3) Telinga Bentuk simetris, daun telinga bersih, tidak ada cairan keluar dari telinga. Klien mampu mendengar dengan jelas dan menanggapi pembicaraan orang yang mengajaknya berbicara. 4) Hidung Bentuk simetris, ada sekret kental di lubang hidung, berwarna putih

kekuningan. Terdapat benjolan pada lubang hidug sebelah kiri. Klien tidak memakai alat bantu pernafasan kanule binasal . 5) Mulut Tidak mengalami sariawan, di sudut mulut tidak ada jamur, bibir kering dan pecah-pecah, membran mukosa kemerahan, gigi terlihat sedikit kotor, tidak menggunakan gigi palsu. 6) Wajah Wajah tidak pucat, tidak bengkak, kulit terlihat sedikit kering. 7) Ekspresi Pasien terlihat tegang Klien nampak gelisah menunggu waktu operasi. b. Leher Tidak ada lesi. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, menggunakan otot pernafasan tambahan. c. Dada Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi d. Kulit Warna kulit coklat tua, kulit klien sedikit kering. Turgor kulit baik, saat ditekan kulit cepat kembali (capillarevil < 2 detik). e. Abdomen Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada spider nevy, warna kulit sama dengan warna sekitar Terlihat pernapasan pada abdomen. Auskultasi PalpasI Perkusi f. Punggung Inspeksi Palpasi g. Genetalia Tidak terpasang kateter. : Tidak ada lesi, tidak ada lordosis maupun kifosis. : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa : Peristaltik 5 x/menit. : tidak ada nyeri tekan : Suara tympani. : bentuk dada simetris kanan kiri. : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan. : resonan pada paru dan redup jantung. : suara napas ronkhi, terdengar suara S1 dan S2.

h. Extrimitas 1) Atas Anggota gerak atas lengkap. Tidak ada kelainan. Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri. 2) Bawah Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan jari.

4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah rutin Tanggal : 6 Desember 2012 Parameter Kimia HGB HCT MCV MCH RDW HDW Lymph Mono EOS Baso Hasil 12,4 35,3 74,7 24,7 13,8 2,84 0,70 0,38 0,47 0,02 Satuan g/dL % fL Pg % g/dL x.10.e3/uL x.10.e3/uL x.10.e3/uL x.10.e3/uL Nilai Rujukan 13,2 17,9 40 52 80 100 26 34 11,5 14,5 2,2 3,2 0,9 5,2 0,16 1 0 0,8 0 0,2

b. Hematologi Tanggal 6 Desember 2012 Parameter Kimia LY HGB HCT MCV MCH MCHC Hasil 19,8 12,4 35,3 89,2 28,7 32,3 Satuan % g/dL % fL Pg g/dL Nilai Rujukan 20,5 45,5 14 -18 42 52 80 94 27 31 32 36

c. Pemeriksaan CT- Scan Tanggal 28 Oktober 2012 Terdapat tumor pada sinus maxilaris dan nasal sinistra. 5. Terapi Infus RL 20 tpm. Program sebelumnya : cefotaxime 2 x 500 mg 6. Pengkajian Data Fokus Keadaan Umum a. Kesadaran : Composmentis b. Status Gizi BB : 38 KG TB : 148 cm IMT : 17,35 kg/m2 (under weight, range normal 18-25) c. Tanda tanda Vital Suhu : 36 oC Nadi : 72 x/mnt d. Hb : 12,4 gr/dL RR TD : 12 x/mnt : 100/70 mmHg

B. Analisa Data Hari, Tanggal Jam : Senin, 11 Desember 2012 : 13.30 WIB

Data DS: Sebelum klien operasi

Masalah Ansietas

Penyebab Perubahan kesehatan status

mengatakan

cemas dan takut akan menjalani

operasi yang akan dijalaninya. DO: Klien gelisah menunggu ruang induksi. Wajah klien tegang saat masuk operasi. DS: Klien mengatakan kurang mengetahui tentang operasi Kurang pengetahuan Kurang informasi terpapar menunggu ke ruang tampak ketika di

yang akan dijalani klien, ketahui operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. yang klien hanya

DO : Klien bingung diberi tentang yang dijalaninya. tampak ketika pertanyaan operasi akan

C. Diagnosa Keperawatan 1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan : DS: Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. DO: Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi Wajah klien tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan : DS: Klien mengatakan kurang mengetahui tentang operasi yang akan dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. DO : Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang akan dijalaninya. Saat palpasi abdomen ada nyeri ketika dipalpasi pada perut sebelah kanan ke belakang, ada massa.

D. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Preoperatif Nama Pasien Dx. Medis Tindakan No. 1. : An. P : Tumor Sinus Maxilaris : Caldwell-Luc Tujuan Intervensi 11 Selasa, Desember 2012 Jam 13.30 WIB a. Identifikasi tingkat kecemasan yang mengharuskan dilakukannya prosedur pembedahan b. Berikan penjelasan yang b. Ketidakseimbanga n dari proses akan pasien Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito No. RM : 1610159

Diagnosa

Rasional

Implementasi

Evaluasi 11

Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 13.30 WIB Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan : DS: Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. -

11 Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 13.30 WIB

11 Selasa,

Desember 2012 Jam 13.30 WIB Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit cemas pasien berkurang dengan kriteria: Pasien tampak rileks tekanan darah dalam nilai normal 120/80 mmHg

Desember 2012 Jam 13.30 WIB

Desember 2012 Jam 13.30 WIB S: pasien

a. Rasa cemas yang Mengidentifikasi berlebihan terus akan mengakibatkan atau tingkat

menyatakan takut tindakan

menerus kecemasan yang sedikit mengharuskan prosedur akan

pembedahan karena merupakan pengalaman pertama dioperasi O : pasien

reaksi stres yang pembedahan berlebihan.

pemikiran membuat menemui

nurul

DO: Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi Wajah klien tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi.

pasien menyatakan siap dioperasi

c. sederhana pada pasien tentang pembedahan yang akan dilakukan. Jelaskan tentang kamar operasi

c. kesulitan memahami

untuk

tampak cemas A : tujuan belum tercapai P: lanjutkan

petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit.

pasien kooperatif

intervensi

nurul
d. menurunkan Jam 13.40 WIB Jam 13.40 WIB kecemasan pasien Memberikan sebelum operasi. S: pasien tindakan penjelasan yang menyatakan sederhana pada mengerti tentang tentang apa yang harus positif, pembedahan dilakukannya rasa yang bahwa dilakukan terjadi keadaan yang operasi . akan dan prosedur dan pembedahan kamar yang dijalani O: pasien akan pasien

nurul

d. Ajarkan teknik relaksasi : nafas dalam,masase.

e. Bandingkan jadwal operasi, grafik, gelang identifikasi pasien dan tanda tangan persetujuan operasi. f. Perkenalkan staf

e. Memberikan identifikasi mengurangi takut mungkin prosedur salah

nurul terlihat mengerti


dan dapat

pada waktu pergantian ke ruang operasi.

f.

Menciptakan hubungan kenyamanan psikologis dan

menjelaskan kembali prosedur pembedahan yang dijalani A : tujuan akan

g. Kolaborasi pemberian obat penenang.

g. Obat

penenang

membantu mengendalikan kekhawatiran,kece masan dan

tercapai sebagian P :lanjutkan

nurul

ketakutan pasien

intervensi

nurul
Jam 13.50 WIB melatih teknik pasien relaksasi

nurul
Jam 13.50 WIB S:pasien menyatakan lebih nyaman O: tampak rileks

nafas dalam

nurul

A: tercapai

tujuan

P:lanjutkan intervensi

nurul
jam 13.55 WIB Membandingkan jadwal grafik, identifikasi pasien dan tanda tangan persetujuan operasi operasi, gelang Jam 13.55 WIB S : pasien

menyatakan namanya P, tahun, menjalani operasi pengangkatan bola mata kanan O : pada status usia An. 14 akan

nurul pasien

tertulis

pasien bernama An. P usia 14 tahun, tindakan yang akan

dilakukan CWL.

tujuan

tercapai sebagian, lanjutkan intervensi P : lanjutkan

intervensi

nurul
2. Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 13.30 WIB Kurang 11 Selasa, Desember 2012 Jam 13.30 WIB 11 Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 13.30 WIB a. Memvalidasi tingkat pemahaman mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan memberikan dasar untuk intervensi 11 Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB Desember 2012 Jam 13.40 WIB Desember 2012 Jam 13.30 WIB pasien

pengetahuan Setelah dilakukan a. Kaji pengetahuan dengan tindakan terpapar keperawatan ditandai selama 30 menit pengetahuan pasien meningkat pasien mengenai penyakit, penyebab, alternative pengobatan

mengkaji tingkat S: pengetahuan pasien

berhubungan kurang informasi dengan : DS: Klien

menyatakan jadi

tentang sekarang

proses penyakit, bertambah penyebab alternatif pengobatan. dan informasi dan

pengetahuanya

mengatakan dengan kriteria: - pasien dapat

kurang mengetahui

nurul

O:pasien mengagguk

tentang

operasi

mengulangi penjelasan perawat mengenai prosedur operasi - paasien mengetahui penyebab b. Jelaskan tentang penyebab penyakit dan proses penyakit c. Jelaskan proses pembedahan, dampak yang mungkin muncul

berikutnya b. Menambah tingkat pengetahuan dan kebutuhan belajar mengenai penyakit c. Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana tindakan d. Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, nafas dalam dan latihan otot d. Meningkatkan pengajaran dan aktivitas pascaoperasi Jam 14.00 WIB Menjelaskan proses penyakit dan penyebabnya

tanda paham A:Tujuan tercapai P:lanjutkan intervensi

yang akan dijalani klien, ketahui operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. DO : Klien bingung diberi tentang yang dijalaninya. Saat palpasi abdomen ada ketika dipalpasi nyeri tampak ketika pertanyaan operasi akan yang klien hanya

nurul
Jam 14.00 WIB S:pasien menyatakan sedikit mengerti mengenai penyakit dan

penyakitnya

nurul

nurul nurul

penyebabnya O: mampu menjawab sebagian pasien

nurul

pertanyaan yang diajukan

pada

perut

A: tercapai

tujuan

sebelah kanan belakang, ada massa. ke

sebagian P: lanjutkan

intervensi

nurul
Jam 14.05 WIB Menjelaskan tentang prosedur pembedahan dan yang muncul dampak mungkin Jam 14.05 WIB S: pasien menyatakan paham mengenai proses pembedahan yang akan dijalaninya dan dampak yang muncul setelah

nurul operasi.
O : pasien dapat mengulangi

sebagian penjelasan mengenai prosedur pembedahan namun pasien sering meminta penjelasan diulang kembali. A: tujuan tercapai sebagian. P : lanjutkan

intervensi

Nurul

INTRA OPERASI Waktu : 14.10 15.00 WIB

A. Pengkajian 1. Anamnesa Pasien dilakukan operasi pada pukul 14.40 15.00 WIB dengan diagnosa medis tumor tumor sinus maxilaris dengan caldwell-luc. Sebelum operasi pasien dipuasakan sejak pukul 00.00 WIB, pasien

masuk OK dengan pakaian operasi dan hanya ditutup linen saat operasi di kamar operasi, pasien tampak pucat pada bagian wajah, ruang operasi terasa dingin dengan suhu yang rendah. Pasien dilakukan general

anestesi dan keadaannya tidak sadar sehingga reflek hisap hilang atau tidak ada. Saat operasi terjadi pendarahan di tempat insisi (maxila dan nasal), dilakukan suction dengan volume darah total saat operasi sebanyak 400 cc. Capilary refill pasien 2 detik, pasien tampak nafas dengan suara yang menunjukkan adanya sekret. Terpasang infus RL 60 tpm, tidak terjadi pembengkakan, kemerahan atau iritasi di daerah tusukan infus. 2. Persiapan Operasi a. Pasien dibawa ke OK pukul 12.45 WIB b. Pasien puasa dari jam 00.00 WIB (12 jam) c. Tidak terpasang kateter d. Alat-alat disiapkan oleh perawat instrumentator e. Pasien masuk kamar operasi f. Pasien dipindahkan ke meja operasi

