Anda di halaman 1dari 19

PENUNTUN CSL

SISTEM
IMUNOLOGI-HEMATOLOGI

dr. Laode Kardin, Sp.PD

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………….. 1
Daftar Isi ………….…………………………………………………………….. 2
Pengantar………………………………………………………………………... 3
Keterampilan klinis
1. Anamnesis ……………………………………………………………… 5
2. Pemeriksaan fisik umum…………………………….. ………………….. 11
3. Pemeriksaan fisik diagnoostik khusus/tambahan………………………… 19
4. Skin test sebelum pemberian obat injeksi …..………..………………….. 27

2
PENGANTAR

Blok Sistem Imuno-Hematologi merupakan mata kuliah yang disajikan pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada semester 02. Berdasarkan SKDI (Standar
Pendidikan Dokter Indonesia), kompetensi keterampilan klinis system Imuno-Hematologi
adalah sebagai berikut :

Sehingga untuk memenuhi tujuan pembelajaran sesuai dengan SKDI maka salah satu
proses pembelajaran didalamnya adalah dengan metode clinical skill lab (CSL).
Adapun pada tingkat preklinik ini, keterampilan Sistem Imunologi-Hematologi tidak
diberikan, mengingat beberapa keterampilan klinis akan diberikan saat tahapan
Kepaniteraan Klinik. Pada Sistem Imunologi-Hematologi ini terdiri atas 4 (enam)
keterampilan utama, yaitu :

3
1. Anamnesis terpimpin keluhan/simptoms yang berhubungan dengan Sistem Imunologi-
Hematologi dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke
diagnosis Sistem Imunologi-Hematologi
2. Keterampilan pemeriksaan fisik umum Sistem Imunologi-Hematologi berupa inspeksi
,auskultasi, palpasi dan perkusi.
3. Keterampilan pemeriksaan fisik/diagnostik khusus/Tambahan Sistem Imunologi-
Hematologi. Diharapkan setelah selesai mengikuti kegiatan ketrampilan klinik ini,
mahasiswa mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik sehubungan
sistem ini secara berurutan serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari
sistem ini.
4. Keterampilan klinis skin test sebelum pemberian obat injeksi

4
KETERAMPILAN KLINIS 01

HISTORY TAKING/ANAMNESIS
SISTEM IMUNOLOGI-HEMATOLOGI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari keterampilan History Taking/ Anamnesis ini, diharapkan mahasiswa


mampu :

1. Mendapatkan riwayat medis (bio-physical history) secara komplet dan akurat , dengan
tujuan untuk mengenali suatu pola yang bisa mengarah pada suatu penyakit.
2. Menyusun suatu wawancara medis yang efektif dan efisien dalam segi waktu tetapi
tetap dapat meningkatkan proses ”diagnostic reasoning”.
3. Mengikutsertakan pasien dalam suatu proses interaktif, meningkatkan pemahaman
pasien, serta menjaga hubungan baik dengan pasien.

Tahap komunikasi dokter-pasien meliputi :

1. Memulai wawancara (initiating the session)


2. Mengumpulkan informasi (gathering information)
3. Penjelasan dan perencanaan (explanation and planning)
4. Menutup wawancara (closing the session)

Kemudian pada saat melaksanakan tahap – tahap komunikasi dokter pasien tersebut ada
dua hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu :
• Kemampuan menjalin hubungan / sambung rasa dengan pasien (building the
relationship).
• Kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation).

Kemampuan menjalin hubungan dan kemampuan menstruktur wawancara harus selalu


digunakan (secara tepat) pada tiap tahap komunikasi dokter-pasien. Bisa dikatakan ketiga
hal tersebut harus bisa berjalan secara paralel pada saat wawancara sedang berlangsung.

ANAMNESIS
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara
anamnesis (The Sacred Seven).

5
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara
mencari data :

1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalah
identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.

1. Riwayat Penyakit Sekarang,

Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan
yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari
pertolongan, misalnya : muntah, Mencret, Nyeri perut, dll. Keluhan utama ini sebaiknya
tidak lebih dari satu keluhan.

Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan


menggunakan tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven), yaitu dengan pola
“OLDCART”

Pertanyaan tersebut meliputi :

- Onset ( lama ) , Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)

- Location (lokasi) Lokasi dimana ? perut kanan atas, kanan bawah menyebar atau tidak ?)

- Duration (durasi) – apakah terus menerus, apakah hanya malam? seberapa sering terjadi

- Character (karakter) , missal Muntah, muntahnya berapa banyak, isi muntahnyaapa?


Apakah ada bercak darah pada muntahan?

- Aggravating (Faktor-faktor yang memperparah)

- Relieving (Faktor-faktor yang mengurangi gejala) –

- Treatment (tatalaksana) apakah sudah mendapat pengobatan?

Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor

6
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa
& jawab 2. Dua orang instruktur, 1 sebagai dokter & 1
sebagai pasien memberikan contoh bagaimana
cara melakukan anamnesa lengkap Mahasiswa
menyimak/mengamati
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya dan instrukstur memberikan
penjelasan tentang aspek-aspek yang penting
4. Kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
pada manikin atau probandus
5. Mahasiswa dapat memperhatikan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dan
instruktur menanggapinya
3. Praktek bermain 100 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi
peran dengan pasanganpasangan. Seorang mentor
umpan balik diperlukan untuk mengamati 2 pasang
2. Setiap pasangan berpraktek, 1 orang sebagai
dokter (pemeriksa) dan 1 orang sebagai
pasien secara serentak
3. Mentor memberikan tema khusus atau
keluhan utama kepada pasien dan selanjutnya
akan ditanyakan oleh si pemeriksa (dokter)
4. Mentor berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan daftar
tilik
5. Setiap mahasiswa paling sedikit berlatih 1 kali
4. Curah pendapat / 15 menit 1. Curah pendapat/diskusi : apa yang dirasakan
diskusi mudah atau sulit ? Menanyakan bagaimana
perasaan mahasiswa yang berperan sebagai
pasien. Apa yang dilakukan oleh dokter agar
pasien merasa nyaman?
2. Instruktur menyimpulkan dengan menjawab
pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal
yang masih belum dimengerti
Total waktu 150 menit

7
( Digunakan oleh Peserta )

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : 1.
Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan tidak sesuai
urutannya atau ada langkah yang dihilangkan
2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisien
3. Mahir : Langkah-langkah dilakukan benar, sesuai dengan urutannya dan efisien
4. TS (Tidak Sesuai) : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan
keadaan

Anamnesis (History Taking)


1. Menyapa pasien dengan menyebut nama & senyum serta
mempersilahkan duduk (jabat tangan)
2. Menanyakan ulang identitas pasien: nama, usia, tempat
tinggal, pekerjaan, status keluarga
3. Menjelaskan tujuan wawancara & mengatakan dokter akan
menjaga kerahasiaan pasien
4. Menanyakan keluhan utama (chief of complaint) pasien

5. Menggali lebih jauh keluhan utama untuk melengkapi riwayat


penyakit saat ini (History of present illness) secara detail
dengan pola “OLDCART”

Onset ( lama ) , Onset / awitan dan kronologis (kapan


terjadinya? berapa lama?)

Location (lokasi) Lokasi dimana ? perut kanan atas, kanan


bawah menyebar atau tidak ?)

Duration (durasi) – apakah terus menerus, apakah hanya


malam? seberapa sering terjadi

Character (karakter) , missal Muntah, muntahnya berapa


banyak, isi muntahnyaapa? Apakah ada bercak darah pada
muntahan?

Aggravating (Faktor-faktor yang memperparah)

Relieving (Faktor-faktor yang mengurangi gejala)

Treatment (tatalaksana) apakah sudah mendapat pengobatan?


Berobat dimana? Mendapat obat apa? Dosis bagaimana?
6. Identifikasi keluhan lain yang terkait dengan riwayat penyakit
saat ini. Bila ada beberapa keluhan lain yang signifikan,
tanyakan lebih detail tentang keluhan-keluhan tersebut.
7. Menggali lebih jauh keluhan penyerta lain secara detail dengan
pola “OLDCART”

8
8. Menanyakan keluhan sistemik lain (review of system) yang
mungkin dirasakan pasien
9. Mengidentifikasi riwayat penyakit/kesehatan masa lalu (Past
Medical History)
Apakah pernah menderita sakit kuning
Mengidentifikasi Penyakit yang saat ini masih berlangsung.
Missal DM, Hipertensi, jika ada, tanyakan lama terdiagnosis
penyakit
Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan, untuk melengkapi
riwayat penyakit saat ini dan menambah data riwayat penyakit
masa lalu
Penyakit yang saat telah sembuh, seperti riwayat pembedahan
saluran cerna, perawatan rumah sakit, dll
10. Mengidentifikasi penyakit yang diderita keluarga pasien
(family history), kalau perlu membuat genogram.
11. Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan sosial (sosial history)
pasien, alkoholik, rokok, menggunakan obat non-steroid
antiinflamasi atau jamu, minum yang bersifat korosif
Riwayat vaksinasi
Riwayat trasnfusi daah, penggunaan obat-obatan suntik, sex
bebas
12 Mengulangi dan merangkum hasil wawancara

13 Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan


apa yang belum jelas atau yang belum disampaikan.
14. Menuliskan hasil anamnesis secara kronologis di status pasien

9
PENILAIAN EMPATI

Catatan: peserta dinyatakan LULUS apabila nilai empati minimal ≥ 2

10
KETERAMPILAN KLINIS 02

PEMERIKSAAN FISIK UMUM


SISTEM IMONOLOGI-HEMATOLOGI

Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam keterampilan medis ini adalah diharapkan mahasiswa
mampu melakukan pemeriksaan fisik. Diharapkan setelah pembelajaran mahasiswa : 1.
Mampu menerangkan tujuan pemeriksaan fisik
2. Mampu melakukan inspeksi menyeluruh.
3. Mampu melakukan perkusi untuk menentukan batas hepar dan lien.
4. Mampu melakukan palpasi superficial menyeluruh.
5. Mahasiswa mampu menganalisis dan menyimpulkan data yang didapat untuk membuat
langkah diagnostik selanjutnya.

Bahan dan Alat


• Stetoscope
• Alat tulis
• Pita Ukur
• Handsanitizer

A. Inspeksi
Dengan berdiri di sebelah kanan penderita, perhatikan :
1. Kulit Perhatikan apakah tampak pucat, atau kekuningan jaringan parut, perubahan
warna kulit, bekas tanda garukan.
2. Perhatikan bentuk, lokasi dan adanya tanda-tanda inflamasi.
3. Bentuk perut Perhatikan simetri, pembesaran organ atau adanya massa. Perhatikan juga
daerah inguinal dan femoral. Kemungkinan yang ditemukan : tonjolan nyata, tonjolan
suprapubik, hepar atau limpa yang membesar, tumor.
4. Perhatikan apakah ada lebam, jejas pada kulit.

No LANGKAH/KEGIATAN

Persiapan Dokter

Mencuci Tangan (Cukup diucapkan lisan)

Persiapan Pasien

11
Menjelaskan mengenai pemeriksaan fisis yang akan dilakukan, tujuan
1
dan manfaatnya secara ringkas dan sederhana.

Memberikan jaminan pada pasien dan keluarganya tentang kerahasiaan


2
semua informasi yang didapatkan pada pemeriksaan fisis tersebut.

Menjelaskan mengenai hak-hak pasien dan keluarganya, misalnya


3
tentang hak menolak untuk diperiksa.

Meminta persetujuan pasien atau keluarga untuk pemeriksaan fisis


4
(informed consent).

Mempersilahkan pasien berbaring dalam posisi mendatar, kepala


5
disanggah 1 bantal.

6 Dokter berdiri di sebelah kanan pasien

Penilaian Status Pasien secara Umum

Melihat dan mencatat keadaan umum pasien: sakit ringan, sakit sedang
7
atau sakit berat

Pemeriksaan Kepala/Muka

8 Melihat dan mencatat kelainan yang dapat diidentifikasi secara sepintas

Meletakkan jari di sela-sela rambut pasien dan menarik rambut secara


9 perlahan dengan sedikit tekanan lalu menilai apakah rambut mudah
tercabut atau tidak

Meletakkan telapak tangan yang dominan di depan wajah pasien lalu


menggerakkan telapak tangan ke arah atas dan meminta pasien untuk
10 mengikuti dengan bola matanya kemudian dokter menarik palpebra
inferior dengan tangan yang satu ke arah bawah dan menilai apakah
konjungtiva pucat (anemia) atau terdapat injeksi atau tidak

Meletakkan telapak tangan yang dominan di depan wajah pasien lalu


menggerakkan telapak tangan ke arah bawah dan meminta pasien untuk
mengikutinya kemudian dokter menarik palpebra superior dengan
11
tangan yang satu ke arah atas dan menilai apakah terdapat sklera kuning
(ikterus) atau terdapat perdarahan pada sklera (biasanya pada
hemofilia) atau tidak

Meminta pasien membuka mulut dan mengamati apakah ada


12 perdarahan atau sisa-sisa perdarahan di dalam mulut, atrofi papil
lidah, hipertrofi ginggiva maupun stomatitis.

Pemeriksaan Dada Depan

12
Menekan dengan lembut pada sternum dan kedua klavikula dengan
13 pangkal telapak tangan dan meminta pada pasien untuk mengatakan jika
terdapat nyeri tekan atau tidak.

Pemeriksaan Abdomen

Memeriksa abdomen secara cermat terutama untuk menentukan


14
splenomegali.

Memeriksa abdomen secara cermat terutama untuk menentukan


15
hepatomegali.

Memeriksa abdomen secara cermat terutama untuk menentukan


16 pembesaran kelenjar para-aorta (biasanya pada ALL, CLL, limfoma
maligna).

Memeriksa ada tidaknya pembesaran kelenjar inguinal dengan


17
melakukan palpasi.

Pemeriksaan Ekstremitas Superior

Memperhatikan secara cermat apakah ada koilonikia kuku, bekas


18
garukan dan inspeksi lipatan palmaris untuk menunjukkan kepucatan.

Memeriksa denyut nadi pasien. Takikardi (denyut nadi lebih dari 100
19
kali per menit) dapat ditemukan pada pasien anemia.

Apabila terdapat purpura, memperhatikan luas dan distribusinya (dari


20
peteki sampai ekimosis).

Memeriksa adanya purpura yang teraba, purpura yang teraba


14
menunjukkan vaskulitis sistemik.

15 Memperhatikan apakah ada perdarahan intraartikuler

Pemeriksaan Ekstremitas Inferior

Melakukan inspeksi tungkai apakah terdapat memar, pigmentasi atau


16 bekas garukan. Purpura yang menonjol (teraba) ditemukan pada purpura
Henoch-Schonlein, perdarahan intraartikuler.

Memperhatikan adanya ulkus pada tungkai, biasanya di atas maleolus


17
medial atau lateral.

PALPASI HATI

Langkah pemeriksaan :
• Letakkan tangan kiri anda di belakang penderita sejajar dan menopang iga 11 dan 12.
• Ingatkan penderita untuk rileks.
• Tekankan tangan kiri ke ke depan sehingga hati akan mudah teraba dari depan.

13
• Letakkan tangan kanan anda pada perut sisi kanan lateral otot rektus dengan ujung jari
tangan tepat di bawah daerah pekak hati.
• Arah jari bisa ke arah kepala penderita.
• Minta penderita menarik nafas dalam. Raba tepi hepar yang menyentuh jari anda. Catat
adanya rasa sakit.
• Palpasi seluruh tepi hati, gambar batas bila membesar.
• Ukur jarak dari tepi kanan arkus kosta pada garis midklavikula ke arah garis yang dibuat

PALPASI LIEN
• Dengan melingkari penderita, tangan kiri diletakkan di belakang bagian bawah iga-iga
kiri dan didorongkan ke depan.
• Untuk memulai palpasi letakkan tangan kanan di bawah dugaan tepi limpa dan tekankan
ke arah limpa.
• Minta penderita bernapas dalam dan rasakan tepi limpa yang akan turun ke bawah dan
menyentuh jari anda.
• Setelah tepi limpa teraba lanjutkan palpasi ke arah lateral dan medial di mana akan teraba
incisura lienalis.
•untuk menilai pembesaran lien dapat dilakukan dengan metode Schuffner & metode
Hacket

14
Palpasi 0 1 2
1. Tangan pemeriksa harus hangat sesuai suhu ruangan/tubuh
2. Pasien diminta menekuk kedua lutut, & bernapas dengan
mulut terbuka
3. Lakukan percakapan dengan pasien sambil melakukan
palpasi
4. Lakukan palpasi ringan :
- Telapak tangan secara perlahan-lahan ditempatkan di
abdomen dengan jari-jari adduksi kemudian ditekan
lembut ke dinding abdomen dengan kedalaman 1 cm
- Kuku jari jangan sampai menusuk dinding abdomen
Melakukan palpasi ke seluruh permukaan abdomen.
Mengidentifikasi: organ superfisial, massa, nyeri tekan,
atau daerah ”resistensi” terhadap tekanan tangan.
5. Lakukan palpasi dalam dengan langkah yang sama pada
palpasi ringan namun menekan lebih dalam (4-5 cm)

15
6. Pada saat gerakan menekan ke bawah, ujung jari masuk ke
dinding abdomen dan menemukan struktur dibawahnya
dengan rata-rata tekanan ke atas dan ke bawah 4-5 cm
7. Perhatikan wajah atau ekspresi pasien saat melakukan palpasi
8. Palpasi kuadran kiri abdomen :
- Tujuan : menemukan palpable lien (dengan metode
Schuffner & metode Hacket), & ginjal kiri
- Normal tidak ditemukan massa yang dapat di palpasi
- Lakukan bimanual palpasi dengan tangan kanan
dimasukkan di belakang margin kosta kiri pada garis
midaksillaris, dan tangan kiri ditempatkan dibawah
toraks sehingga jari-jari dibengkokkan dibawah tulang
iga.
- Pasien diminta bernafas dalam, pada saat tercapai inspirasi
dalam, tangan kanan dimasukkan lebih dalam di belakang
margin kosta dan dinaikkan, sementara tangan kiri
menaikkan costovertebra bagian belakang.
- Dilakukan beberapa kali sesuai irama inspirasi sambil
menempatkan posisi tangan kanan berganti tempat/ arah
9. Palpasi kuadran kanan abdomen :
- Tujuan: menemukan palpable hepar, ginjal kanan
- Tangan kanan dengan jari-jari adduksi dimasukkan dibawah
margin tulang rusuk kanan dengan permukaan volar
tangan menyentuh permukaan abdomen, sensasi taktil
akan diterima ujung-ujung jari.
- Supinasi tangan kiri ditempatkan dibawah toraks kanan
- Saat inspirasi dalam, tangan kanan digerakkan ke arah
superior dan profunda pada saat inspirasi akhir tercapai,
secara bersamaan area costovertebra kanan dinaikkan
oleh tangan kiri
10. Apabila ditemukan nyeri yang langsung terjadi pada saat
melakukan palpasi abdomen, kepala pasien dapat ditinggikan
lagi memakai bantal
11. Apabila ditemukan massa pada abdomen, dilakukan penilaian
dalam hal: lokasi, ukuran, besar, kekenyalan, mobilitas dan
pulsasi

D. PERKUSI
Berguna untuk orientasi abdomen, untuk meyakinkan pemeriksaan hati, lien dan
mengidentifikasi adanya cairan asites, benda padat, massa yang terisi cairan dan udara
bebas di perut serta usus.

PERKUSI HEPAR
Prosedur pemeriksaan :
• Perkusi ringan perut di linea medioklavikularis kanan di bawah level umbilikus ke arah
hati (di daerah timpani bukan pekak).
• Beri tanda tempat perubahan pekak yang merupakan batas bawah hati.
• Perkusi dari daerah redup paru ke bawah pada garis yang sama.
• Beri tanda batas peralihan ke pekak.
• Ukur panjang antara 2 tanda tersebut yang merupakan ”liver spans” (tinggi hati).
• Bila hati membesar perkusi tempat lain dan beri tanda batas tepi hati.
Liver span normal : 6-12 cm. Pada penyakit paru obstruktif pekak hati menurun tetapi liver
span normal.
Liver span meninggi : hepatomegali (hepatitis, CHF), efusi pleura kanan.

16
Liver span menyempit : hepar kecil (sirosis hepatis), udara bebas di bawah diafragma.

Langkah perkusi bila mencurigai adanya splenomegali :


 Perkusi sela iga terendah di linea aksilaris anterior kiri. Minta penderita tarik napas dalam
dan perkusi lagi di tempat yang sama.
 Lakukan perkusi dari berbagai arah mulai dari redup atau timpani ke arah daerah pekak
yang diduga limpa sehingga bisa memberikan gambar batas-batasnya.

Perkusi 0 1 2
1. Lakukan perkusi pada ke empat kuadran abdomen
2. Perkusi batas paru-hepar untuk Menentukan batas atas hepar
dengan perkusi di Linea Medioclaviculer kanan mulai ICS II
ke arah bawah. Beri tanda daerah perubahan sonor - redup
3. Bunyi resonan dada menjadi redup ketika mencapai hepar,
dilanjutkan ke bawah, bunyi redup menjadi tympani bila
perkusi di atas kolon
Menentukan batas bawah hepar dengan perkusi di Linea
Medioclaviculer kanan mulai setinggi bawah umbilicus ke
arah atas. Beri tanda daerah perubahan timpani - redup.
4. Tentukan lokasi dan ukuran hepar
Mengukur batas atas dan bawah hepar (liver span). Normal
liver span sepanjang 8-12 cm

Pemeriksaan Traube’s space (Perkusi untuk mengetahui pembesaran 1 2 3


limpa ke arah anterior)
5 Melakukan perkusi daerah Traube’s space (daerah berbentuk
bulan sabit yg terletak antara titik pertemuan costa VI – MCL
kiri s/d titik pertemuan costa IX – mid axilary line kiri)

17
6 Menilai hasil perkusi Traube’s space (suara timpani tanda
limpa normal dan suara redup kemungkinan limpa membesar
ke arah anterior)
3. Ciptakan suasana membantu dan menyenangkan
4. Tanyakan identitas : nama, umur, alamat, pekerjaan

Untuk pemeriksaan selanjutnya pasien diminta duduk tegak.

Pemeriksaan Kelenjar Aksila


Memeriksa kelenjar aksila dengan cara mengangkat lengan pasien dan
dengan tangan kiri lakukan palpasi pada aksila kanan. Pemeriksa meraba
1
dengan jari-jarinya setinggi mungkin ke dalam aksila. Pemeriksaan pada
aksila kiri dilakukan sebaliknya.

Pemeriksaan Servikal (Leher)

Memeriksa kelenjar servikal dari arah belakang. Usahakan


2
mengidentifikasi setiap kelompok kelenjar dengan jari-jari tangan.

Mula-mula melakukan palpasi kelenjar submental yang terletak tepat di


3 bawah dagu, lalu kelenjar submandibula yang teraba di bawah sudut
rahang.

Melakukan palpasi rantai juguler yang terletak anterior dari m.


4 sternokleidomastoideus dan kemudian kelenjar triangularis posterior
yang terletak di bagian posterior m. sternokleidomastoideus

5 Melakukan palpasi regio oksipital untuk menentukan kelenjar oksipital

Selanjutnya memeriksa kelenjar post aurikuler di belakang telinga dan


6
pre aurikuler di depan telinga.

Pemeriksa berpindah ke depan pasien. meminta pasien untuk sedikit


mengangkat bahu, lalu pemeriksa meraba fossa supraklavikula dan
7
nodus supraklavikula pada dasar
m. Sternomastoideus

Pemeriksaan nyeri tekan tulang pada dada belakang; pasien tetap


8
dalam posisi tegak

Melakukan ketokan pada tulang belakang dengan kepalan tangan untuk


9
menentukan nyeri tekan tulang.

Kemudian memeriksa bahu dengan menekannya kearah satu sama lain


10
dengan kedua tangan.

18
Tes Rumple Leede (Tes Bendungan)

1 Memasang manset spigmomanometer di lengan atas.

2 Mengukur tekanan darah (TD) sistolik dan diastolik pasien.

Memompa kembali spigmomanometer sampai setengah dari jumlah TD sistolik dan


3
diastolik.

4 Mempertahankan selama 5 menit dengan cara melipat selang manset.

5 Membuka manset.

Membuat lingkaran imajiner sekitar 2 inchi (5cm) pada daerah lengan yang paling banyak
6
terdapat bintik-bintik peteki.

7 Interpretasi: bintik peteki lebih dari 20 maka dilaporkan tes Rumple Leede positif.

19

Anda mungkin juga menyukai