Anda di halaman 1dari 19

SKILL LAB.

SISTEM NEUROPSIKIATRI

BUKU PANDUAN MAHASISWA

TEHNIK
KETERAMPILAN WAWANCARA

Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri


Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Kendari
2021

1
PENGANTAR

Buku panduan skill lab. Sistem Neuropsikiatri ini berisi 2 (DUA) keterampilan
utama, yaitu :
1. Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan
sistem Neuropsikiatri dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik
mengarah ke sistem Neuropsikiatri,
2. Keterampilan pemeriksaan status mental dan ketrampilan
menegakkan diagnostik. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan
keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan status mental sehubungan sistem ini secara berurutan serta
mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari sistem ini.
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah
melakukan anamnesis, pemeriksaan status mental, juga berisi daftar tilik dalam
bentuk lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir
serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang telah dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Makassar, Agustus 2021

Koordinator Skill Lab.Sistem Neuropsikiatri

2
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
SISTEM NEUROPSIKIATRI

Pengertian
Sebelum melakukan pemeriksaan satus mental maka terlebih dahulu
dilakukan komunikasi antara dokter (pemeriksa) dan pasien yang disebut sebagai
anamnesis. Kegiatan ini sangat penting sebagai langkah awal yang dapat membantu
pemeriksa dalam mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Keluhan yang diajukan
seorang pasien yang diambil dengan teliti akan banyak membantu menentukan
diagnosis dari suatu penyakit. Banyak macam keluhan yang diajukan oleh seorang
penderita sistem neuropsikiatri. Walaupun demikian tidak selalu keluhan-keluhan
mengenai mental emosional yang berhubungan dengan gangguan neuropsikiatri,
sehingga diperlukan suatu kesabaran dalam mengambil anamnesis dari seorang
pasien.
Pemeriksaan status mental meliputi penilaian status mental, penilaian
kesadaran, penilaian aktivitas psikomotorik, penilaian orientasi, penilaian persepsi,
penilaian bentuk dan isi pikir, penilaian mood dan afek, penilaian pengendalian
impuls, penilaian menilai realitas, penilaian kemampuan tilikan (insight), penilaian
kemampuan fungsional.

Indikasi
Anamnesis dan pemeriksaan fisik Gastroentero-Hepatologi dilakukan untuk :
1. Mengetahui diagnosis dari seorang pasien
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya pada pasien
3. Mengetahui perkembangan serta kemajuan terapi pada pasien
4. Digunakan sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan
paripurna terhadap pasien

3
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan
pemeriksaan status mental secara berurutan dan mampu mengetahui keadaan
normal dan abnormal pada sistem tersebut.

Tujuan Khusus :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan anamnesis dengan pasien secara lengkap
2. Mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
status mental
3. Melakukan penilaian status mental
4. Melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang ada
5. Mengenal dan menentukan berbagai bentuk dan bunyi abnormal dari
abdomen

Media dan alat bantu pembelajaran :


- Daftar panduan belajar anamnesis dan pemeriksaan fisik
gastroenterohepatologi
- Stetoskop, handscoen (sarung tangan), pipa nasogastrik
- Jelly, lap, sabun dan wastafel (air mengalir) untuk simulasi mencuci tangan
- Status penderita, pena
- Audio-visual

Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab. (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

4
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya & 30 1. mengatur posisi duduk mahasiswa
jawab menit 2. dua orang instruktur, 1 sebagai
dokter & 1 sebagai pasien
memberikan contoh bagaimana
cara melakukan anamnesa lengkap.
Mahasiswa menyimak/mengamati
3. memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya dan
instrukstur memberikan penjelasan
tentang aspek-aspek yang penting
4. kegiatan dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik pada manikin
atau probandus
5. mahasiswa dapat memperhatikan
dan menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dan instruktur
menanggapinya
3. Praktek bermain peran 100 1. mahasiswa dibagi menjadi
dengan umpan balik menit pasangan-pasangan. Seorang
mentor diperlukan untuk mengamati
2 pasang
2. setiap pasangan berpraktek, 1
orang sebagai dokter (pemeriksa)
dan 1 orang sebagai pasien secara
serentak
3. mentor memberikan tema khusus
atau keluhan utama kepada pasien

