Anda di halaman 1dari 37

JOURNAL READING:

Heart-brain synchronization breakdown in


Parkinson’s Disease
Pembimbing :
dr.
Oleh :
Isi Jurnal
Identitas Hasil
01 Jurnal 04
Penelitian
02 Pendahuluan 05 Diskusi
Metode Kesimpulan
03 06
Penelitian & Saran
01
Identitas
Jurnal
Penerbit &
Tahun Terbit

Korespond
Judul ensi
Penulis
02
Pendahuluan
Parkinson Disease sering ditandai Secara fisiologis, HRV dipengaruhi oleh
dengan adanya gangguan fungsi mood, stress, kesadaran, input aferen
otonom barometer dan kemoreseptor

HPV merupakan salah satu


abnormalitas kardiovaskuler yang
Serta terjadi oleh karena efek system
terjadi
Kardiovaskuler, Endokrin dan Respirasi
dalam memodulasi keseimbangan
system saraf simpatik dan parasimpatik
Pada penelitian sebelumnya

Pada pemeriksaan fMRI dan PPG ditemukan adanya hubungan antara sinyal BOLD
(Blood Oxygenation Level-Dependant) atau sinyal yang dipengaruhi kadar oksigen darah
dan parameter kerja saraf otonom

Tujuan  Untuk mengetahui kerja dari Central Autonomic Nervous


pada pasien Parkinson Disease dengan melakukan Heart-Brain
Synchronization
03
Metode
Penelitian
Bahan dan Metode
Penelitian Cross Sectional di e Department of Neurology at Cruces
University Hospital (Basque Country, Spain)

● Inklusi : Pasien didiagnosis


● Kasus : 31 pasien Parkinson
Parkinson sesuai kriteria
● Ekslusi : DM, Penyakit Jantung, dalam medikasi
Penyakit Saraf lain ● Kontrol : 21 pasien sehat

Yang dinilai oleh neurologist : usia saat sakit; durasi sakit; Skor Hoehn
and Yahr Scale; UPDRS I –IV, penggunaan Levodopa, status kogniti
(MoCA)
Pengukuran Variabel
Pasien menjalani pemeriksaan 1 bulan sebelum pemeriksaan MRI

Pemeriksaan meliputi :
● Gejala otonom  menggunakan SCOPA-AUT (menilai integritas global Saraf
Otonom)
● Pengukuran HR dan TD dilakukan dengan menjalani beberapa test fungsi otonom
kardiovaskular seperti Deep Breathing test, Valsava Manuever dan Tilt-Table
Test
Diagram Alur
1. Penelitian
Proses data secara simultan setelah dilakukan
pemeriksaan MRI fungsional (fMRI) dan pengukuran
volume darah jaringan menggunakan PPG
2. 2A : pengukuran Variabilitas Detak Jantung (HRV);
2B : Pengukuran sinyal BOLD (Kadar Oksigenasi
Darah) dari pemeriksaan fMRI
3. Melakukan Sinkronisasi HRV-BOLD tiap partisipan
4. Melakukan Sinkronisasi HRV-BOLD antar grup
(Control dan Partisipan)
5. Melakukan analisis pernedaan antar grup dengan
Fisher’s statistik
Pengukuran Variabel
• Heart-Brain Snychronization Index (HBSI)  merupakan hasil pengukuran
yang digunakan untuk melihat jumlah dari Heart-Brain Snychronization (HBS)
dengan cara menghitung jumlah voxels pada area otak tertentu
• Dysotonomi  merupakan hasil dari test fungsi otonom kardiovaskular yang
digolongkan dalam tiga derajat, yaitu : mild, moderate, severe

• Kedua variable tersebut akan dikoerelasikan untuk melihat apakah ada hubungan
antara HBS dan derajat keparahan dysotonomia
04
Hasil
Tabel Karakteristik

Usia rata rata pasien yaitu 54,6 tahun,


dengan 57% pasien laki laki

Tidak signifilkan antar dua


kelompok (p>0,05)

Fungsi cognitive berdasarkan skor MoCA


pada pasien lebih rendah dibanding kontrol

Tidak signifilkan antar dua


kelompok (p>0,05)
Hasil Pengukuran Data

Pengukuran fungsi otonom Skor total SCOPA-AUT pada pasien dua


kardiovaskuler dengan : kali lipat lebih tinggi dibanding control
- Hipotensi Ortostatik pada 70 % (p<0,05)
pasien
- PRT (Blood Pressure Recovery
Time) (p=0,021)
- Perubahan tekanan sistolik
dengan Valsava Manuever /
Valsava PRT (p=0,002) Signifikan dibandingkan kelompok
- Deep Breathing rasio control menunjukkan pasien memiliki
Ekspirasi/Inspirasi (E/I rasio) gejala otonom dan abnormalitas
(p=0,051) kardiovaskuler pada pasien Parkinson
Disease
Hasil Pengukuran Data

HRV-BOLD Sync map dengan kontras pasien > control  tidak signifikan berbeda

HRV-BOLD Sync map dengan kontras kontrol > pasien  berbeda signifikan. Parameter HRV
yang digunakan meliputi :
• The standard deviation of normal-to-normal (NN) heartbeat
intervals (SDNN)  berkaitan dengan modulasi saraf simpatik dan parasimpatik
• Root-mean-square of differences between
successive NN (RMSSD)  berkaitan dengan pengaturan cardiovagal sinus aritmia system
pernafasan
• The NN interquartile range (NNiqr)  berkaitan dengan aktivitas simpatik dan
kcardiovagal. Variabel ini merupakaan yang paling berbeda signifikan dan dapat
menampilkan gangguan di regio otak spesifik secara anatomis
• The power spectrum high-frequency component (HF)  berkaitan dengan pengaturan
cardiovagal sinus aritmia system pernafasan
• Keseimbangan antara SD 1 (aktivitas cardiovagal) dan SD 2 (aktivitas simpatik dan
cardiovagal)
Hubungan CAN dengan HRV-BOLD Synchronization

a. Bagian otak yang secara anatomis


mewakili dari CAN
b. Perbandingan regio otak pada pasien
PD menggunakan kontras. Dimana area
berwarna abu abu tua merupakan regio
CAN. Ada bagian otak yang tumpang
tindih dengan CAN dan ditunjukkan
dengan bagian yang berwarna meliputi
cerebellum, brainstem, lateral parietal-
temporal cortex, medial prefrontal
cortex, insula, hypothalamus, dan
anterior cingulate cortex
Korelasi antara HBSI dan Dysautonomia

Hasil pengukuran tes fungsi otonom


kardiovaskular digolongkan sebagai dysotonomia Pada derajat severe, didapatkan lebih
dan dibagi menjadi 3 kriteria yaitu : banyak pasien yang lebih tua (64,3 tahun;
- Severe  8 pasien p=0,002) dengan durasi sakit Parkinson
- Moderate  14 pasien lebih lama dan disabilitas motoric yang
- Mild  8 pasien lebih berat

Korelasi antara HBSI dengan derajat


Dysautonomia ((r = −0.59, p < 0.001)
- HBSI paling rendah pada pasien derajat severe
- HBSI paling tinggi pada control sehat

Signifikan antar tiap kelompok


05
Diskusi
CAN dan Pusat Pengaturan Heart Rate Variability (HRV)

Gejala otonom kardiovaskular pada Parkinson Disease


CAN (Central Autonomic
muncu saat onset awal penyakit  hal ini akibat
Network) merupakan sekelompok
kerusakan saraf simpatis sentral dan perifer dan
area yang saling berhubungan dari
menyebabkan penurunan HRV. Menurunnya HRV akan
telencephalon, diencephalon dan
menyebabkan progresivitas PD menjadi berkembang lebih
batang otak
berat

CAN bekerja dalam pengaturan Pada autopsy pasien PD, ditemukan akumulasi Lewy Body
output saraf simpatik dan dan Kerusakan saraf di bagian otak CAN termasuk regio
parasimpatik serta berperan utama yang mengatur HRV terutama di bagian nucleus dorsal
dalam kendali ritme jantung motoric dorsal N. Vagus
Keterkaitan Kerusakan Otak dengan Parkinson Disease

Terjadi disfungsi medial prefrontal Abnormalitas cerebellum (gangguan motoric dan non
cortex (mPFC) pada pasien motoric) pada pasien PD juga akan menyebabkan fungsi
Parkinson Disease  gangguan kendali Tekanan Darah dan Respirasi  Menyebabkan
kognitif dan afektif abnormalitas HRV

Disfungsi medial prefrontal


cortex (mPFC) yang merupakan
Pada penelitian ini, HBSI dan Dystonomia berkorelasi kuat
pusat konrtrol HRV juga
 pemeriksaan fungsi otonom dapat menjadi biomarker
menyebabkan degenerasi dini
awal dyautonomia dan Parkinson Disease serta penyakit
nucleus basali di batang otak 
neurodegenerative lain dengan gejala dysautonomia.
abnormalotas HRV pada PD
premotor
Keterbatasan

- Tidak menganalisis integritas structural dan microstructural otak dengan MRI


- Tidak bisa mengkonfirmasi apakah gejala merupakan pasien Parkinson fase dini, premotor atau
murni gangguan di CAN
- Tidak melakukan penelitian jangka Panjang mengenai fMRI dan gejala otonom yang ada di otak
pasien
06
Kesimpu
lan &
Saran
Kesimpulan

Hasil penelitian mendukung adanya diskoneksi fungsional antara fungsi konotropik jantung dan
aktivitas CAN di otak pada pasien Parkinson  berkaitan dengan keparahan klinis dan dysautonomia

Saran

Harus dilakukan penelitian lebih lanjut pada fase prodromal pada pasien Parkinson Disease atupun
penyakit neurodegenerative lain seperti Pure Autonomic Failure (PAF) dan Multiple System Atrophy
(MSA) menggunakan multimodal imaging otak dan jantung
Critical
Appraisal
Judul dan Pengarang
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1 Jumlah kata dalam judul < 12 kata +


Menggambarkan isi
2 Deskripsi judul utama penelitian,
menarik
3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4 Korespondensi penulis +
5 Tempat & waktu penelitian dalam judul -
Abstrak
Ya (+), Tidak
No Kriteria (-), TR (Tidak
relevan)
ABSTRAK

Abstrak satu paragraph atau


1 terstruktur (beri tanda yang +
sesuai)

2 Mencakup komponen IMRAD +

3 Secara keseluruhan informatif +

4 Tanpa singkatan selain yang baku +

5 Kurang dari 250 kata  + (207 kata)


Bahan dan Metode Penelitian
No Kriteria Ya (+) atau tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu dan tempat penelitian +
3 Identifikasi studi +
4 Kriteria inklusi +
5 Kriteria ekslusi +
6 Perincian cara penelitian +
7 Uji statistik +
8 Program komputer -
9 Persetujuan subjek +
Hasil

No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)

1 Jumlah subjek +
2 Tabel karakteristik subjek +
3 Tabel hasil penelitian +
4 Tabel analisis data +
Pembahasan, Hasil, dan Daftar Pustaka
No. Kriteria Ya (+) atau Tidak (-)
Pembahasan & kesimpulan dipaparkan
1 +
terpisah
Pembahasan & kesimpulan dipaparkan
2 +
dengan jelas
Pembahasan mengacu dari penelitian
3 +
sebelumnya
4 Pembahasan sesuai landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama +
7 Simpulan berdasarkan hasil penelitian +
8 Saran penelitian +
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +
Validity

Importancy

Applicability
VALIDITAS INTERNA HUBUNGAN KAUSAL
N
Kriteria Hasil
o
1. Apakah hubungan waktu benar? Ya

2. Apakah asosiasi kuat? Ya

3. Apakah ada hubungan dosis? Tidak


Ya, Konsistensi dalam suatu penelitian yaitu apabila
terdapat hasil yang konsisten antara satu
penelitian dengan penelitian yang lain sehingga
4. Apakah hasil konsisten dalam penelitian ini? hubungan sebab akibat menjadi lebih mungkin. Pada
jurnal ini peneliti mencantumkan hasil dari penelitian
terlebih dahulu dan hasilnya sejalan dengan peneliti.
Sehingga hasil penelitian konsisten.
Apakah ada koherensi hasil studi dengan fakta di
5. Ya
masyarakat?
6. Apakah hasil biologically plausible? Ya (pembahasan hasil penelitian dengan teori)
Apakah hubungan bersifat spesifik (hubungan sebab
7. akibat semakin nyata bila hanya disebabkan satu Ya
sebab?
VALIDITAS EKSTERNA

No. Kriteria Hasil

Apakah hasil dapat diterapkan pada sampel


1. Ya
terpilih?

Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi


2. Ya
terjangkau?
Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi
3. Ya
target?
IMPORTANCY
No. Kriteria Hasil

Apakah alokasi sampel pada penelitian ini dilakukan


1. tidak
secara acak?

Apakah pengamatan sampel dilakukan secara cukup


2. tidak
panjang dan lengkap?

Apakah semua sampel dalam kelompok yang diacak,


3. Ya
dianalisis?

Apakah sampel dan peneliti tetap blind dalam


4. tidak
melakukan terapi?

5. Apakah kelompok terapi dan kontrol sama? tidak


APPLICABILITY ?

Apakah pada sampel kita terdapat perbedaan bila dibandingkan dengan yang terdapat pada penelitian sebelumnya
sehingga hasil tersebut tidak bisa diterapkan pada sampel kita
🡪 Tidak

Apakah perilaku tersebut mungkin diterapkan pada sampel kita


🡪 Ya

Apakah sampel memiliki potensi yang menguntungkan atau merugikan bila perilaku tersebut diterapkan
🡪 Ya, menguntungkan
VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai