SMF NEUROLOGI
RS BUDI SETIA LANGOWAN
STROKE HEMORAGIK
Pengertian (Definisi) Menurut WHO (World Health Organization) stroke
didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tan dan gejala
klinik baik fokal maupun global yang berlangsung
lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan
kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak
Pemeriksaan neurologis
o Pemeriksaan saraf otak pada stroke hemisferik
saraf otak yang sering terkena adalah
o Gangguan n. fasialis dan n. hipoglossus. Tampak
paresis n. fasialis tipe sentral (mulut mencong)
dan paresis n. hipoglosus tipe sentral (bicara
pelo) disertai deviasi lidah bila dikeluarkan dari
mulut.
o Gangguan konjugat pergerakan bola mata antara
lain deviasi konjugat, gaze paresis ke kiri atau ke
kanan, dan hemianopia. Kadang kadang
ditemukan sindroma horner pada penyakit
pembuluh karotis. Gangguan lapangan pandang :
tergantung kepada letak lesi dalam jarak
perjalanan visual, hemianopia kongruan atau
tidak. Terdapat hemianopia merupakan salah
satu factor prognostic yang kurang baik pada
penderita stroke.
Pemeriksaan motoric :
o Hamper selalu kelumpuhan sebelah anggota
badan (hemiparesis). Dapat dipakai sebagai
patokan bahwa jika perbedaann kelumpuhan
yang nyata antara lengan dan tungkai hamper
dipastikann bahwa kelainan darah otak berasal
dari daerah hemisferik (kortikal), sedangkan jika
kelumpuhan sama berat gangguan aliran darah
dapat terjadi di subkortikal atau pada daerah
vertebra basilar.
o Pemeriksaan sensorik dapat terjadi hemisferik
tubuh. Karena bangunan anatomic yang terpisah,
gangguan motoric berat dapat disertai gangguan
sensorik ringan atau gangguan sensorik berat
disertai dengan gangguan motoric ringan.
o Kelainan fungsi luhur : manifestasi gangguan
fungsi luhur pada stroke hemisferik berupa :
disfungsi parietal baik sisi dominan maupun non
dominan. Kelainan yang paling sering tampak
adalah disfasia campuran dimana penderita tak
mampu berbicara atau mengeluarkan kata kata
dengan baik dan tidak mengerti apa yang
dibicarakan orang kepadanya. Selain itu juga
dapat terjadi agnosia, apraksia dan sebagainya.
Ada defisit neurologis, hipertensi/ hipotensi/
normotensi.
Kriteria Diagnosis Klinis :
Anamnesis:
Defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba, saat
aktifitas/ istirahat, kesadaran baik/terganggu, nyeri
kepala/ tidak, muntah/ tidak, riwayat hipertensi
(faktor risiko strok lainnya), lamanya (onset),
serangan pertama/ulang.
Manifestasi klinik stroke sangat tergantung kepada
daerah otak yang terganggu aliran darahnya dan
fungsi daerah otak yang menderita iskemia tersebut.
Karena itu pengetahuan dasar dari anatomi dan
fisiologi aliran darah otak sangat penting untuk
mengenal gejala gejala klinik pada stroke.2
Rekomendasi
pencitraan otak harus dilakukan segera (idealnya
dilakukan pencitraan otak dalam waktu 1 jam pasien
masuk) bagi penderita stroke akut jika salah satu
menerapkan sebagai berikut:
o indikasi untuk trombolisis atau pemberian
antikoagulan awal
o pada pengobatan antikoagulan n n
o diketahui ada kecenderungan perdarahan
o adanya penurunan kesadaran (Glasgow Coma
Skor di bawah 13)
o gejala progresif tidak dapat dijelaskan atau
berfluktuasi papillo edema, leher kaku atau
demam n
o nyeri kepala berat pada onset gejala stroke.
untuk semua orang dengan stroke akut tanpa
indikasi untuk pencitraan otak segera dilakukan
sesegera mungkin (pada kebanyakan dalam waktu
12 jam masuk).
Pasien curiga stroke yang akan diberikan
trombolisis, jika ada indikasi klinis dan diterima
langsung ke unit stroke akut.
semua pasien harus memiliki akses langsung ke
dokter untuk memastikan pasien mendapatkan
pengobatan yang sesuai
Diagnosis Stroke Hemoragik
Diagnosis Banding 1. Ensefalopati toksik atau metabolik
2. Kelainan non neurologist / fungsional (contoh :
kelainan jiwa)
3. Bangkitan epilepsi yang disertai paresis Todds
4. Migren hemiplegik.
5. Lesi struktural intrakranial (hematoma
subdural, tumor otak, AVM).
6. Infeksi ensefalitis, abses otak.
7. Trauma kepala.
8. Ensefalopati hipertensif.
9. Sklerosis multiple
Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang Pemeriksaan darah rutin
o Pemeriksaan kimia darah lengkap
o Gula darah sewaktu : pada stroke akut dapat
terjadi hiperglikemia reaktif gula darah mencapai
250 mg dalam serum dan kemudian berangsur
angsur kembali turun
o Ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati (SGOT,
SGPT,CPK) dan profil lipid (kolesterol total,
trigliserida, LDL, HDL)
Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap)
o Waktu protrombin
o APTT
o Kadar fibrinogen
o D-dimer
o INR
o Viskositas plasma
Pemeriksaan tambahan yang dilakukan atas indikasi
:
o Protein S
o Protein C
o ACA
o Homosistein
Pemeriksaan kardiologi
o Pada sebagian kecil pasien stroke, terdapat juga
perubahan elektrokardiografi (EKG). Perubahan
ini dapat berarti kemungkinan mendapat
serangan infark jantung, atau pada stroke dapat
terjadi perubahan perubahan EKG sebagai
akibat perdarahan otak yang menyerupai suatu
infark miokard. Dalam hal ini pemeriksaan
khusus atas indikasi, misalnya pemeriksaan
CKMB lanjutan akan memastikan diagnosis. Pada
pemeriksaan EKG dan pemeriksaan fisik,
mengarah kepada kemungkinan adanya sumber
emboli (potential source of cardiac emboli /
PSCE0 maka pemeriksaan ekhokardiografi
terutama transesofageal echocardiography (TEE)
dapat diminta untuk visualisasi emboli kardial
Pemeriksaan emboli serebral
Dugaan akan emboli serebral ditentukan setelah
diagnosis stroke secara klinis telah dipastikan.
Langkah selanjutnya adalah memastikan emboli
kardiak sebagai penyebanya. Pemastian ini tidak
sealu mudah da ada dua hal yang harus diteliti, yaitu
o Pemastian ada sumber emboli di jantung
o Pemastian bahwa tipe stroke iskemik yang terjadi
merupakan stroke yang sering menyertai /
disebabkann karena emboli kardiak berdasarkan
pertimbangan klinis dan penelitian epidemiologi.
Jika dicurigai emboli kardiak sebagai penyebab
emboli serebral, maka kadang kadang diperlukan
pemeriksaan khusus untuk memvisualisasi sumber
/ emboli kardiak terutama jika tidak ada factor risiko
stroke diluar kardiak. Di departemen neurologi,
pasien dengan stroke rutin dilakukan foto thorak
dan EKG. Jika ditemukan infark territorial pada CT
scan, maka dilakukan konsulatasi untuk
pemeriksaan echokardiografi khususnya
transesopageal echokardiografi (TEE) jika
diperlukan.
Pemeriksaan radiologi
o CT scan otak : segera memperlihatkan
perdarahan intraserebral. Pemeriksaan ini sangat
penting karena perbedaann manajemen
perdarahan otak dan infark otak. Pada infark otak,
pemeriksaan ct scan otak mungkin tidak
memperlihatkan gambaran jelas jika dikerjakan
pada hari hari pertama, biasanya tampak setelah
72 jam serangan. Jika ukuran infark cukup besar
dan hemisferik. Perdarahan / infark di batang
otak sangat sulit diidentifikasi, oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan MRI untuk
memastikan proses patologik di batang otak.
o Pemeriksaan foto thoraks: dapat memperlihatkan
keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran
ventrikel kiri yang merupakan salah satuu tanda
hipertensi kronis pada pasien stroke dan adakah
kelainan lain pada jantung. Selain itu dapat
mengidentifikasi kelainan paru yang potensial
mempengaruhi proses manajemen dan
memperburuk prognosis.
Tergantung gejala dan tanda, usia, kondisi pre dan
paska stroke, resiko pemeriksaan, biaya,
kenyamanan pemeriksaan penunjang.
Tujuan : Membantu menentukan diagnosa, diagnosa
banding, faktor risiko, komplikasi, prognosa dan
pengobatan.
Terapi Penatalaksanaan Umum
1. Umum :
Ditujukan terhadap fungsi vital: paru-paru, jantung,
ginjal, keseimbangan elektrolit dan cairan,
gizi, higiene.
Penatalaksanaan Khusus
1. Perdarahan subarakhnoid :
- Antivasospasme : Nimodipin
- Neuroprotektan
2. Perdarahan intraserebral :
Konservatif:
- Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal
hemostasis)
- Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat
perdarahan : Nimodipine
- Neuroprotektan
Operatif : Dilakukan pada kasus yang
indikatif/memungkinkan:
- Volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter >
3 cm pada fossa posterior.
- Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda
peninggian TIK akut dan ancaman herniasi
otak
- Perdarahan serebellum
- Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau
serebellum
- GCS > 7
Pedoman penatalaksanaan
Hilangkan factor-faktor yang berisiko meningkatkan
tekana darah seperti retensi urine, nyeri, febris,
peningkatan tekanan intracranial, emosional stress
dan sebagainya.
Bila tekanan darah tinggi berikan dosis dan cara
pemberian sesuaii dengan tabbel jenis-jenis obat
untuk terapi emergensi
Pada fase akut tekanan darah tak boleh diturunkan
lebih dari 20-25% dari tekanan darah arteri rerata
dalam 1 jam pertama.
Bila tekanan darah rendah, harus diberikan obat
menaikkan tekanan darah (vasopressor)
Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh
stress akibat stroke, kandung kencing yang penuh,
nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau peningkatan
tekanan intracranial
Dengan memperhatikan dan melakukan penanganan
pada keadaan tersebut di atas akan banya
berpengaruh pada tekanan darah sistemik pada fase
menunggu 5-20 menit pengukuran berikutnya.
Untuk perdarahan subaraknoid diberikan nimodipin
dosis 60 mg tiap 4 jam sampai 3 minggu.
Edukasi
Prognosis Ad Vitam : Tergantung berat stroke dan
komplikasi yang timbul.
Ad Sanationam : dubia
Ad Fungsionam: Penilaian dengan parameter :
- Activity Daily Living (Barthel Index)
- NIH Stroke Scale (NIHSS)
Risiko kecacatan dan ketergantungan fisik/kognitif
setelah 1 tahun : 20-30%
Tingkat Evidence
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan 1. AHA/ASA Guideline. Guidelines For The Early
Management Of Adults With Ischemic Stroke.
Stroke 2007; 38:1655-1711.
2. AANN Clinical Practice Guideline Series. 2009.
Guide To The Care Of The Hospitalized Patient
With Ischemic Stroke. 2nd Edition, Revised.
3. National Clinical Guideline For Stroke. 2012.
Prepared By The Intercollegiate Stroke Working
Party. Fourth Edition. Royal College Of
Physicians.
4. Standar Pelayanan Medic (SPM). 2009.
PERDOSSI.
5. KNI. 2009. Buku Modul Induk Neurovaskuler.
PERDOSSI
6. Clinical Guidelines For Stroke Management.
2010. National Stroke Foundation.
7. Ringleb PA Et Al. Guidelines For Management Of
Ishaemic Stroke And Transiet Ischemic Attack.
2008. The European Stroke Organization (ESO)
Executive Committee And The ESO Writing
Committee
8. Broderick J Et Al. Guidelines For The
Management Of Spontaneous Intracerebral
Hemorrhage In Adults: 2007 Update. Stroke
2007,38:2001-2023
9. Thomas T, Stephen B, Colin Mathers. 2006. The
Global Burden Of Cerebrovascular Disease.