5
dan selanjutnya akan ditanyakan
oleh si pemeriksa (dokter)
4. mentor berkeliling diantara
mahasiswa dan melakukan
supervisi menggunakan daftar tilik
5. setiap mahasiswa paling sedikit
berlatih 1 kali
4. Curah pendapat / diskusi 15 1. curah pendapat/diskusi : apa yang
menit dirasakan mudah atau sulit ?
menanyakan bagaimana perasaan
mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dilakukan oleh
dokter agar pasien merasa
nyaman?
2. instruktur menyimpulkan dengan
menjawab pertanyaan terakhir dan
memperjelas hal-hal yang masih
belum dimengerti
Total waktu 150
menit

6
PENUNTUN BELAJAR
SISTEM NEUROPSIKIATRI

*DASAR-DASAR TEORI

LAPORAN PSIKIATRI

I. Riwayat Psikiatri

A. Identitas Pasien
Nama :
Umut :
Jenis kelamin :
Suku /Bangsa :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
MRS ke :

B. Keluhan Utama : Apa alasan pasien datang ke psikiater ? lebih disukai sesuai
dengan kata-kata pasien. Jika informasi itu bukan dari pasien, catat siapa yang
menyampaikan.

C. Riwayat Penyakit Sekarang : Latar belakang kronologis dan perkembangan gejala


dan perubahan perilaku sampai mencapai puncaknya sehingga pasien meminta
bantuan. Keadaan pasien pada saat gejala itu muncul (onset), kepribadian ketika
sehat, bagaimana penyakit itu mempengaruhi aktivitas dan hubungan personalnya –
perubahan kepribadian, minat, suasana perasaan, sikap terhadap orang lain, cara
berpakaian, kebiasaan, tingkat ketegangan, kepekaan, aktivitas, perhatian,
konsentrasi, daya ingat, bicara ; gejala psikofisiologik – sifat dan rincian disfungsi,
nyeri – lokasi, intensitas, fluktuasi, tingkat kecemasan – umum dan tidak spesifik
(free foating), atau spesifik berhubungan dengan situasi, aktivitas atau objek
tertentu ; bagaimana dia menangani kecemasannya – menghindar, pengulangan
situasi ketakutan, menggunakan obat-obatan atau aktivitas-aktivitas lain yang
meringankan

D. Riwayat Penyakit Dahulu / Sebelumnya :


(1) Gangguan mental atau emosi : tingkat ketidakmampuan, tipe pengobatan,
nama rumah sakit tempat perawatan, lama sakit, pengaruh pengobatan.
(2) Gangguan psikosomatik : hay fever, colitis, arthritis, rheumatoid arthritis,
allergi, pilek yang berulang-ulang, dan gangguan kulit.
(3) Gangguan Medis : mengikutipemeriksaan system yang biasa – penyakit
hubungan seksual, penyalahgunaan alcohol dan zat psikoaktif lain, keadaan
yang beresiko HIV/AIDS.
(4) Gangguan Neurologis – sakit kepala, trauma kranioserebral, kehilangan
kesadaran, kejang atau tumor.

7
E. Riwayat Pribadi :

Riwayat kehidupan pasien mulai dari bayi sampai saat sekarang secara luas yang
dapat diingat kembali, kekosongan riwayat secara spontan berhubungan dengan
pasien, emosi, berhubungan dengan periode kehidupan (penuh kenyerian, stress, dan
konflik) atau dengan phase siklus kehidupan.

1. Masa Kanak-kanak Awal (0 – 3 tahun) :

a. Riwayat Prenatal, kehamilan dan persalinan ibu pasien : Lama kehamilan,


spontanitas dan normalitas kelahiran, trauma kelahiran, apakah pasien anak
yang direncanakan, diharapkan, atau tidak dikehendaki.
b. Kebiasaan Makan : minum asi, susu botol, dan problem makan
c. Perkembangan Dini : kehilangan ibu, perkembangan bahasa, perkembangan
motorik, tanda-tanda kebutuhan tak terpenuhi, pola tidur, cemas perpisahan,
cemas keterasingan.
d. Toilet training : usia, sikap orangtua, perasaan terhadap hal tersebut
e. Gejala dan masalah perilaku : mengisap ibu jari, temper tantrum (mengadat),
tic, membenturkan kepala, memanjat, terror malam, tidur di air atau tidur di
tanah, menggigit kuku, masturbasi
f. Kepribadian dan temperamen sebagai anak-anak.: pemalu, tak dapat tenang,
overeactive, menarik diri, rajin belajar, meninggalkan tugas, malu-malu,
olah ragawan, pola bermain bersahabat, bereaksi terhadap saudara kandung.

2. Masa Kanak-kanak Pertengahan (3 – 11 tahun) :

Riwayat awal masuk sekolah, penyesuaian dini, identifikasi jenis kelamin,


perkembangan kesadaran, penghukuman, hubungan sosial, sikap terhadap
saudara kandung dan teman sepermainan.

3. Masa Kanak-kanak Akhir (pubertas sampai remaja) :

a. Hubungan dengan rekan sebaya : Jumlah dan keakraban dengan teman-


temannya, sebagai pemimpin atau pengikut, popularitas social, partisipasi
dalam aktivitas kelompok atau geng, gambaran idealisme, pola agrsivitas,
pasivitas, kecemasan, atau perilaku antisocial.
b. Riwayat sekolah : seberapa jauh pasien pergi, penyesuaian terhadap sekolah,
hubungan dengan guru – kesayangan guru atau penentang guru – pelajaran
favorit atau yang diminati, kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki,
aktivitas ekstrakulikuler, olah raga, hobbi, hubungan dari masalah-masalah
dan gejala-gejala dengan setiap periode sekolah.
c. Perkembangan motorik dan kognitif : Belajar membaca, ketrampilan
intelegensi dan motorik yang lain, disfungsi otak minimal, kesulitan belajar
– pengelolaan dan pengaruhnya pada anak.
d. Masalah khusus emosi dan fisik : mimpi buruk, fobia, masturbasi, ngompol,
melarikan diri, kenakalan, merokok, menggunakan alcohol dan obat-obatan,
masalah berat badan, rendah diri.
e. Riwayat perkembangan psikoseksual
(a) Keingin tahuan dini, masturbasi infantile,
permainan seks.

8
(b) Pengetahuan seksual yang diperoleh, sikap
orang tua terhadap seks, penyalah gunaan seks
(c) Onset pubertas, perasaan terhadap pubertas,
perasaan mengenai menstruasi, perkembangan kharakteristik sekunder,
(d) Aktivitas seksual remaja, berjejal-jejalan,
pesta, kencan, bercumbu rayu, masturbasi, mimpi basah, dan sikap
terhadap hal tsb.
(e) Sikap terhadap sesama dan lawan seks,
malu-malu, pemalu, agresif, mengesankan, seductif, penaklukan seksual,
kecemasan.
(f) Praktek seksual : masalah-masalah seksual,
homoseksual, heteroseksual, parafilia, promisquitas.
f. Latar belakang Keagamaan : kaku, liberal, campuran, (kemungkinan
konflik), berhubungan dengan praktek keagamaan yang sekarang.

4. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan : pemilihan pekerjaan, pelatihan, ambisi, konflik,


hubungan dengan pimpinan, kelompok sebaya, subkoordinat, banyaknya
tugas dan lamanya, perubahan dalam status pekerjaan, dan perasaan terhadap
hal tersebut.
b. Aktivitas social : apakah pasien mempunyai teman atau tidak, apakah
menarik diri atau bersosialisasi dengan baik, intelektual, kesenangan fisik,
hubungan dengan sesame jenis dan berlawanan jenis, lamanya, qualitas
hubungan dengan manusia.
c. Seksualitas dewasa. :
(a) Hubungan seksual sebelum nikah, umur saat hubungan seksual pertama,
orientasi seksual
(b) Riwayat perkawinan, perkawinan secara adapt, perkawinan legal, masa
kenal-mengenal, peran masing-masing pasangan, keluarga berencana
dan kontrasepsi, nama dan usia anak-anak, sikap terhadap anak angkat,
masalah setiap anggota keluarga, kesulitan perumahan jika ini penting
bagi perawinan, penyesuaian seksual, skandal diluar perkawinan, area
persetujuan dan ketidak setujuan, pengelolaan uang dan peran ipar.
(c) Gejala-gejala seksual : Anorgasmik, impotensia, ejakulasi dini, kurang
hasrat seksual.
(d) Sikap terhadap kehamilan dan memiliki anak : praktek kontrasepsi dan
perasaan terhadap kontrasepsi.
(e) Praktek-praktek seksual :parafilia seperti sadisme, fetishisme, voyerisme,
sikap terhadap fellatio, cunnilingus, tehnik coitus. Dan frekwensinya.

d. Riwayat Militer ; penyesuaian umum, peperangan, cedera, tipe


pemberhentian, status veteran.
e. System nilai yang dianut : apakah anak-anak terlihat menyusahkan atau
menyenangkan, apakah pekerjaan tanpa lebih penting, sesuatu yang dapat
dielakkan atau suatu tantangan, sikap terhadap keyakinan agama , surga dan
neraka.

F. Riwayat Keluarga :

9
Dapatkan dari pasien dan dari orang lain, karena deskripsi yang sungguh berbeda
dari orang yang sama dan peristiwa, suku, kebangsaan, dan tradisi keagamaan,
orang lain di dalam rumah, deskripsikan mereka – kepribadian dan intelegensi,
dan apa yang telah terjadi pada mereka sejak pasien kanak-kanak, deskripsikan
perbedaan orang-orang yang tinggal didalam rumah tangga tsb; hubungan pasien
dengan orang-orang yang ada didalam keluarga ; peranan penyakit dalam
keluarga ; riwayat keluarga dengan gangguan mental ; dimana pasien tinggal–
lingkungan dan tempat tinggal khusus bagi pasien ; adalah rumah penuh sesak,
pribadi anggota kelurga dari setiap orang atau keluarga yang lain; sumber
pendapatan keluarga dan kesulitan mendapatkannya; bantuan masyarakat (jika ada)
dan sikapnya mengenai hal tsb; akankah pasien kehilangan pekerjaan atau tempat
tinggal dengan tetap tinggal di rumah sakit; siapa yang menjaga anak-anak.

G. Situasi Saat Ini :


- Keadaan lingkungan perumahan atau tempat tinggal
- Keadaan sosial ekonomi
- Pekerjaan

Kesimpulan akhir dari hasil pengamatan dan kesan pemeriksa sejak wawancara awal

II. Status Mental :

A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan : Posture, sikap, pakaian, perawatan diri, rambut, kuku, sehat,
sakit, marah, takut, apatis, bingung, merendahkan, tenang, tampak lebih tua,
tampak lebih muda, bersifat seperti wanita, bersifat seperti laki-laki, tanda-tanda
kecemasan–tangan basah, dahi berkeringat, gelisah, tubuh tegang, suara tegang,
mata melebar, tingkat kecemasan berubah-ubah selama wawancara atau dengan
topik khusus.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotorik : Cara berjalan, mannerisme, tics, gerak–


isyarat, berkejang-kejang (twitches), stereotipik, memetik, menyentuh
pemeriksa, ekopraksia, janggal / kikuk (clumsy), tangkas (agile), pincang (limp),
kaku, lamban, hiperaktif, agitasi, melawan (combative), bersikap seperti lilin
(waxy)
3. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif, penuh perhatian, menarik perhatian,
menantang (frack), sikap bertahan, bermusuhan, main-main, mengelak
(evasive), berhati-hati (guarded)

B. Bicara : Cepat, lambat, memaksa (pressure), ragu-ragu (hesitant), emosional,


monoton, keras, membisik (whispered), mencerca (slurred), komat-kamit (mumble),
gagap, ekolalia, intensitas, puncak (pitch), berkurang (ease), spontan, bergaya
(manner), bersajak (prosody)

C. Mood dan Afek :

1. Mood : (Suatu emosi yang meresap dan bertahan yang mewarnai persepsi
seseorang terhadap dunianya) : Bagaimana pasien menyatakan perasaannya,
kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi suasana perasaan–depresi, berputus asa
(despairing), mudah tersinggung (irritable), cemas, menakutkan (terrify),

10
marah, meluap-luap (expansived), euforia, hampa, rasa bersalah, perasaan
kagum (awed), sia-sia (futile), merendahkan diri sendiri (self– contemptuous),
anhedonia, alexithymic
2. Afek : (ekspresi keluar dari pengalaman dunia dalam pasien), Bagaimana
pemeriksa menilai afek pasien–luas, terbatas, tumpul atau datar, dangkal
(shallow), jumlah dan kisaran dari ekspresi perasaan ; sukar dalam memulai,
menahan (sustaining) atau mengakhiri respons emosinal, ekspresi emosi serasi
dengan isi pikiran, kebudayaan,
3. Keserasian : keserasian respon emosional pasien dapat dinilai dalam hubungan
dengan masalah yang sedang dibahas oleh pasien. Sebagai contoh, pasien
paranoid yang melukiskan waham kejarnya harus marah atau takut tentang
pengalaman yang sedang terjadi pada mereka. Afek yang tidak serasi, ialah
suatu mutu respons yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia; afeknya
inkongruen dengan topik yang sedang mereka bicarakan. (contohnya : mereka
mempunyai afek yang datar ketika berbicara tentang impuls membunuh).
Ketidak serasian juga mencerminkan tarap hendaya dari pasien untuk
mempertimbangkan atau pengendalian dalam hubungan dengan respons
emosional.

D. Pikiran dan Persepsi :


1. Bentuk Pikiran :

a. Produktivitas : Ide yang meluap-luap (overabundance of ideas),


kekurangan ide (paucity of ideas), ide yang melompat-lompat (flight of
ideas), berpikir cepat, berpikir lambat, berpikir ragu-ragu (hesitant thinking),
apakah pasien bicara secara spontan ataukah menjawab hanya bila ditanya,
pikiran mengalir (stream of thought), kutipan dari pasien (quotation from
patient)
b. Arus pikiran : Apakah pasien menjawab pertanyaan dengan sungguh-
sungguh dan langsung pada tujuan, relevan atau tidak relevan, asosiasi
longgar, hubungan sebab akibat yang kurang dalam penjelasan pasien; tidak
logis, tangensial, sirkumstansial, melantur (rambling), bersifat mengelak
(evasive), perseverasi, pikiran terhambat (blocking) atau pikiran kacau
(distractibility)
c. Gangguan Berbahasa : Gangguan yang mencerminkan gangguan mental
seperti inkoheren, bicara yang tidak dimengerti (word salad), asosiasi bunyi
(clang association), neologisme.

2. Isi Pikiran :
a. Preokupasi : Mengenai sakit, masalah lingkungan, obsesi, kompulsi, fobia,
rencana bunuh diri, membunuh, gejala-gejala hipokondrik, dorongan atau
impuls-impuls antisosial.

3. Gangguan Pikiran :
a. Waham : Isi dari setiap sistim waham, organisasinya,
pasien yakin akan kebenarannya, bagaimana waham ini mempengaruhi
kehidupannya, ; waham penyiksaan–isolasi atau berhubungan dengan
kecurigaan yang menetap, serasi mood (congruent) atau tak serasi mood
(incongruent)

11
b. Ideas of Reference dan Ideas of influence :
Bagaimana ide mulai, dan arti / makna yang menghubungkan pasien dengan
diri mereka.

4. Gangguan Persepsi :
a. Halusinasi dan Ilusi : Apakah pasien mendengar suara atau melihat
bayangan, isi, sistim sensori yang terlibat, keadaan yang terjadi, halusinasi
hipnogogik atau hipnopompik ; thought brocasting.
b. Depersonalisasi dan Derealisasi : Perasaan yang sangat berbeda terhadap
diri dan lingkungan.

5. Mimpi dan Fantasi


a. Mimpi : satu yang menonjol, jika ia iingin menceritakan, mimpi buruk
b. Fantasi : berulang, kesukaan, lamunan yang tak tergoyahkan

E. Sensorium :
1. Kesadaran : Kesadaran terhadap lingkungan, jangka waktu perhatian,
kesadaran berkabut, fluktuasi tingkat kesadaran, somnolen, stupor, kelelahan,
keadaan fugue.
2. Orientasi :
a. Waktu : Apakah pasien mengenal hari secara benar, tanggal, waktu dari
hari, jika dirawat di rumah sakit dia mengetahui sudah berapa lama ia dia
berbaring disitu,
b. Tempat : Apakah pasien tahu dimana dia berada
c. Orang : Apakah pasien mengetahui siapa yang memeriksa dan apa peran
dari orang-orang yang bertemu denganya.
3. Konsentrasi dan Perhitungan : Pengurangan 7 dari 100 dan hasilnya tetap
dikurangi 7. jika pasien tidak dapar dengan pengurangan 7. pasien dapat tugas
lebih mudah – 4 x 9; 4 x 5 ; Apakah cemas atau beberap gangguan mood atau
konsentrasi yg bertanggung jawab terhadap kesulitan ini.
4. Daya ingat : Gangguan, usaha yang membuat menguasai gangguan itu –
penyangkalan, konfabulasi, reaksi katastropik, sirkumstansialitas yang
digunakan untuk menyembunyikan kekurangannya, apakah proses registrasi,
retensi, rekoleksi material terlibat.
a. Daya ingat jangka panjang (remote memory) : data masa kanak-kanak,
peristiwa penting yang terjadi ketika masih muda atau bebas dari penyakit,
persoalan-persoalan pribadi.
b. Daya ingat jangka pendek (Recent past memory, recent memory) : beberapa
bulan atau beberapa hari yang lalu, apa yang dilakukan pasien kemarin,
sehari sebelumnya, sudah sarapan, makan siang, makan malam.
c. Daya ingat segera (immediate retention and recall) : kemampuan untuk
mengulangi enam angka setelah pemeriksa mendiktekannya – pertama maju,
kemudian mundur, sedudah beberapa menit interupsi, tes pertanyaan yang
lain, pertanyaan yang sama, jika diulang, sebutkan empat perbedaan jawaban
pada empat waktu.
d. Pengaruh atau kecacatan pada pasien : mekanime pasien mengembangkan
kemampuan menguasai kecacatan

5. Tingkat Pengetahuan : Tingkat pendidikan formal, perkiraan kemampuan


intelektual pasien dan apakah mampu berfungsi pada tingkat dasar pengetahuan.

12
: jumlah, perhitungan, pengetahuan umum, pertanyaan harus relevan dengan
latar belakang pendidikan dan kebudayaan pasien.
6. Pikiran Abstrak : Gangguan dalam formulasi konsep; cara pasien
mengkonsepsualisasikan atau menggunakan ide-idenya, (misalnya membedakan
antara apel dan pear, abnormalitas dalam mengartikan peribahasa yang
sederhana, misalnya ; “Batu-batu berguling tidak dikerumuni lumut”;
jawabannya mungkin konkrit. Memberikan contoh-contoh yang spesipik
terhadap ilustrasi atau arti) atau sangat abstrak (memberikan penjelasan yang
umum) ; kesesuaian dengan jawaban.

F. Tilikan :
1. Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit
2. Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta pertolongan
tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan
3. Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar,
medis atau faktor organik yang tidak diketahui.
4. Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan kegagalan
dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan irrasional atau terganggu, tanpa
menerapkan pengetahuannya untuk pengalaman dimasa mendatang
5. Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran emosional terhadap motif-
motif perasaan dalam, yang mendasari arti dari gejala; ada kesadaran yang
menyebabkan perubahan kepribadian dan tingkah laku dimasa mendatang;
keterbukaan terhadap ide dan konsep yang baru mengenai diri sendiri dan orang-
orang penting dalam kehidupannya.

G. Daya nilai :
1. Daya nilai Sosial : Manifestasi perilaku yang tidak kentara yang
membahayakan pasien dan berlawanan dengan tingkah laku yang dapat diterima
budayanya. Adanya pengertian pasien sebagai hasil yang tak mungkin dari
tingkah laku pribadi dan pasien dipengaruhi oleh pengertian itu.
2. Uji daya nilai : pasien dapat meramalkan apa yang akan dia lakukan dalam
bayangan situasi tsb. Misalnya apa yang akan dilakukan pasien dengan
perangko, alamat surat yang dia temukan dijalan.
3. Penilaian Realitas : kemampuan membedakan kenyataan dengan fantasi

III. Pemeriksaan Lanjutan


A. Pemeriksaan Fisik :
B. Pemeriksaan Neurologis :
C. Diagnostik Psikiatrik Tambahan
D. Wawancara dengan keluarga, teman, tetangga dengan seorang sosial
worker
E. Pemeriksaan laboratorium

IV. Ringkasan / Ikhtisar Penemuan Bermakna


Ringkasan gejala-gejala mental, fisik dan laboratorium yang ditemukan, hasil tes
neurologik dan psikologik, jika tersedia, termasuk obat-obatan yang digunakan pasien,
dosis, lamanya. Penjelasan dari pikiran tercermin dalam penjelasan tulisan. Ketika
ringkasan status mental misalnya frase “pasien menjangkali halusinasi dan
waham”adalah tidak setepat “pasien menyangkal mendengar suara atau berpikir bahwa
dia ada yang mengikuti”

13
V. Diagnosis :
Terdiri dari 5 aksis :
Aksis 1 : Sindroma Klinik (Gg. Afektif, Skizofrenia, Gg. Cemas Menyeluruh, dll)
Aksis II : Gg. Kepribadian, Retardasi Mental, dan Mekanisme Pertahanan
Aksis III : Kondisi Medis Umum (Epilepsi, penyakit kardiovaskuler, Gg. Endokrin)
Aksis IV : Problem Psikososial dan Lingkungan
Aksis V : Global Assessment Function

VI. Prognosis :

Pendapat mengenai kemungkinan perjalanan penyakit dimasa yang akan datang,


perluasannya, dan akibat dari gangguan, faktor-faktor prognstik baik dan buruk; tujuan
khusus terapi

VII. Formulasi Psikodinamika

VIII. Rencana Pengobatan :


Terapi Modalitas yang direkomendasikan, peranan dari medikasi, pasien rawat jalan
atau rawat inap, kemungkinan lamanya terapi, tipe psikoterapi : individual, kelompok,
keluarga; gejala atau problem yang diterapi; pengobatan awal harus langsung terhadap
setiap situasi yang mengancam kehidupan seperti : resiko bunuh diri, resiko
membahayakan orang lain yang membutuh perawatan psikiatrik, membahyakan diri
sendiri atau orang lain merupakan alasan yang dapat diterima (secara hukum dan medis
untuk dirawat diluar kemauan sendiri; pada ketiadaan kebutuhan kurungan, berbagai
alternatif pengobatan rawat jalan harus disediakan setiap hari di rumah sakit, supervisi
tempat tinggalnya, psikoterapi dan farmakoterapi diantara orang lain. Pada beberapa
kasus rencana terapi ini harus menyertakan kejuruan dan latihan ketrampilan
psikososial, bahkan masalah hukum dan kehakiman.
Rencana pengobatan yang menyeluruh membutuhkan pendekatan terapi tim yang terdiri
dari psikolog, pekerja sosial, perawat, terapis aktivitas dan kerja, dan berbagai
profesional kesehatan mental.

IX. Status Mental


A. Penampilan
B. Bicara
C. Mood dan Afek
D. Pikiran dan Persepsi
E. Sensorium
F. Tilikan
G. Penilaian

X. Pemeriksaan Lanjut
A. Pemeriksaan Fisik
B. Pemeriksaan Neurologi
C. Pemeriksaan Psikiatrik tambahan
D. Wawancara dengan Keluarga, teman, tetangga dan dengan social worker.

14
XI. Ikhtisar Penemuan Bermakna

XII. Diagnosis
Axis I :
Axis II :
Axis III :
Axis IV :
Axis V :

XIII. Prognosis
XIV. Formulasi Psikodinamik
XV. Rencana Pengobatan

15
TEHNIK ANAMNESIS DENGAN PASIEN SENDIRI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Mahasiswa dapat melakukan wawancara dengan tehnikwawancara yang baik dan benar.

TUJUAN UNSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah melakukan latihan ketrampilan ini, diharapkan mahasiswa :
1. Mampu melakukan wawancara dengan baik baik dan benar
2. Mampu membuka dan memulai wawancara serta mengatasi kebuntuan wawancara
3. Mampu menerapkan bagaimana cara bersikap sebagai dokter dalam mewawancarai
pasiennya
4. Mampu membina hubungan dokter - pasien dengan baik dan berkelanjutan.(rapport)
5. Mampu mengali dan mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan anamnesa
(identifikasi, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat pribadi, riwayat keluarga dsb)
penyakit neuro-psikiatri,
6. Mampu bersikap empati terhadap penderitaan pasien
7. Mampu menyusun laporan status neuro-psikiatri dan mengutarakan kembali dengan
baik dan benar.
8. Mampu berkomunikasi secara verbal dan nonverbal dengan baik
9. Mampu mendengarkan dan menanggapi keluhan pasien dengan baik dan benar.
10. Mampu membuat kesimpulan hasil wawancara yang dilakukan

16
STRATEGI DAN CARA PELATIHAN

PENUNTUN PEMBELAJARAN
TEHNIK WAWANCARA (ANAMNESIS PSIKIATRI)
(digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan mengguakan kriteria berikut :
1. Perlu perbaikan : Langkat-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, tetapi ridak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan dan efisien

NO LANGKAH / KEGIATAN NILAI


0 1 2
FASE PERKENALAN
1. Persilahkan pasien masuk ke ruangan
2. Sapa pasien dengan mengucapkan salam dan
senyum yang ramah
3. Perkenalkan diri sambil menjabat tangan pasien
4. Persilahkan pasien duduk
5. Tunjukkan sikap empati
FASE PEMBUKAAN
6. Tawarkan bantuan yang dapat diberikan
7. Tanyakan alasannya datang ke poliklinik atau
keluhan utama dan sejak kapan keluhan ini
dirasakan.
8.. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan
diagnosis banding dan diagnosis sementara
FASE INTI
9. Tanyakan bagaimana gejala awal penyakit, ,
sifatnya gejala, lokasi dan penjalaran, lamanya,
keparahan, dan tanyakan gejala-gejala lain yang
menyertainya, serta bagaimana perkembangan
penyakitnya selanjutnya ,
10. Tanyakan pengaruh penyakit tsb terhadap
aktivitas sosial dan pekerjaan serta penggunaan
waktu senggang.
11. Singkirkan dan atau masukan berbagai
kemungkinan diagnosis dengan menggunakan
pertanyaan terpusat dan terinci
12. Tanyakan riwayat penyakit dahulu/sebelumnya
13. Tanyakan riwayat perkembangan pribadi
14. Tanyakan riwayat penyakit keluarga
15. Tanyakan keadaan diri dan lingkungan pasien
saat ini
FASE PENUTUP

17
16. Berikan pasien kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan pada akhir wawancara.
FASE PENGAKHIRAN
17. Buat kesimpulan hasil wawancara
18. Tegakkan Diagnosa Multi Aksial
19. Susun rencana alternatif terapi
20. Jabat tangan pasien sambil memberi harapan
kepada pasien agar segalanya berjalan lancar dan
baik

*EVALUASI
DAFTAR PENILAIAN
TEHNIK WAWANCARA

Petunjuk : Berilah tanda (√ ) pada kotak yang sesuai,


Nilai 0 = tidak dilakukan, 1 = dilakukan tapi tidak memuaskan, 2 = memuaskan

NO. ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN


0 1 2
Keterampilan Membina Rapport
1. Mempersilahkan pasien masuk ke ruangan
2. Menyapa pasien dengan penuh keakraban
3. Memperkenalkan diri sambil menjabat tangan
pasien
4. Mempersilahkan duduk
5. Menunjukkan sikap empati
Keterampilan Memulai Wawancara
6. Menawarkan bantuan yang dapat diberikan
7. Menanyakan alasan pasien datang ke poliklinik
atau keluhan utama dan sejak kapan keluhan in
dirasakan.
8. Menggunakan keluhan utama untuk menentukan
diagnosis banding dan diagnosa sementara
Keterampilan Menggali Informasi
9 Menanyakan riwayat penyakit sekarang mulai dari
onsetnya dan, sifatnya gejalanya, frekwensinya,
lamanya, keparahannya, perjalanan penyakitnya,
gejala-gejala lain yang menyertainya,
10. Menanyakan pengaruh penyakit tsb terhadap
aktivitas sosial dan pekerjaan serta penggunaan
waktu senggang
11 Menyingkirkan dan atau masukan berbagai
kemungkinan diagnosis dengan menggunakan
pertanyaan terpusat dan terinci.
12. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
13. Menanyakan riwayat pribadi

18
14.. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
15. Menanyakan keadaan diri dan lingkungan pasien
saat ini
Keterampilan Menutup Wawancara
16. memberikan pasien kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan pada akhir wawancara.
17 Membuat kesimpulan hasil wawancara
18 Menegakkan Diagnosa Multiaksial
19 Menyusun rencana pengobatan
20 Menjabat tangan pasien sambil memberi harapan
kepada pasien agar segalanya berjalan lancar dan
baik

Komentar / kesimpulan : .........................................................................................

Rekomendasi : ..........................................................................................................

RUJUKAN :

1. American Psychiatric Association : Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorders IV American Psychiatric Association, , Washington DC, 1994.
2. Departemen Kesehatan RI : Pedoman Penggolongan dan Diagnostic Gangguan Jiwa
Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta, 1993.
3. Departemen Kesehatan RI.; Suplemen Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa III, Direktorat Pelayanan Medik DepKes RI. Jakarta, 1995
4. Hamilton M. : Fish’s Clinical Psychopathology, Bristol, JohnWright & Son Ltd. Great
Britania, 1974.
5. Shea CS : Psychiatric Interviewing The Art and Understanding, WB Saunders
Company, Philadelphia, Pennsylvania, 1988..
6. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH, : Textbook of Psychiatry, Churchil Livingstone,
London, First published, 1986
7. Basanelli A, Carosella N, : Penilaian Psikiatrik Awal, dalam Buku Saku Psikiatri
Residen Bagian Psikiatri UCLA. Editor : Barry Guze, Steven Richelmer, Alih bahasa :
R. F. Maulany. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1994,
8. Barber JK, Jenkins, : Clinical Assesment. In Behavioral Science. Wiener JM (ed). 2nd
Edition, NMS William & Wilkins, Baltimore. 1990. Kaplan HI, Sadock BJ, : Pocket
Handbook of Emergency Psych
9. Kaplan HI, Sadock BJ, : Pocket Handbook of Emergency Psychiatric Medicine.
Willliam & Wilkins, Baltimore, 1994.
10. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, : Synopsis of Psychiatry – Behavioral Sciences
Clinical Psychiatry, 9Th Edition , Willliam & Wilkins, Baltimore, 1994.
11. Kolb LC : Modern Clinical Psychiatry, 11th Edition, WB Saunders Company,
Philadelphia, 2002.
12. Maramis WF : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, 1980.
13. Tomb DA : Buku Saku Psikiatri Edisi 6, Alih bahasa, Martina Wiwie, Edisi bahasa
Indonesia, EGC, Jakarta, 2003.
14. Wiener JM : Behavioral Science, 2nd Edition, NMS William & Wilkins, Baltimore.
1990.

19

Anda mungkin juga menyukai