“SISTEM MUSKULOSKELETAL”
Tim Penyusun:
UNIVERSITAS KHAIRUN
2021
TATA TERTIB UMUM
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FK Unkhair harus mematuhi tata tertib
seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang
dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos
(dengan/tanpa kerah), dan sandal sepatu atau sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi perempuan wajib berpakaian sopan dan bagi yang tidak menggunakan jilbab,
rambutnya ikat dengan rapi serta menggunakan rok panjang sampai mata kaki dan
kemeja.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus FK Unkhair.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan FK Unkhair.
6. Memakai papan nama di setiap kegiatan akademik. Jika tidak memakai papan nama
maka tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik.
7. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib memberitahu
bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti
diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 1 hari setelah tanggal sakit)
2
TATA-TERTIB KEGIATAN KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL
LABORATORY (CSL)
Sebelum pelatihan
1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan
bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.
Pada saat pelatihan
3
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan tembusan ke
bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang dan jumlah peserta
yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan dengan atau
tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 17.00 WIB.
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti setiap
kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh pelayanan
akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya (mengisi KRS)
pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak boleh mengikuti segala
aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka
mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal berikutnya
untuk materi tertentu tersebut.
2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai dengan jadwal
rotasinya dianggap tidak hadir.
3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 100 % dari seluruh jumlah tatap
muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.
4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi karena
ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
4
5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat
dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan mendapatkan sanksi tegas
sesuai dengan peraturan yang berlaku
6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 100 % dari seluruh
jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum.
7. Nilai ujian CSL menjadi prasyarat ikut ujian blok. Jika tidak lulus CSL maka tidak
diperkenankan ikut ujian blok muskuloskeletal.
PENGANTAR
Panduan clinical skill lab (CSL) Sistem Muskuloskeletal ini terdiri atas 4 (empat) keterampilan
utama, yaitu :
5
Ternate, September 2021
Tim Penyusun
6
7
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Tujuan Khusus :
Metode pembelajaran :
8
Media dan alat bantu pembelajaran :
- Daftar panduan belajar anamnesis, pemeriksaan fisik, intrepretasi foto, dan terapeutik
musculoskeletal, Jas laboratorium
- Jas laboratorium
Penilaian :
CSL 1 (ANAMNESIS)
DESKRIPSI KEGIATAN
9
dalam anamnesis.
10
DAFTAR TILIK CSL 1
TEKNIK ANAMNESIS
No LANGKAH/KEGIATAN
A. ANAMNESIS 0 1 2
Memberikan salam lalu pemeriksa berdiri dan menjabat
1 tangan pasien serta memperkenalkan diri pemeriksa
2 Mempersilahkan pasien duduk bersebrangan dengan
3 Tanyakan identitas pasien meliputi:
a. Nama
b. Umur
c. Status pernikahan
d. Pekerjaan
e. Pendidikan
f. Alamat rumah
4 Melakukan informed consent terhadap pasien
5 Keluhan Utama (nyeri, deformitas dan disfungsi)
6 Menanyakan riwayat sekarang yang meliputi
a. perdalam riwayat penyakit yang dapat membantu
menegakkan diagnosa :
Lokasi nyeri : tepatnya nyeri terletak disebelah mana?
Satu sisi atau dua sisi?
Onset durasi nyeri; sudah berapa lama, apakah nyeri
terus menerus atau hilang timbul, nyeri timbul
terutama pada pagi/siang/sore/malem atau timbul pada
kondisi apa?
Sifat nyeri : menjalar atau menetap?, nyeri hebat atau tidak?
b. Tanyakan gejala lain yang menyertainya rasa nyeri tersebut
:
Rasa kram/kesemutan pada jari-jari
Rasa tebal/baal (hilangnya sensibilitas/rasa pada
kulit/telapak tangan/kaki/jari-jari)
Kelemahan/kelumpuhan pada beberapa otot/ekstremitas
c. Tanyakan adakah gangguan pada fungsi/aktifitas sehari-
11
hari? Seperti :
Gangguan pada saat membuka pakaian
Gengguan pada saat mandi
Gangguan pada saat naik turun tangga
Gangguan pada saat sholat?
d. Tanyakan gejala yang timbul pada sistem lain yang timbul
selama menderita penyakit ini :
gangguan pada sistem indra : mata, telinga, hidung
mulut, gigi
apakah disertai nyeri/pusing pada kepala?
Gangguan tenggorokan : batuk, pilek, sesak nafas?
Gangguan pada jantung: berdebar-debar, nyeri dada
Gangguan pada sistem pencernaan : mual, muntah,
BAB lancar/konstipasi?
Gangguan pada sistem urinarius : BAK lancar? Atau
ada gangguan? Nyeri pinggang?
Tanyakan Penyakit dahulu yang dapat menunjang diagnosa
dan pengobatan dari pasien :
Apakah pasien pernah menderita penyakit dengan
gejala seperti ini sebelumnya?
Apakah pasien pernah atau sedang mengalami suatu
penyakit yang sekiranya berhubungan dengan penyakit
6
sekarang seperti
o DM, Asam urat, Artritis , miksidema, riwayat
kehamilan, trauma, neoplasma, osteoartritis dan
penyakit-penyakit sistemik lainnya?
Apakah pasien pernah atau sedang mengalami
penyakit seperti : Hipertensi, Asma,TBC, mag. dll.
Tanyakan riwayat pengobatan :
Apakah selama menderita penyakit ini pasien sudah
minum obat/kedokter ? Kalau sudah obat apa yang
7
diminum? Apa kata dokter yang merawatnya?
Bagaimana efek dari obat yang sudah diminumnya?
Apakah saat ini pasien sedang minum obat tertentu?
8 Tanyakan riwayat penyakit keluarga meliputi:
a. Tanyakan kesehatan anggota keluarga
b. Cari tahu penyakit yang diderita anggota keluarga, apakah
12
ada keluarga yang menderita penyakit yang sama?
Tanyakan riwayat kebiasaan dan sosial ekonomi pasien
9
meliputi:
a. Tanyakan pasien memiliki riwayat merokok atau meminum
alcohol
b. Tanyakan lingkungan tempat tinggal pasien
c. Tanyakan lingkungan kerja pasien
10 Memastikan semua informasi telah didapatkan dari pasien
11 Mengucapkan terima kasih pada pasien
12 Melakukan cek silang
13
CSL 2
PEMERIKSAAN FISIK MUSKULOSKELETAL
14
pemeriksaan fisik.
15
DAFTAR TILIK
CSL 2 (PEMERIKSAAN FISIK)
17
B. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO HUMERI
Meminta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan
diagnosis
INSPEKSI
a. Bandingkan bahu kanan dan kiri. (Arti klinis : Dislokasi bahu, atrofi otot,
robekan articulatio acromioclavicularis.
1 b. Kulit : perubahan warna, laserasi, ekimosis.
c. Deformitas dan bengkak (arti klinis: Fraktur, cedera articulatio
acromioclavicularis kompresi pada saraf
d. Pengecilan pada otot
PALPASI
a. Nyeri menyeluruh (Infeksi atau pengapuran tendon m. supraspinatus)
b. Nyeri local (Robekan pada Shoulder cuff dan frozen shoulder)
c. Palpasi pada lateral clavicula untuk mengetahui articulation acromioclavicularis
(Nyeri merupakan adanya indikasi ketidakstabilan dari distal articulatio
acromioclavicular yang terpisah)
d. Palpasi acromion untuk menegetahui tendon supraspinatus (Nyeri merupakan
indikasi adanya bursitis dan atau adanya robekan tendon m. supraspinatus)
e. Raba tonjolan pada lateral caput humeri untuk meraba tuberositas major humeri
(Nyeri merupakan indikasi adanya tendinitis pada rotator cuff atau adanya
robekan pada rotator cuff)
2
3 RANGE OF MOTION
a. Fleksi : 0 – 160/180°
18
b. Ekstensi : 0 - 60°
c. Abduksi: 0 – 160/180°
19
d. Adduksi : 0 - 45°
TES KHUSUS
4
a. Tanda Impingement : fleksi > 90 °
20
Nyeri menandakan syndrome impingement.
Shoulder impingement syndrome adalah sindrom yang ditandai gejala utama nyeri bahu
disebabkan oleh menyempitnya celah subakromion, sehingga menyebabkan inflamasi
struktur setempat, seperti bursa subacromion, tendon biceps, dan kelompok otot rotator cuff
(paling sering mengenai tendon supraspinatus)
21
C. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO CUBITI 0 1 2
Meminta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
guna memastikan diagnosis
INSPEKSI
a. Bandingkan siku kiri dan kanan (Dislokasi, fraktur ,
bursitis)
b. Kulit : perubahan warna, laserasi, ekimosis
c. Bengkak dan deformitas
d. Carrying angel : 5°-15° (Cubitus varus and cubitus
valgus)
PALPASI
a. Palpasi epicondylus dan olecranon yang membentuk
segitiga sama sisi (Subluksasi siku)
2 b. Palpasi epicondylus medialis dan garis supracondiler
(Nyeri : epicondylitis medialis (golfer elbow), fraktur)
c. Palpasi epicondylus lateralis dan garis supracondyler
(Nyeri : epicondylitis lateralis (tenis elbow), fraktur)
3 RANGE OF MOTION
a. Fleksi dan ekstensi : ekstensi 0° ,fleksi 140-150 °
22
b. Pronasi dan supinasi: supinasi 80°- 85°,pronasi 75°-80°
c.
TES KHUSUS
Tennis elbow : membuat kepalan, pronasi, kemudian ekstensi
sendi pergelangan tangan dan jari melawan tahanan. Nyeri
pada epicondiyus lateralis menandakan adanya epicondylitis
lateralis
a.
23
D. PEMERIKSAAN FISIK PADA ARTICULATIO COXAE 0
Meminta persetujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut guna
memastikan diagnosis
INSPEKSI
Depan :
- Shortening,External rotationfemoral
neck fracture,intertrochanter fracture
-
- Adducted,Internal rotation Hip
Posterior dislocation
- Abducted,External RotationAnterior
Dislocaion
25
-
PALPASI
2 Soft tissue
26
- M. Gluteus medius
d. Extensor Group (posterior quadrant) :
- M. Gluteus maximus and Hamstring
muscles
3. Kontur Tulang
RANGE OF MOTION
1. Flexion (120-135°)
2. Extension (20-30°)
3. Abduction (40-50°)
4. Adduction (20-30°)
27
6. External rotation (50)
1. Thomas Sign
> 1 cm (positif)
28
3. Tredelenburg test
Pasien berdiri,angkat satu lutut, jika pelvis dari yang terangkat naik normal, jika
kontralateral dari naiknya pelvis positif
a. Baker’s cyst
b. genu recurvatum (Hiperekstensi lutut, juga dikenal
sebagai "genu recurvatum" adalah suatu kondisi yang
terjadi ketika sendi lutut ekstensi (gerakan meluruskan
lutut) secara berlebihan, sehingga memberikan
tekanan pada struktur lutut dan bagian belakang sendi
lutut.)
29
c.
d. Valgus deformity
e. Varus deformity
f. Gait
g. Atrofi otot
h. Dislokasi patella
PALPASI
a. Perubahan suhu
b. joint line tenderness
c. Effusions , test for Efusi , menguji
Patellar tap
Ballottement
30
2. Pemeriksaan ligament
b.
c. Posterior drawer sign
e.
g.
31
h. Lateral collateral ligamen ligamen lateral
3. Lachman test
a.Normal laxity is 0
b.Grade 1: Less than 0.5 cm of translation
c.Grade 2: 0.5-1.0 cm of translation
d.Grade 3: 1.0-1.5 cm of translation
4. Meniskus test
McMurray test
32
Apley grind test
33
Gambar 2: Cara jalan abnormal
3a 3b 3c
Gambar: 3a pemeriksaan articulatio coxae Thomas sign, 3b pemeriksaan Leg length Discrepancy
dan 3c pemeriksaan trendelenburg
4a 4b 4c
5a 5b
34
Gambar pemeriksaan khusus cubiti 5a: tennis elbow, 5b: goiters elbow
35
CSL 3
Pengantar :
Foto radiologi merupakan salah satu modalitas yang menunjang untuk melakukan diagnosis serta
tindakan yang tepat. Mampu membaca foto radiologi merupakan area kompetensi 4 menurut
standar kompetensi dokter Indonesia. Foto radiologi dapat diinterpretasi melalui beberapa
langkah atau tahapan.
Pengertian : Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis dan melakukan tindakan yang
tepat.
Tujuan :
1. Baju laboratorium
2. Buku panduan
3. Viewer Foto
Metode pembelajaran :
36
DESKRIPSI KEGIATAN
37
apakah ada bagian yang sulit dari proses
tersebut.
Total waktu 200 menit
38
DAFTAR TILIK INTERPRETASI FOTO RADIOLOGI
0 1 2
dengan benar
39
CSL 4
PEMASANGAN BIDAI
Pengantar :
Pembidaian atau spinting adalah salah satu cara pertolongan pertama pada cedera/ trauma pada
sistem mukuloskeletal. Pembidaian bertujuan untuk mengimmobilisasi ekstremitas yang
mengelami cidera, mengurangi rasa nyeri, dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
Pengetahuan tentang tata cara pemasangan bidai sangat penting diketahui oleh dokter untuk
dapat memberikan tindakan pertama pada cedera muskuloskeletal sambil menunggu tindakan
yang definitif
Tujuan
1. Untuk mencegah derakan fragmen patah tulanga tau sendi yang mengalami dislokasi.
40
Media dan alat pembelajaran :
1. Baju laboratorium
2. Buku panduan
3. Model hidup/ manekin
4. Bidai berbagai ukuran
5. Elastis verban 4 inchi dan 6 inchi
6. Kapas
7. Kassa roll
8. Sarung tangan
Metode pembelajaran :
DESKRIPSI KEGIATAN
41
3. Praktek bermain peran 120 menit 1.Mahasiswa dikelompokkan secara
dan umpan balik berpasangan. Satu orang berperan sebagai
dokter/pemeriksa dan satu orang berperan
sebagai pasien secara serentak. Instruktur
mengamati setiap pasangan.
2.Instruktur berkeliling untuk menilai dengan
daftar tilik setiap mahasiswa yang berlatih
pemeriksaan fisik.
3.Mahasiswa bertukar peran secara serentak dan
kemudian instruktur menilai performa
mahasiswa tersebut.
4. Curah 40 menit 1.Mahasiswa bertanya tentang apa yang belum
pendapat/diskusi dipahaminya serta instruktur menjawab dan
menjelaskannya serta instruktur bertanya apakah
ada bagian yang sulit dari proses tersebut.
Total waktu 200 menit
0 1 2
2. Mencuci tangan
42
4. Memeriksa ABCDE dan terapi keadaan yang mengancam nyawa terlebih
dahulu
9. Memilih jenis dan ukuran bidai yang sesuai dengan ekstremitas yang
trauma.
10. memasang bidai harus mencakup sendi di atas dan di bawah ekstremitas
yang trauma (mencakup 2 sendi)
12. Bidai ekstremitas pada posisi yang ditemukan jika pulsasi distal ada. Jika
pulsasi distal tidak ada, coba luruskan ekstremitas. Traksi secara hati-hati
dan pertahankan sampai bidai terpasang
13. Bidai dipasang pada ekstremitas yang telah lurus, jika belum lurus coba
luruskan
43
44
DAFTAR TILIK PEMBIDAIAN
45