NAMA : ……………………..
NPM : ……………………..
Buku modul ini berisi panduan standar prosedur operasional tindakan keperawatan yang
termasuk dalam lingkup Keperawatan Medikal Bedah I yang meliputi sistem pernapasan,
kardiovaskuler, pencernaan, penglihatan,dan pendengaran .
Buku modul ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan terkait mata ajar KMB I yang meliputi tindakan-tindakan keperawatan baik
mandiri maupun yang bersifat pendelegasian. Dalam buku modul ini dijabarkan definisi,
tujuan dan tindakan yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang telah
dibakukan, sehingga menjadi panduan Mahasiswa dalam melakukan
praktek/demonstrasi secara mandiri maupun kelompok di Ruang zoom meeting/ spade
dengan sama2 melihat video/Laboratorium.
Buku modul ini juga dibuat dalam rangka panduan saat mahasiswa melakukan ujian
praktek dilaboratorium terkait tindakan-tindakan keperawatan dalam lingkup
keperawatan medical bedah 1 .
Penyusun
DOSEN PENGAJAR/PEMBIMBING
No TINDAKAN
1 Sistem pernapasan
1. Pengkajian dan pemeriksaan fisik
sistem pernapasan
2. Tindakan keperawatan pada
gangguan kebutuhan oksigen :
a. Memberikan posisi semi fowler NsTuti Sulastri, Skep,.MKep
b. Memberikan oksigen dengan
nasal canul, simple mask
c. Melakukan chest fisioterapi dada
(posisi postural drainage, batuk
efektif, claping, fibration)
d. Inhalasi (nebulizer)
e. Suction
2 Sistem Kardiovaskuler
1. Pengkajian dan Pemeriksaan fisik
sistem kardiovaskuler
2. Perekaman EKG
3. Pengambilan spicemen darah vena
dan arteri
4. Memonitor transfusi darah Ns. Mussadad Kamal, M.Kep. SP.
KMB
3 Sistem Endoktrin
4 1. Pengkajian dan pemeriksaan fisik
sistem endokrin Epi Rustiawati, MKep, Sp. KMB
2. Penyuntikan Insulin
3. Pemeriksaan GDS
5 1. Pengkajian dan Pemeriksaan fisik
sistem pencernaan Ns. Tuti Sulastri, Skep.,M.Kep
2. Merawat NGT dan memberi makan
serta obat lewat NGT
3. Melakukan manual fecal
4. Merawat Colostomi
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
Dada Lateral
4. Mengobservasi Normal :
frekuensi napas, irama, Wanita : gerakan dada
kedalaman, dan lebih cenderung
kesimetrisan gerakan pernapasan dada
dada Pria dan bayi : gerakan
dada lebih pernapasan
perut
5. Mengobservasi rasio Normal
anterposterior (AP) ke Rasio AP;Lateral = 1:2
lateral
Dada Posterior
6. Mengobservasi
frekuensi napas, irama,
kedalaman, dan
kesimetrisan gerakan
dada
7. Mengobservasi rasio
anterposterior (AP) ke
lateral
Palpasi
Posisi Trakea
Ekspansi dada
10. Menempatkan tangan Normal :
secara vertikal (pada Simetris
dada anterior) pada
batas kosta
11. Menempatkan tangan
secara vertikal (pada
dada anterior) pada
batas kosta
12. Merasakan
kesimetrisan
Taktil fremitus
13. Menempatkan telapak Normal :
2 tangan dengan jari-jari Seimbang bilateral dan
hiperekstensi pada berkurang pada
dada klien midthorax
14. Meminta klien Penyebab taktil fremitus
menyebutkan “99” berkurang : dinding dada
(sembilan puluh yang tebal atau suara
sembilan) yang lembut.
15. Menilai level fremitus
yang terpalpasi
meningkat, berkurang
atau tidak ada
Dada Lateral
18. Melakuka Normal :
n perkusi tidak langsung Resonan pada ICS VIII
untuk menilai ruang
interkosta
19. Mencatat area resonan,
hiperresonan, atau
redup
Dada Posterior
20. Melakukan perkusi Normal :
tidak langsung untuk Resonan pada T10-t12
menilai ruang dengan inspirasi dalam
interkosta
21. Mencatat area resonan, Abnormal :
hiperresonan, atau Hiperresonan : infiltrate
redup paru
Ekskursi diafragma
22. Meminta klien untuk Normal :
menarik napas dalam Ekskursi diafragma 3- 6
dan ekshalasi maksimal, cm
kemudian perkusi
diafragma dan beri Abnormal :
tanda Penurunan ekskursi
23. Meminta klien untuk diafragma unilateral atau
menarik napas dalam bilateral : ateletaksis,
dan menahannya, COPD dengan infiltrasi
kemudian perkusi paru, paralisis diafragma
diafragma dan beri
tanda
24. Mengukur jarak antara
kedua tanda
Auskultasi
UJIAN I
[DOK. NS. TUTY’S] Page 11
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN
Nama Mhs :
NIM :
Tanggal Ujian :
No. Tindakan 1 2 3 4 5
A Persiapan Alat :
1. Stetoskop
2. Penligh
3. Termometer
4. Spekulum nasal (bila perlu)
5. Tissu disenfektan
6. Tempat cuci tangan yang
mengalir/Handsscraf
B Persiapan Pasien dan perawat
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Melakukan validasi
3. Melakukan kontrak waktu
4. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
5. Mengatur posisi yang nyaman, lingkungan
yang aman dan bersih.
6. Mencuci tangan dengan tehnik 6 langkah
C Pelaksanaan
1. Observasi keadaan umum pasien
(Penampilan, /postur tubuh, usia
kronologis)
2. Ukur suhu (indikasi infeksi bakteri dll)
3. Observasi adanya sesak sianosis, clubbing,
pernapasan bibir, cuping hidung dan
distensi vena jugularis)
Inspeksi :
1. Frekuensi napas, kesimetrisan dada,
gerakan dada dan kedalam pernapasan.
2. Observasi tulang costa dan deformitas
spinal, kesimterisan dada anterior dan
posterior.
3. Observasi keadaan dada lateral, frekuensi,
otot2 pernapasan dan rasio AP ke lateral
(1:2)
Palpasi :
1. Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk
dikedua sisi trakhea dan otot
sternokledomastoid. (Tumor, pnemothorak)
2. Palpasi dengan kedua telapak tangan untuk
merasakan kesimetrisannya.
3. Palpasi adanya benjolan, nyeri
4. Palpasi adanya kemungkinan krepitasi pada
dada anterior dan posterior.
5. Lakukan TAKTIL FREMITUS dengan
menempelkan telapak tangan dengan jari2
hiperekstensi pada dada klien baik anterior
dan posterior dan anjurkan pasien untuk
menyebukan "77" / "99""
Perkusi :
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu) Tanda Tangan :
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang
diujikan
c. Indikasi
1) Pasien dengan gannguan pernapasan
2) Pasien yang immobilisasi lama dengan tidak ada kontra
indikasi.
3) Pasien yang mengalami gangguan pernapasan dengan
hiperproduksi sputum (tanpa kontra indikasi)
d. Alat
1) Penopang/bantal 3-4 buah/tempat tidur khusus
2) Bantalan untuk kaki.
3) Handscoon bila diperlukan
UJIAN 2
[DOK. NS. TUTY’S] Page 14
MEMBERI POSISI SEMIFOWLER
c. Pengkajian
Pengkajian harus berfokus pada hal-hal :
1. Program dokter yang berisi konsentrasi oksigen, metode pemberian
dan parameter pengaturan (kadar AGD, saturasi)
2. Data Dasar : tingkat kesadaran, status pernapasan, kedalam (distress),
tekanan darah dan Nadi.
3. Warna kulit dan membrane mukosa
d. Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d distribusi oksigen yang buruk
3. Ansietas b.d ketidakmampuan bernapas
4. Dst.
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang dibuat
berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta : Tanda Tangan :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu)
A. Tujuan
1. Mengeluarkan secret dari jalan nafas
2. Mengalirkan dan mengeluarkan secret yang berlebihan
3. Menurunkan akumulasi secret pada klien yang tidar sadar atau lemah
D. Pengkajian
Pengkajian berfokus pada hal-hal sebagai berikut ;
1. Bunyi nafas bilateral
2. Frekuensi dan karakter pernafasan
3. Program terapi tentang pembatasan aktivitas dan posisi
4. Kemampuan untuk mentoleransi perubahan posisi
5. Toleransi terhadap fisioterapi sebelumnya
6. Hasil radiologi terbaru
7. Tanda-tanda vital
E. Diagnosa Keperawatan
1. Inefektif bersihan jalan nafas b.d akumulasi secret
2. Resiko Infeksi b.d secret yang menetap
3. Gangguan pertukaran gas O2 dan CO2 b.d akumulasi secret di area paru
4. Defiensi pengetahuan yang berhubungan dengan tujuan dan teknik fisioterapi
dada.
A. PENGERTIAN
Inhalasi adalah menghirup uap obat/tanpa obat melalui
saluran pernafasan bagian atas.
B. TUJUAN
Mengobati peradangan saluran pernapasan bagian
atas
Jalan nafas lancer
Mucus mudah dikeluarkan
Pembengkakan selaput lender berkurang.
C. INDIKASI
SESAK NAFAS
Brochopneumonia
Rhinitis dan sinusitis
Asma
Post trakheastomi
D. MACAM –MACAM INHALASI
Iinhalasi Uap
Inhalasi Oksigen
Nebulizer
INHALASI UAP
1. Persiapan Alat
a. Meja kecil, Baki dan alas
b. Baskom besar berisi air mendidih dan alas
c. Obat yang mengandung menthol, Vicks
d. Bengkok
e. Handuk dua buah
f. Tissue
g. Gelas ukur
h. Vaselin
i. Peniti/jepitan
2. Persiapan Klien
a. Siapkan klien dan beritahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
b. Beri penjelasan tentang tujuan tindakan.
3. Pelaksanaan
a. Meja kecil letakkan didepan klien
b. Letakkan baskom berisi air panas dengan alasnya diatas meja
c. Cuci Tangan
d. Dada klien ditutup rapat dengan handuk yang diberi peniti
dibelakangnya
e. Sekitar mulut dan hidung oleskan vaselin
f. Obat/menthol/vikcs masukkan kedalam baskom yang berisi
air panas.
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu) Tanda Tangan :
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang
diujikan
a. Tujuan
1) Jalan nafas oral bersih dari secret
2) Memfasilitasi pernapasan
3) Menurunkan halisitosis dan anoreksia dengan mengeluarkan
secret yang berlebihan dimulut.
b. Pengkajian
Pengkajian berfokus pada :
1) Status pernapasan ( frekuensi, bunyi, karakter)
2) Membaran mukasa dan bibir
3) Indikator sirkulasi
4) Kemampuan dan kemauan klien untuk melakukan prosedur
pengisapan secara mandiri
5) Karakteristik secret .
c. Diagnosa keperawatan :
Nama Mahasiswa :
Tempat Ujian :
Hari/Tgl Ujian :
No Tindakan score
1 2 3 4 5
1 Mengecek program terapi medik
2 Mengucapkan salam terapetik
3 Melakukan evaluasi/validasi: identitas pasien
4 Melakukan kontrak waktu
5 Menjelaskan langkah2 tindakan dan tujuan
6 Mempersiapkan alat:
Sarung tangan steril
Kom steril
NaCl 0,9%
Handuk bersih
Selang suction
Mesin suction
OPA
APD
7 Menaikkan tempat tidur dengan ketinggian yang sesuai
(posisi semi fowler bila memungkinkan), beri handuk
didada pasien
8 Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih,
siapkan air bersih dalam com/gelas.
9 Menginspeksi kavum oral/faringeal, siapkan selang
sucion steril
10 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril*)
11 Menghubungkan suction tip, tubing dan mesin penghisap,
tangan dominan memegang tip steril dan tangan non
dominan memegang tip yg berasal dr mesin (on-steril).
Mempertahankan tangan dominan tetap steril. Menguji
mesin pengisap dengan mencoba menghisap air.
12 Meminta pasien untuk menarik nafas panjang beberapa
kali atau memberi oksigen.
13 Dengan tangan dominan memasukan kateter tanpa
menutup tubing.
14 Memasukkan kateter melalui mulut sampai ada halangan
dan timbul*) stimulasi batuk. Vakum suction ditutup
tubingnya lalu keluarkan dengan cara berputar . (10-15
detik, jangan >15 ")
15 Melepaskan sarung tangan dengan kateter lalu buang ke
tempat sampah infekction.(bila kateter msh digunakan
rendam dalam cairan desinfektan)
16 Memberi perawatan mulut dan mengembalikan pasien
pada posisi yang nyaman dan aman.
17 Mencuci tangan
18 Mengevaluasi Respon pasien
19 Merencanakan tindak lanjut
20 Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien.
Contoh dengan keluhan utama nyeri dada, maka riwayat kesehatan dikembangkan keluhan
utama dengan PQRST
P : Nyeri dada
Q: tertimpa beda berat
Q: dada kiri menyebar ke lengan kiri
S: Skala nyeri 8
T: nyeri 10 menit
3. Riwayat Obat-obatan
Obat dapat menyebabkan atau memperberat gejala seperti sesak nafas, nyeri dada, edema,
palpitasi, atau sinkop. Obat-obat rekreasi seperti kokain dan amfetamin juga dapat menyebabkan
aritmia, nyeri dada. Tanyakan riwayat minum obat bebas, obat-obatan herbal, obat-obat
alternatif, beta blokers dan antihipertensi.
5. Riwayat Sosial
Merokok merupakan faktor resiko terkuat untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan
penyakit perifer. Alkohol dapat mengindikasi fibrilasi atrium
6. Riwayat Pekerjaan.
Penyakit jantung dapat mempengaruhi aktivitas fisik dan pekerjaan.
6. Wajah:
Inspeksi:
Conjungtiva adanya anemis/tidak
Bibir ada tanda sianosis/tidak
7. Leher
Identifikasi vena jugularis
Posisikan pasien 45-600
Observasi denyut nadi vena jugularis
Ukur tinggi denyut vena jugularis dari sudut sternum bila
tinggi lebih dari 3,5 cm maka JVP meninggi (terjadi pada
CHF, obstruksi vena cava superior)
Cara Kerja :
1. Periksa stetoskop dan gosok sisi membran dengan
tangan
2. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah
pulmonal, kemudian ke daerah aorta, simak Bunyi
jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di banding
dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2.
3. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah
Tricus, kemudian ke daerah mitral, simak Bunyi jantung
terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ2,
splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop.
4. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana
yang paling jelas.
Jumlah Nilai:
A. Tujuan pembelajaran:
1) Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dan peralatan EKG
2) Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan EKG
B. Definisi EKG
EKG adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik
jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar
EKG seperti gangguan irama jantung (disritmia), pembesaran atrium, gangguan elektrolit
atau penilaian pacu jantung.
Sistem konduksi jantung yaitu sistem jaringan yang menghantarkan impuls dari atrium
sampai vantrikel. Sistem konduksi tersebut terdiri dari SA node, AV node, Berkas his
dan serabut purkinje.
2) Frekuensi
Laju QRS pada irama sinus antara 60 – 100 x/mt. Laju jantung dihitung dengan cara:
a). 300 : jumlah kotak besar antara R-R’
b) 1500: jumlah kotak kecil anatara R-R’
Catatan mengunakan rumus bila irama sinus dan teratur
3) Gelombang P
Gelombang p diikuti gelombang QRS. Tinggi 0,25 milivolt dan lebar 0,11 detik. Selalu
positif di lead II dan negative di lead aVR
4) Interval PR
Normal interval 0,12 sampai 0,20
5) Lebar QRS
Nilai Q lebar < 0,04 detik dan dalamnya < 1/3 detrik. Gelombang positif R semakin
membesar dari lead V1 ke V6.
6) Segment ST
Segmen ST dari titik J point jika naik 1 mm titik J disebut ST segmen elevasi dan jika
turun 1 mm titik J disebut ST elevasi. Normalnya isoelektris.
7) Gelombang T
Gelombong T tinggi minimal I mm, bila kurang disebut datar dan tidak boleh tinggi
lebih 10 mm di lead precordial dan tidak boleh lebih dari 5 mm di lead ekstremitas
Nama :
Tanggal Ujian :
SKOR
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
A. 1. Persiapan Alat:
e. Alat EKG, sebelumnya lakukan pengecekan
fungsi kerja alat
f. Jelly (optional)
g. Tissu
h. Selimut Pasien
B. 2. Persiapan Pasien
a. Ucapkan salam
b. Cek identitas pasien
d. Kontrak dengan pasien
e. Posisi pasien tidur terlentang, dada terbuka,
pasien melepasakan perhiasan gelang dan jam,
bersihkan, keringkan tempat pemasangan area
electroda dengan dengan tisu
C 9. Perekaman EKG Lead I, II, III, AVR, AVL,
AVF, V1-V6
a. Pemasangan elektroda pada ektremitas
- Warna merah untuk tangan kanan
- Warna kuning untuk tangan kiri
- Warna hitam untuk kaki kanan
- Warna hijau untuk kaki kiri
Jumlah Nilai:
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu) Tanda Tangan :
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang
diujikan
C Prosedur tindakan
1. Cuci Tangan
2. Kenakan Sarung Tangan Bersih
3. Ukur ulang suhu tubuh, nadi dan tekanan darah
4. Buat jalur intravena dengan blood set.
5. Berikan cairan NaCl 0,9% terlebih dahulu
6. Setelah persediaan darah teraba hangat / sudah
disimpan di blood warmer sesuai suhu normal ,
pasangkan darah dan perhatikan:
a.Raba sebelumnya cek ulang kembali etiket/ identitas
pasien dan identitas persediaan darah sesuai format
permintaan
b.Perhatikan keadaan darah
7. Atur kecepatan aliran darah per menit sesuai program
8. Awasi reaksi pasien terhadap transfuse : reaksi menggil,
sesak nafas, urtikaria, peningkatan suhu. Bila reaksi
muncul maka hentikan transfuse dan lapor pada dokter.
Lakukan 15 menit pertama, selesai transfusi dan 4 jam
berikutnya setelah darah habis.
9. Setelah darah selesai pemberiannya, bersihkan selang
infus dengan NaCl 0,9% atau ganti selang infus / blood
set yang baru.
10. Buka Sarung tangan
11. Rapihkan alat-alat
12. Cuci Tangan.
13. Dokumentasikan : waktu, jumlah dan sediaan darah
yang diberikan, golongan darah yang diberikan dan
reaksi pasien saat dan setelah diberikan transfusi.
Jumlah Nilai:
Jumlah total x 100%
56
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil penilaian/uji Nama Penguji :
kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang dibuat berdasarkan hasil
penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang diujikan Tanda Tangan :
Pengertian
Pengambilan darah melalui arteri dengan tujuan mendapatkan sampel untuk dilakukan analisis gas
darah yang meliputi oksigen, karbondioksida dan pH darah dan derajat asidosis atau alkalosis,
kadar oksigen dan karbondioksisa
Tujuan:
1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
2. Untuk mengetahui kadar oksigen dalam tubuh
3. Mengetahui kadar CO2 dalam tubuh.
Indikasi
Pemeriksaan AGD dilakukan pada pasien dengan:
1. Penyakit paru-paru, misalnya asma, PPOK, pneumonia, dan lain-lain.
2. Penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal.
3. Penyakit metabolik, misalnya diabetes melitus atau kencing manis
4. Cedera kepala atau leher yang mempengaruhi pernapasan
Nilai
pH 7,35-7,45
PaO2 80-100 mmHg
PaCO2 35-45 mmHg
HCO3 22-26 mmol/L
SaO2 95-100 %
Nama :
Tanggal Ujian :
SKOR
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
A. Persiapan Alat:
1. Disposible arteri jika tidak ada dapat mengunakan 3 cc
2. Disposible 1 cc+ heparin bila bila tidak ada disposible arteri
3. Alkohol swab
4. Bak disposible
5. Penutup karet
6. Cool box + icepack
7. Perlak
8. Plester
9. Bengkok
Bobot : 10
B. Persiapan Pasien
1. Ucapkan salam
2. Cek identitas pasien
3. Kontrak dengan pasien (jelaskan maksud tujuan
Bobot:10
C Prosedur tindakan
1. Cuci Tangan
2. Kenakan Sarung Tangan Bersih
3. Lakukan Allen’s test, bila terjadi gangguan kolateral
daerah tersebut tidak dilakukan pengambilan darah
4. Pasang perlak
5. Letakkan lengan ekstensi 30 derajat agar terpiksasi, bantu
dengan menyimpan gulungan handuk kecil dibawah
pergelangan tangan
6. Bila disposible belum terdapat heparin maka berikan
heparin dengan jumlah 0,1 atau 0,5 cc
7. Palpasi arteri radialis untuk menentukan denyut nadi yang
kuat
8. Lakukan desinfektan dengan alkohol swab biarkan kering
9. Lakukan insersi dengan posisi jarum 30-40 derajat bila
disposible 3 cc dan 90 derajat bila disposible 1 cc di arteri
radialis apabila area femoralis posisi insersi disposible 90
derajat. Perhatikan naiknya darah ke dalam disposible.
10. Pengambilan darah 0,5-2 cc
11. Tekan area insersi dengan kapas selama 5 menit atau
sampai perdarahan berhenti.
12. Keluarkan udara dalam disposible
13. Berikan label identitas pada disposible
14. Simpan sample darah di cooling box
15. Rapihkan alat
16. Lepaskan sarung tangan
17. Terminasi
18. Dokumentasikan
Bobot 30
Jumlah Nilai:
Jumlah total x 100%
50x4
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil penilaian/uji Nama Penguji :
kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang dibuat berdasarkan hasil
penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang diujikan Tanda Tangan :
C.PENGUKURAN ANTROPOMETRI
1. MENIMBANG BERAT BADAN DAN TINGGI
H. TEHNIK PEMERIKSAAN
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang Ns. TUTI SULASTRI
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak Tanda Tangan :
perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang
diujikan
1. Pemasangan NGT
A.Definisi
Pemasangan NGT merupakan pemasangan selang plastik lunak melalui
nasofaring klien kedalam lambung Dilakukan pada pasien :
1. Pasien yang tidak mampu menelan/disfagia, atau pasien tidak sadar
2. Pasien yang terus muntah
3. Bagi bayi premature atau BBLR
B. Tujuan
1. Pemberian nutrisi melalui saluran gastrointestinal
2. Memungkinkan evakuasi isi lambung/decompresi
3. Meredakan mual
C. PENGKAJIAN
Pengkajian harus berfokus :
1. Program dokter mengenai jenis dan penggunaan selang
2. Riwayat penggunaan selang sebelumnya, ukuran dll
3. Riwayat masalah kesehatan bagian nasal atau sinus
4. Status gastro intestinal meliputi musl, muntah, deare, bunyi usus, distensi,
keluarannya/flatus dll
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang Ns. TUTI SULASTRI
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak Tanda Tangan :
perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang
diujikan
A.Tujuan
Perawatan slang NGT
1. Meminimalkan kerusakan lubang hidung akibat selang NGT
2. Mempertahankan penempatan selang yang Benar
3. Meningkatkan pengisapan lambung dengan benar atau pemberian makan melalui
selang.
Pelepasan NGT
Mengakhiri terapi Nasogastrik berdasarkan indikasi bahwa fungsi gastrointestinal
yang adekuat telah didapatkan kembali.
B. PENGKAJIAN
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang dibuat Ns. TUTI SULASTRI
berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit kompetensi yang diujikan Tanda Tangan :
No Prosedur 1 2 3 4 5
A Peralatan
1. Sarung Tangan
2. Perlak
3. Handuk
4. Pincet
5. Tissue/waslap
6. Kasa
7. Bengkok/plastic sampah
8. Minyak/salep/pelumas
B Tindakan
1. Salam terapeutik
2. Jelaskan Prosedur pada pasien
3. Dekatkan peralatan
4. Cuci Tangan
5. Posisikan pasien dengan semi fowler
6. Letakkan perlak /handuk diatas dada
7. Pasang sarung tangan
8. Lepaskan Plester yang memfiksasi
dengan kapas dibasahi.
9. Letakkan kasa dibawah hidung
10. Klem selang dengan
melipatnya/menekan
11. Secara perlahan tarik slang dalam satu
gerakan sampai slang kelauar secara
komplet.
12. Letakkan slang di bengkok/kantong
sampah.
13. Lakukan perawatan hidung dan mulut.
14. Rapihkan Pasien posisikan dalam posisi
yang nyaman,
15. Observasi bising usus dan adanya
flatulensi
16. Dekatkan bel pemanggil dan intruksikan
pada pasien untuk memanggil bila ada
mual atau tidak nyaman.
17. Simpan atau buang peralatan
18. Cuci Tangan
19. Dokumentasikan
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang Ns. TUTI SULASTRI
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta :
Tanda Tangan :
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak
perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit k ompetensi yang
diujikan
A. DEFINISI
Feces yang mengeras dan menyumbat bagian bawah colon.
B. TUJUAN
1. Mengeluarkan feses yang menyumbat bagian bawah kolon secara manual
2. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
3. Memfasilitasi peristalsis normal
4. Mencegah cidera rectal dan anal
C. Alat-alat
1. 3 pasang sarung tangan bersih
2. Pelumas larut air
3. Pispot, Waskom berisi air hangat
4. Sabun, waslap dan handuk
5. Alas/perlak
6. Pengharum ruangan.
7. Alat-alat vital sign
D. PENGKAJIAN
Pengkajian berfokus pada hal-hal :
1. Kebijakan instansi dan program dokter
2. Waktu terakhir defekasi dan pola evaluasi usus yang dilakukan
3. Status dan keadaan anus
4. Indikator impaks
5. Status abdomen
6. Diet Klien
7. Pengetahuan klien
8. Obat2 yang dikonsumsi yang terkait.
NO TINDAKAN 1 2 3 4 5
Peserta telah diberi umpan balik/masukan dan diinformasikan hasil Nama Penguji :
penilaian/uji kompetensi serta penjelasan terhadap keputusan yang Ns. TUTI
dibuat berdasarkan hasil penilaian tersebut, peserta : SULASTRI
Direkomendasikan/tidak direkomendasikan (coret yang tidak
Tanda Tangan :
perlu)
Untuk mendapatkan pengakuan terhadap unit k ompetensi yang
diujikan
1. DEFINISI COLOSTOMI
Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
PERAWATAN COLOSTOMI
Merupakan perawatan yang dilakukan pada pasien dan keluarga meliputi :
mencegah iritasi, infeksi dengan cara mengganti balutan dengan tehnik aseptic
dan cara mengganti kantong colostomy.
2. TUJUAN
1). Menjaga kebersihan pasien
2). Mencegah terjadinya infeksi
3). Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
4). Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
3. PENGKAJIAN
Monitor tanda vital dan intake output, meliputi drainase lambung, dan
lainnya dari drain luka.
Kaji perdarahan dari insisi abdomen dan perineal, kolostomi, atau anus,
evaluasi komplikasi luka lainnya, dan pertahankan integritas psikologis.
Monitor bising usus dan derajat distensi abdomen. Manipulasi
pembedahan dari usus menghentikan peristaltik, menyebabkan ileus.
Adanya bising usus dan pasase flatus indikasi kembalinya peristaltic
Kaji status pernafasan. Pemotongan kanker colorectal dengan
anastomosis usus atau kolostomi adalah bedah mayor abdominal.
Kaji posisi dan patensi NGT, persambungan suction. NGT digunakan
postoperatif untuk dekompresi gastrointestinal dan fasilitas
penyembuhan dari anastomosis. Memastikan kelancaran penting untuk
rasa nyaman dan penyembuhan klien
Kaji Stomanya meliputi :
Type Stoma
Stoma Viability
Ketinggian Stoma
Konstruksi Stoma
Lokasi Stoma
Ukuran Stoma
Jahitan Mucocutaneus
Produksi/Keluaran
4. DIAGNSOASA KEPERAWATAN
1). Kerusakan integritas kulit b.d aliran feses dari stoma, reaksi terhadap
produk/kimia, pemakaian atau pengangkatan adhesif yang tidak tepat
2). Berduka antisipasi
3). Kerusakan body image b.d adanya stoma di abdomen dan perubahan
saluran eliminasi BAB
4). Kerusakan interaksi sosial b.d takut akan bau dan kebocoran drainase usus
6). Rasa takut b.d diagnosa malignansi mendatang yang tidak pasti
2). Segera ganti kantong kolostomi bila telah terisi fases 1/3 bagian atau jika
kantong kolostomi bocor dan fases cair mengotori abdomen
3). Pertahankan kulit pasien di sekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk
menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien
4). Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau
jika pasien alergi, modifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak
teriritasi.
5. PENKES
a. Teknik penggantian/pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar
b. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
c. Teknik irigasi kolostomi dan manfatnya bagi pasien
d. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan
e. Pengeluaran fases agar tidak mengganggu aktifitas pasien
f. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
g. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan
h. Kontrol ke dokter secara teratur
i. Makanan tinggi serat
KOMP.
PRODI NERS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
Keterangan.
35. Mulut:
a. Stomatistis
b. Bau uremic
c. Keluhan sensasi rasa lidah berkurang
d. Mual dan muntah
36. Lehar : inspeksi dan ukur peningkatan JVP
37. Dada
a. Pergerakan dada
b. Frekuensi pernafasan
c. Adanya otot bantu nafas tambahan
d. Palpasi : taktil fremitus : kelebihan cairan di paru
e. Perkusi cardiomegali, redup bila kelebihan cairan
masuk ke paru
f. Auskultasi : ronki/rales bila kelebihan cairan masuk
ke parU
38. Abdomen
a. Inspeksi : asites /massa
b. Auskultasi bruit aorta abdomen
c. Ukur lingkar perut bila ada asites
d. Lakukan perkusi : shifting dullness bila ada asites
e. Palpasi : vesika urinaria : bundar rata distensi
urin, bila keras adan tidak beraturan dicurigai
massa
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
Nilai lulus ≥ 70
REFLEKSI NAMA MAHASISWA
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
Ket.
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENILAIAN :
Nilai Lulus ≥ 70
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
KOMP.
PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Pra Interaksi
5. Melakukan verifikasi /validasi klien* (identitas
pasien/barcode, keluhan pasien).
6. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi 13. Memberikan salam terapetik*
14. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga.*
15. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
16. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Ket.
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENILAIAN :
Nilai Lulus ≥ 70
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
Ket.
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENILAIAN :
∑TOTAL ITEM X BOBOT NILAI x 100%
(135)
REFLEKSI NAMA MAHASISWA
KOMP.
PRODI D3 KEPERAWATAN
Pra Interaksi
7. Melakukan verifikasi /validasi klien* (identitas
pasien/barcode, keluhan pasien).
8. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi 17. Memberikan salam terapetik*
18. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga.*
19. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
20. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Ket.
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENILAIAN :
Nilai Lulus ≥ 70
PENGUJI :
TANDA TANGAN :