g. Pasien terpasang infus infus RL 500 cc 60 tpm tidak terjadi pembengkakan, kemerahan atau iritasi di daerah tusukan infus h. Pasien terpasang ET, terpasang monitor pernapasan, tekanan

darah, spirometri, nadi. i. j. Pasien terpasang saturasi oksigen Instrumentator, dokter bedah, scrub nurse dan operator mencuci tangan secara steril lalu mengenakan jas operasi steril dan sarung tangan steril

3.

Observasi pelaksanaan operasi mulai jam 14.10 15.00 WIB a. Pasien dilakukan General Anestesi b. Dilakukan pemberian obat sedatif c. Pasien nafas spontan, RR 16 x/mnt, d. Pasien diposisikan supinasi e. Daerah yang tidak dioperasi ditutup dengan linen steril sehingga hanya daerah operasi yang terlihat, yaitu bagian abdomen f. Dalam stadium anastesi dilakukan aseptik dan antiseptik medan operasi yaitu di bagian perut dengan alkohol 70 %, kemudian dengan Iodine 10 %, kemudian dengan bethadine yang sudah diencerkan. g. Injeksi pehakain di mencoloncal fold, diamkan 3 menit. h. Incisi mencoloncal di atas 13 2 cm. i. j. Perdarahan sampai os maxila, pisahkan mukosa. Buat lapisan di atas sinus maxilaris sinistra 1 cm.

k. Dilakukan biopsi massa di dalam sinus pasang tampon kassa adrendlin. l. Biopsi polip cavum nasi sinistra, pasang tampon.

m. Menutup luka insisi dengan menjahit luka dengan benang silk, chrom, dan nylona n. Control perdarahan perdarahan disuction o. Instrumen, kassa dan alat lainnya yang dipakai dihitung untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam tubuh pasien. p. Operasi selesai pukul 15.00 WIB, mesin anestesi dimatikan q. Pasien observasi dimeja operasi, kemudian dipindahkan ke brancard dan langsung dipindah di RR r. Monitoring pasien selama operasi: 1) Kesadaran : tidak sadar 2) Tanda-tanda Vital Berdasarkan Waktu Waktu (WIB) 14.10 14.30 15.00 Hasil rata-rata : Nadi : 89 TD : 118/77 mmHg RR : 18 kpm Sp O2 : 82 Nadi x/mnt 89 90 88 TD mmHg 127/80 118/76 110/77 RR x/mnt 15 22 17 Sp 02 82 84 82

4.

Sirkulasi: Capillary refill 2 detik dan tidak ada sianosis.

5.

Respirasi: Napas spontan 20 kali permenit, suara nafas terdengar suara nafas dengan sekret setelah dilepas ET. Dilakukan suction.

6.

Perdarahan Darah yang keluar sekitar 400 ml.

7.

Input Cairan RL makro 60 tpm

8.

Anastesi General anestesi dan dengan obat sedatif.

B. Analisa Data No 1. Data Faktor risiko: DS:DO : -Pasien puasa 12 jam sebelum Masalah Potensial Penyebab Efek samping

komplikasi syok: anestesi hipovolume

dilakukan operasi, sejak

pukul 00.00 WIB -Perdarahan saat operasi 400ml 2. DS : DO : - Terdengar suara nafas dengan sekret setelah ET dilepas - Hilangnya reflek hisap Bersihan napas efektif jalan Penumpukan tidak secret sekitar

- Dilakukan general anestesi dan pasien keadaan tidak sadar

C. Diagnosa Keperawatan 1. Potensial komplikasi syok: hipovolume berhubungan dengan efek samping anestesi, ditandai dengan : Faktor risiko: Faktor risiko: DS:DO : -Pasien puasa 12 jam sebelum dilakukan operasi, sejak pukul 00.00 WIB -Perdarahan saat operasi sekitar 400ml 2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret ditandai dengan: DS : DO : - Terdengar suara nafas dengan sekret setelah ET dilepas - Hilangnya reflek hisap - Dilakukan general anestesi dan pasien keadaan tidak sadar

D.

E. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Intraoperatif Nama Pasien Dx. Medis Tindakan : An. P : Tumor Sinus Maxilaris : Caldwell-Luc Perencanaan Tujuan 11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.10 WIB Setelah diberikan asuahan keperawatan efek anestesi kepada pasien selama 4,5 jam, pemenuhan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien adekuat dengan kriteria: b. Tinjau ulang catatan intra operasi Intervensi Rasional Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito No. RM : 1610159

No.

Diagnosa Selasa, Desember 2012 Jam 14.10 WIB Potensial komplikasi syok: hipovolume

Implementasi 11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.10 WIB a. Mengukur dan mencatat input dan output cairan b. Mengatur aliran infus RL 60 tpm. (mengganti cairan infus jam 14.30 WIB) c. Memantau aliran cairan infus

Evaluasi 11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.10 WIB S:O : pasien terpasang infus RL 60 tpm pada tangan kiri, infus tidak terlihat macet, aliran lancar, tpm tetap sama (stabil 60 tpm). Nadi : 89 11

1.

11 Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 14.10 WIB a. Ukur dan catat masukan dan pengeluaran cairan pada pasien Desember 2012 Jam 14.10 WIB a. Dokumentasi

yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan b. Dengan peninjauan akan diketahui apabila ada perubahan pada terapi cairan

berhubungan dengan samping

ditandai dengan DS:DO: - Pasien puasa 12 jam dilakukan sebelum operasi,

sejak pukul 00.00 - Perdarahan saat operasi 400cc sekitar

a. Input = output b. Tidak terjadi dehidrasi pada paisen c. TTV normal d. Turgor kulit baik e. Membran mukosa lembab nurul

c. Atur terapi infus RL 60 tpm

c. Pemasangan infus dapat menjadikan input cairan elektrolit pasien terpenui sesuai program dan perhitungan balance cairan

pada pasien. d. Memantau TTV pasien.

TD : 118/77 mmHg A : Tujuan tercapai sebagian. P : lanjutkan intervensi. pantau aliran cairan infus,

nurul ganti plabot infus saat cairan hampir habis.

d. Pantau aliran infus

d. Pemantauan yang dilakukan akan menjadikan aliran infus adekuat dan terkontrol

nurul

e. Pantau TTV pasien

e. Pemantauan TTV bisa berubah setiap saat akan

nurul

mempermudah pemberian penanganan nurul

2.

Selasa, Desember 2012 Jam 14.50 WIB

11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.50 WIB

11 Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 14.50 WIB a. Atur posisi kepala pasien ekstensi b. Lakukan suction Desember 2012 Jam 14.50 WIB

11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.50 WIB Mengatur posisi kepala pasien ekstensi

11 Selasa, Desember 2012 Jam 14.50 WIB S:-

11

Bersihan jalan napas Setelah diberikan tidak efektif asuahan keperawatan berhubungan selama 60 menit dengan penumpukan klien mampu secret ditandai mempertahankan patensi jalan nafas, dengan: dengan kreteria : DS : Pola pernafasan normal. DO : a. Bunyi nafas - Terdengar suara normal/ tidak terdengar nafas dengan bising atau sekret. suara nafas dengan adanya - Hilangnya reflek sekret hisap b. Aspirasi dapat dicegah - Dilakukan general anestesi dan pasien keadaan nurul

c. Observasi frekuensi/ irama pernafasan perhatikan d. Kaji warna dasar kuku.

a. Posisi ekstensi membuka jalan nafas b. Menurunkan resiko dan aspirasi dan pola nafas normal c. Dapat mengindikasikan terjadinya gagal nafas. d. Memantau ke adekuatan oksigenasi.

