(auris externa)
TELINGA LUAR
Terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani.
1/3 lateral kartilago dan 2/3 medial tulang. Dilapisi kulit dan kelenjar
seruminase (modifikasi kelenjar keringat).
Struktur :
a Auricular terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
b Meatus Acuticus Externus, terdiri dari :
Pars cartilage
Pars ossea : 2 cm
: 1 cm
TELINGA TENGAH
b Cavum tympani
Malleus
Bagian-bagian :
Caput : bersendi dengan incus
Leher (collum mallei)
Manubrium
o Tempat insertion M. tensor tympanicum
o Melekat pada membrane tympani
Processus
anterior
:
berhubungan
dengan
fissure
petrotympanicum
Processus lateralis
: berhubungan dengan bagian atas
membrane tympani
Incus
Bagian-bagian :
Corpus
: bersendi dengan caput mallei
Crus longum : bersendi dengan caput stapedii
Crus brevis
: berhubungan dengan recessus epitympanicus
Stapes
Caput : bersendi dengan incus
Collum : tempat insertion M. stapedius
Crus : menghubungkan collum dengan basis
Basis : melekat pada fenestra ovalis
Persendian ossicula auditiva : articulation synovial
Fungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
OTOT-OTOT
M. stapedius
Origo
Insertion
Persarafan
os
Nervus facialis
TELINGA DALAM
pinna : suatu pengumpul suara, sementara liang telinga krn bentuk dan
dimensinya, dpt sangat memperbesar suara dlm rentang 2 4 kHz.
Telinga tengah : suatu alat penghilang hambatan antara udara ( lingk.kita)
dan cairan ( telinga dalam)
Stapes : menghantarkan getaran suara lewat liang telinga dan telinga
tengah ke telinga dalam
Daun telinga : menampung gelombang suara yg datang
Liang telinga : meneruskan suara dari daun telinga ke membran timpani
Membran timpani : menggetarkan tulang pendengaran
Rongga telinga : menjaga antara tekanan udara dlm dan luar agar
seimbang
Maleus, inkus : meneruskan getaran suara ke tingkap jorong
Tuba eustachii : saluran yg menghub antara rongga telinga dg naso faring
Pengatur agar tekanan didalam rongga telinga sama dg tekanan diluar
Sbg ventilasi agar selaput lendir dirongga telinga mendapat cukup
oksigen / airasi.
cochlea : menerima rangsang dari skala vestibuli dan skala timpani untuk
dianalisa dan dibawa ke otak
vestibulum dan kanal semi sirkularis : berguna sbg alat keseimbangan
(ILMU PENYAKIT THT, FK UNDIP)
ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang
dialirkan melalui udara atau tulang ke cochlea menggetarkan membrane timpani
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong Energi getar yang
telah diamplifikasi ke stapes Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari
tingkat oval menimbulkan getaran pada perilimfa pada skala vestibule bergerak
getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa
menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria
(Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel) menimbulkanproses depolarisasi sel rambut
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis potensial aksi pada saraf
auditorius dilanjutkan ke nucleus auditorius ke korteks pendengaran (area 3940) di lobus temporalis.
Buku ajar ilmu kesehatan THT kepala leher,FKUI,Edisi kelima
Rostral
Kolikulus inferior
2. Mengapa anak mengeluh nyeri terutama saat aurikula ditarik dan ditekan
tragusnya, sakitnya sampai ke kepala dan saat menelan, sakit telinga kiri dan
pendengarannya berkurang?
Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga
berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus
auditori eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh
lengkungan lienalis dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang
trakeobronkial dan bagian interna abdomen.
STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional
Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
Vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya
mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (Arti Vagus
dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).
Saraf Vagus berkembang dari medula
Kemudian saraf ini meninggalkan fosa kranial posterior melalui foramen jugularis. Di
bawah foramen tersebut terdapat dua ganglia sensorik yakni: jugularis dan nodose,
keduanya mengandung badan sel dari serat sensorik. Cabang aurikuler dari saraf vagus
melewati kanal dalam tulang temporal dan menyampaikan impuls sensorik dari meatus
akustik eksternal dan membran timpani.
Selanjutnya saraf vagus turun melalui selubung karotis posterior di belakang vena
jugularis interna
dan arteri karotid internal. Dan diujungnya terbagi menjadi 2 saraf yakni saraf faringeal
dan saraf laringeal superior yang terbagi kembali menjadi 2 yakni saraf internal
( berperan dalam persarafan sensorik di atas pita suara) dan cabang eksternal
(krikotiroid).
Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang
trakealis berperan dalam fungsi sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi
otonom yakni melambatkan denyut jantung
Adapula saraf laring rekuren yang berawal di mediastinum superior.
Terakhir terdapat pembentukan pleksus esofagus. Melalui hiatus esofagus pada diafragma
sebagai cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk
organ visera abdomen dan celiac, pleksus mesenterika superior dan pleksus myenteric.
Nyeri yang disalurkan
Rasa nyeri di faring dan /atau laring bisa jadi merupakan nyeri yang bersumber dari
telinga yang kemudian disalurkan ke faring atau laring. Ini merupakan salah satu
karakteristik khas dari tumor hypopharyngeal.
STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional
Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
6. DD
i Etiologi
- Sumbatan tuba eustachius, karena fungsi tuba eustachius
terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah
juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga
tengah dan terjadi peradangan.
- ISPA
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
ii Patofisiologi
iii Stadium
- Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya
gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan
Stadium Supurasi
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan
hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat
yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran
timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan
suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang,
maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta
timul pada tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis
mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani
terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna
kekuningan, ditempat tersebut akan terjadi ruptur.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup
kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, maka lubang tempat
rupture (perforasi) tidak mudah menutup kembali.
Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian
antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi
rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari
telinga tengah ke lian telinga luar.
Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu
badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak.
Stadium Resolusi
Gangguan tuba
efusi
OME
Etiologi:
Perubahan tekanan udara tiba-tiba
alergi
infeksi
sumbatan : sekret
tampon
tumor
OMA
Sembuh
OME
OMSK/OMP
Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran
Eustachius.
iv Gejala
Stadium 1: Salphingitis ( radang Tuba Eustachii)
- telinga terasa tersumbat (oklusio tuba)
- gembrebeg (tinitus low frequency)
- dengar (tipe CHL)
- otofoni (mendengar suara sendiri)
- otoskopi MT normal
- otalgia (kadang)
Stadium 4: Resolusi
MT utuh :
- sakit/panas hilang
- berlanjut menjadi OME
MT perforasi :
- dpt menutup kembali sikatrik
tanpa stratum fibrosum
- menjadi OMK (otitis media kronik)
Ilmu Penyakit THT FK UNDIP
v Pemeriksaan
- Inspeksi
- Palpasi
- Auskultasi:
Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
MT: merah muda merah membara (rubor)
bulging (adanya pustulasi)
bercak kuning (daerah nekrosis) perforasi
Stadium peradangan:
Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau
kebiruan dengan corakan pembuluh darah sepanjang maleus
dan annulus. Bila penyakit berlanjut, membran timpani menebal
dan memerah. Pars tensa mengembung dan bagianya tak jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa membran timpani terancan
perforasi.
Stadium supurasi:
Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering
berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa membran
timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal, berwarna
merah dan lembut seperti beludru. Pada perforasi yang kecil
mungkin tampak mukosa yang edem menonjol keluar melalui
lubang perforasi dan sekret keluar dari tengahnya, biasa disebut
perforasi puting susu.
Stadium komplikasi
Tampak dinding postero superior liang telinga menggantung
(sagging). Gambaran membran timpani tidak jelas berbeda
dengan sebelumnya.
Pemeriksaan Penunjang :
-
Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah
ke daerah tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
vi Pengobatan
- Stadium Oklusi
Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba
eustachius, sehinggan tekanan negative di telinga tengah
hilang.
Maka diberikan :
HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak < 12 tahun
Stadium Presupurasi/Hiperemis
Antibiotika, tetes hidung dan analgetika.
Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus,
sebaiknya dilakukan miringotomi.
Antibiotika yang dianjurkan adalah gologan penisilin atau
ampisilin.
Terapi
awal
diberikan
penisilin
intramuskular
agardidapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah,
sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan
pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Pemberian
antibiotika dianjurkan minimal 7 hari.
Bila pasien alergi penisilin, diberikan eritromisin.
Pada anak:
Ampisilin diberikan dengan dosis 50-100mg/BB per hari dibagi
dalam 4 dosis.
Amoksisilin 40 mg/BB per hari dibagi dalam 3 dosis.
Eritromisin 40 mg/BB per hari.
Stadium Supurasi
Antibiotika disertai dengan miringotomi, bila membran
timpani masih utuh.
Stadium Perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 hari disertai
antiniotika.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup
kembali dalam waktu 7-10 hari.
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak
ada dan perforasi membran timpani menutup.
Bila tidak terjadi resolusi tampak sekret mengalir di liang
telinga luar melalui perforasi di membran timpani, maka
antibiotika dapat dilanjutkana sampai 3 minggu.
vii Komplikasi
Sebelum ada antiboitika, OMA dapat menimbulkan komplikasi
yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat
( meningitis dan abses otak)
Setelah ada antibiotika, semua jenis
didapatkan sebagai komplikasi miringotomi.
komplikasi
viii Prognosis
Sembuh setelah std. Resolusi.
- sembuh spontan tanpa perforasi
- sembuh dg perforasi bila menutup sikatrik
- sembuh setelah parasentesis
TIDAK sembuh.
- tanpa perforasi OME sekret kental Glue ear
biasanya
Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak
bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan
bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang
terutama dijumpai adalah bakteri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa
organisme lainnya.
Sumbatan (secret,tumor,tampon)
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi
dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian
penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau
toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.
Autoimune
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi
kelompok sosioekonomi rendah memiliki insiden OMSK yang lebih tinggi.
Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan
secara umum, diet, dan tempat tinggal yang padat.
Hal-hal tersebut menyebabkan gangguan pada tuba eustachius. Terjadi
perubahan tekanan udara di telinga dari tekanan positif menjadi negative
sehingga terbentuklah efusi. Efusi di liang telinga tengah dapat sembuh
dengan sendiri. Dapat juga terjadi otitis media efusi (OME) bila efusi tetap
ada karena tuba eustachius tetap terganggu tetapi tidak terdapat infeksi.
Bila tuba eusthacius tetap terganggu dan terdapat infeksi maka terjadi otitis
media akut (OMA). Otitis media akut dapat sembuh sendiri tetapi dapat juga
terus berlanjut menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK). Faktor
predisposisi yang menyebabkan OMA dapat berlanjut menjadi OMSK adalah
sbb:
Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi resiko
terkena OMA yang bila penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak
adekuat dapat berlanjut menjadi OMSK. Pada bayi terjadinya otitis media
dipermudah karena tuba eustachiusnya yang pendek, lebar dan horizontal.
PATOGENESIS
Tanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat
terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara.
Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau
berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat
dideteksi. Stadium ini susah dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.
2.
Stadium supuratif
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superficial serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani
menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) kea rah liang telinga
luar. Pada stadium ini pasien tampak sangat sakit,, nadi dan suhu meningkat
serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum
tidak berkurang maka terjadi ischemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler,
serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan
sub-mukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani tampak sebagai daerah
yang lebih lembek dan berwarna kekuningan dan di tempat ini akan terjadi
rupture. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani
(miringitomi) pada
stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan
pus keluar ke liang telinga luar.
4.
Stadium perforasi
Stadium resolusi
3. Perforasi atik = Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida.
JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
1 OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna) = Proses peradangan pada OMSK
tipe aman terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang
dan perforasinya terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak
terdapat kolesteatoma.
2 OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna), Yang dimaksud dengan OMSK tipe
maligna yaitu OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada
OMSK tipe ini terletak di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat
kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar
komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.
Berdasarkan secret yang keluar maka dikenal juga 2 jenis OMSK yaitu:
1 OMSK tipe aktif
OMSK tipe aktif merupakan OMSK dengan secret yang keluar dari kavum
timpani secara aktif.
