Anda di halaman 1dari 50

1

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF


DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
KEHAMILAN RESIKO TINGGI PREEKLAMSIA BERAT NY.S DI
PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan 7 November 2022 – 7 Januari 2022

Oleh :
Nurfauziati Pasaribu
30101607711

Pembimbing Puskesmas :
dr. Dian Rukmorini

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
2

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus yang berjudul
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF
DALAM LAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA TERHADAP
KEHAMILAN RESIKO TINGGI PREEKLAMSIA BERAT NY.S DI
PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG
Oleh :
Nurfauziati Pasaribu
30101607711

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Bangetayu Kota Semarang.

Telah Disahkan
Semarang, November 2022

Pembimbing Puskesmas Bangetayu, Pembimbing Kepaniteraan IKM,

dr. Dian Rukmorini dr. Ratnawati, M.Kes.


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bangetayu, Kepala Bagian IKM FK Unissula,

dr. Ahnaf Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM. M.Kes


3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan kasus yang berjudul “Diagnosis Holistik Dan Penatalaksanaan
Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap Kehamilan
Resiko Tinggi Preeklamsia Berat Ny.S Di Puskesmas Bangetayu Semarang”

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka


menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes, selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati, M.Kes, selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang.
3. dr. Ahnaf, selaku Kepala Puskesmas Bangetayu Semarang.
4. dr. Dian Rukmorini atas bimbingan dalam menyusun Laporan ini.
5. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Bangetayu atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami
sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus “Diagnosis Holistik
Dan Penatalaksanaan Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga
Terhadap Kehamilan Resiko Tinggi Preeklamsia Berat Ny.S Di Puskesmas
Bangetayu Semarang” dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, November 2022


Penulis
4

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................7
1.2 Tujuan..........................................................................................................7
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................................7
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................................7
1.3 Manfaat........................................................................................................8
1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa....................................................................8
1.3.2 Manfaat bagi Masyarakat...................................................................9
BAB II ANALISIS SITUASI................................................................................10
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan.....................................................................10
2.2. Laporan Hasil Pengamatan........................................................................10
2.2.1. Identitas Pasien.................................................................................10
2.2.2. Anamnesis Holistik...........................................................................11
2.3. Diagnostik Holistik....................................................................................29
2.4. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif.....................................................30
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................34
3.1. Analisa Penyebab Masalah........................................................................34
3.1.1 Lingkungan.......................................................................................34
3.1.2 Perilaku.............................................................................................36
3.1.3 Pelayanan Kesehatan........................................................................37
3.1.4 Genetik..............................................................................................38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................42
4.1. Kesimpulan................................................................................................42
4.2. Saran...........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama

haid terakhir (HPHT) (Prawirohardjo, 2009). Keadaan fisiologis yang

terjadi saat hamil dapat diikuti kejadian patologis yang dapat mempengaruhi

kondisi ibu dan janin (Mansjoer, 2008). Kehamilan resiko tinggi adalah

kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan

tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Puji

Rochjati dalam (Manuaba, 2013) menjelaskan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ibu hamil risiko tinggi yaitu seperti primi muda berusia

kurang dari 16 tahun, primipara tua berusia lebih dari 35 tahun, primipara

sekunder dengan usia anak terkecil diatas 5 tahun, tinggi badan kurang dari

145cm, riwayat kehamilan yang buruk (pernah keguguran, pernah

persalinan premature, lahir mati, dan riwayat persalinan dengan tindakan

seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, dan operasi sesar), pre-eklamsia,

eklamsia, gravida serotinus, kehamilan dengan pendarahan antepartum,

kehamilan dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang

mempengaruhi kehamilan. Permasalahan kesehatan ibu dan anak serta

kesehatan reproduksi masih menjadi fokus penting dalam bidang kesehatan.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) merupakan dua

indikator penting keberhasilan pembangunan suatu negara terutama dalam


6

bidang kesehatan, yang menunjukkan derajat kesehatan negara tersebut.

Kedua indikator tersebut masih cukup tinggi di negara miskin dan negara

berkembang, termasuk Indonesia (Utama, 2015).

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program

kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada

tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini

menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627

kematian. Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun

2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330

kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus (Kemenkes

RI, 2021). Berdasarkan laporan Puskesmas jumlah kematian ibu maternal di

Kota Semarang pada tahun 2021 sebanyak 21 kasus dari 22.030 kelahiran

hidup atau sekitar 95,32 per 100.000 KH. Angka kematian Ibu (AKI)

mengalami kenaikan dari tahun 2020 yaitu 71,35 per 100.000 KH. Jika

dilihat dari jumlah kematian Ibu, juga terdapat kenaikan kasus yaitu 17

kasus di tahun 2020 menjadi 21 kasus pada 2021. diketahui bahwa kematian

ibu tertinggi disebabkan oleh lain lain (76,19%), penyebab lainnya adalah

karena perdarahan (14,29%) dan hipertensi (9,52%). Kondisi sebelum hamil

yang pernah diderita ibu menjadi faktor yang meningkatkan risiko ibu

mengalami komplikasi saat hamil. Sedangkan kondisi saat meninggal paling

banyak masih terjadi pada masa nifas yaitu sebanyak 76%, sama dengan

tahun sebelumnya, sedangkan tidak ditemukan kasus kematian di saat

bersalin (Dinkes Kota Semarang, 2021)


7

Kasus kehamilan resiko tinggi masih menjadi masalah yang menjadi

perhatian untuk ditangani. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka

penulis tertarik untuk lebih mendalami kasus kehamilan resiko tinggi PEB

pada Ny.S di Puskesmas Bangetayu dengan pendekatan HL Blum.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana diagnosis holistik dan penatalaksanaan komprehensif

dalam layanan kedokteran keluarga terhadap kejadian kehamilan resiko

tinggi PEB Ny.S di Puskesmas Bangetayu Semarang?

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis holistik dan

terapi komprehensif pada kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S

di wilayah kerja puskesmas Bangetayu Semarang.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek personal dalam

kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di wilayah kerja

puskesmas Bangetayu Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek medis umum

dalam kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di wilayah

kerja puskesmas Bangetayu Semarang.


8

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek internal yang

berpengaruh pada kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di

wilayah kerja puskesmas Bangetayu Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai aspek eksternal yang

berpengaruh pada kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di

wilayah kerja puskesmas Bangetayu Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai derajat fungsional

pada kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di wilayah

kerja puskesmas Bangetayu Semarang.

 Untuk memperoleh informasi mengenai terapi komprehensif

pada kasus kehamilan resiko tinggi PEB Ny.S di wilayah

kerja puskesmas Bangetayu Semarang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

 Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

kehamilan resiko tinggi PEB

 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada

di lapangan.

 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.

 Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang

ilmu kesehatan masyarakat.


9

 Sebagai modal dasar untuk melakukan penelitian bidang ilmu

kesehatan masyarakat pada tataran yang lebih lanjut.

1.3.2 Manfaat bagi Masyarakat

 Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai

faktor yang mempengaruhi kejadian kehamilan resiko tinggi PEB

sehingga dapat dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative.

 Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan

preventif tehadap kejadian kehamilan resiko tinggi PEB.


10

BAB II

ANALISIS SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengambilan kasus kehamilan resiko tinggi dilakukan berdasarkan

data pasien di bulan Juni – November 2022. Kunjungan rumah untuk

mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien, dan keluarga pasien

dilakukan di Kel. Sembungharjo pada tanggal 29 November 2022.

2.2. Laporan Hasil Pengamatan

2.2.1. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 13 Agustus 1992

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kel. Sembungharjo RT/RW 07/02

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS


11

2.2.2. Anamnesis Holistik

2.2.2.1 ASPEK 1 Personal

- Keluhan Utama : Mual, punggung bawah terasa pegal, kaki

bengkak sehingga sulit berjalan

- Harapan : Tekanan darah dalam batas normal hingga

menjelang melahirkan dan dapat melahirkan normal

- Kekhawatiran : Proses melahirkan tidak dapat berlangsung

secara normal sehingga harus melalui SC

2.2.2.2 ASPEK 2 Anamnesis Medis Umum

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien G3P2A0 usia kehamilan 32 minggu

mengeluhkan mual kadang kadang, kaki terasa bengkak

dan punggung bawah pegal sejak 1 hari sebelum control

sehingga sulit beraktifitas. Keluhan dirasakan hilang

timbul dan membaik saat istirahat. Keluhan seperti pusing,

gangguan BAK dan BAB disangkal.

b. Riwayat Obstetri Pasien

 Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : Teratur, 30 hari

Lama haid : 7 hari

HPHT : 13 April 2022

HPL : 20 Januari 2023


12

 Riwayat Pernikahan

Pernikahan yang kedua kali dengan suami sekarang.

Usia pernikahan saat ini 7 tahun dan sudah memiliki

anak usia 6 tahun. Pernikahan pertama memiliki anak

usia 12 tahun dengan usia pernikahan 5 tahun

 Riwayat Obstetri

Pasien adalah seorang wanita G3P2A0. Saat ini pasien

sedang mengandung anak ketiga dengan usia kehamilan

32 minggu.

 Riwayat ANC

Pasien rutin memeriksakan kandungannya ke bidan

maupun dokter. Pasien sudah 8x periksa selama

kehamilan. Pasien mengalami mual hanya saat

trimester awal. Pasien mengkonsumsi tablet Fe dan

asam folat yang diberikan petugas kesehatan secara

rutin. Tekanan darah pasien meningkat pada trimester

awal mencapai 140/87 mmHg dan trimester kedua

150/98 mmHg. Pada trimester ketiga terjadi

peningkatan tekanan darah kembali mencapai 160/97

mmHg disertai proteinuria +3.

 Riwayat Imunisasi

Pasien mendapatkan imunisasi TT 1x saat awal

kehamilan ketiga
13

 Riwayat KB

Pasien pernah menggunakan AKDR setelah kelahiran

anak kedua selama 6 tahun.

 Riwayat Operasi

Pasien belum pernah melakukan Sectio Caesarea

maupun operasi lainnya

 Riwayat Pijat Saat Kehamilan

Tidak pernah pijat saat hamil.

 Riwayat Komsumsi Jamu-Jamuan Atau Ramuan

Tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan atau

ramuan.

KE Masalah / Faktor Resiko SKOR


L NO. 2
Skor Awal Ibu Hamil 2
F.R
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4 =
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4 =
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4 =
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4 =
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4 =
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4 =
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4 =
7 Terlalu pendek ≤145 cm 4 =
8 Pernah gagal kehamilan 4 =
Pernah melahirkan dengan =
4
a. tarikan tang/vakum
9
b. manual plasenta 4 =
c. diberi infus/transfuse 4 =
10 Pernah operasi sesar 8 =
II 11 Penyakit pada ibu hamil =
a. Kurang Darah 4
b. Malaria
c. TBC Paru
d. Payah Jantung
e. Kencing Manis (Diabetes)
14

f. Penyakit Menular Seksual
Bengkak pada muka / tungkai
12 4 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4 =
14 Hydramnion 4 =
15 Bayi mati dalam kandungan 4 =
16 Kehamilan lebih bulan 4 =
17 Letak sungsang 8 =
18 Letak Lintang 8 =
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8 =
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8 8
JUMLAH SKOR 14

Berdasarkan penghitungan Kartu Skor Poedji Rochjati

(KSPR), Ny. S termasuk dalam kategori Kehamilan

Resiko Sangat Tinggi (KRST).

c. Riwayat Persalinan

Pasien sudah menjalani 2 persalinan. Persalinan

pertama tahun 2010 dengan UK 28 minggu lahir spontan

di RS, BBL 2000 gr tanpa komplikasi. Persalinan kedua

tahun 2016 dengan UK 38 minggu lahir spontan di bidan,

BBL 2800 gr tanpa komplikasi

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat hipertensi semenjak

melahirkan anak kedua. Sebelum hamil pertama kali,

pasien tidak memiliki riwayat anemia, hipertensi maupun

DM. Riwayat Alergi, Asma, maupun Tb Paru disangkal.


15

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Dari anamnesis dengan pasien, tidak ada yang

pernah mengalami kondisi seperti pasien. Namun, ibu

pasien memiliki Riwayat hipertensi.

f. Riwayat Gizi

Pada saat kehamilan trimester 1, nafsu makan pasien

menurun sehingga makan pasien tidak teratur. Hal ini

dikarenakan mual dan muntah yang dialami pasien. Pada

trimester 2 dan 3 jadwal makan pasien sudah mulai teratur

dan porsi meningkat, pasien sudah makan 4 kali sehari.

Pasien mengonsumsi vitamin B6 dan tablet Fe yang

diberikan bidan saat ANC secara rutin

g. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak kedua. Pasien tinggal

bersama anak keduanya, sedangkan anak pertama tinggal

di pondok pesantren dan suami bekerja di luar kota. Pasien

tidak bekerja dan suami pasien bekerja sebagai pegawai

swasta. Pasien berobat dengan BPJS Non PBI.

2.2.2.3 ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

a. Data Individu :

Pasien berusia 30 tahun. Pendidikan terakhir pasien

adalah SMP. Berat badan pasien ibu saat hamil 61 Kg, dan

tinggi badan 155 cm dengan IMT saat hamil dalam batas


16

normal. LiLA 30cm dengan tekanan darah 161/98 mmHg.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin

12,8 gr/dl (normal :12 -16 gr/dl) golongan darah A, protein

urin +3 dan urin reduksi +3. HBsAg rapid test nonreaktif.

syphilis rapid test negatif, HIV nonreaktif.

b. Data Perilaku :

1. Data Perilaku Pasien

 Data Perilaku Makan

 Pasien makan 3 sampai 4 kali sehari pada pagi,

siang sore dan malam hari sebagai makanan

utama beserta Buah dan biskuit sebagai camilan.

 Ibu selalu menghabiskan makanannya karena

merasa nafsu makannya baik.

 Jenis makanan yang dikonsumsi berupa nasi, lauk

pauk, sayuran dan jarang memakan buah-buahan.

Lauk pauk yang biasa dimasak seperti tahu

tempe, ikan, ayam dan telur.


17

Tabel 2.1. Food Recall

Bahan
Hari Waktu Nama Banyaknya
ke makan makanan Total
Jenis gr/ Energi
URT (kal)
ml (kal)
Nasi Putih zat tenaga 2 centong 200 350
Telur dadar zat pembangun 1 butir 7 90
Pagi
Sayur Gudangan zat pengatur 196
1 mangkok
Nasi Putih zat tenaga 2 centong 200 350
Siang
Ikan goreng zat pembangun 1 butir 7 90
1 1.770
Sayur Sop zat pengatur 1 mangkok 55 Kal/hari
Nasi putih zat tenaga 2 centong 100 350
Malam Tempe / tahu zat pembangun 2 butir 140
Sayur sop zat pengatur 1 mangkok 200 196
Biskuit
Camilan zat tambahan 1 Buah 60
Buah Pisang

 Perilaku Saat Hamil

Pasien saat ini sedang hamil yang ketiga kali.

Pasien periksa ke puskesmas diantar oleh suaminya

menggunakan sepeda motor, terkadang pergi sendiri

dikarenakan suami kerja diluar kota. Pemeriksaan itu

diawali dengan keluhan terlambat haid, badan lemas,

mual dan pusing Kemudian dilakukan pemeriksaan

kadar hemoglobin 11 gr/dL, protein urin -, Reduksi

urin -, HbsAg negative dan HIV non reaktif. Pasien

diberikan terapi tablet Asam Folat, vitamin B6 dan

tablet Fe. Terapi tersebut rutin diminum. Kemudian

pasien juga rutin melakukan ANC di bidan. Saat


18

trimester pertama, kedua dan ketiga, tekanan darah

pasien beberapa kali mengalami peningkatan,

disertai protein urin +3 dan pasien merasa kaki

bengkak.

Selama kehamilan, ibu mengalami kecemasan

dan kekhawatiran terhadap kandungannya

dikarenakan setelah melahirkan anak kedua, pasien

mengalami hipertensi bahkan hingga hamil saat ini.

Sehingga pasien khawatir apabila persalinan tidak

dapat dilakukan normal

Sementara itu, di lingkungan rumah pasien

telah diadakan posyandu dan kelas ibu hamil, namun

pasien belum pernah mengikuti kelas ibu hamil

sehingga jarang melakukan aktifitas fisik dan lebih

sering di rumah

 Perilaku Hygenitas

Pasien terbiasa mencuci tangan dengan sabun

sebelum makan, sesudah makan dan sesudah BAB.

Pasien menggosok gigi 2x dalam sehari, minimal

pagi dan malam sebelum tidur. Makanan pasien

seperti sayuran dan buah-buahan dicuci terlebih

dahulu, piring dan peralatan dapur dicuci di dapur.

Di lingkungan tempat tinggal pasien dan keluarga


19

belum memiliki tempat sampah tertutup, namun ada

dua tempat sampah yang berada didalam rumah dan

didepan rumah. Perilaku hygenitas personal masih

kurang.

2.2.2.4 ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

a. Data Lingkungan

 Ekonomi

Suami pasien bekerja sebagai pegawai swasta di

Jakarta. Pendapatan keluarga 3 juta rupiah dalam satu

bulannya. Pasien menggunakan Jaminan Kesehatan

dengan BPJS.

b. Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah

SembungharjoRT 07 RW 02. Rumah tersebut terdiri atas 1

ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur, 1 dapur dan 1

kamar mandi.

- Terdiri dari 1 lantai

- Dinding dari terbuat tembok

- Lantai keramik

- Atap genteng.

- Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi < 10% dari

luas lantai.
20

- Pencahayaan : kurang baik, pencahayaan melalui

jendela hanya ada di ruang keluarga. Sedangkan dapur,

kamar mandi dan kamar tidur tidak mendapatkan

pencahayaan yang baik

- Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air

sumur

- Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas

LPG.

Di bagian teras rumah digunakan untuk menjemur

pakaian Keadaan lingkungan rumah saling berdampingan

dengan rumah tetangga lain. Latar belakang pendidikan

keluarga pasien menempuh pendidikan sampai SMP

No Indikator Perilaku ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ✓
2 Asi Ekslusif ✓
3 Penimbangan balita ✓
4 Gizi keluarga/ sarapan ✓
KLP Kesling
5 Air bersih ✓
6 Anggota rumah tangga menggunakan jamban ✓
7 Anggota rumah tangga membuang sampah pada ✓
tempatnya
8 Rumah tidak padat penghuni ✓
9 Lantai rumah kedap air ✓
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga ✓
11 Tidak ada anggota keluarga yg merokok ✓
12 Mencuci tangan ✓
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari ✓
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan ✓
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta ✓
21

JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN ✓
seminggu sekali

Dari hasil di atas didapatkan skor 14 sehingga dapat

di klasifikasikan sebagai keluarga yang memiliki PHBS

Strata Sehat Madya.

KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI
DINILAI
KOMPONEN
I
RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan
1
rawan kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 ✓
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 1
Dinding bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang
2
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata
3 ✓
yang diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
2 ✓
panggung).
Jendela kamar
4 a. Tidak ada 0 ✓
tidur
b. Ada 1
Jendela ruang
5 a. Tidak ada 0
keluarga
b. Ada 1 ✓
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas
1 ✓
lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas
2
lantai
7 Lubang asap a. Tidak ada 0 ✓
22

dapur
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
1
luas lantai dapur
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
2
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis.
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
8 Pencahayaan 0
untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas
1 ✓
untuk membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan 2
normal.
TOTAL 10
SARANA
II SANITASI

Sarana Air
1 Bersih(SGL/SPT/ a. Tidak ada 0
PP/KU/PAH)
b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
1
memenuhi syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi
2
syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan
3
memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi
4 ✓
syarat kesehatan
Jamban (saran
2 pembuangan a. Tidak ada 0
kotoran).
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada
1
tutup, disalurkan ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
2
disalurkan ke sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
3
septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 ✓
Sarana
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Pembuangan Air 0
teratur di halaman
Limbah (SPAL)
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak 1
dengan sumber air < 10m).
23

c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 ✓


d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
sumber air (jarak dengan sumber air > 3
10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup 4
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.
Sarana
PembuanganSam
4 0
pah/Tempat
Sampah a. Tidak ada
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak
1 ✓
ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
TOTAL 11
PERILAKU
III
PENGHUNI
Membuka
1 JendelaKamar a. Tidak pernah dibuka 0

Tidur
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2
Membuka
2 jendelaRuang a. Tidak pernah dibuka 0
Keluarga
b. Kadang-kadang 1 ✓
c. Setiap hari dibuka 2
Mebersihkan
3 rumah dan a. Tidak pernah 0
halaman
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 ✓
Membuang tinja
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
4 pasien dan balita 0
sembarangan
ke jamban
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 ✓
Membuang
a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam
5 sampah pada 0
sembarangan
tempat sampah
b. Kadang-kadang dibuang ke tempat
1
sampah ✓
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
TOTAL 6
24

Nilai x Bobot (I+II+III)

I. 10 x 31 = 310

II. 11 x 25 = 275

III. 6 x 44 = 264

TOTAL = 849. Maka, Hasil Penilaian : Rumah Tidak Sehat

Kriteria :

1) Rumah Sehat : 1068-1200

2) Rumah Tidak Sehat : <1068

c. Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan

tetangganya sekitar rumahnya. Rata-rata lingkungan

masyarakat pasien adalah golongan menengah ke bawah.

d. Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan

 Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memeriksakan kandungannya di Bidan

Praktek Mandiri dan Puskesmas Bangetayu Semarang

 Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien biasanya diantar oleh suaminya

menggunakan motor jika ingin periksa ke puskesmas.

Untuk persalinan dan pencegahan komplikasi pasien

juga hanya bisa mengandalkan suami dan tetangga


25

pasien yang mempunyai mobil. Akses jalan menuju

rumah pasien masih memungkinkan untuk dilewati

ambulance. Jarak puskesmas dan rumah pasien adalah

cukup terjangkau 3 km yang dapat ditempuh sekitar 15

menit.

 Program pada Pelayanan Kesehatan

Sudah ada program kelas ibu hamil dan posyandu

di Puskesmas Bangetayu dan wilayah rumah pasien.

2.2.2.5 ASPEK 5 Derajat Fungsional

Derajat 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-

hari di dalam dan luar rumah. Mulai mengurangi aktivitas

menggunakan kendaraan bermotor.

a. Pemeriksaan Fisik Pasien

Tanggal : 23 November 2022

Tanda Vital

TD : 161/97 mmHg

Nadi : 85x/menit

RR : 20x/menit

Temperatur : 36,50C

Antropometri : BB : 61 kg ; TB : 155 cm

IMT : BB/TB2 = 25,4 kg/m2

LILA : 30 cm

Status Gizi : Baik


26

Status Present

Kepala : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Kulit kepala : massa (-)

Wajah : simetris, massa (-)

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-), refleks cahaya (+/+)

Telinga : normotia, massa (-/-), sekret (-/-)

Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)

Mulut : bibir pucat (-), kering(-), sianosis (-)

Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-),

deviasi trakhea (-)

Thorax

- Inspeksi : simetris, retraksi ruang sela iga (-),

massa (-)

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), gerakan

dinding dada simetris, fremitus vocal simetris

- Perkusi : sonor seluruh lapang paru

- Auskultasi

Cor : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler (+) seluruh lapang paru.