O : pasien berbafas nurul diintubasi dengan ET, RR : 24x/mnt A : tujuan tercapai P : pertahankan posisi pasien nurul

nurul

nurul Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 Melakukan suction

Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 S:O : suara nafas menujukkan sudah tidak

tidak sadar

nurul

Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.30 Mengobservasi frekuensi pola nafas pasien dan mengkaji adanya sianosis.

ada sekret, sekret sebanyak 10 cc A : Tujuan tercapai P : Pantau pengeluaran sekret dan kaji apakah sekret sudah sepenuhnya keluar. nurul Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.30 S:O : RR : 18 kpm, tidak ada sianosis. A :Tujuan tercapai P : lanjutkan intervensi tiap 20 menit. nurul

nurul

POST OPERASI A. Pengkajian 1. Keluhan Utama Terdapat luka insisi di maxila, terdapat tampon di maxila dan nasal. Tampon pada maxila dan cavum nasi sinistra tampak rembes. Klien menggunakan terapi oksigen 3 L. 2. Keadaan Umum a. Kesadaran Tidak sadar (pengaruh anestesi). Setelah selesai operasi klien masih belum sadar, sampai di ruang Recovery Room klien tetap belum sadar. Pada jam 15.30 ketika dipanggil namanya klien mengeluarkan suara tapi terdengar tidak jelas. Klien sadar di

ruang RR room jam 16.30 WIB setelah 1, 5 jam operasi selesai. Ku : Lemah b. TTV Nadi Respirasi Suhu TD c. Kulit pucat d. Bernafas menggunakan mulut e. Terpasang infus RL 500 cc dengan tetesan 20 tpm di tangan kiri. : 80 x/ menit : 16 x/ menit : 36,5 C (afebris) : 120/ 70 mmHg

B. Analisa Data No 1. DS : DO : Terdapat luka insisi di maxila dan nasal. Terpasang tampon Data Masalah Resiko infeksi Penyebab Prosedur pembedahan prosedur invasif dan

maxila dan cavum nasi sinistra. Tampon pada maxila dan cavum nasi sinistra tampak rembes. Terpasang RL 500 cc di tangan kiri.

C. Diagnosa Keperawatan Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan

C. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Postoperatif Nama Pasien Dx. Medis Tindakan No. Diagnosa Selasa, 1. Desember 2012 Jam 15.00 WIB Resiko berhubungan dengan : An. P : Tumor Sinus Maxilaris : Caldwell-Luc Perencanaan Tujuan 11 Selasa, Desember 2012 Jam 15.00 WIB Intervensi Rasional Implementasi 11 Selasa, Desember 2012 Jam 15.00 WIB a. Mengawasi tanda-tanda vital, Perhatikan demam, menggigil berkeringat. nurul b. Deteksi adanya tanda infeksi nurul dini b. Mengobservasi tandaEvaluasi 11 Selasa, 11 Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito No. RM : 1610159

11 Selasa, 11 Desember Selasa, 2012 Jam 15.00 WIB Desember 2012 Jam 15.00 WIB

Desember 2012 Jam 15.00 WIB S:O:- Tidak ada tanda-tanda infeksi(rubor, kalor, dolor,tumor fungsiolesa) Aliran tetesan infus lancar

infeksi Setelah asuhan

diberi a. Awasi vital, demam,

tanda-tanda a. Demam Perhatikan menggigil mengindikasikan adanya dugaan

prosedur keperawatan selama 30 menit pasien

pembedahan

berkeringat. adanya

adanya infeksi.

tidak b. Observasi

mengalami infeksi dengan kriteria: Tanda-tanda vital rentang normal(Nadi:1 dalam

tanda-tanda infeksi!

adanya tanda- RR:16x/mnt, tanda infeksi N: 80x/mnt, nurul TD:120/70 mmHg

6-24

x/mnt,

A:Tujuan tercapai sebagian P:lanjutkan intervensi. Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik dan analgetik. nurul

TD:120/80 mmhg, Suhu:36,537 C, RR:24x/mnt) Tidak ada


o

tanda-tanda infeksi(tumor, dolor, kalor, fungsiolesa) nurul rubor,

DAFTAR PUSTAKA Doenges, M.E, dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nanda International. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 20092011. Jakarta: EGC. Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai