Anda di halaman 1dari 14

menyebabkan gejala tersebut.

Beberapa tes akan


dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan
terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum
dan sistem organ yang spesifik. Dalam
prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu,
denyut dan tekanan darah selalu dilakukan
pertama kali.

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

BAB I
PENDAHULUAN BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Latar belakang
1.2 Konsep Teori
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan
medis memeriksa tubuh pasien untuk dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil system tubuh yang memberikan informasi
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. objektif tentang klien dan memungkinkan
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan perawat untuk mebuat penilaian klinis.
membantu dalam penegakkan diagnosis dan Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi
perencanaan perawatan pasien. pemilihan terapi yang diterima klien dan
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter
secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan dan Perry, 2005).
berakhir pada anggota gerak. Setelah Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan
pemeriksaan organ utama diperiksa dengan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti memperoleh data yang sistematif dan
test neurologi. komprehensif, memastikan/membuktikan hasil
Dengan petunjuk yang didapat selama anamnesa, menentukan masalah dan
pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat merencanakan tindakan keperawatan yang tepat
menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010)
sebuah daftar penyebab yang mungkin Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik
yang digunakan adalah:
1. Inspeksi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997)
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan Perkusi adalah pemeriksaan dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat untuk membandingkan dengan bagian tubuh
pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara,
atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/
yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika,
suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu 2010)
system tunggal atau bagian dan biasanya
mengguankan alat khusus seperto 4. Auskultasi
optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain.
(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) Auskultasi adalah tindakan
Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh
dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.
melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
(Dewi Sartika, 2010) Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh yang dilakukan dengan cara mendengarkan
meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
kesimetrisan, lesi, dan menggunakan alat yang disebut dengan
penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah :
perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. (Dewi Sartika, 2010)
Dalam melakukan pemeriksaan fisik,
2. Palpasi ada prinsip-prinsip yang harus di perhatikan,
yaitu sebagai berikut:
Palpasi adalah pemeriksaan dengan a. Kontrol infeksi
menggunakan indera peraba dengan meletakkan Meliputi mencuci tangan,
tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau memasang sarung tangan steril,
tangan. Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) memasang masker, dan membantu klien
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang mengenakan baju periksa jika ada.
menggunakan indera peraba ; tangan dan jari- b. Kontrol lingkungan
jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau Yaitu memastikan ruangan dalam
organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, keadaan nyaman, hangat, dan cukup
ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi penerangan untuk melakukan
Sartika,2010) pemeriksaan fisik baik bagi klien
Hal yang di deteksi adalah suhu, maupun bagi pemeriksa itu sendiri.
kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, Misalnya menutup pintu/jendala atau
pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan skerem untuk menjaga privacy klien
sensasi. 1) Komunikasi (penjelasan prosedur)
2) Privacy dan kenyamanan klien
3. Perkusi
3) Sistematis dan konsisten ( head to
Perkusi adalah pemeriksaan yang toe, dr eksternal ke internal, dr
meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk normal ke abN)
menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam 4) Berada di sisi kanan klien
membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi 5) Efisiensi
6) Dokumentasi
3. Penlight,
1.3 Tujuan Pemeriksaan Fisik 4. Steteskop,
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan 5. Tensimeter/spighnomanometer,
6. Thermometer,
bertujuan:
7. Arloji/stopwatch,
1) Untuk mengumpulkan data dasar 8. Refleks Hammer,
tentang kesehatan klien. 9. Otoskop,
2) Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau 10. Handschoon bersih ( jika perlu),
menyangkal data yang diperoleh dalam tissue,
riwayat keperawatan. 11. buku catatan perawat.
3) Untuk mengkonfirmasi dan Alat diletakkan di dekat tempat tidur
mengidentifikasi diagnosa keperawatan. klien yang akan di periksa.
4) Untuk membuat penilaian klinis tentang
b. Lingkungan
perubahan status kesehatan klien dan Pastikan ruangan dalam keadaan
penatalaksanaan. nyaman, hangat, dan cukup penerangan.
5) Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem
asuhan. untuk menjaga privacy klien
Namun demikian, masing-masing c. Klien (fisik dan fisiologis)
pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada
akan di jelaskan nanti di setiap bagian tibug dan anjurkan klien untuk rileks.
yang akan di lakukan pemeriksaan fisik.

1.4 Manfaat Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik memiliki banyak A). Prosedur Pemeriksaan
manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi 1. Cuci tangan
profesi kesehatan lain, diantaranya: 2. Jelaskan prosedur
1) Sebagai data untuk membantu perawat 3. Lakukan pemeriksaan dengan berdiri di
dalam menegakkan diagnose sebelah kanan klien dan pasang
keperawatan. handschoen bila di perlukan
2) Mengetahui masalah kesehatan yang di 4. Pemeriksaan umum meliputi :
alami klien.
penampilan umum, status mental dan
3) Sebagai dasar untuk memilih intervensi
keperawatan yang tepat nutrisi.
4) Sebagai data untuk mengevaluasi hasil 5. Posisi klien : duduk/berbaring
dari asuhan keperawatan 6. Cara : inspeksi Kesadaran, tingkah laku,
ekspresi wajah, mood. (Normal :
1.5 Indikasi
Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai, tidak
Mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama
pada: ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
Tanda-tanda stress/ kecemasan
1) klien yang baru masuk ke tempat (Normal :)Relaks, tidak ada tanda-tanda
pelayanan kesehatan untuk di rawat. cemas/takut).
2) Secara rutin pada klien yang sedang di 7. Jenis kelamin
rawat.
3) Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien 8. Usia dan Gender
9. Tahapan perkembangan
1.6 Prosedur pemeriksaan fisik 10. TB, BB ( Normal : BMI dalam batas
Persiapan normal)
a. Alat 11. Kebersihan Personal (Normal : Bersih
1. Meteran
dan tidak bau)
2. Timbangan BB
12. Cara berpakaian (Normal : Benar/ tidak 1) Posisi klien: duduk/ berbaring
terbalik) 2) Pencahayaan yang cukup/lampu
13. Postur dan cara berjalan 3) Sarung tangan (utuk lesi basah dan
14. Bentuk dan ukuran tubuh berair)
15. Cara bicara. (Relaks, lancer, tidak Prosedur Pelaksanaan
gugup) a. Pemeriksaan kulit\
16. Evaluasi dengan membandingkan · Inspeksi : kebersihan, warna,
dengan keadaan normal. pigmentasi,lesi/perlukaan, pucat,
17. Dokumentasikan hasil pemeriksaan sianosis, dan ikterik.
Normal: kulit tidak ada
B). Pengukuran tanda vital (Dibahas kelompok ikterik/pucat/sianosis.
2 lebih dalam) · Palpasi : kelembapan, suhu permukaan
Posisi klien : duduk/ berbaring kulit, tekstur, ketebalan, turgor
1. Suhu tubuh (Normal : 36,5-37,50c) kulit, dan edema.
2. Tekanan darah (Normal : 120/80 Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak
mmHg) ada edema.
3. Nadi :
1) Frekuensi = Normal : setelah diadakan pemeriksaan kulit dan
60-100x/menit ; Takikardia: >100 ; kuku evaluasi hasil yang di dapat dengan
Bradikardia: <6 span=""> membandikan dengan keadaan normal, dan
2) Keteraturan= Normal : teratur dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
3) Kekuatan= 0: Tidak ada denyutan; tersebut.
1+:denyutan kurang teraba; 2+: b. Pemeriksaan kuku
Denyutan mudah teraba, tak mudah · Inspeksi : kebersihan, bentuk, dan
lenyap; 3+: denyutan kuat dan warna kuku
mudah teraba Normal: bersih, bentuk normaltidak ada
4. Pernafasan : tanda-tanda jari tabuh
1) Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; (clubbing finger), tidak
>20: Takipnea; <15 bradipnea="" ikterik/sianosis.
span=""> · Palpasi : ketebalan kuku dan capillary
2) Keteraturan= Normal : teratur refile ( pengisian kapiler ).
3) Kedalaman : dalam/dangkal Normal: aliran darah kuku akan kembali
4) Penggunaan otot bantu pernafasan: < 3 detik.
Normal : tidak ada setelah diadakan pemeriksaan kuku
setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda evaluasi hasil yang di dapat dengan
vital evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan keadaan normal, dan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang tersebut.
didapat.
c. Pemeriksaan kepala, wajah, mata,
C). Pemeriksaan kulit dan kuku telinga, hidung, mulut dan leher
Tujuan Posisi klien : duduk , untuk pemeriksaan
1) Mengetahui kondisi kulit dan kuku wajah sampai dengan leher perawat
2) Mengetahui perubahan oksigenasi, berhadapan dengan klien
sirkulasi, kerusakan jaringan setempat,
dan hidrasi. d. Pemeriksaan kepala, wajah, mata,
Persiapan telinga, hidung, mulut dan leher
1) Pemeriksaan kepala a) Mengetahui bentuk dan fungsi mata
Tujuan : b) Mengetahui adanya kelainan pada
a. Mengetahui bentuk dan fungsi mata.
kepala Persiapan alat
b. Mengetahui kelainan yang a) Senter Kecil
terdapat di kepala b) Surat kabar atau majalah
Persiapan alat : c) Kartu Snellen
a. Lampu d) Penutup Mata
b. Sarung tangan (jika di duga e) Sarung tangan
terdapat lesi atau luka) Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan a) Inspeksi: bentuk, kesimestrisan, alis
Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, mata, bulu mata, kelopak mata,
kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kesimestrisan, bola mata, warna
kebersihan rambut dan kulit kepala, konjunctiva dan sclera (anemis/ikterik),
warna, rambut, jumlah dan distribusi penggunaan kacamata / lensa kontak,
rambut. dan respon terhadap cahaya.

b) Normal: simetris mata kika, simetris


bola mata kika, warna konjungtiva pink,
Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak dan sclera berwarna putih.
menunjukkan tanda-tanda kekurangan Tes Ketajaman Penglihatan
gizi(rambut jagung dan kering) Ketajaman penglihatan seseorang
Palpasi : adanya pembengkakan/penonjolan, dan mungkin berbeda dengan orang lain. Tajam
tekstur rambut. penglihatan tersebut merupakan derajad persepsi
Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan, deteil dan kontour beda. Visus tersebut dibagi
rambut lebat dan kuat/tidak rapuh. dua yaitu:
setelah diadakan pemeriksaan kepala 1). Visus sentralis.
evaluasi hasil yang di dapat dengan Visus sentralis ini dibagi dua yaitu visus
membandikan dengan keadaan normal, dan sentralis jauh dan visus sentralis dekat.
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang a. visus centralis jauh merupakan
didapat. ketajaman penglihatan untuk melihat
benda benda yang letaknya jauh. Pada
2) Pemeriksaan wajah
keadaan ini mata tidak melakukan
· Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk,
akomodasi. (EM. Sutrisna, dkk, hal 21).
dan kesimetrisan.
b. virus centralis dekat yang merupakan
Normal: warna sama dengan bagian tubuh
ketajaman penglihatan untuk melihat
lain, tidak pucat/ikterik, simetris.
benda benda dekat misalnya membaca,
Palpasi : nyeri tekan dahi, dan edema, pipi,
menulis dan lain lain. Pada keadaan ini
dan rahang
mata harus akomodasi supaya bayangan
· Normal: tidak ada nyeri tekan dan edema.
benda tepat jatuh di retina. (EM.
Setelah diadakan pemeriksaan wajah
Sutrisna, dkk, hal 21).
evaluasi hasil yang di dapat dengan
2). Visus perifer
membandikan dengan keadaan normal, dan
Pada visus ini menggambarkan
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
luasnya medan penglihatan dan diperiksa
tersebut.
dengan perimeter. Fungsi dari visus perifer
3) Pemeriksaan mata adalah untuk mengenal tempat suatu benda
Tujuan terhadap sekitarnya dan pertahanan tubuh
dengan reaksi menghindar jika ada bahaya pemeriksa pada jarak 1 meter (Nilai
dari samping. Dalam klinis visus sentralis visus oculi dextranya 1/300).
jauh tersebut diukur dengan menggunakan 8) Jika pasien juga tetap tidak bisa melihat
grafik huruf Snellen yang dilihat pada jarak adanya gerakan tangan, maka pasien
20 feet atau sekitar 6 meter. Jika hasil diminta untuk menunjukkan ada atau
pemeriksaan tersebut visusnya e”20/20 maka tidaknya sinar dan arah sinar (Nilai
tajam penglihatannya dikatakan normal dan visus oculi dextra 1/tidak hingga). Pada
jika Visus <20 adalah="" anomaly="" keadaan tidak mengetahui cahaya nilai
bermacam="" dikatakan="" kelainan="" visus oculi dextranya nol.
kurang="" macam="" maka="" peglihatan="" 9) Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai
pembiasan.="" penglihatanya="" visus oculi sinistra dengan cara yang
penurunan="" penyebab="" refraksi="" sama.
salah="" satunya="" seseorang="" span="" 10) Melaporkan hasil visus oculi sinistra dan
tajam=""> dextra. (Pada pasien vos/vodnya “x/y”
artinya mata kanan pasien dapat melihat
sejauh x meter, sedangkan orang normal
dapat melihat sejauh y meter.
Prosedur pemeriksaan visus dengan
menggunakan peta snellen yaitu:
4) Pemeriksaan telinga
1) Memperkenalkan diri dan menjelaskan
Tujuan :
maksud tujuan pemeriksaan.
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran
2) Meminta pasien duduk menghadap kartu
telinga, gendang telinga, dan fungsi
Snellen dengan jarak 6 meter.
pendengaran.
3) Memberikan penjelasan apa yang harus
Persiapan Alat :
dilakukan (pasien diminta mengucapkan
a) Arloji berjarum detik
apa yang akan ditunjuk di kartu Snellen)
b) Garpu tala
