STEP 1
STEP 2
STEP 3
Pasal 1
Pengertian Saintifikasi Jamu
Pasal 2
Tujuan dan Ruang lingkup
Pasal 6
Saintifikasi Jamu dilakukan oleh fasyankes yang mendapat ijin dan seauai
peraturan perundang undangan
Paal 7
B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian Pengembangan Tanaman Obat tradisional)
Sentra Pengembangan dan Penerapan PengobatanTradisional
Balai Pengobatan Kesehatan Masyarakat
RS yang ditetapkan
Pasal 8
Klinik Tipe A:
- Tenaga: dokter (PJ), asisten apoteker, TPKA sesuai kebutuhan, D3 pengobat
tradisional, tenaga administrasi
- Sarana: peralatan medis, peralatan jamu
- Ruangan : ruang tunggu, pendaftaran, RM, konsultasi, pemeriksaa, peracikan
penyimpanan jamu, R> diskusi, lab sederhana, dan apotek jamu
Kilini tipe B
- Ruangan : ruang tunggu, pendaftaran, RM, dan perackan jamu
- Tenaga : dokter (PJ), TPKA sesuai kebutuhan, D3 pengobat tradisional,
tenaga administrasi
Psal 9
Ijin dari Dinkes Kab. setempat dan ijin berlaku selama 5 tahun
Pasal 11
Bab 1:
Pasal 4
Bahan :
1. Aman
2. Klaim khasiat dibuktikan dengan data empiris
Pasal 5
Bagian 5:
Dicatat dalam RM
Pasal 6
Hanya dapat dilakukan di Fasyankes yg telah mendapat ijin atau sesuai dengan UU yg
berlaku
Pasal 7:
Fasyankes meliputi:
Phase 2
Phase 3
Preclinical trial
Clinical trial :
Phase 1, 2, dan 3
Drug review : get some approval
Empiric formulation: start from clinical trials phse II until phase III.
Jika sudah digunakan secara turun temurun maka uji bisa dilakukan mulai dari
phase II
5. What are the princips of clinical trial?
Permenkes RI no. 70
Obat tradisional dalam bentuk tunggal dan ramuan berdasarkan pengalaman.
Data meliputi kegunaan belum berdasarkan uji ilmiah.
Obat tradisional perlu dikembangkan dan perlu dikelompokkan :
1. Fitofarmaka perlu uji klinik menggunakan sampel manusia
Drug Discovery,
Regulation Criteria preclinical trial, clinical
Trial
Pasal 5 : Fasyankes
STEP 7
1. What are the regulation about “Jamu” saintification?