Anda di halaman 1dari 19

PENUNTUN CSL

Penyusun

Dr. Irawaty Djaharuddin, SpP


Dr.Nur Ahmad Tabri, Sp.PD
Dr. Sri Asriyani,Sp.Rad.

Sistem Respirasi
Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
2020

1
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LAB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UHO, harus


mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.

A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,


1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistem atau Penuntun
praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan
yang akan dilakukan,
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun
yang bersangkutan
A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. datang tepat waktu.
2. wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL
3. diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua semua
mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T shirt), dan
sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju,
tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan pembelajaran di Fak.
Kedokteran UNHAS
4. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatan di
Laboratorium Fak. Kedokteran UNHAS Bagi mahasiswi yang berjilbab,
jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang disertai
dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau nama
panggilan.
7. tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain
barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,
8. diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,
utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi
(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah
disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi
yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,
9. diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,
termasuk mengikuti kuis,
10. diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian
tubuh manusia
11. diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi
karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.
Kedokteran UNHAS, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Dana
pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
2
12. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. Kedokteran
UNHAS

3
PENGANTAR
Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 4 (empat) keterampilan
utama, yaitu :
1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan
sistem Respirasi dengan penggalian riwayat penyakit yang lebih spesifik
mengarah ke sistem respirasi.
2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti kegiatan
keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik paru
secara berurutan.
3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan kelainan-
kelainan sistem respirasi.
4. Keterampilan penggunaan Nebulizer
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik sebagai
lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir serta
membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Kendari, Maret 2019


Koordinator Skill Lab.
Sistem Respirasi

4
TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN
FISIK DIAGNOSTIK PARU
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter (pemeriksa)
dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita
dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan diagnosis penyakit pasien.
Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien tentang penyakitnya, walaupun
demikian tidak semua keluhan atau informasi-informasi yang disampaikan dapat
bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi sehingga diperlukan suatu teknik
bertanya untuk menggali informasi tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan
hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang teknik
pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan tanda-tanda
(sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan dilakukan dengan
manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan auskultasi disiapkan tape yang
berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.
INDIKASI
1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi
4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada
pasien

5
PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.
2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :
 Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax
 Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax
3. Melakukan pemeriksaan palpasi
 Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita
 Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita
4. Melakukan pemeriksaan perkusi
 Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis
 Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar
5. Melakukan auskultasi
 Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis
 Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi
 Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal
 Mampu mengenal bunyi tambahan pada auskultasi paru

Media dan alat bantu pembelajaran


a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis
b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru
c. Stetoskop,lap,air mengalir, probandus/manekin/auscultation trainer dan smartscope/
amplifier speaker system/dual head training stetoskop
d. Status penderita, pulpen, pensil

Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor

DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIK PARU


Kegiatan Waktu deskripsi
1. Pengantar 2 menit Pengantar
2. Bermain peran tanya 23 menit 1. Mengatur mahasiswa
jawab 2. Dosen memberikan contoh bagaimana cara
melakukan anamnesis yang benar dan dosen
lainnya memberikan contoh pemeriksaan fisik

6
dengan benar
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk bertanya
3. Praktek melakukan 90 menit 1. Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok
anamnesis dan sesuai dengan ketentuan
2. Setiap pasangan praktek melakukan anamnesis
pemeriksaan fisis dan pemeriksaan fisi
diagnostik paru 3. Pelatih mengawasi sampai memberikan
perintah bila ada hal-hal yang diperlukan
4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dan
kendala/kesulitan yang dialami selama
melakukan kegiatan
Dosen menyimpulkan apa yang dilakukan
mahasiswa
Total Waktu 150 menit

7
Nama : ……………………………….

Stambuk : …………………………

PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIK DIAGNOSTIK PARU
A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUK
Skor Penilaian
LANGKAH KLINIK
0 1 2
1. PERSIAPAN PERTEMUAN
- penampilan pemeriksa
- waktu yang cukup
- tempat yang aman
2. SAAT ANAMNESIS
1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam
2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan
3. Menjelaskan tujuan anamnesis
4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka
membina sambung rasa
5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
6. Menjadi pendengar yang baik
7. Memberikan kesempatan kepada penderita untuk
memberikan respon
8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :
Nama
Umur
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat
penyakit sekarang.
Menanyakan
 Onset dan lamanya keluhan batuk
 Sifat dari batuk (kering atau produktif)
 Warna lendir dan apakah disertai darah
 Keluhan lain yang menyertai batuk
 Sudah pernah berobat atau belum
10. Riwayat penyakit masa lalu
 Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang
sama sebelumnya?
 Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita
11. Mengenal riwayat psikososial
 Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang
berkaitan/berpengaruh dengan keluhan sekarang.
Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergi akan
binatang peliharaan dll
12. Riwayat penyakit dalam keluarga
 Apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit/keluhan yang sama, bila ada ditanyakan
kedekatannya dengan yang menderita

8
3. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN
 Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada
gangguan lanjutkan anamnesis berdasarkan
keluhan tersebut.

Kendari, .................................2019
Penguji

(.....................................................)

9
Nama : ……………………………….

Stambuk : …………………………

B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARU


Persiapan
 Mempersilahkan duduk/ berbaring
 Penderita diminta melepaskan pakaian
INSPEKSI
1. Perhatikan bentuk dan pergerakan pada toraks
 Bentuk/ukuran toraks
Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya
 Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yang menonjol atau retraksi
lokal
 Apakah terdapat deformitas rongga dada
 Pergerakan dinding toraks
Berkurang pada gangguan otot pernapasan, tahanan dinding toraks
yang meningkat, pengembangan paru yang berkurang, penekanan
jaringan paru, hiperinflasi.
 Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas
PALPASI
2. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk memastikan
- Apakah terdapat nyeri tekan lokal
- Apakah terdapat massa atau krepitasi
- posisi trakea : apakah ada deviasi ke kanan/kiri (pemeriksaan
dengan jari telunjuk)
3. Pemeriksa melakukan pemeriksaan palpasi di anterior dan posterior
4. Meletakkan kedua telapak tangan pada dinding/samping dada
5. Mempersilahkan menarik nafas panjang
6. Mempersilahkan mengucapkan kata „sembilan-sembilan“ atau “iii iii
iii“
7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan. Intensitas vocal
fremitus relatif sama pada permukaan toraks kecuali hemitoraks kanan
lebih kuat karena letak anatomi bronkus besar lebih dekat ke dinding
dada.
PERKUSI
8. Perkusi dilakukan dalam posisi tegak karena suara perkusi dapat
berubah karena perubahan letak organ.
9. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dada depan dan
belakang
10. Membandingkan tempat-tempat yang simetris dan identik pada
kedua hemitoraks
11. Menentukan batas perubahan sonor ke pekak
12. Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (bila ditemukan
daerah pekak curiga efusi pleura)
13. Tentukan apeks paru dengan perkusi bahu mulai lateral (suara
redup). Perkusi diteruskan ke medial sampai terdengan sonor,
berilah tanda. Lakukan perkusi dari pangkal leher ke arah lateral
sampai terdengan suara sonor, berilah tanda. Puncak paru terletak
diantara kedua tanda tersebut.
AUSKULTASI
14. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan posterior dada
secara sistematis
15. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang
16. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan bunyi yang
terdengar pada tiap sisi
17. Menentukan jenis suara pernafasan dan suara tambahan
* Vesikuler * Ronki

10
* Bronkovesikuler * Wheezing
* Bronkial * Stridor
18. Menentukan lokasi perubahan dari suara normal ke abnormal

Kendari, .................................2019
Penguji

(.....................................................)

11
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASI
Foto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu melihat
kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
yang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya sistem respirasi.
Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada pada paru, pleura,
organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak sekitarnya. Dalam
pembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaan sehingga foto thorax
yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.
Indikasi Foto Thorax
1. Pasien dengan riwayat batuk.
2. Pasien dengan sesak
3. Nyeri dada
4. Untuk check up
5. Kelainan-kelainan pada dinding thorax
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian
terhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax
2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak
3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto
2. Light box
3. Foto thorax
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab
5. Evaluasi melalui check list

12
Nama : ……………………………….

Stambuk : …………………………
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI
SKOR PENILAIAN
LANGKAH KLINIK
0 1 2
1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register
foto :
 Nama
 Umur
 Jenis Kelamin
 Tanggal
2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu
 No foto
 Marker dari foto  berupa R – L atau D – S
3. Memasang foto di light – box dengan beranggapan pasien
berhadapan dengan pemeriksa
4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral
dekubitus (R/L) atau oblik
5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :
1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan
setinggi intercostal IX – X posterior, dan diafragma kanan
lebih tinggi dari pada kiri)
2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus
vertebra thoracal yang terletak ditengah sendi
sternoclaviculer kanan dan kiri.
3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak
cavum thorax sampai sinus phrenico-costalis kanan kiri
dapat terlihat pada film tersebut.
4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.
6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :
 Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan
kedua sinus/diafragma.
 Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma
atau mediastinum.
 Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa

13
pendorongan atau penarikan terhadap hili, diagfragma,
mediastinum dan penyempitan/pelebaran sela iga.
 Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjar
paratrakeal/parahiler.
 Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.
 Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula
7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang
ditemukan
8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih
memperkuat diagnosa (bila perlu).

Kendari, .................................2019
Penguji

(.....................................................)

14
TEKNIK NEBULIZER

Indikasi nebulizer
1. Asma Bronkialis
2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik
3. Sindroma Obstruksi Post TB
4. Mengeluarkan dahak

Cara Penggunaan Alat :


1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai dosis
yang telah ditentukan.
2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien). Tekan tombol on pada
nebulizer. Uap yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam, inhalasi ini
dilakukan terus menerus sampai obat habis. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai obat habis (+ 10 – 15 menit)

Interpretasi
1. Bronkospasme berkurang atau menghilang
2. Dahak berkurang

Catatan :
1. Bila memungkinkan, kumur daerah tenggorok sebelum penggunaan nebulisasi.
2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
3. Perhatikan jenis alat yang digunakan
Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada alat
lain obat akan keluar secara terus menerus.

15
PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER
No Langkah/Kegiatan Kasus
Medical Consent
1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan
ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakan
keadaannya.
2 Berikan informasi umum kepada penderita atau
keluarganya tentang indikasi/tujuan dan cara
pemakaian alat.
Persiapan alat
4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :
- Main unit
- Nebulizer kit (masker,
mouthpiece)
- Obat-obatan
5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akan
digunakan ( sumber tegangan, tombol off/on),
memastikan masker ataupun mouthpiece
terhubung dengan baik, persiapan obat)
Persiapan Penderita
6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu
7 Mempersilakan penderita untuk duduk,
setengah duduk atau berbaring (menggunakan
bantal), posisi senyaman mungkin.
8 Meminta penderita untuk santai dan
menjelaskan cara penggunaan masker (yaitu
menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk
dan mengenakan tali pengikat). Bila
menggunakan mouthpiece maka mouthpiece
tersebut dimasukkan ke dalam mulut dan mulut
tetap tertutup
9 Menjelaskan kepada penderita agar penderita
menghirup uap yang keluar secara perlahan-
lahan dan dalam hingga obat habis
10 Melatih penderita dalam penggunaan masker
atau mouthpiece.
11 Memastikan penderita mengerti dan berikan
kesempatan untuk bertanya.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi
12 Menghubungkan nebulizer dengan sumber
tegangan
13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan

16
masker/mouthpiece pada main kit
14 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),
masukkan cairan obat ke dalam alat penguap
sesuai dosis yang telah ditentukan.
15 Gunakan mouthpiece atau masker sesuai
kondisi pasien
16 Mengaktifkan nebulizer dengan menekan
tombol On pada main kit. Perhatikan jenis alat,
pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus
menekan tombol pengeluaran obat pada
nebulizer kit
17 Mengingatkan penderita, jika memakai masker
atau mouthpiece, uap yang keluar dihirup
perlahan-lahan dan dalam secara berulang
hingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)
18 Tekan tombol off pada main kit, melepas
masker/mouthpiece, nebulizer kit, air hose,
menekan tombol off main kit.
19 Menjelaskan kepada penderita bahwa
pemakaian nebulizer telah selesai dan
mengevaluasi penderita apakah pengobatan
yang dilakukan memberikan
perbaikan/mengurangi keluhan.
20 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit
serta obat-obatan yang telah dipakai

17
Nama : ……………………………….

Stambuk : …………………………
TEHNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER

Medical Consent 0 1 2
1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan
diri anda, serta tanyakan keadaannya.
2 Berikan informasi umum kepada penderita atau keluarganya tentang
indikasi/tujuan dan cara pemakaian alat.
Persiapan alat 0 1 2
4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :
1 Main unit
1 Nebulizer kit (masker, mouthpiece)
Obat-obatan
5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akan digunakan ( sumber
tegangan, tombol off/on), memastikan masker ataupun mouthpiece
terhubung dengan baik, persiapan obat)
Persiapan Penderita 0 1 2
6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu
7 Mempersilakan penderita untuk duduk, setengah duduk atau berbaring
(menggunakan bantal), posisi senyaman mungkin.
8 Meminta penderita untuk santai dan menjelaskan cara penggunaan
masker (yaitu menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk dan
mengenakan tali pengikat). Bila menggunakan mouthpiece maka
mouthpiece tersebut dimasukkan ke dalam mulut dan mulut tetap
tertutup
9 Menjelaskan kepada penderita agar penderita menghirup uap yang
keluar secara perlahan-lahan dan dalam hingga obat habis
10 Melatih penderita dalam penggunaan masker atau mouthpiece.
11 Memastikan penderita mengerti dan berikan kesempatan untuk
bertanya.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi 0 1 2
12 Menghubungkan nebulizer dengan sumber tegangan
13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan masker/mouthpiece pada
main kit
14 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat), masukkan cairan obat ke
dalam alat penguap sesuai dosis yang telah ditentukan.
15 Gunakan mouthpiece atau masker sesuai kondisi pasien
16 Mengaktifkan nebulizer dengan menekan tombol On pada main kit.
Perhatikan jenis alat, pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus
menekan tombol pengeluaran obat pada nebulizer kit
17 Mengingatkan penderita, jika memakai masker atau mouthpiece, uap
yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam secara berulang hingga
obat habis (kurang lebih 10-15 menit)

18
18 Tekan tombol off pada main kit, melepas masker/mouthpiece,
nebulizer kit, air hose, menekan tombol off main kit.
19 Menjelaskan kepada penderita bahwa pemakaian nebulizer telah
selesai dan mengevaluasi penderita apakah pengobatan yang
dilakukan memberikan perbaikan/mengurangi keluhan
20 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kit serta obat-obatan yang
telah dipakai

Kendari, .................................2019
Penguji

(.....................................................)

19

Anda mungkin juga menyukai