1 OMSK tipe tenang
OMSK tipe tenang merupakan keadaan dimana kavum timpani terlihat basah
atau kering.
GEJALA KLINIS
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada
OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang
sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi
membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada
OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe
ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena
rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah
berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan
merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret
yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga
tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran
sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman
pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi
OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin
akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya
akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang
sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran
timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh
perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan
keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.
KOMPLIKASI
Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan
patologik yang menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang
resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi.
biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu
otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada
OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra
kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK
berhubungan dengan kolesteatom.
A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3
macam lintasan:
1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
2. Menembus selaput otak.
3. Masuk kejaringan otak.
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan OMSK adalah:
1.
2.
Pemberian antibiotika:
A a.
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak
tanpa dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak
progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung antibiotik dan
kortikosteroid.Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk
sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik
misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan
antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan
uji resistesni. Bubuk telinga yang digunakan seperti:
Terramycin
Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus
aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik
terhadap ginjal dan telinga.
Kloramfenikol
Obat ini bersifat bakterisid
sistemik antibiotik
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai
pembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu
diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.
Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya
bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak
kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon.
Golongan kedua adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya
bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh
antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik
sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah:
Pseudomonas
: Aminoglikosida karbenisilin
P. mirabilis
Klebsiella
E. coli
S. Aureus
Streptokokus
Penisilin,
sefalosforin,
eritromisin,
aminoglikosida
B. fragilis
: Klindamisin
dibawah
16
tahun.
Golongan
sefalosforin
generasi
III
sefotaksim,
yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut
pada lingkungan yang lembab.2
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih)
bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel
kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang.
Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh
bakteri
atau
jamur. 7
herpes
zoster,
moluskum
Protozoa
Parasit
4.3.
Erupsi
neurogenik
:
proritus
simpek,
lokalisata/desiminata, ekskoriasi, neurogenik.
neurodermatitis
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi
di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang
ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga,
tetapi sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan
membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang
diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang
diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara
topikal. 6
Gejala Klinis
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti
terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit
sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan
gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak
sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan
periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut
saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang
rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun
telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada
tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa
sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada
kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada
otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari
otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau
purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,
sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.
Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang
digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
peredaman hantaran suara.2
Tanda-Tanda Klinis
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang
telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan
eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema
positif.
Menurut Senturia HB (1980) :
Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga
merupakan tanda-tanda klasik dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret
tidak terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3 stadium yaitu : 2
1. Pre Inflammatory
2. Peradangan akut (ringan/ sedang/ berat)
3. Radang kronik
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara
lain meliputi :
- Otitis eksterna nekrotik
- Otitis eksterna bullosa
- Otitis eksterna granulosa
- Perikondritis yang berulang
- Kondritis
- Furunkulosis dan karbunkulosis
- dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.
Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi
stadium dini diragukan dengan proses infeksi, sering diobati kurang
sempurna. Tumor ganas yang paling sering adalah squamous sel karsinoma,
telinga berbunyi sesuai denyut jantung. Di antara incus dan maleus terdapat cabang
dari nervus facialis yang disebut chorda tymphani. Di dalam telinga dalam terdapat
alat keseimbangan dan alat pendengaran. Obat obat ototoksik dapat merusak stria
vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak dan terjadi tuli sensoneural dan
gangguan keseimbangan.
c. Tuli dibagi menjadi tiga yaitu tuli konduktif, tuli sensoneural, dan tuli campur. Pada
tuli konduktif, terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau
penyakit di telinga luar atau telinga tengah seperti infeksi (otitis media), sumbatan
tuba eustachius, tumor, dll. Sedangkan pada tuli sensoneural kelainan terdapat pada
cochlea, nervus VIII, atau pusat pendengaran oleh karena tumor, radang, dll. Pada
tuli campur biasanya merupakan satu penyakit misalnya radang telinga tengah yang
berkomplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan seperti
tumor pada N. VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif).
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI