SISTEM
IMUNOLOGI-HEMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….. 1
Daftar Isi ………….…………………………………………………………….. 2
Pengantar………………………………………………………………………... 3
Keterampilan klinis
1. Anamnesis ……………………………………………………………… 5
2. Pemeriksaan fisik umum…………………………….. ………………….. 11
3. Pemeriksaan fisik diagnoostik khusus/tambahan………………………… 19
4. Skin test sebelum pemberian obat injeksi …..………..………………….. 27
2
PENGANTAR
Blok Sistem Imuno-Hematologi merupakan mata kuliah yang disajikan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada semester 02. Berdasarkan SKDI (Standar
Pendidikan Dokter Indonesia), kompetensi keterampilan klinis system Imuno-Hematologi
adalah sebagai berikut :
Sehingga untuk memenuhi tujuan pembelajaran sesuai dengan SKDI maka salah satu
proses pembelajaran didalamnya adalah dengan metode clinical skill lab (CSL).
Adapun pada tingkat preklinik ini, keterampilan Sistem Imunologi-Hematologi tidak
diberikan, mengingat beberapa keterampilan klinis akan diberikan saat tahapan
Kepaniteraan Klinik. Pada Sistem Imunologi-Hematologi ini terdiri atas 4 (enam)
keterampilan utama, yaitu :
3
1. Anamnesis terpimpin keluhan/simptoms yang berhubungan dengan Sistem Imunologi-
Hematologi dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke
diagnosis Sistem Imunologi-Hematologi
2. Keterampilan pemeriksaan fisik umum Sistem Imunologi-Hematologi berupa inspeksi
,auskultasi, palpasi dan perkusi.
3. Keterampilan pemeriksaan fisik/diagnostik khusus/Tambahan Sistem Imunologi-
Hematologi. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini,
mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik sehubungan
sistem ini secara berurutan serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari
sistem ini.
4. Keterampilan klinis skin test sebelum pemberian obat injeksi
4
KETERAMPILAN KLINIS 01
HISTORY TAKING/ANAMNESIS
SISTEM IMUNOLOGI-HEMATOLOGI
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendapatkan riwayat medis (bio-physical history) secara komplet dan akurat , dengan
tujuan untuk mengenali suatu pola yang bisa mengarah pada suatu penyakit.
2. Menyusun suatu wawancara medis yang efektif dan efisien dalam segi waktu tetapi
tetap dapat meningkatkan proses ”diagnostic reasoning”.
3. Mengikutsertakan pasien dalam suatu proses interaktif, meningkatkan pemahaman
pasien, serta menjaga hubungan baik dengan pasien.
Kemudian pada saat melaksanakan tahap – tahap komunikasi dokter pasien tersebut ada
dua hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu :
• Kemampuan menjalin hubungan / sambung rasa dengan pasien (building the
relationship).
• Kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation).
ANAMNESIS
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven).
5
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara
mencari data :
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah
identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.
Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan
yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari
pertolongan, misalnya : muntah, Mencret, Nyeri perut, dll. Keluhan utama ini sebaiknya
tidak lebih dari satu keluhan.
- Onset ( lama ) , Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
- Location (lokasi) Lokasi dimana ? perut kanan atas, kanan bawah menyebar atau tidak ?)
- Duration (durasi) – apakah terus menerus, apakah hanya malam? seberapa sering terjadi
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
6
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
& jawab 2. Dua orang instruktur, 1 sebagai dokter & 1
sebagai pasien memberikan contoh bagaimana
cara melakukan anamnesa lengkap Mahasiswa
menyimak/mengamati
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instrukstur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting
4. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
pada manikin atau probandus
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya
3. Praktek bermain 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi
peran dengan pasanganpasangan. Seorang mentor
umpan balik diperlukan untuk mengamati 2 pasang
2. Setiap pasangan berpraktek, 1 orang sebagai
dokter (pemeriksa) dan 1 orang sebagai
pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya
akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan daftar
tilik
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih 1 kali
4. Curah pendapat / 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : apa yang dirasakan
diskusi mudah atau sulit ? Menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dilakukan oleh dokter agar
pasien merasa nyaman?
2. Instruktur menyimpulkan dengan menjawab
pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal
yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit
7
( Digunakan oleh Peserta )
Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1.
Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang dihilangkan
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan benar, sesuai dengan urutannya dan efisien
4. TS (Tidak Sesuai) : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan
keadaan
8
8. Menanyakan keluhan sistemik lain (review of system) yang
mungkin dirasakan pasien
9. Mengidentifikasi riwayat penyakit/kesehatan masa lalu (Past
Medical History)
Apakah pernah menderita sakit kuning
Mengidentifikasi Penyakit yang saat ini masih berlangsung.
Missal DM, Hipertensi, jika ada, tanyakan lama terdiagnosis
penyakit
Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan, untuk melengkapi
riwayat penyakit saat ini dan menambah data riwayat penyakit
masa lalu
Penyakit yang saat telah sembuh, seperti riwayat pembedahan
saluran cerna, perawatan rumah sakit, dll
10. Mengidentifikasi penyakit yang diderita keluarga pasien
(family history), kalau perlu membuat genogram.
11. Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan sosial (sosial history)
pasien, alkoholik, rokok, menggunakan obat non-steroid
antiinflamasi atau jamu, minum yang bersifat korosif
Riwayat vaksinasi
Riwayat trasnfusi daah, penggunaan obat-obatan suntik, sex
bebas
12 Mengulangi dan merangkum hasil wawancara
9
PENILAIAN EMPATI
10
KETERAMPILAN KLINIS 02
Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam keterampilan medis ini adalah diharapkan mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan fisik. Diharapkan setelah pembelajaran mahasiswa : 1.
Mampu menerangkan tujuan pemeriksaan fisik
2. Mampu melakukan inspeksi menyeluruh.
3. Mampu melakukan perkusi untuk menentukan batas hepar dan lien.
4. Mampu melakukan palpasi superficial menyeluruh.
5. Mahasiswa mampu menganalisis dan menyimpulkan data yang didapat untuk membuat
langkah diagnostik selanjutnya.
A. Inspeksi
Dengan berdiri di sebelah kanan penderita, perhatikan :
1. Kulit Perhatikan apakah tampak pucat, atau kekuningan jaringan parut, perubahan
warna kulit, bekas tanda garukan.
2. Perhatikan bentuk, lokasi dan adanya tanda-tanda inflamasi.
3. Bentuk perut Perhatikan simetri, pembesaran organ atau adanya massa. Perhatikan juga
daerah inguinal dan femoral. Kemungkinan yang ditemukan : tonjolan nyata, tonjolan
suprapubik, hepar atau limpa yang membesar, tumor.
4. Perhatikan apakah ada lebam, jejas pada kulit.
No LANGKAH/KEGIATAN
Persiapan Dokter
Persiapan Pasien
11
Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan
1
dan manfaatnya secara ringkas dan sederhana.
Melihat dan mencatat keadaan umum pasien: sakit ringan, sakit sedang
7
atau sakit berat
Pemeriksaan Kepala/Muka
12
Menekan dengan lembut pada sternum dan kedua klavikula dengan
13 pangkal telapak tangan dan meminta pada pasien untuk mengatakan jika
terdapat nyeri tekan atau tidak.
Pemeriksaan Abdomen
Memeriksa denyut nadi pasien. Takikardi (denyut nadi lebih dari 100
19
kali per menit) dapat ditemukan pada pasien anemia.
PALPASI HATI
Langkah pemeriksaan :
• Letakkan tangan kiri anda di belakang penderita sejajar dan menopang iga 11 dan 12.
• Ingatkan penderita untuk rileks.
• Tekankan tangan kiri ke ke depan sehingga hati akan mudah teraba dari depan.
13
• Letakkan tangan kanan anda pada perut sisi kanan lateral otot rektus dengan ujung jari
tangan tepat di bawah daerah pekak hati.
• Arah jari bisa ke arah kepala penderita.
• Minta penderita menarik nafas dalam. Raba tepi hepar yang menyentuh jari anda. Catat
adanya rasa sakit.
• Palpasi seluruh tepi hati, gambar batas bila membesar.
• Ukur jarak dari tepi kanan arkus kosta pada garis midklavikula ke arah garis yang dibuat
PALPASI LIEN
• Dengan melingkari penderita, tangan kiri diletakkan di belakang bagian bawah iga-iga
kiri dan didorongkan ke depan.
• Untuk memulai palpasi letakkan tangan kanan di bawah dugaan tepi limpa dan tekankan
ke arah limpa.
• Minta penderita bernapas dalam dan rasakan tepi limpa yang akan turun ke bawah dan
menyentuh jari anda.
• Setelah tepi limpa teraba lanjutkan palpasi ke arah lateral dan medial di mana akan teraba
incisura lienalis.
•untuk menilai pembesaran lien dapat dilakukan dengan metode Schuffner & metode
Hacket
14
Palpasi 0 1 2
1. Tangan pemeriksa harus hangat sesuai suhu ruangan/tubuh
2. Pasien diminta menekuk kedua lutut, & bernapas dengan
mulut terbuka
3. Lakukan percakapan dengan pasien sambil melakukan
palpasi
4. Lakukan palpasi ringan :
- Telapak tangan secara perlahan-lahan ditempatkan di
abdomen dengan jari-jari adduksi kemudian ditekan
lembut ke dinding abdomen dengan kedalaman 1 cm
- Kuku jari jangan sampai menusuk dinding abdomen
Melakukan palpasi ke seluruh permukaan abdomen.
Mengidentifikasi: organ superfisial, massa, nyeri tekan,
atau daerah ”resistensi” terhadap tekanan tangan.
5. Lakukan palpasi dalam dengan langkah yang sama pada
palpasi ringan namun menekan lebih dalam (4-5 cm)
15
6. Pada saat gerakan menekan ke bawah, ujung jari masuk ke
dinding abdomen dan menemukan struktur dibawahnya
dengan rata-rata tekanan ke atas dan ke bawah 4-5 cm
7. Perhatikan wajah atau ekspresi pasien saat melakukan palpasi
8. Palpasi kuadran kiri abdomen :
- Tujuan : menemukan palpable lien (dengan metode
Schuffner & metode Hacket), & ginjal kiri
- Normal tidak ditemukan massa yang dapat di palpasi
- Lakukan bimanual palpasi dengan tangan kanan
dimasukkan di belakang margin kosta kiri pada garis
midaksillaris, dan tangan kiri ditempatkan dibawah
toraks sehingga jari-jari dibengkokkan dibawah tulang
iga.
- Pasien diminta bernafas dalam, pada saat tercapai inspirasi
dalam, tangan kanan dimasukkan lebih dalam di belakang
margin kosta dan dinaikkan, sementara tangan kiri
menaikkan costovertebra bagian belakang.
- Dilakukan beberapa kali sesuai irama inspirasi sambil
menempatkan posisi tangan kanan berganti tempat/ arah
9. Palpasi kuadran kanan abdomen :
- Tujuan: menemukan palpable hepar, ginjal kanan
- Tangan kanan dengan jari-jari adduksi dimasukkan dibawah
margin tulang rusuk kanan dengan permukaan volar
tangan menyentuh permukaan abdomen, sensasi taktil
akan diterima ujung-ujung jari.
- Supinasi tangan kiri ditempatkan dibawah toraks kanan
- Saat inspirasi dalam, tangan kanan digerakkan ke arah
superior dan profunda pada saat inspirasi akhir tercapai,
secara bersamaan area costovertebra kanan dinaikkan
oleh tangan kiri
10. Apabila ditemukan nyeri yang langsung terjadi pada saat
melakukan palpasi abdomen, kepala pasien dapat ditinggikan
lagi memakai bantal
11. Apabila ditemukan massa pada abdomen, dilakukan penilaian
dalam hal: lokasi, ukuran, besar, kekenyalan, mobilitas dan
pulsasi
D. PERKUSI
Berguna untuk orientasi abdomen, untuk meyakinkan pemeriksaan hati, lien dan
mengidentifikasi adanya cairan asites, benda padat, massa yang terisi cairan dan udara
bebas di perut serta usus.
PERKUSI HEPAR
Prosedur pemeriksaan :
• Perkusi ringan perut di linea medioklavikularis kanan di bawah level umbilikus ke arah
hati (di daerah timpani bukan pekak).
• Beri tanda tempat perubahan pekak yang merupakan batas bawah hati.
• Perkusi dari daerah redup paru ke bawah pada garis yang sama.
• Beri tanda batas peralihan ke pekak.
• Ukur panjang antara 2 tanda tersebut yang merupakan ”liver spans” (tinggi hati).
• Bila hati membesar perkusi tempat lain dan beri tanda batas tepi hati.
Liver span normal : 6-12 cm. Pada penyakit paru obstruktif pekak hati menurun tetapi liver
span normal.
Liver span meninggi : hepatomegali (hepatitis, CHF), efusi pleura kanan.
16
Liver span menyempit : hepar kecil (sirosis hepatis), udara bebas di bawah diafragma.
Perkusi 0 1 2
1. Lakukan perkusi pada ke empat kuadran abdomen
2. Perkusi batas paru-hepar untuk Menentukan batas atas hepar
dengan perkusi di Linea Medioclaviculer kanan mulai ICS II
ke arah bawah. Beri tanda daerah perubahan sonor - redup
3. Bunyi resonan dada menjadi redup ketika mencapai hepar,
dilanjutkan ke bawah, bunyi redup menjadi tympani bila
perkusi di atas kolon
Menentukan batas bawah hepar dengan perkusi di Linea
Medioclaviculer kanan mulai setinggi bawah umbilicus ke
arah atas. Beri tanda daerah perubahan timpani - redup.
4. Tentukan lokasi dan ukuran hepar
Mengukur batas atas dan bawah hepar (liver span). Normal
liver span sepanjang 8-12 cm
17
6 Menilai hasil perkusi Traube’s space (suara timpani tanda
limpa normal dan suara redup kemungkinan limpa membesar
ke arah anterior)
3. Ciptakan suasana membantu dan menyenangkan
4. Tanyakan identitas : nama, umur, alamat, pekerjaan
18
Tes Rumple Leede (Tes Bendungan)
5 Membuka manset.
Membuat lingkaran imajiner sekitar 2 inchi (5cm) pada daerah lengan yang paling banyak
6
terdapat bintik-bintik peteki.
7 Interpretasi: bintik peteki lebih dari 20 maka dilaporkan tes Rumple Leede positif.
19