PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali
bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan
kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local
yang berfokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya
mengguankan alat khusus seperto optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-
lain. (Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997) Inspeksi adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010).
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah
inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagian tubuh lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan
meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura
A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ;
tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti:
temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi
Sartika,2010). Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan,
vibrasi, pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh
unutk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan
densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997).
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya
(kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh
bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997).
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat
yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010).
D. Indikasi
Alat :
a) Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
b) Sarung tangan
Pemeriksaan rectum :
Tujuan :
a) Mengetahui kondisi anus dan rectum
b) Menentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal
c) Mengetahui intregritas spingter anal eksternal
d) Memeriksa kangker rectal dll
Alat :
a) Sarung tangan sekali pakai
b) Zat pelumas
c) Penetangan untuk pemeriksaan
Prosedur Pelaksanaan :
a) Wanita:
- Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, integritas kulit, contour
simetris, edema, pengeluaran.
- Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, semetris tidak
ada edema dan tanda-tanda infeksi (pengeluaran pus /bau).
- Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit, massa, pengeluaran
- Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak ukuran, konsistensi dan,
massa.
- Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri, massa edema, haemoroid,
fistula ani pengeluaran dan perdarahan.
- Normal: tidak ada nyeri, tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/
tanda-tanda infeksi dan pendarahan.
E. Evaluasi
Perawat dapat memilih untuk mencatat hasil dari pengkajian fisik pada
pemeriksaan atau pada akhir pemeriksaan. Sebagian besar institusi memiliki
format khusus yang mempermudah pencatatan data pemeriksaan. Perawat
meninjau semua hasil sebelum membantu klien berpakaian, untuk berjaga-jaga
seandainya perlu memeriksa kembali informasi atau mendapatkan data tambahan.
Temuan dari pengkajian fisik dimasukkan ke dalam rencana asuhan.
Data di dokumentasikan berdasarkan format SOAPIE, yang hamper sama
dengan langkah-langkah proses keperawatan.
Format SOAPIE, terdiri dari:
Data (riwayat) Subjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
Data (fisik) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi oleh perawat.
Assessment (pengkajian) , yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang
kemajuan atau kemunduran klien
Plan (Perencanaan), yaitu rencana perawatan klien
Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi keperawatan dilakukan
berdasarkan rencana
Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di
implementasikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus
memahami ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini
harus dilakukan secara berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang
benar.
Prosedur :
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan,
sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
Pemeriksaan genetalia
Genital laki-laki
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Lakukan pemeriksaan alat kelamin laki-laki dengan langkah langkah berikut :
Inspeksi ukuran penis
Inspeksi tanda pembengkakan,lesi kulit,dan inflamasi pada glans penis
Inspeksi meatus uretra.
Inspeksi skrotum terdapat suatu pembesaran atau unilateral, adanya suatu
hidrokel atau hernia jika skrotum tampak membesar.lakukan transsiluminasi dan
auskultasi pada setiap masa scrotum.
Palpasi testis, testis sering mengalami retraksi kedalam kanalis ingunalis .jika
salah satu atau kedua testis tidak teraba didalam skrotum,perintahkan anak duduk
diatas kursi dengan kaki diatas kursi.perintahkan pasien memeluk lutut nya .ulangi
palpasi ini tekanan perut ini dapat memaksa masuk nya testis yang bereteraksi atau
tidak turun kedalam scrotum. Sering terdapan perbedaan jika melakukan hal ini
dengan tangan hangat dan suatu ruang yang hangat. Manuver lain yang berguna
untuk mengatasi refleks kremaster aktif adalah menyuruh anak berbaring dan
melakukan fleksi tungkai pada lutut,meletakan kaki pada tungkai
berlawanan.”posisi tungkai jahit” ini akan membawa tendo muskulus sartorius
diatas kanalis inguinalis dan mencegah refleks aktif retraksi testis.
Palpasi hernia inguinalis biasa nya dapat dilakukan pada anak berumur 4 tahun
atau lebih besar.prosedurnya sama seperti pada orang dewasa dan harus dilakukan
dengan anak berdiri.
Genital wanita
Pada wanita lakukan infeksi daerah vagina.apa ditemukan suatu ruam. Ruam pada
daerah ini dapat berhubungan dengan bula akibat air mandi yang panas. Apa
ditemukan sekret, adanya sekret pada umur 2-6 tahun seringkali berhubungan
dengan benda asing dalam vagina, sering digunakan spekulum hidung untuk
menginfeksi vagina untuk penyebab sekret . Periksa keutuhan himen dan muara
vagina yang licin. Suspek adanya pemaksaan seksual tanda yang paling
penting dari pemaksaan ini termasuk kesukaran untuk berjalan, infeksi vagina atau
dubur, iritasi atau pembengkakan genital,celana dalam yang robek atau ternoda,
perdarahan vagina atau anus serta lebam