dengan menutup salah satu mata dengan
c) Speculum telinga
tangannya tanpa ditekan (mata kiri
d) Lampu kepala
ditutup dulu).
Prosedur Pelaksanaan
4) Pemeriksaan dilakukan dengan meminta
· Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga,
pasien menyebutkan simbol di kartu
kesimetrisan, integritas, posisi
Snellen dari kiri ke kanan, atas ke
telinga, warna, liang telinga
bawah.
(cerumen/tanda-tanda infeksi),
5) Jika pasien tidak bisa melihat satu
alat bantu dengar..
simbol maka diulangi lagi dari barisan
Normal: bentuk dan posisi simetris kika,
atas. Jika tetap maka nilai visus oculi
integritas kulit bagus, warna sama
dextra = barisan atas/6.
dengan kulit lain, tidak ada tanda-
6) Jika pasien dari awal tidak dapat
tanda infeksi, dan alat bantu
membaca simbol di Snellen chart maka
dengar.
pasien diminta untuk membaca hitungan
· Palpasi : nyeri tekan aurikuler, mastoid,
jari dimulai jarak 1 meter kemudian
dan tragus
mundur. Nilai visus oculi dextra = jarak
Normal: tidak ada nyeri tekan.
pasien masih bisa membaca
Setelah diadakan pemeriksaan telinga
hitungan/60.
evaluasi hasil yang di dapat dengan
7) Jika pasien juga tidak bisa membaca
membandikan dengan keadaan normal, dan
hitungan jari maka pasien diminta untuk
melihat adanya gerakan tangan
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat · Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna
tersebut. mukosa mulut dan bibir, tekstur ,
lesi, dan stomatitis.
5) Pemeriksan hidung dan sinus Normal: warna mukosa mulut dan bibir
Tujuan pink, lembab, tidak ada lesi dan
a) Mengetahui bentuk dan fungsi hidung stomatitis
b) Menentukan kesimetrisan struktur dan · Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi
adanya inflamasi atau infeksi lengkap/penggunaan gigi palsu,
Persiapan Alat perdarahan/ radang gusi,
a) Spekulum hidung kesimetrisan, warna, posisi lidah,
b) Senter kecil dan keadaan langit2.
c) Lampu penerang ·Normal: gigi lengkap, tidak ada tanda-
d) Sarung tangan (jika perlu) tanda gigi berlobang atau
Prosedur Pelaksanaan kerusakan gigi, tidak ada
· Inspeksi : hidung eksternal (bentuk, ukuran, perdarahan atau radang gusi, lidah
warna, kesimetrisan), rongga, simetris, warna pink, langit2 utuh
hidung ( lesi, sekret, sumbatan, dan tidak ada tanda infeksi.
pendarahan), hidung internal
(kemerahan, lesi, tanda2 infeksi) Gigi lengkap pada orang dewasa
Normal: simetris kika, warna sama berjumlah 36 buah, yang terdiri dari 16 buah di
dengan warna kulit lain, tidak rahang atas dan 16 buah di rahang bawah. Pada
ada lesi, tidak ada sumbatan, anak-anak gigi sudah mulai tumbuh pada usia
perdarahan dan tanda-tanda enam bulan. Gigi pertama tumbuh dinamakan
infeksi. gigi susu di ikuti tumbuhnya gigi lain yang
Palpasi dan Perkusi frontalis dan, disebut gigi sulung. Akhirnya pada usia enam
maksilaris (bengkak, nyeri, tahun hingga empat belas tahun, gigi tersebut
dan septum deviasi) mulai tanggal dan dig anti gigi tetap.
Normal: tidak ada bengkak dan nyeri
tekan. Pada usia 6 bulan gigi berjumlah 2 buah
(dirahang bawah), usia 7-8 bulan berjumlah 7
Setelah diadakan pemeriksaan hidung buah(2 dirahang atas dan 4 dirahang bawah) ,
dan sinus evaluasi hasil yang di dapat dengan usia 9-11 bulan berjumlah 8 buah(4 dirahang
membandikan dengan keadaan normal, dan atas dan 4 dirahang bawah), usia 12-15 bulan
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat gigi berjumlah 12 buah (6 dirahang atas dan 6
tersebut. dirahang bawah), usia 16-19 bulan berjumlah 16
buah (8 dirahang atas dan 8 dirahang bawah),
6) Pemeriksaan mulut dan bibir dan pada usia 20-30 bulan berjumlah 20 buah
Tujuan : (10 dirahang atas dan 10 dirahang bawah)
Mengetahui bentuk kelainan mulut
Persiapan Alat : Setelah diadakan pemeriksaan mulut
a) Senter kecil dan bibir evaluasi hasil yang di dapat dengan
b) Sudip lidah membandikan dengan keadaan normal, dan
c) Sarung tangan bersih dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
d) Kasa tersebut.
Prosedur Pelaksanaan
7) Pemeriksaan leher
Tujuan
a) Menentukan struktur integritas leher
b) Mengetahui bentuk leher serta organ c. Mengetahui adanya nyeri tekan,
yang berkaitan masa, peradangan, traktil premitus
c) Memeriksa system limfatik Persiapan alat
Persiapan Alat a) Stetoskop
Stetoskop b) Penggaris centimeter
c) Pensil penada
Prosedur Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan
· Inspeksi leher: warna integritas, bentuk · Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur
simetris. dada, gerakan nafas
Normal: warna sama dengan kulit lain, (frekuensi, irama,
integritas kulit baik, bentuk kedalaman, dan upaya
simetris, tidak ada pembesaran pernafasan/penggunaan
kelenjer gondok. otot-otot bantu pernafasan),
· Inspeksi dan auskultasi arteri karotis: lokasi warna kulit, lesi, edema,
pulsasi pembengkakan/
Normal: arteri karotis terdengar. penonjolan.
· Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid · Normal: simetris, bentuk dan postur
(nodus/difus, normal, tidak ada tanda-
pembesaran,batas, tanda distress pernapasan,
konsistensi, nyeri, warna kulit sama dengan
gerakan/perlengketan pada warna kulit lain, tidak
kulit), kelenjer limfe (letak, ikterik/sianosis, tidak ada
konsistensi, nyeri, pembengkakan/penonjolan/
pembesaran), kelenjer parotis edema
(letak, terlihat/ teraba) · Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa
Normal: tidak teraba pembesaran dan lesi, nyeri, tractile
kel.gondok, tidak ada nyeri, fremitus. (perawat berdiri
tidak ada pembesaran dibelakang pasien,
kel.limfe, tidak ada nyeri. instruksikan pasien untuk
· Auskultasi : bising pembuluh darah. mengucapkan angka “tujuh-
tujuh” atau “enam-enam”
Setelah diadakan pemeriksaan leher
sambil melakukan perabaan
evaluasi hasil yang di dapat dengan
dengan kedua telapak tangan
membandikan dengan keadaan normal, dan
pada punggung pasien.)
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
Normal: integritas kulit baik, tidak ada
tersebut.
nyeri tekan/massa/tanda-
8) Pemeriksaan dada( dada dan punggung) tanda peradangan, ekspansi
Posisi klien: berdiri, duduk dan berbaring simetris, taktil vremitus
Cara/prosedur: cendrung sebelah kanan lebih
A) System pernafasan teraba jelas.
Tujuan : · Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi
a. Mengetahui bentuk, kesimetrisas, dan bandingkan satu sisi
ekspansi, keadaan kulit, dan dinding dengan satu sisi lain pada
dada tinggi yang sama dengan
b. Mengetahui frekuensi, sifat, irama pola berjenjang sisi ke sisi)
pernafasan,
Normal: resonan (“dug dug dug”), jika Normal: batas jantung: tidak lebih dari
bagian padat lebih daripada 4,7,10 cm ke arah kiri dari garis
bagian udara=pekak (“bleg mid sterna, pada RIC 4,5,dan 8.
bleg bleg”), jika bagian udara · Auskultasi: bunyi jantung, arteri karotis.
lebih besar dari bagian (gunakan bagian diafragma dan
padat=hiperesonan (“deng bell dari stetoskop untuk
deng deng”), batas mendengarkan bunyi jantung.
jantung=bunyi rensonan---- · Normal: terdengar bunyi jantung I/S1 (lub)
hilang>>redup. dan bunyi jantung II/S2 (dub),
· Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, tidak ada bunyi jantung
paru. (dengarkan dengan tambahan (S3 atau S4).
menggunakan stetoskop di Setelah diadakan pemeriksaan system
lapang paru kika, di RIC 1 kardiovaskuler evaluasi hasil yang di dapat
dan 2, di atas manubrium dan dengan membandikan dengan keadaan normal,
di atas trachea) dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang
Normal: bunyi napas vesikuler, didapat tersebut.
bronchovesikuler, brochial, 9) Dada dan aksila
tracheal. Tujuan
Setelah diadakan pemeriksaan dada a) Mengetahui adanya masa atau ketidak
evaluasi hasil yang di dapat dengan teraturan dalam jaringan payudara
membandikan dengan keadaan normal, dan b) Mendeteksi awal adanya kanker
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat payudara
tersebut. Persiapan alat
a) Sarung tangan sekali pakai (jika
B) System kardiovaskuler diperlukan)
Tujuan Prosedur pelaksanaan
1) Mengetahui ketifdak normalan denyut Inspeksi payudara: Integritas kulit
jantung Palpasi payudara: Bentuk, simetris, ukuran,
2) Mengetahui ukuran dan bentuk jantug aerola, putting, dan
secara kasar penyebaran vena
3) Mengetahui bunyi jantung normal dan Inspeksi dan palpasi aksila: nyeri,
abnormal perbesaran nodus limfe,
4) Mendeteksi gangguan kardiovaskuler konsistensi.
Persiapan alat
a) Stetoskop Setelah diadakan pemeriksaan dadadan
b) Senter kecil aksila evaluasi hasil yang di dapat dengan
Prosedur pelaksanaan membandikan dengan keadaan normal, dan
· Inspeksi : Muka bibir, konjungtiva, vena dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
jugularis, arteri karotis tersebut.
· Palpasi: denyutan
Normal untuk inspeksi dan palpasi: 10) Pemeriksaan Abdomen (Perut)
denyutan aorta teraba. Posisi klien: Berbaring
· Perkusi: ukuran, bentuk, dan batas jantung Tujuan
(lakukan dari arah samping ke a) Mengetahui betuk dan gerakan-gerakan
tengah dada, dan dari atas ke perut
bawah sampai bunyi redup) b) Mendengarkan suara peristaltic usus
c) Meneliti tempat nyeri tekan, organ- Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada
organ dalam rongga perut benjolan nyeri tekan, tidak ada massa dan
dalam perut. penumpukan cairan
Persiapan Setelah diadakan pemeriksaan abdomen
a) Posisi klien: Berbaring evaluasi hasil yang di dapat dengan
b) Stetoskop membandikan dengan keadaan normal, dan
c) Penggaris kecil dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
d) Pensil gambar tersebut.
e) Bntal kecil
f) Pita pengukur 11) Pemeriksaan ekstermitas atas (bahu, siku,
Prosedur pelaksanaan tangan)
Inspeksi : kuadran dan simetris, contour, Tujuan :
warna kulit, lesi, scar, ostomy, a) Memperoleh data dasar tetang otot,
distensi, tonjolan, pelebaran vena, tulang dan persendian
kelainan umbilicus, dan gerakan b) Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan
dinding perut. atau adanya gangguan pada bagian-
bagian tertentu.
Normal: simetris kika, warna dengan warna Alat :
kulit lain, tidak ikterik tidak Meteran
terdapat ostomy, distensi, tonjolan, Posisi klien: Berdiri. duduk
pelebaran vena, kelainan umbilicus. Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris
Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di dan pergerakan, Integritas
semua kuadran (bagian diafragma ROM, kekuatan dan tonus
dari stetoskop) dan suara pembuluh otot.
darah dan friction rub :aorta, Normal: simetris kika, integritas kulit baik,
a.renalis, a. illiaka (bagian bell). ROM aktif, kekuatan otot
Normal: suara peristaltic terdengar setiap 5- penuh.
20x/dtk, terdengar denyutan arteri Palapasi: denyutan a.brachialis dan a.radialis
renalis, arteri iliaka dan aorta. . Normal: teraba jelas
Perkusi semua kuadran : mulai dari kuadran Tes reflex :tendon trisep, bisep, dan
kanan atas bergerak searah jarum brachioradialis.
jam, perhatikan jika klien merasa Normal: reflek bisep dan trisep positif
nyeri dan bagaiman kualitas Setelah diadakan pemeriksaan ekstermitas
bunyinya. atas evaluasi hasil yang di dapat dengan
Perkusi hepar: Batas membandikan dengan keadaan normal, dan
Perkusi Limfa: ukuran dan batas dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
Perkusi ginjal: nyeri tersebut.
Normal: timpani, bila hepar dan limfa
membesar=redup dan apabila 12) Pemeriksaan ekstermitas bawah (panggul,
banyak cairan = hipertimpani lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki)
Palpasi semua kuadran (hepar, limfa, ginjal Inspeksi struktur muskuloskletal : simetris
kiri dan kanan): massa, dan pergerakan, integritas kulit,
karakteristik organ, adanya asistes, posisi dan letak, ROM, kekuatan
nyeri irregular, lokasi, dan dan tonus otot
nyeri.dengan cara perawat Normal: simetris kika, integritas kulit baik,
menghangatkan tangan terlebih ROM aktif, kekuatan otot penuh
dahulu
Palpasi : a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis · Normal: bersih, mukosa lembab,
pedis: denyutan integritas kulit baik,
Normal: teraba jelas semetris tidak ada edema
Tes reflex :tendon patella dan archilles. dan tanda-tanda infeksi
Normal: reflex patella dan archiles positif (pengeluaran pus /bau)
Setelah diadakan pemeriksaan ekstermitas · Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit,
bawah evaluasi hasil yang di dapat dengan massa, pengeluaran
membandingkan dengan keadaan normal, dan · Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak
dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat ukuran, konsistensi dan,
tersebut. massa
· Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri,
13) Pemeriksaan genitalia (alat genital, anus, massa edema, haemoroid,
rectum) fistula ani pengeluaran
Posisi Klien : Pria berdiri dan wanita dan perdarahan.
litotomy Normal: tidak ada nyeri, tidak terdapat
Tujuan: edema / hemoroid/ polip/
a) Melihat dan mengetahui organ-organ tanda-tanda infeksi dan
yang termasuk dalam genetalia. pendarahan.
b) Mengetahui adanya abnormalitas pada
genetalia, misalnya varises, edema, · Setelah diadakan pemeriksaan di adakan
tumor/ benjolan, infeksi, luka atau pemeriksaan genitalia evaluasi hasil yang di
iritasi, pengeluaran cairan atau darah. dapat dengan membandikan dengan keadaan
c) Melakukan perawatan genetalia normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan
d) Mengetahui kemajuan proses persalinan yang didapat tersebut.
pada ibu hamil atau persalinan.
Alat : 2. Pria:
1) Lampu yang dapat diatur Inspeksi dan palpasi penis: Integritas
pencahayaannya kulit, massa dan pengeluaran
2) Sarung tangan · Normal: integritas kulit baik, tidak ada
3) Pemeriksaan rectum masa atau pembengkakan,
Tujuan : tidak ada pengeluaran pus atau
1) Mengetahui kondisi anus dan rectum darah
2) Menentukan adanya masa atau bentuk · Inspeksi dan palpassi skrotum: integritas
tidak teratur dari dinding rektal kulit, ukuran dan bentuk,
3) Mengetahui intregritas spingter anal turunan testes dan mobilitas,
eksternal massa, nyeri dan tonjolan
4) Memeriksa kangker rectal dll · Pemeriksaan anus dan rectum : feses,
Alat : nyeri, massa, edema,
1) Sarung tangan sekali pakai hemoroid, fistula ani,
2) Zat pelumas pengeluaran dan perdarahan.
3) Penetangan untuk pemeriksaan · Normal: tidak ada nyeri , tidak terdapat
Prosedur Pelaksanaan edema / hemoroid/ polip/
1. Wanita: tanda-tanda infeksi dan
· Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, pendarahan.
integritas kulit, contour · Setelah diadakan pemeriksaan dadadan
simetris, edema, genitalia wanita evaluasi hasil yang di dapat
pengeluaran.
dengan membandikan dengan keadaan normal, Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di
dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan
didapat tersebut. auskultasi oleh perawat.

2.6. Evaluasi Assessment (pengkajian) , yaitu diagnose


keperawatan dan pernyataan tentang kemajuan
Bidan bertanggung jawab untuk asuhan atau kemunduran klien
kebidanan yang mereka berikan dengan
mengevaluasi hasil intervensi kebidanan. Plan (Perencanaan), yaitu rencana perawatan
Keterampilan pengkajian fisik meningkatkan klien
evaluasi tindakan kebidanan melalui
pemantauan hasil asuhan fisiologis dan perilaku. Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi
Keterampilan pengkajian fisik yang sama di keperawatan dilakukan berdasarkan rencana
gunakan untuk mengkaji kondisi dapat di Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil
gunakan sebagai tindakan evaluasi setelah
rencana yang sudah di implementasikan.
asuhan diberikan.

Bidan membuat pengukuran yang akurat,


terperinci, dan objektif melalui pengkajian fisik. BAB III
Pengukuran tersebut menentukan tercapainya PENUTUP
atau tidak hasil asuhan yang di harapkan. Bidan
tidak bergantung sepenuhnya pada intuisi ketika
pengkajian fisik dapat digunakan untuk 3.1. Kesimpulan
mengevaluasi keefektifan asuhan.
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan
tubuh klien secara keseluruhan atau hanya
bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk
2.7. Dokumentasi memperoleh data yang sistematif dan
komprehensif, memastikan/membuktikan hasil
Bidan dapat memilih untuk mencatat hasil dari anamnesa, menentukan masalah dan
pengkajian fisik pada pemeriksaan atau pada merencanakan tindakan keperawatan yang tepat
akhir pemeriksaan. Sebagian besar institusi bagi klien.
memiliki format khusus yang mempermudah
pencatatan data pemeriksaan. Bidan meninjau Pemeriksaan fisik Mutlak dilakukan
semua hasil sebelum membantu klien pada setiap klien, tertama pada klien yang baru
berpakaian, untuk berjaga-jaga seandainya perlu masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di
memeriksa kembali informasi atau mendapatkan rawat, secara rutin pada klien yang sedang di
data tambahan. Temuan dari pengkajian fisik rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.
dimasukkan ke dalam rencana asuhan. Jadi pemeriksaan fisik ini sangat penting dan
harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik
Data di dokumentasikan berdasarkan format klien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.
SOAPIE, yang hampir sama dengan langkah-
langkah VARNEY. Pemeriksaan fisik menjadi sangat
penting karena sangat bermanfaat, baik untuk
Format SOAPIE, terdiri dari: untuk menegakkan diagnosa keperawatan .
Data (riwayat) Subjektif, yaitu apa yang memilih intervensi yang tepat untuk proses
dilaporkan klien keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil
dari asuhan keperawatan.
3.2. Saran

Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan


dengan baik, maka bidan harus memahami ilmu
pemeriksaan fisik dengan sempurna dan
pemeriksaan fisik ini harus dilakukan secara
berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan
prosedur yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Admit. Pemeriksaan Fisik.


http://nursingbegin.com/tag/pemeriksaan-fisik/(
online)

diakses 17 Januari 2020

Bates, Barbara. 1998. Pemeriksaan Fisik dan


Riwayat Kesehatan. Jakarta. EGC

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan


Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.

Jakarta. EGC

Burnside, John W. 1995. Diagnosis Fisik.


Jakarta. EGC

Candrawati. Susiana.Pemeriksaan Fisik system


Kardiovaskuler.Diakases tanggal 18

September 2010

Dealey, Carol.2005. The Care Of Wound A


Guides For Nurses.Navarra.Balckwell

Publishing.

Kusyanti, Eni,dkk. 2006. Keterampilan dan


Prosedur Laboratorium. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai