Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
sanggup untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “ TUBERKULOSIS”. Saya harap
makalah ini dapat memberi manfaat serta berguna bagi masyarakat kedepannya. Kritikan dan
saran dari pembaca juga saya harapkan supaya kedepan makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, saya selaku penulis memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima Kasih

Ternate, 28 Agustus 2019

Alfurqan Maradjabessy
Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Tuberkulosis dan penyebabnya


B. Manifestasi Klinik dari Tuberkulosis
C. Pengobatan pada Tuberkulosis

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

TB Paru merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan angka mortalitas dan morbiditas
yang terus meningkat. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi,
tempat kumuh, perumahan dibawah standar, dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat.
Mikobakterium tuberkulosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia.

Pada tahun 1993 WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB,karena pada
sebagian besar negara di dunia penyakit TB tidak terkendali. Ini disebabkan banuaknya penderita
yang tidak berhasil disembuhkan terutama penderita menular terutama pendertita TB menular
(BTA Positif).

Di Indonesia TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Hasil Survei


Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit TB
merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernapasan dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Pada tahun 1999 WHO
memperkirakan di Indonesia setiap tahunnya terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan
kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat
130 kasus baru TB Paru BTA positif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Tuberculosis dan penyebabnya
2. Manifestasi klinik dari Tuberculosis
3. Pengobatan pada pasien TB
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu TB dan penyebabnya
2. Untuk mengetahui manifestasi Klinik dari TB
3. Untuk mengetahui pengobataan pada pasien TB
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pemgertian Tuberculosis dan penyebabnya

Penyakit TB merupakan penyakit yang infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium
Tuberkulosa bakteri ini berbentuk batang dan bersifat asam sehingga dikenal juga sebagai basil
tahan asam (BTA). Mycobacterium adalah bakteri berbentuk batang yang tahan asam (yaitu,
bakteri tersebut memiliki banyak kandungan lipid kompleks yang siap berikatan dengan
pewarnaan Ziehl-Neelsen [carbol fuchsin] dan resisten terhadap penghapusan warna). M.
tuberculosis hominis bertanggungjawab pada sebagian besar kasus tuberkulosis; sumber infeksi
biasanya ditemukan pada orang-orang dengan penyakit paru aktif. Transmisi biasanya langsung,
melalui inhalasi organisme di udara dari bulir-bulir udara yang timbul dari batuk atau sekresi
terkontaminasi dari orang yang terinfeksi. Tuberkulosis orofaring dan usus diperoleh dari minum
susu yang terkontaminasi oleh infeksi Mycobacterium bovis saat ini jarang di negara maju,
namun sering ditemukan pada negara dengan sapi yang menderita tuberkulosis dan penjualan
susu yang tidak terpasteurisasi. Mycobacterium yang lain, terutama Mycobacterium avium
complex, tidak terlalu virulen dibandingkan M. tuberculosis dan jarang sekali menyebabkan
penyakit pada orang yang imunokompeten. Namun, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit
pada 10% hingga 30% pasien dengan AIDS.2
B. Manifestasi Klinik dari Tuberkulosis

 Demam : biasanya subfebris menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas


badan dapat mencapai 40-410C. serangan demam pertama dapat sembuh sebentar. Tetapi
dapat timbul kembali. Sehingga pasien tidak pernah merasa terbebas dari demam ini.
Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi
kuman TB yang masuk.
 Malaise : penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam, dll. gejala malaise ini makin lama makin berat. Terjadi hilang timbul dan tidak
teratur.
 BB menurun : biasanya pasien tidak merasakan BB menurun. Sebaiknya ditanyakan BB
sekarang dan beberapa waktu sebelum pasien sakit.
 Rasa lelah : hampir tidak dirasakan pada kebanyakan pasien.
 Batuk/batuk berdarah : sering ditemukan. Batuk terjadi karna adanya iritasi pada
bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar dari
saluran napas bawah. Karna terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama,
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit TB berkembang dalam jaringan paru yakni
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk mulai
dari dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan timbul
berubah menjadi produktif (menghasilkan dahak). Keadaan lebih lanjut dapat berupa
batuk darah karna terdapat pembuluh darah kecil yang pecah. Kebanyakan batuk darah
pada TB terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Batuk
ini sering sulit dibedakan dengan batuk karna sakit : pneumonia, asma, bronchitis, alergi,
penyakit paru obstruksi kronik, dll.
 Sesak napas : pada penyakit TB paru ringan (baru tumbuh), belum dirasakan adanya
sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit TB paru yang sudah lanjut,
dimana infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
 Nyeri dada : gejala ni agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura
sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.
 Sering terserang flu : gejala batuk yang lama kadang disertai pilek sering terjadi karna
ada daya tahan ubuh pasen yang rendah sehingga mudah terserang infeksi virus seperti
influenza.5
C. Pengobatan Tuberkulosis

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia oleh Pprogram Nnasional Pengendalian


Tuberkulosis di Indonesia:

 Kategori I
 Dilihat pada table 1 dan 2 untuk pasien baru
 Pasien baru dengan BTA positif
 Pasien TB paru BTA (-), gambaran radiologi (+)
 Pasien TB ekstra paru

Pada kategori I ini, resimen yang digunakan adalah 2RHZE/4RH, 2RHZE/6HE atau
2RHZE/4R3H3.

 Kategori II

Penduan ini untuk BTA (+) dan telah diobati sebelumnya :

 Pasien kambuh
 Pasien gagal
 Pasien default

Pasien kategori II ini, regimen yang diberikan adalah 2RHZES/1RHZE untuk fase
intensif selama menunggu hasil uji resistensi. Jika hasil sudah ada, untuk fase lanjutan
mengikuti hasil uji resistensi tersebut. Bila tidak ada uji resistensi diberikan 5RHE. Untuk
kasus gagal pengobatan, paling baik sebelum hasil uji resistensi keluar di berikan OAT.10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasaan diatas,dapat kita tarik kesimpulan bahwa penyakit Tuberkulosis


merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan memiliki pengobatan yang cukup lama dan jika
pengobatan tidak dilakukan secara tepat dan benar,akan dapat mengakibatkan penyakit tersebut
menjadi lebih parah lagi

B. Saran

Saran saya sebagai penulis mengharapkan agar kedepannya lebih banyak lagi sosialisasi
tentang penyakit Tuberkulosis pada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui seperti apa
gejala dari penyakit tuberculosis serta pencegahan dan penanganannya bagaimana
DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar A.A. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Jakarta : Elsevier.
2. Guyton, Arthur C., & Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
3. Sherwood, Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai