BAGIAN III:
DEMENSIA
2008
1
PENYUSUN
PENYUSUN PEMBANTU
2
1. ALOKASI WAKTU
2. TUJUAN UMUM
3. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus modul demensia ini adalah menyiapkan peserta didik melalui
program pelatihan / pengalaman klinik agar memiliki ketrampilan dalam hal pemeriksaan
klinik demensia secara komprehensif, dengan rincian sebagai berikut:
Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan klinik terhadap pasien demensia
Melakukan analisis kritis terhadap hasil pemeriksaan klinik neurobehavior
Mampu membuat diagnosis banding, diagnosis klinis dan diagnosis topik
demensia
Mampu mengembangkan kemungkinan diagnosis etiologis dan diagnosis
patologis, serta membuat rencana pemeriksaan penunjang untuk mencari dan
menetapkan kedua jenis diagnosis tadi
Mempunyai kompetensi menyeluruh dan utuh tentang demensia
3
Pelatih memberi kuliah dengan topik yang relevan, mutakhir, dengan
memperhatikan evidence-based medicine
Kuliah pakar diberikan oleh pakar yang berasal dari Departemen Neurologi dan /
atau dari luar Departemen Neurologi
Pelatih memberi peluang / kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
diskusi, baik antara pelatih dengan peserta didik maupun antarpeserta didik
Pembelajaran ini difasilitasi oleh seorang atau lebih pelatih yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian modul secara lengkap, sampai dengan evaluasi
pencapaian kompetensi
Pelatih menyiapkan kasus-kasus yang relevan dengan tujuan pembelajaran
Peserta didik mengerjakan pre-test, evaluasi ditengah-tengah proses
pembelajaran, dan ujian akhir yang berkaitan dengan kompetensi peserta didik
Rincian proses pembelajaran, dengan mengacu pada tujuan pembelajaran, adalah
sebagai berikut:
o Tujuan-1: Mengenali keadaan demensia, gejala dan tanda klinik demensia
termasuk gejala dini
Kuliah dan diskusi interaktif
Pemutaran video
Bedside teaching dan pemberian umpan balik
o Tujuan-2: Menunjukkan kecakapan dalam hal anamnesis dan berkomunikasi
dengan pasien demensia serta keluarganya berdasarkan nilai-nilai
humanisme
Peserta didik melakukan anamnesis terhadap pasien demensia dan atau
keluarganya
Peserta didik menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi gangguan
neurobehavior berdasarkan anamnesis
Pelatih memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-3: Menunjukkan kecakapan dan ketrampilan teknik pemeriksaan
neurobehavior secara efektif dan benar pada pasien demensia
Pembimbing menjelaskan tatacara pemeriksaan neurobehavior pada pasien
demensia secara sistematik dan memperagakan kepada peserta didik
Peserta didik melakukan pemeriksaan neurobehavior pada pasien
demensia dengan pengamatan pembimbing
Peserta didik menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi gangguan
neurobehavior berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan neurobehavior
Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan-4: Menunjukkan kecakapan dalam hal penalaran klinik dan
pendekatan diagnostik
Peserta didik menjelaskan gejala dan tanda klinik gangguan neurobehavior
yang dijumpai pada pasien demensia
Peserta didik membuat rangkuman hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
neurologis, dan pemeriksaan neurobehavior secara sistematik
Peserta didik menjelaskan langkah-langkah pembuatan diagnosis banding
dan menjelaskan alasan diagnosis banding yang diusulkan atas hasil
rangkuman
4
Peserta didik menjelaskan alasan usulan pemeriksaan penunjang untuk
penegakkan diagnostik etiologik
Pembimbing memberi umpan balilk kepada peserta didik
o Tujuan 5: Membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat
Peserta didik menjelaskan alasan keputusan diagnostik berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik neurologik, pemeriksaan neurobehavior ,dan
pemeriksaan penunjang lainnya
Peserta didik menjelaskan alasan pemberian terapi farmakologik dan non
farmakologik yang berkaitan dengan diagnosis
Peserta didik menjelaskan farmakologi obat-obat secara umum
Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan 6: Memahami keterbatasan pengetahuan seseorang
Peserta didik menjelaskan alasan untuk membuat rujukan kepada sejawat
lain di bidang neurologi maupun di luar bidang neurologi
Peserta didik menginterpretasi hasil / jawaban rujukan dan
menjelaskannya apakah memberi nilai postif untuk penegakan diagnosis
dan / atau terapi
Peserta didik mengambil keputusan diagnostik, terapetik dan prognosis
berdasarkan hasil konsultasi dengan sejawat lain
Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik
o Tujuan 7: Memperhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya
yang ditanggung oleh pasien
Peserta didik menjelaskan alasan untuk melakukan atau meminta
pemeriksaan penunjang
Peserta didik menjelaskan pentingnya pemeriksaan penunjang dan
biayanya kepada pasien dan atau keluarganya
Peserta didik menjelaskan pemberian terapi sesuai dengan guideline dan
evidence-based medicine
Peserta didik menjelaskan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien dan
atau keluarganya sehubungan dengan obat yang akan dibeli dan diminum
dalam jangka panjang
Peserta didik menjelaskan efek samping obat kepada pasien dan atau
keluarganya
Peserta didik menjelaskan alasan tindakan operatif dan risiko medik serta
biayanya kepada pasien dan atau keluarganya
Pembimbing memberi umpan balik kepada peserta didik
5. PERSIAPAN SESI
Ruang Kuliah
Ruang pemeriksaan neurobehavior (klinik neurobehavior)
Peralatan Audiovisual
Kasus pembelajaran
Materi presentasi oleh pembimbing termasuk VCD /DVD kasus neurobehavior
Alat bantu latih :
o Video tentang pemeriksaan neurobehavior
o Computer Assisted Learning Material
5
o Status pemeriksaan neurobehavior
o Tools pemeriksaan neurobehavior:
Mini Mental State Examination (MMSE)
Tes Orientasi Amnesia Galvastone (TOAG)
Pemeriksaan berdasarkan Strubb & Black
Tes Keping
Tes Afasia (TADIR)
Consortium to Establish a Registry for Alzheimer’s Disease (CERAD)
Restrictive Reminding Test (Buschke)
Rey Auditoric Verbal Learning Test (RAVLT)
Rey Ostrich Constructional Figure (ROCF)
Trial Making Test A dan B
Neuro Psychiatry Inventory
Geriatric Depression Scale
Hamilton Depression Rating Scale
Global Dementia Scale (GDS)
Dementia Rating Scale (DRS)
Functional Activities Quetionare (FAQ)
Pedoman Peserta Didik Pemeriksaan Neurobehavior
Borang dan Daftar Tilik Kompetensi Pemeriksaan Neurobehavior
6. REFERENSI
6
7. KOMPETENSI
8. GAMBARAN UMUM
9. CONTOH KASUS
Seorang wanita berusia 76 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, cekat tangan
kanan, dirujuk ke dokter spesialis saraf karena mengalami penurunan kemampuan
memori sejak 4 tahun yang lalu.
Sebelumnya kesehatan pasien baik-baik saja. Masalah memori mulai muncul setelah ia
pensiun dari pekerjanannya padam usia 72 tahun yang semakin memburuk setelah itu.
Suami pasien mencatat pasien sering lupa menaruh barang, membuat masakan. Pasien
sering bertanya yang sudah ditanyakan beberapa menit sebelumnya. Lama kelamaan jika
pasien pergi sendiri, ia sering tersesat. Perilaku menjadi mudah tersinggung dan mudah
marah.
7
Pada pemeriksaan fisik umum dan neurologic tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan
neurobehavior menunjukkan, atensi cukup terpelihara, fngsi bahasa baik. Terdapat
gangguan pada pemeriksaan memori. Terdapat penurunan ADL.
Diskusi
1. Buatlah resume gangguan neurobehavior pada pasien ini
2. Tentukan lokasi lesi pada pasien ini berdasarkan gejala dan tanda di atas
3. Sebutkan diagnosis pada kasus ini
4. Penatalaksanaan kasus ini
Deskripsi kasus
1. Gangguan recent memory dapat disebabkan oleh disfungsi lobus temporal medial
bilateral atau sistem memori diencephalic. Disorientasi geografis menunjukkan
disfungsi parieototemporal. Iritabilitas dan perubahan kepribadian kemungkinan
karena disfungsi sistem limbic atau korteks asosiasi.
2. Gejala ini berkembang progresiv lambat dimulai dengan gangguan memori,
diikuti dengan gangguan perilaku dan penurunan kemampuan ADL menyokong
pada diagnosis demensia Alzheimer.
3. Diagnosis klinis : Gangguan recent memory
Gangguan perilaku
Disorientasi spasial
Penurunan ADL
Diagnosis Topis :Lobus medial temporal, sistem limbik, parietotemporal
Diagnosis Etiologis :Degeneratif
Diagnosis Patologis :Gambaran patologis demensia Alzheimer
4. Penatalaksanaan farmakologis:
a. Simptomatis: asetilkolinesterase inhibitor
b. Gangguan perilaku: bila terdapat agitasi dapat diberikan neuroleptik
Penatalaksanaan nonfarmakologis:
a. Mempertahankan fungsi kognisi
b. Edukasi pengasuh
c. Intervensi lingkungan
d. Penanganan gangguan perilaku
8
Rangkuman studi kasus
Kompetensi pendekatan klinik dicapai dengan cara:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik / neurologik dan neurobehavior
Diagnosis banding
Diagnosis (klinik, topik, etiologik, patologi-anatomik)
Pemeriksaan penunjang (Lab, CTScan)
Penilaian kompetensi
Hasil observasi selama alih pengetahuan dan ketrampilan (dengan daftar
tilik)
Setelah mengikuti sesi ini maka peserta didik diharapkan memiliki ketrampilan dalam
hal:
a. Mengenali keadaan neurobehavior normal dan tidak normal meliputi gejala dan
tanda klinik gangguan neurobehavior termasuk tanda dan gejala dini
b. Menunjukkan kecakapan dalam hal anamnesis dan berkomunikasi dengan pasien
serta keluarganya berdasarkan nilai-nilai humanisme
c. Menunjukkan kecakapan dan ketrampilan teknik pemeriksaan neurobehavior
secara efektif dan benar
d. Menunjukkan kecakapan dalam hal penalaran klinik dan pendekatan diagnostik
e. Membuat keputusan diagnostik dan terapetik yang tepat
f. Memahami keterbatasan pengetahuan seseorang
g. Memperhatikan dan mempertimbangkan analisis risiko dan biaya yang
ditanggung oleh pasien
11. EVALUASI
Kompetensi Kognitif:
Pretest
9
Essay
MCQ
Lisan
Kompetensi Psikomotor:
Tutor review, Self assessment dan peer assissted (1,2,3) dengan daftar tilik
Penilaian kompetensi (memuaskan, perlu perbaikan, tidak memuaskan)
Kesempatan untuk perbaikan (task-based medical education)
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
4. T/D : Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
10
1. Sapa dengan hormat pasien anda 1 2 3 4
2. Kenalkan diri anda dan jelaskan tujuan anda dalam wawancara
3. Tanyakan apakah pasien telah tahu tentang kelainan yang ada dan apakah
sudah mendapat penjelasan tentang apa yang akan dilakukan
Jika belum, jelaskan kelainan yang dialami dan upaya yang akan
dilakukan
Jika sudah, nilai kembali apakah penjelasannya benar dan lengkap
4. Tunjukkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan dan
penatalaksanaan untuk kelainan yang ada
5. Jelaskan berbagai pengobatan dan tindakan yang dapat diterapkan terhadap
pasien, termasuk efek samping, komplikasi dan risiko (sampaikan dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan pastikan pasien telah mengerti)
6. Minta pasien untuk menentukan salah satu pengobatan yang menurut pasien
adalah paling sesuai, setelah mendapat penjelasan yang obyetif dan benar
dari dokter
7. Persilahkan pasien dan keluarganya untuk menyatakan dan menuliskan cara
pengobatan yang menjadi pilihannya pada status pasien atau formulir yang
telah disediakan
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta
pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan
dibawah ini:
: Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan
standar
: Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur
atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta
selama proses evaluasi oleh pelatih
DAFTAR TILIK
11
KINERJA YANG MEMUASKAN TIDAK TIDAK
DIPERAGAKAN MEMUASKAN DITAMPILKAN
DEMENSIA ALZHEIMER
Definisi Demensia
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual yang menyebabkan
deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang dibuktikan dengan pemeriksaan klinik dan tes
neuropsikologi.
Kriteria diagnosis
Probable demensia Alzheimer
Demensia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan tes neuropsikologi
(algoritma penanganan demensia, MMSE, CDT, ADL, IADL, FAQ, CDR, NPI,
Skala Depresi Geriatrik, Trial Making Test A dan B)
Defisit meliputi dua atau lebih area kognisi terutama perburukan memori yang
disertai gangguan kognisi lain yang progresif.
Tidak terdapat gangguan kesadaran
12
Awitan (onset) antara usia 40-90 tahun, sering setelah usia 65 tahun
Tidak ditemukan gangguan sistemik atau penyakit otak sebagai penyebab
gangguan memori dan fungsi kognisi yang progresif tersebut.
Klinis
Awitan penyakit perlahan-lahan
Perburukan progresif memori (jangka pendek) disertai gangguan fungsi berbahasa
(afasia), ketrampilan motorik (apraksia), dan persepsi (agnosia) dan perubahan
perilaku penderita yang mengakibatkan gangguan aktivitas hidup sehari-hari
(ADL)
Bisa didapatkan riwayat keluarga dengan penyakit yang serupa
Kelainan neurologis lain pada tahap lanjut berupa gangguan motorik seperti
hipertonus, mioklonus, gangguan lenggang jalan (gait), atau bangkitan (seizure)
Gejala openyerta lain berupa depresi, insomnia, inkotinensia, delusi, ilusi,
halusinasi, pembicaraan katastrofik, gejolak emosional atau fisikal, gangguan
seksual, dan penurunan berat badan
Pemeriksaan Penunjang
Radioimajing
CT sken : atrofo serebri terutama daerah temporal dan parietal
MRI : atrofi serebri dan atrofi hipokampus
SPECT : penurunan serebral blood flow terutama di kedua kortek temporoparietal
PET : penurunan tingkat metabolisme kedua kortek temporoparietal
Laboratorium
Urinalisis
Elektrolit serum
Kalsium
BUN
Fungsi hati
Hormon tiroid
Kadar asam folat dan vitamin B12
Absorpsi antibodi treponemal flouresen neurosifilis dan pemeriksaan HIV pada
pasien risiko tinggi
Pemeriksaan cairan otak untuk biomarker
13
EEG
Stadium awal: gambaran EEG normal atau aspesifik
Stadium lanjut: dapat ditemukan perlambatan difus dan komplek periodik
Diagnosis Banding
Demensia Vaskular
Demensia Lewy Body
Demensia Lobus Frrontal
Pseudodemensia
Penatalaksanaan
Farmakologis
o Simtomatik
Asetilkolinesterase inhibitor
o Donopezil HC
o Rivastigmin
o Galantamin
o Gangguan perilaku
Depresi
Antidepresan golongan SSRI
Golongan MAO inhibitor
Delusi/halusinasi/agitasi
Neuroleptik atipikal
Neuroleptik tipikal
Non farmakologis
o Mempertahankan fungsi kognisi
Program adaptif dan restoratif yang dirancang individual
Orientasi realitas
Stimulasi kognitif
Reminiscene
Olah raga gerak latih otak
o Edukasi pengasuh
Training dan konseling
o Intervensi lingkungan
Keamanan dan keselamatan lingkungan rumah
Fasilitasi aktivitas
Terapi cahaya
Terapi musik
o Penangana gangguan Perilaku
Mendorong untuk melakukan aktivitas keluarga
Menghindari tugas yang kompleks
Bersoisalisasi
14
DEMENSIA VASKULER
Definisi
Demensia Vaskuler (DVa) meliputi semua kasus demensia yang disebabkan oleh
gangguan serebrovaskuler dengan penurunan kognisi mulai dari yang ringan sampai yang
paling berat (tidak harus prominen gangguan memori), dapat/tidak disertai gangguan
perilaku sehingga menimbulkan gangguan aktivitas harian yang tidak disebabkan oleh
gangguan fisik karena stroke.
Probable VaD
Diagnosa klinis probable Vascular Disease meliputi semua item dibawah ini:
1. Demensia
2. Bukti penyakit serebrovaskuler (CVD) yang ditandai dengan adanya
deficit neurologi fokal yang konsisten dengan stroke (bisa dengan atau
tanpa riwayat stroke), dan kejadiannya mempunyai relevansi dengan
pencitraan otak (CT Sken atau MRI)
3. Terdapat hubungan antara kedua gangguan diatas dengan satu atau lebih
keadaan dibawah ini:
a. Awitan demensia berada dalam kurun waktu 3 bulan pasca stroke
b. Deteriorasi fungsikognitif yang mendadak atau berfluktuasi,
deficit kognisi yang progresif dan bersifat stepwise
15
1. Gangguan berjalan (langkah kecil-kecil atau marche a petits-pas,
magnetic, apraxic-ataxic or parkinsonian gait)
2. Riwayat tidak stabil saat berdiri dan sering jatuh tanpa sebab
3. Gangguan berkemih dini, “urgensi” dan keluhan berkemih yang tidak
disebabkan oleh penyakit urologi
4. Perubahan kepribadian dan suaana hati, abulia, depresi, inkontinensia
emosi, dan gejala deficit subkortikal lainnya seperti retardasi psikomotor
dan gangguan fugsi eksekutif.
Possible VaD
1. Demensia disertai deficit neurologi fokal, tanpa konfirmasi pencitraan
otak
2. Atau tidak adanya hubungan waktu yang jelas antara demensia dan
stroke
3. Atau awitan penyakit tidak jelas dengan perjalanan klinis yang
bervariasi seperti plateau atau perbaikan dari defisit kognitif
Definite VaD
1. Kriteria klinik probable Demensia Vaskuler
2. Konfirmasi pemeriksaan histopatologi penyakit serebrovaskuler
3. Adanya neurofibrillary tangles dan neuritic plaques sesuai umur
4. Tidak ditemukan adanya gangguan klinik patologik lainnya yang dapat
menyebabkan demensia
KLINIS:
a. Episode gangguan lesi UMN ringan seperti drifting, refleks asimetri, dan
inkoordinasi
b. Gangguan berjalan pada tahap dini demensia
c. Riwayat gangguan keseimbangan, sering jatuh tanpa sebab
d. Urgensi miksi yang dini yang tidak berhubungan dengan kelainan urologi
e. Disartri, disfagi dan gejala ekstrapiramidal
f. Gangguan perilaku dan psikis seperti depresi, perubahan kepribadian, emosi labil, dan
retardasi psikomotor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah: hematologi faktor resiko stroke
Radiologis:
Foto thorak
16
Radioimaging
Computed Tomography
VaD pasca stroke
o Infark (kortikal dan/atau subkortikal)
o Perdarahan Intraserebral
o Perdarahan subarachnoid
VaD subkortikal
o Lesi periventrikuler dan substansia alba luas
o Tidak ditemukan adanya: infark di kortikal dan kortiko-subkortikal dan
infark watershed; perdarahan pembuluh darah besar; hidrosefalus
tekanan normal (NPH) dan penyebab spesifik substansia alba (multiple
sklerosis, sarkoidosis, radiasi otak).
Magnetic Resonance Imaging VaD subkortikal
a. Lesi luas periventrikuler dan substansia alba atau multipel lakuner (>5) di
substansia gresia dalam dan paling sedikit ditemukan lesi substansia alba moderat
b. Tidak ditemukan infark di teritori non lakuner, kortiko-subkortikal dan infark
watershed, perdarahan, tanda-tanda hidrosefalus tekanan normal dan penyebab
spesifik lesi substansia alba (mis. multiple sklerosis, sarkoidosis, radiasi otak).
DIAGNOSA BANDING
Demensia Alzheimer (dengan menggunakan Hachinski score/ terlampir)
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Terapi medikamentosa terhadap faktor resiko vaskuler
Terapi simptomatik terhadap gangguan kognisi simptomatik :
Penyekat Asetilkolinesterase:
i. Donepezil Hcl tablet 5mg, 1x1 tablet/hari
ii. Rivastigmin tablet, interval titrasi 1 bulan, mulai dari 2x1,5 mg
sampai maksimal 2x 6 mg
iii. Galantamin tablet, interval titrasi 1 bulan mulai dari 2x 4mg
sampai maksimal 2x16 mg
Gangguan perilaku:
Depresi:
Antidepresan golongan SSRI (pilihan utama): Sertraline tablet 1x
50mg , Flouxetine tablet 1x 20mg
Golongan Monoamine Oxidase (MAO) Inhibitors: Reversible
MAO-A inhibitor (RIMA): Moclobemide
Delusi/halusinasi/agitasi
Neuroleptik atipikal
Risperidon tablet 1x 0,5 mg – 2 mg / hari
Olanzapin
Quetiapin tablet: 2x25mg-100mg
Neuroleptik tipikal
Haloperidol tablet: 1x 0,5mg -2mg/hari
17
Non farmakologis
Untuk mempertahankan fungsi kognisi
Program adaptif dan restoratif yang dirancang individual :
Orientasi realitas
Stimulasi kognisi : memory enhancement program
Reminiscence
Olah raga Gerak Latih Otak
Edukasi pengasuh
Training dan konseling
Intervensi lingkungan
Keamanan dan keselamatan lingkungan rumah
Fasilitasi aktivitas
Terapi cahaya
Terapi musik
Pet therapy
18