Abdomen
27

- Inspeksi : membesar, tanda-tanda inflamasi (-),

massa (-), spider nevy (-), distensi (-), striae

gravidarum (+), bekas luka operasi (-)

- Auskultasi :bising usus (+) normal, bising pembuluh

darah (-)

- Perkusi : timpani (+), nyeri ketok (-).

- Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)

Pelvis : deformitas (-), krepitasi (-), massa (-) ,

nyeri tekan (-)

Musculoskeletal : gerakan bebas (+), deformitas (-),

krepitasi (-), nyeri tekan (-)

Saraf

Kaku kuduk : Tidak ditemukan

Saraf kranialis : Dalam batas normal

Tabel 2.4. Pemeriksaan Motorik

Motorik Superior Inferior


Gerakan N/N N/N
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi N/N N/N

Refleks fisiologis : +/+

Refleks patologis : -/-

Kulit : ikterik (-), petekhie (-), turgor kulit < 2detik

Eks. Atas : Edema (- / -), Akral dingin (- / -)

Eks. Bawah : Edema (+ / +), Akral dingin (- / -)


28

b. Pemeriksaan Penunjang

 Hematologi

- Golongan darah : A

- Hemoglobin :

Usia kehamilan Tanggal periksa Kadar HB


8 minggu 6 Juni 2022 13,6 gr/dl
32 minggu 22 November 2022 12,8 gr/dl

 Imunologi (6 Juni 2022)

- HbsAg : Non Reaktif

- HIV : Non Reaktif

- VDRL : Negatif

 Urin

BB TD
No Tanggal Proteiunuria
(kg) (mmHg)
1 20 Mei 22 57,8 172/87 Tidak dilakukan
2 6 Juni 22 59 139/94 +3
3 21 Juli 22 59,5 140/87 Tidak dilakukan
4 26 September 22 61 151/98 Tidak dilakukan
5 22 November 22 62 161/97 +3

Diagnosa

Ny. S G3P2A0 usia 30 tahun dengan Pre-Eklamsia Berat

(PEB) selama kehamilan. Diagnosis klinis ditegakkan

berdasarkan riwayat kehamilan pasien dan hasil

laboratorium.

2.3. Diagnostik Holistik


29

ASPEK 1

- Keluhan Utama : Mual, punggung bawah terasa pegal, kaki bengkak

sehingga sulit berjalan

- Harapan : Tekanan darah dalam batas normal hingga

menjelang melahirkan dan dapat melahirkan normal

- Kekhawatiran : Proses melahirkan tidak dapat berlangsung secara

normal sehingga harus melalui SC

ASPEK 2

Diagnosis Klinis : Pre - Eklamsia Berat pada usia kehamilan 32 minggu

ASPEK 3 :

a. Kecemasan terhadap kehamilan sekarang karena mengalami hipertensi

sejak melahirkan anak kedua dan beranggapan akan mempengaruhi

kehamilan sekarang

b. Kurangnya informasi dan kesadaran untuk mengikuti program kelas

ibu hamil

c. Kurangnya aktifitas fisik selama kehamilan

d. Perilaku hygenitas personal masih kurang

ASPEK 4 : Faktor Risiko Eksternal

- Status ekonomi yang pas pasan membuat kebutuhan gizi yang diperlukan

pasien kurang untuk dipenuhi

- Suami yang bekerja diluar kota sehingga sulit mengandalkan suami

apabila sedang dalam kondisi membutuhkan pertolongan segera.


30

- Dari survei rumah sehat didapatkan bahwa rumah pasien termasuk dalam

rumah tidak sehat.

ASPEK 5 : Derajat Fungsional

Derajat 2 : Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan

luar rumah.

2.4. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

2.4.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang ibu berusia 30 tahun

G3P2A0 datang ke puskesmas untuk memeriksa kehamilan. Hasil

pemeriksaan kadar Hemoglobin pasien saat kehamilan 32 minggu

sejumlah 12,8 gr/dl.

2.4.2 Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

- Memberikan penyuluhan dan edukasi kepada pasien tentang

PEB.

- Pasien melanjutkan minum vitamin yang diberikan oleh

petugas kesehatan.

b. Family Focused

- Memberikan penyuluhan/edukasi tentang kehamilan

resiko tinggi pada pasien dan keluarga pasien mulai

dari definisi yang benar tentang kehamilan resiko tinggi

,faktor risiko, akibat yang akan ditimbulkan,


31

penanganan yang benar untuk kehamilan resiko tinggi,

sehingga gizi pada pasien dapat diperbaiki dan

komplikasi kehamilan resiko tinggi dapat dicegah.

- Edukasi pentingnya kelas ibu hamil teratur.

- Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya

PHBS

- Memberikan edukasi tentang cara cuci tangan yang

baik dan benar

c. Community Oriented

- Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan

kunjungan rumah pasien dan memberikan edukasi

tentang kehamilan resiko tinggi.

- Puskesmas atau pihak terkait memberikan edukasi

kepada ibu hamil mengenai resiko terjadinya kehamilan

resiko tinggi dan pencegahannya.

2. Preventive

a. Patient Centered

- Pemantauan kondisi pasien dari berat badan, tekanan

darah, kadar Hemoglobin, dan gizi pasien.

- Memberikan suplemen penambah darah dan vitamin

serta kalsium.

b. Family Focused
32

- Latihan relaksasi untuk pasien agar tidak mudah

mengalami stress

- Keluarga diharapkan dapat mengawasi pola serta menu

makan pasien.

- Keluarga dapat memberikan makanan pasien dengan

kebutuhan kalori yang dibutuhkan.

c. Community Oriented

- Puskesmas sudah mengadakan kelas ibu hamil dan

posyandu

3. Kuratif

a. Patient Centered

- Pengobatan jika ada gejala lain pada pasien karena

rentan terhadap pendarahan.

- Pemberian :

o Tablet tambah darah kombinasi 30 tablet, diminum

3x1 tablet.

o Kalsium laktat tablet 500 mg, diminum 1x sehari 1

tablet setelah makan selama 30 hari.

o Vitamin B complex tablet, diminum 1x sehari 1

tablet sesudah makan selama 20 hari

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat mengingatkan dan

mengawasi konsumsi vitamin dan obat pasien


33

c. Community Oriented

- Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai

pentingnya menjaga asupan makanan pasien.

4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Dijaga kebersihan pasien dan kondisi tubuhnya

b. Family Focused

- Keluarga memberikan dukungan pada pasien agar tidak

mengalami tekanan atau stress saat hamil.

- Anggota keluarga dapat mengajak pasien berolahraga


34

BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Analisa Penyebab Masalah

Permasalahan kehamilan resiko tinggi pada pasien Ny.S dapat

dianalisis menggunakan pendekatan HL Blum yang membahas mengenai

lingkungan, perilaku, genetik, pelayanan kesehatan.

3.1.1 Lingkungan

Luas bangunan 70 m2 yang dihuni oleh 3 orang. Rumah

tersebut terdiri atas 1 lantai dengan 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,

sebuah kamar mandi dan dapur. Dinding dari tembok, lantai

keramik, atap genteng, Ventilasi seluruh ruangan termasuk kamar

tisur, kamar mandi, dapur maupun ruang tengah < 10% luas lantai

dan pencahayaan kurang baik. Sumber air minum, mandi dan cuci

menggunakan air sumur. Untuk memasak keluarga pasien

menggunakan gas LPG. Tempat sampah di rumah ada dan sampah

dibuang 2 kali dalam seminggu ke tempat pembuangan sampah.

Rumah pasien terletak di lingkungan padat penduduk dengan rumah

yang berdampingan. Hubungan dengan tetangga sekitar juga baik.

Dalam segi Pendidikan, Pasien merupakan tamatan SMP,

sedangkan suami tamatan SMA. Responden yang berpendidikan

rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi ilmu

yang dimiliki lebih rendah dan berdampak pada kehidupannya,

namun sebaliknya responden yang berpendidikan tinggi akan mudah


35

menyerap informasi sehingga ilmu yang dimiliki lebih tinggi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka akan semakin

terbuka pikiran terhadap hal-hal baru dan bermanfaat bagi kesehatan.

Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan menengah/tinggi

akan mempunyai keinginan untuk memiliki rumah sehat dan orang

tersebut akan lebih mengetahui komponen-komponen yang harus

dipenuhi pada rumah sehat. Karena pendidikan itu sendiri

merupakan dasar seseorang untuk mengambil suatu keputusan

termasuk memiliki suatu rumah sehat (Warlenda & Astuti, 2017)

Dari sisi pekerjaan dan ekonomi, suami pasien bekerja sebagai

pegawai swasta dan termasuk golongan menengah kebawah dimana

pendapatan sekitar Rp. 3.000.000/perbulan. Seseorang yang telah

bekerja mempunyai kesempatan yang besar untuk memiliki rumah

sehat. Rasa ingin memiliki rumah sehat tersebut berkaitan dengan

penghasilan yang tetap, artinya orang yang sudah bekerja biasanya

mempunyai sejumlah penghasilan setiap hari atau setiap bulan.

Seseorang yang bekerja juga akan lebih terbuka dengan dunia luar

sehingga akan lebih banyak pengetahuan yang diperoleh dari sesama

rekan kerja mapun dari rekan di luar pekerjaan. Namun pekerjaan

tersebut akan berpengaruh apabila memiliki pendapatan yang rendah

(Warlenda & Astuti, 2017).


36

3.1.2 Perilaku

Pasien mengalami kehamilan yang ke-3 dan saat ini berusia 30

tahun dan merupakan Ibu Rumah Tangga yang sehari hari berada

dirunah. Ibu jarang melakukan aktifitas fisik selama hamil seperti

melakukan senam ibu hamil ataupun jalan pagi. Hal ini juga

dikarenakan kurangnya informasi mengenai kelas ibu hamil.

Riset mendukung adanya pandangan bahwa adaptasi ibu, pada

kehamilan meliputi penyesuaian dalam kardiovaskular dan

hemodinamik, respon janin, metabolism keseimbangan asam basa,

termoregulasi, respirasi dan biomekanik dapat ditingkatkan dengan

latihan sedang secara teratur, tanpa bahaya pada janin, asalkan tidak

ada insufisiensi uteroplasenta atau gangguan yang mengancam

hidup. Secara fisik wanita yang aktif juga memiliki volume darah

dan vaskularisasi yang secara signifikan lebih besar daripada wanita

yang kurang gerak dan juga meningkatnya fungsi jantung, curah

jantung dan efek dari latihan aerobik. Faktor-faktor ini bersamaan

dengan perubahan yang bermanfaat pada tekanan darah, konsentrasi

hemoglobin dan fungsi plasenta dapat memperbesar hantaran

oksigen dan nutrisi pada wanita hamil yang sehat yang berlatih

secara kontinu sepanjang kehamilannya (Nurhidayati, 2013).

Kegiatan fisik seperti jalan pagi penting untuk mengendalikan

tekanan darah tinggi sebab membuat jantung lebih kuat, jantung

mampu memompa lebih banyak darah dengan lebih sedikit usaha,


37

makin ringan kerja jantung untuk memompa darah makin sedikit

tekanan terhadap pembuluh darah. Aktivitas fisik seperti jalan kaki

bisa menurunkan tekanan darah karena latihan itu dapat merilekskan

pembuluh-pembuluh darah. Lama kelamaan, latihan olahraga dapat

melemaskan pembuluhpembuluh darah sehingga tekanan darah

menurun, juga dapat menyebabkan aktifitas saraf, reseptor hormon

dan produksi hormone hormon tertentu menurun, sehingga

mencegah terjadinya hipertensi yang bisa berakibat terjadinya pre-

eklampsia pada kehamilan (Susilo, 2011)

3.1.3 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada ibu hamil

berupa pemeriksaan kehamilan rutin (antenatal care) serta

pengobatan apabila ibu hamil mengalami keluhan atas

kehamilannya. Partisipasi Bidan sebagai ujung tombak dalam

pelayanan kesehatan maternal (First point of contact) menjadi dasar

utama dari kebijakan pembangunan kesehatan untuk dapat menapis

permasalahan KIA di Posyandu yang berfokus dalam mendeteksi

dini komplikasi/kelainan pada masa hamil, nifas, dan pascanifas

dengan menerapkan prinsip pelayanan antenatal terpadu (integrated

antenatal care). Akses dan sarana ke pelayanan kesehatan cukup

baik.

Kelas Ibu Hamil rutin dilaksanakan oleh Puskesmas Bangetayu

Semarang. Namun pasien belum pernah mengikuti program tersebut


38

selama kehamilan dikarenakan kurangnya informasi. Pasien juga

mengetahui mengenai program senam hamil, namun belum pernah

mengikuti dikarenakan lebih memilih dirumah saja

3.1.4 Genetik

Faktor keturunan atau genetik adalah berbagai faktor bawaan

yang merupakan faktor determinan yang terkecil terhadap derajat

kesehatan. Setiap anak dilahirkan dengan faktor bawaannya masing-

masing dan dikenal beberapa aspek keturunan seperti gangguan dan

penyakit keturunan. Ny. S mempunyai Riwayat hipertensi sejak

melahirkan anak kedua. Ny. S juga memiliki keturunan Riwayat

hipertensi dari ibunya yang keduanya mungkin berpengaruh terhadap

kejadian PEB pada Ny. S.

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami

hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu.

Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar

mengalami preeklampsia, serta meningkatkan morbiditas dan

mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi (Cunningham, 2021).

Tekanan darah pada pasien preeklampsia sifatnya labil dan

mempunyai kecenderungan untuk lebih meningkatkan tekanan darah

yang disebabkan adanya resistensi vaskuler yang dapat merusak

endotel.

Hipertensi merupakan salah satu gangguan genetik yang

bersifat kompleks. Hipertensi esensial biasanya terkait dengan gen


39

dan faktor genetik, dimana banyak gen yang turut berperan pada

perkembangan gangguan hipertensi. Faktor genetik menyumbangkan

30% terhadap perubahan tekanan darah pada populasi yng berbeda.

Keturunan atau predisposisi genetic terhadap penyakit merupakan

faktor resiko paling utama adanya riwayat keluarga yang menderita

hipertensi. Seorang penderita mempunyai sifat genetik hipertensi

primer apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,

bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya

berkembang dan dalam waktu 30-50 tahun akan timbul tanda dan

gejala (Sari et al., 2019)

TEORI HL BLUM

Pelayanan Kesehatan
Kelas ibu hamil sudah terlaksana, tetapi belum efektif

Lingkungan Genetik
Rumah pasien termasuk KEHAMILAN Pasien mempunyai
dalam kategori rumah RESIKO riwayat genetik
tidak sehat TINGGI hipertensi ibu.

Perilaku
Ibu jarang melakukan aktivitas fisik selama hamil
Ibu kurang informasi mengenai hipertensi selama
kehamilan
40

Plan of Action

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biay Pelaksa Indikator


a na Keberhasilan
Pasien 1) Edukasi tentang Meningkatka Seluruh Edukasi 28 - Dokter Pasien dan
memasuki kehamilan resiko n anggota (media Novemb Muda keluarga
kelompok tinggi pada pasien pengetahuan keluarga leaflet) & er 2022 FK mengetahui
kehamilan dan keluarga pasien dan pasien Diskusi Unissula tentang
resiko tinggi pasien keluarga kehamilan Resiko
(hiepertensi) pasien tinggi.
mengenai
kehamilan
resiko tinggi.
2) Penyuluhan oleh Meningkatka Ibu hamil Penyuluhan 3 - Dokter -Jumlah
puskesmas atau n di wilayah dan tanya Desembe Muda kehadiran peserta
kadernya pengetahuan kerja jawab r 2022 FK penyuluhan
3) Edukasi dan kesadaran puskesmas Unissula >50%
perlunya kelas ibu ibu hamil Bangetayu
hamil akan
pentingnya
informasi
yang terkait
dengan ibu
hamil
41

PHBS masih kurang 1) Edukasi Kesadaran Pasien Edukasi 28 - Dokter Pasien dan keluarga
mengenai perilaku dan dan Novembe Muda mau melakukan
perlunya hidup seluruh Diskusi r 2022 FK kegiatan sesuai
kegiatan 3M bersih dan anggota Unissul dengan yang
sehat dapat keluarg a disarankan
2) Edukasi meningkat a pasien
pentingnya
perilaku
higienitas

Rumah pasien 1) Edukasi Kebersiha Seluruh Edukasi 28 - Dokter Pasien mau


masih tergolong mengenai n anggota dan Novembe Muda melakukan kegiatan
dalam kriteria pentingnya lingkungan keluarg Diskusi r 2022 FK yang disarankan untuk
rumah tidak sehat kebersihan di rumah a pasien Unissul menjaga kebersihan
lingkungan dapat a dilingkungan rumah
sekitar rumah terjaga
42

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari data yang telah diperoleh selama home visite pada pasien Ny. S

dengan usia 30 tahun mempunyai tekanan dara 161/97 mmHg dan

proteinuria +3 pada usia kehamilan 32 minggu, sehingga termasuk dalam

kehamilan resiko tinggi PEB. Maka dapat diambil kesimpulan tentang

faktor - faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Perilaku

- Kelompok resiko tinggi untuk hamil.

- Ibu jarang melakukan aktivitas fisik selama hamil

- Ibu kurang informasi mengenai hipertensi selama kehamilan

4.1.2 Lingkungan

- Rumah pasien termasuk dalam kategori rumah tidak sehat

4.1.3 Pelayanan Kesehatan

- Kelas ibu hamil sudah terlaksana, tetapi belum efektif

4.1.4 Genetika

- Pasien mempunyai riwayat genetik hipertensi dari ibunya

4.2. Saran

4.2.1. Untuk Pasien & keluarga

- Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin

- Menerapkan pola makan yang sesuai dengan kondisi pasien

- Rutin dalam memberikan menu makanan yang sehat.


43

- Memenuhi kebutuhan kalori perhari.

- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama saat mambuat

makanan

- Melakukan pemeriksaan ANC dan Lab rutin

- Mengikuti kegiatan posyandu untuk pemantauan

perkembangan pasien

4.2.2. Untuk Puskesmas

- Melakukan pemantauan pada ibu hamil dengan tekanan darah

tinggi secara rutin.

- Melakukan pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil secara

berkala.

4.2.3. Untuk Unissula

- Bekerjasama dengan puskesmas di sekitar kampus Unissula

untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kesehatan

masyarakat.
44

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. G. (2021). Obstetri Williams (25th ed.). Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Dinkes Kota Semarang. (2021). Profil Kesehatan Kota Semarang 2021. In Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Mansjoer, A. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius.
Manuaba, I. B. G. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nurhidayati, E. (2013). Hubungan Jalan Pagi dengan Pre-Eklamsia Pada Ibu
Hamil di Wilayah Puskesmas Moncek Tengah Kecamatan Lenteng
Kabupaten Sumenep Tahun 2013. Wiraraja Medika, 1(1), 9–21.
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sari, Y. H., Usman, Majid, M., & Sari, R. W. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Maiwa Kab.Enrekang. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan,
2(1), 68–79. https://doi.org/10.31850/makes.v2i1.125
Susilo, Y. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. ANDI.
Utama, B. (2015). Gambaran Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa Rowosari,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Universitas Diponegoro, 1–18.
Warlenda, S. V., & Astuti, W. D. (2017). Faktor yang Berhubungan dengan
Kondisi Rumah Sehat di Kelurahan Industri Tenayan Kecamatan Tenayan
Raya Kota Pekan Baru Tahun 2017. Menara Ilmu, XI(77), 18–24.
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/391/336
45

LAMPIRAN
DOKUMENTASI
 Buku KIA Pasien

 Kondisi Rumah Pasien


46

PRE – TEST

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah ibu pernah mendengar tentang apa itu keracunan ✓
dalam kehamilan?
2. Apakah ibu mengetahui faktor penyebab keracunan ✓
kehamilan?
3. Apakah ibu pernah mendengar apa iitu preeklampsia? ✓
4. Apakah riwayat tekanan darah tinggi termasuk penyebab ✓
terjadinya preeklampsia?
5. Apakah usia < 18 tahun pada ibu hamil dapat mempengaruhi ✓
terjadinya preeklampsia?
6. Apakah usia > 35 tahun pada ibu hamil dapat mempengaruhi ✓
terjadinya preeklampsia?
7. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan kematian janin ✓
dalam kandungan ?
8. Apakah obesitas termasuk dari faktor resiko terjadinya ✓
preeklampsia?
9. apakah dengan pemeriksaan urine preeklampsia dapat ✓
dideteksi?
10. Apakah dengan pemeriksaan USG preeklampsia dapat di ✓
deteksi?
11. Apakah ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada ✓
kehamilan sebelumnya akan beresiko mengalami
preeklampsia di kehamilan selanjutnya?
12. Apakah apakah pada ibu yang peratama kali hamil dapat ✓
beresiko terjadi preeklampsia?
13. apakah preklampsia dapat menyebabkan kelahiran kurang ✓
bulan (premature)?
14. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan perdarahan ? ✓
15. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan kejang? ✓
47

POST TEST

Jawaban
Pertanyaan
Ya Tidak
16. Apakah ibu pernah mendengar tentang apa itu keracunan ✓
dalam kehamilan?
17. Apakah ibu mengetahui faktor penyebab keracunan ✓
kehamilan?
18. Apakah ibu pernah mendengar apa iitu preeklampsia? ✓
19. Apakah riwayat tekanan darah tinggi termasuk penyebab ✓
terjadinya preeklampsia?
20. Apakah usia < 18 tahun pada ibu hamil dapat mempengaruhi ✓
terjadinya preeklampsia?
21. Apakah usia > 35 tahun pada ibu hamil dapat mempengaruhi ✓
terjadinya preeklampsia?
22. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan kematian janin ✓
dalam kandungan ?
23. Apakah obesitas termasuk dari faktor resiko terjadinya ✓
preeklampsia?
24. apakah dengan pemeriksaan urine preeklampsia dapat ✓
dideteksi?
25. Apakah dengan pemeriksaan USG preeklampsia dapat di ✓
deteksi?
26. Apakah ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada ✓
kehamilan sebelumnya akan beresiko mengalami
preeklampsia di kehamilan selanjutnya?
27. Apakah apakah pada ibu yang peratama kali hamil dapat ✓
beresiko terjadi preeklampsia?
28. apakah preklampsia dapat menyebabkan kelahiran kurang ✓
bulan (premature)?
29. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan perdarahan ? ✓
30. Apakah preeklampsia dapat menyebabkan kejang? ✓
48

 Intervensi : Edukasi Kehamilan Resiko Tinggi Dan Preekelampsia

 Intervensi : Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi & Preeklampsia

 Materi Edukasi & Penyuluhan : Leaflet KRT & PE


49

 Materi Edukasi & Penyuluhan : PHBS, Keluarga Sehat dan Cara Cuci
Tangan
50

Anda mungkin juga menyukai