Anda di halaman 1dari 12

MODUL NEUROBEHAVIOR

BAGIAN III:
DEMENSIA
(PANDUAN PESERTA)

KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA


PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA
2008

PENYUSUN
Dr. Diatri Nari Lastri, Sp.S

PENYUSUN PEMBANTU
Prof. Dr. Sidiarto Kusumoputro, Sp.S(K)
Dr. Yustiani Dikot, Sp.S(K)
Dr. Sylvia Francina Lumampouw,Sp.S(K)
Dr. Paulus Anam Ong,Sp.S(K)

Modul ini telah dipresentasikan kepada seluruh Ketua Program


Studi Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Para Ketua
Program Studi tersebut adalah sebagai berikut:
Prof. DR.Dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) KPS FK UNUD
Dr. Abdul Muis, Sp.S(K) KPS FK UNHAS
Dr. Ahmad Asmedi, Sp.S., M.Kes KPS FK UGM
Dr. Alwi Shahab, Sp.S(K) KPS FK UNSRI
Dr. Endang Kustiowati, Sp.S(K) KPS FK UNDIP
Dr. Jofizal Jannis, Sp.S(K) KPS FK UI
Dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K) KPS FK USU
Dr. Saiful Islam,Sp.S(K) KPS FK UNAIR
Dr. Thamrin Syamsudin,Sp.S(K), M.Kes KPS FK UNPAD
Dr. Yuliarni Syafrita,Sp.S KPS FK UNAND

1. ALOKASI WAKTU
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitasi pembimbing
Sesi praktik dan pencapaian kompetensi

WAKTU
4 X 2 jam (classroom session)
1 minggu (coaching session)
3 minggu (facilitation, assessment,
psychomotor)

2. TUJUAN UMUM
Tujuan umum modul gangguan neurobihavior ini adalah sebagai berikut:
Memberi tuntunan dan pengalaman klinik kepada peserta didik untuk mengenali
dan memahami prinsip-prinsip neurobehavior
Memberi tuntunan dan pengalaman klinik kepada peserta didik untuk mengenali
dan memahami demensia dan jenis-jenisnya, termasuk tanda dan gejala kliniknya
Melatih peserta didik untuk mengelola demensia secara komprehensif sesuai
dengan prinsip dan ruang lingkup kompetensi dokter spesialis saraf
Menyiapkan peserta didik untuk memiliki professional behavior yang dicirikan
oleh kepakaran medik / pembuat keputusan klinik, komunikator, kolaborator,
manajer, advokasi kesehatan, kesarjanaan, profesional, dan performance
khususnya dalam bidang neurobehavior

3. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus modul demensia ini adalah menyiapkan peserta didik melalui
program pelatihan / pengalaman klinik agar memiliki ketrampilan dalam hal pemeriksaan
klinik demensia secara komprehensif, dengan rincian sebagai berikut:
Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinik terhadap pasien demensia
Melakukan analisis kritis terhadap hasil pemeriksaan klinik neurobehavior
Mampu membuat diagnosis banding, diagnosis klinis dan diagnosis topik
demensia
Mampu mengembangkan kemungkinan diagnosis etiologis dan diagnosis
patologis, serta membuat rencana pemeriksaan penunjang untuk mencari dan
menetapkan kedua jenis diagnosis tadi
Mempunyai kompetensi menyeluruh dan utuh tentang demensia

4. STRATEGI DAN METODA PEMBELAJARAN

Pembelajaran diselenggarakan di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit


Lahan / Jejaring Pendidikan
Metoda pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis kasus (casebased learning), bedside teaching, dengan memperhatikan aspek-aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif dengan penekanan pada professional behavior.
Pelatih memberi kuliah dengan topik yang relevan, mutakhir, dengan
memperhatikan evidence-based medicine
Kuliah pakar diberikan oleh pakar yang berasal dari Departemen Neurologi dan /
atau dari luar Departemen Neurologi
Pelatih memberi peluang / kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
diskusi, baik antara pelatih dengan peserta didik maupun antarpeserta didik
Pembelajaran ini difasilitasi oleh seorang atau lebih pelatih yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian modul secara lengkap, sampai dengan evaluasi
pencapaian kompetensi
Pelatih menyiapkan kasus-kasus yang relevan dengan tujuan pembelajaran
Peserta didik mengerjakan pre-test, evaluasi ditengah-tengah proses
pembelajaran, dan ujian akhir yang berkaitan dengan kompetensi peserta didik
Rincian proses pembelajaran, dengan mengacu pada tujuan pembelajaran, adalah
sebagai berikut:
o Tujuan-1: Mengenali keadaan demensia, gejala dan tanda klinik demensia
termasuk gejala dini
Kuliah dan diskusi interaktif
Pemutaran video
Bedside teaching dan pemberian umpan balik
o Tujuan-2: Menunjukkan kecakapan dalam hal anamnesis dan berkomunikasi
dengan pasien demensia serta
keluarganya berdasarkan nilai-nilai
humanisme
Peserta didik melakukan anamnesis terhadap pasien demensia dan atau
keluarganya
Peserta didik menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi gangguan
neurobehavior berdasarkan anamnesis
Pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-3: Menunjukkan kecakapan dan ketrampilan teknik pemeriksaan
neurobehavior secara efektif dan benar pada pasien demensia
Pembimbing menjelaskan tatacara pemeriksaan neurobehavior pada pasien
demensia secara sistematik dan memperagakan kepada peserta didik
Peserta didik melakukan pemeriksaan neurobehavior pada pasien
demensia dengan pengamatan pembimbing
Peserta didik menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi gangguan
neurobehavior berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan neurobehavior

Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik


o Tujuan-4: Menunjukkan kecakapan dalam hal penalaran klinik dan
pendekatan diagnostik

Peserta didik menjelaskan gejala dan tanda klinik gangguan neurobehavior


yang dijumpai pada pasien demensia
Peserta didik membuat rangkuman hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
neurologis, dan pemeriksaan neurobehavior secara sistematik
Peserta didik menjelaskan langkah-langkah pembuatan diagnosis banding
dan menjelaskan alasan diagnosis banding yang diusulkan atas hasil
rangkuman
Peserta didik menjelaskan alasan usulan pemeriksaan penunjang untuk
penegakkan diagnostik etiologik

Pembimbing memberi umpan balilk kepada peserta didik


o Tujuan 5: Membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat
Peserta didik menjelaskan alasan keputusan diagnostik berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik neurologik, pemeriksaan neurobehavior ,dan
pemeriksaan penunjang lainnya
Peserta didik menjelaskan alasan pemberian terapi farmakologik dan non
farmakologik yang berkaitan dengan diagnosis

Peserta didik menjelaskan farmakologi obat-obat secara umum

Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik


o Tujuan 6: Memahami keterbatasan pengetahuan seseorang
Peserta didik menjelaskan alasan untuk membuat rujukan kepada sejawat
lain di bidang neurologi maupun di luar bidang neurologi
Peserta didik menginterpretasi hasil / jawaban rujukan dan
menjelaskannya apakah memberi nilai postif untuk penegakan diagnosis
dan / atau terapi
Peserta didik mengambil keputusan diagnostik, terapetik dan prognosis
berdasarkan hasil konsultasi dengan sejawat lain

Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik


o Tujuan 7: Memperhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya
yang ditanggung oleh pasien
Peserta didik menjelaskan alasan untuk melakukan atau meminta
pemeriksaan penunjang
Peserta didik menjelaskan pentingnya pemeriksaan penunjang dan
biayanya kepada pasien dan atau keluarganya
Peserta didik menjelaskan pemberian terapi sesuai dengan guideline dan
evidence-based medicine
Peserta didik menjelaskan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien dan
atau keluarganya sehubungan dengan obat yang akan dibeli dan diminum
dalam jangka panjang
Peserta didik menjelaskan efek samping obat kepada pasien dan atau
keluarganya
Peserta didik menjelaskan alasan tindakan operatif dan risiko medik serta
biayanya kepada pasien dan atau keluarganya

Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik

5. PERSIAPAN SESI

Ruang Kuliah
Ruang pemeriksaan neurobehavior (klinik neurobehavior)
Peralatan Audiovisual
Kasus pembelajaran
Materi presentasi oleh pembimbing termasuk VCD /DVD kasus neurobehavior
Alat bantu latih :
o Video tentang pemeriksaan neurobehavior
o Computer Assisted Learning Material
o Status pemeriksaan neurobehavior
o Tools pemeriksaan neurobehavior:

Mini Mental State Examination (MMSE)

Tes Orientasi Amnesia Galvastone (TOAG)

Pemeriksaan berdasarkan Strubb & Black

Tes Keping

Tes Afasia (TADIR)

Consortium to Establish a Registry for Alzheimers Disease (CERAD)

Restrictive Reminding Test (Buschke)

Rey Auditoric Verbal Learning Test (RAVLT)

Rey Ostrich Constructional Figure (ROCF)

Trial Making Test A dan B

Neuro Psychiatry Inventory

Geriatric Depression Scale

Hamilton Depression Rating Scale

Global Dementia Scale (GDS)

Dementia Rating Scale (DRS)

Functional Activities Quetionare (FAQ)


Pedoman Peserta Didik Pemeriksaan Neurobehavior
Borang dan Daftar Tilik Kompetensi Pemeriksaan Neurobehavior

6. REFERENSI
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Saraf 2006.
Cumming JL, Meega MS. Neuropsychiatry and Behavioral Neuroscience. Washington
DC. Martin Dunitz, 2003.
DEsposito. Neurobehavior Examination for Practice Neurologist. American Academic
Neurology, 1998.
Feinbeerg TE, Farah MJ. Behavioral Neurology and Neuropsychology. New York. Mc
Graw-Hill, 1997.
Konsesus Demensia Vaskular
Lezak MD. Neuropsychological Assessment. Third edition. New York. Oxford University
Press, 1995.

Pritchard TC, Alloway KD. Medical Neuroscience. Madison Conecticut. Fence Creek
Publishing LLC, 1999.
Spreen O, Strauss E. A Compendium of Neuropsychological Tests. Second edition. New
York. Oxford University Press, 1998.
Strubb RL, Black FW. The Mental Status Examination in Neurology. Third edition.
PhilaDavis Company, 1993.
PERDOSSI. Pengenalan dini dan penatalaksanaan demensia vascular.Jakarta, 2006.

8. GAMBARAN UMUM
Sebagai salah satu dampak keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya usia
harapan hidup yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah dan proporsi penduduk
usia lanjut. Peningkatan jumlah dan proporsi penduduk usia lanjut dari 11,3 juta atau
6,4% pada tahun 990, menjadi 15,3 juta atau 7,4% pada tahun 2000, dan diproyeksikan
pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 8,4%.
Gangguan yang berkaitan dengan proses penuaan di otak terjadi pada sel-sel otak dan
system pembuluh darah otak. Gangguan pada proses ,menua otak adalah demensia
degenerative, demensia vascular, dan demensia campuran.
Gejala demensia adalah menurunnya kemampuan kognitif dan bisa berlanjut dengan
gangguan perilaku, yang dapat menyebabkan pasien tidak mampu mandiri, sehinga akan
menjadi beban bagi orang lain.
Pelatihan dengan modul ini dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dan praktik
ketrampilan identifikasi demensia melalui anamnesis dan pemeriksaan neurobehavior
serta menentukan terapi secara komprehensif dan benar melalui pendekatan pembelajaran
berbasis kasus.
.
8. CONTOH KASUS
Seorang wanita berusia 76 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, cekat tangan
kanan, dirujuk ke dokter spesialis saraf karena mengalami penurunan kemampuan
memori sejak 4 tahun yang lalu.
Sebelumnya kesehatan [pasien baik-baik saja. Masalah memori muli muncul setelah ia
pension dari pekerjanannya padam usia 72 tahun yang semakin memburuk setelah itu.
Suami pasien mencatat pasien sering lupa menaruh barang, membuat masakan. Pasien
sering bertanya yang sudah ditanyakan beberapa menit sebelumnhya. Lama kelamaan
jika pasien pergi sendiri, ia sering tersesat. Periolaku menjadi mudah tersinggung dan
mudah marah.
Pada pemeriksaan fisik umum dan neurologic tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan
neurobehavior menunjukkan, atensi cukup terpelihara, fngsi bahasa baik. Terdapat
gangguan pada pemeriksaan memori. Terdapat penurunan ADL.

Diskusi
1. Buatlah resume gangguan neurobehavior pada pasien ini
2. Tentukan lokasi lesi pada pasien ini berdasarkan gejala dan tanda di atas
3. Sebutkan diagnosis pada kasus ini
4. Penatalaksanaan kasus ini
Gangguan neurobehavior pada pasien ini:
Gangguan recent memori progresif lambat
Mudah tersesat
Gangguan perilaku mudah tersinggung dan cepat marah
Deskripsi kasus
1. Gangguan recent memory dapat disebabkan oleh disfungsi lobus temporal medial
bilateral atau sistem memori diencephalic. Disorientasi geografis menunjukkan
disfungsi parieototemporal. Iritabilitas dan perubahan kepribadian kemungkinan
karena disfungsi sistem limbic atau korteks asosiasi.
2. Gejala ini berkembang progresiv lambat dimulai dengan gangguan memori,
diikuti dengan gangguan perilaku dan penurunan kemampuan ADL menyokong
pada diagnosis demensia Alzheimer.
3. Diagnosis klinis
: gangguan recent memory
Gangguan perilaku
Disorientasi spasial
Penurunan ADL
Diagnosis Topis
:Lobus medial temporal, sistem limbik, parietotemporal
Diagnosis Etiologis :Degeneratif
Diagnosis Patologis :gambaran patologis demensia Alzheimer
4. Penatalaksanaan farmakologis:
a. Simptomatis: asetilkolinesterase inhibitor
b. Gangguan perilaku: bila terdapat agitasi dapat diberikan neuroleptik
Penatalaksanaan nonfarmakologis:
a. Mempertahankan fungsi kognisi
b. Edukasi pengasuh
c. Intervensi lingkungan
d. Penanganan gangguan perilaku
Rangkuman studi kasus
Kompetensi pendekatan klinik dicapai dengan cara:

Anamnesis


Pemeriksaan fisik / neurologik dan neurobehavior

Diagnosis banding

Diagnosis (klinik, topik, etiologik, patologi-anatomik)

Pemeriksaan penunjang (Lab, CTScan)


Penilaian kompetensi

Hasil observasi selama alih pengetahuan dan ketrampilan (dengan daftar


tilik)

9. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan akhir dari pembelajaran, pencapaian kompetensi dan pengamalan ilmu
neurologi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan spesialis di bidang ini untuk
memiliki professional behavior yang ditunjukkan dengan karakteristika sebagai berikut:
Kepakaran medik / pembuat keputusan klinik
Komunikator
Kolaborator
Manajer
Advokasi kesehatan
Kesarjanaan
Profesional
Performance
Setelah mengikuti sesi ini maka peserta didik diharapkan memiliki ketrampilan dalam
hal:
a. Mengenali keadaan neurobehavior normal dan tidak normal meliputi gejala dan
tanda klinik gangguan neurobehavior termasuk tanda dan gejala dini
b. Menunjukkan kecakapan dalam hal anamnesis dan berkomunikasi dengan pasien
serta keluarganya berdasarkan nilai-nilai humanisme
c. Menunjukkan kecakapan dan ketrampilan teknik pemeriksaan neurobehavior
secara efektif dan benar
d. Menunjukkan kecakapan dalam hal penalaran klinik dan pendekatan diagnostik
e. Membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat
f. Memahami keterbatasan pengetahuan seseorang
g. Memperhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya yang
ditanggung oleh pasien

10. EVALUASI
Kompetensi Kognitif:
Pretest
Essay
MCQ
9

Lisan

Kompetensi Psikomotor:
Tutor review, Self assessment dan peer assissted (1,2,3) dengan daftar tilik
Penilaian kompetensi (memuaskan, perlu perbaikan, tidak memuaskan)
Kesempatan untuk perbaikan (task-based medical education)
Kompetensi Kognitif dan Psikomotor:
Ujian akhir profesi dan uji kompetensi
11. PENUNTUN BELAJAR

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA


PROSEDUR INFORMED CHOICE
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut.:
1

Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)

Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal

Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien

4.

T/D : Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA DIDIK: ...................................... TANGGAL: .................................


1. Sapa dengan hormat pasien anda

2
10

2. Kenalkan diri anda dan jelaskan tujuan anda dalam wawancara


3. Tanyakan apakah pasien telah tahu tentang kelainan yang ada dan apakah
sudah mendapat penjelasan tentang apa yang akan dilakukan
Jika belum, jelaskan kelainan yang dialami dan upaya yang akan
dilakukan
Jika sudah, nilai kembali apakah penjelasannya benar dan lengkap
4. Tunjukkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan dan
penatalaksanaan untuk kelainan yang ada
5. Jelaskan berbagai pengobatan dan tindakan yang dapat diterapkan terhadap
pasien, termasuk efek samping, komplikasi dan risiko (sampaikan dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan pastikan pasien telah mengerti)
6. Minta pasien untuk menentukan salah satu pengobatan yang menurut pasien
adalah paling sesuai, setelah mendapat penjelasan yang obyetif dan benar
dari dokter
7. Persilahkan pasien dan keluarganya untuk menyatakan dan menuliskan cara
pengobatan yang menjadi pilihannya pada status pasien atau formulir yang
telah disediakan
PROSEDUR PEMERIKSAAN KLINIK
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta
pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan
dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan
standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta
selama proses evaluasi oleh pelatih

DAFTAR TILIK

11

KINERJA YANG
DIPERAGAKAN

MEMUASKAN

TIDAK
MEMUASKAN

TIDAK
DITAMPILKAN

Anamnesis kepada pasien


Anamnesis kepada keluarga
Anamnesis awitan
Anamnesis keluhan utama
Anamnesis durasi keluhan
Anamnesis riwayat penyakit
lainnya
Anamnesis riwayat
pengobatan
Anamnesis riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik secara
sistematik
Pemeriksaan neuroimaging
Interpretasi neuroimaging
Menjelaskan diagnosis
gangguan neurobehavior
Menjelaskan rencana terapi
Menjelaskan prognosis
12. BAHAN PRESENTASI (Tterlampir: PPT)

12

Anda mungkin juga menyukai