PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses
dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan
seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan
fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni
sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut.
Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian
kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam
prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah
selalu dilakukan pertama kali.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari
bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak. Namun, pada kesempatan
ini akan dibahas lebih rinci mengenai pemeriksaan dada dan aksila
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori pemeriksaan fisik?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan fisik?
3. Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada bagian dada dan aksila?
1
2
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep teori pemeriksaan fisik
2. Mengethaui tujuan dari pemeriksaan fisik
3. Mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bagian dada dan aksila
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif
tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis.
Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang
diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan
Perry, 2005)
Pemeriksaan dada adalah untuk mendapatkan kesan dari bentuk
dan fungsi dari dada dan organ di dalamnya. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Berikut dipaparkan
teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah:
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan
saat pertama kali bertemu pasien. Suatu gambaran atau kesan umum
mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian
maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada suatu system tunggal
atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus seperto
optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan
Mary Meyers, 1997) Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan
(mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010)
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan
penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil
normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
3
4
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba
dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau
tangan. Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera
peraba ; tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau
organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan
penonjolan.(Dewi Sartika,2010)
Hal yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan,
vibrasi, pertumbuhan atau massa, edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan
tubuh unutk menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam
membantu penentuan densitas, lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.
(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997)
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh
lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan. Dewi Sartika,
2010)
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan
Mary Meyers, 1997)
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.(Dewi
Sartika, 2010)
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip-prinsip yang
harus di perhatikan, yaitu sebagai berikut:
a. Kontrol infeksi
5
C. Prosedur Pemeriksaan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini yaitu hanya
handscoon atau sarung tangan dan itu bila diperlukan
1. Langkah-langkah pemeriksaan dada
6
b) Palpasi dada
1) Palpasi gerakan diafragma
Posisi pasien berbaring terlentang menghadap
pemeriksa.
Posisi lengan pasien disamping dan sejajar dengan
badan.
Letakan kedua telapak tangan pemeriksa dengan
merenggangkan jari-jari pada dinding dada depan bagian
bawah pasien.
Letakkan sedemikian rupa sehingga kedua ujung ibu
jari pemeriksa bertemu di ujung tulang iga depan bagian
bawah.
Pasien diminta bernapas dalam dan kuat
7
c) Perkusi dada
Tujuan untuk mengetahui batas, ukuran, posisi dan kualitas
jaringan di dalamnya. Perkusi hanya menembus sedalam 5 – 7 cm,
sehingga tidak dapat mendeteksi kelainan yang letaknya dalam.
Lakukan perkusi secara sistimatis dari atas ke bawah dengan
membandingkan kanan dan kiri.
1) Perkusi dada depan
Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha
atau dipinggang dan berhadapan dengan pemeriksa
Lakukan perkusi secara dalam pada fossa
supraklavikula kanan, kemudian lanjutkan kebagian dada
kiri .
selanjutnya lokasi perkusi bergeser kebawah sekitar
2- 3 cm, begitulah seterusnya kebawah sampai batas atas
abdomen
Mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengan
untuk melakukan perkusi aksila dari atas kebawah di kanan
dan kiri
9
d) Auskultasi dada
1. Auskultasi paru
Tujuan pemeriksaan auskultasi paru adalah untuk
menentukan adanya perubahan dalam saluran napas dan
10
b) Palpasi
12
A. Kesimpulan
13
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses
dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan
diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Pemeriksaan dada bertujuan untuk mengetahui bentuk,
kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit dan dinding dada. Mengetahui
frekuensi, sifat, irama pernafasan. Mengeahui adanya nyeri tekan, masa,
peradangan. Sedangkan pemeriksaan aksila bertujuan untuk memeriksa
aksila apakah ada ketidaknormalan ataupun sebainya. Teknik-teknik yang
dipakai untuk memeriksa yaitu teknik inspeksi, perkusi, palpasi dan
auskultasi
DAFTAR PUSTAKA
Bates, Barbara. 1998. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Edisi
2. Jakarta : EGC.
https://id.scrib.com/doc/279569755/Pemeriksaan-Dada
https://www.academia.edu/11154038/PEMERIKSAAN_FISIK_HEAD_TO_TOE
14
LAMPIRAN
15
FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
Nama :
NIM :
Penilaian
Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2
Tahap Pra-Interaksi :
1. Cuci Tangan
Tahap orientasi :
16
1. Memberi salam, panggil klien
dengan panggilan yang disenangi
Tahap kerja :
A. Pemeriksaan Dada
1. Inspeksi dinding dada
Posisi pasien duduk sama tinggi
dengan pemeriksa atau berbaring
Bila pasien duduk, pemeriksaan
pada dada depan, kedua tangan pasien
diletakkan di paha atau pinggang. Untuk
pemeriksaan bagian belakang dada,
kedua lengan disilangkan didepan dada
atau tangan kanan dibahu kiri dan
tangan kiri dibahu kanan.
Bila pasien berbaring posisi lengan
pada masing- masing sisi tubuh
Secara keseluruhan perhatikan
bentuk dan ukuran dinding dada,
17
deviasi, tulang iga, ruang antar iga,
retraksi, pulsasi, bendungan vena dan
penonjolan epigastrium.
Pemeriksaan dari depan perhatikan
klavikula, fossa supra/infraklavikula,
lokasi iga pada kedua sisi
Pemeriksaan dari belakang
perhatikan vertebra servikalis 7, bentuk
skapula, ujung bawah skapula setinggi
v. torakalis 8 dan bentuk atau jalannya
kolumna vertebralis
2. Palpasi dada
18
terangkat pada waktu inspirasi .
19
c. Palpasi tulang belakang ( vertebra )
20
pada dinding dada
Dengan menggunakan ujung
ibu jari tangan kanan tekanlah
dengan perlahan tulang iga atau
ruang antar iga dari luar menuju
tempat asal nyeri
Rasa nyeri akan bertambah
akibat tekanan ibu jari, nyeri dapat
disebabkan fraktur tulang iga,
fibrosis otot antar iga, pleuritis
local dan iritasi akar syaraf
3. Perkusi dada
21
normal suara dada/ paru adalah
sonor. Bila redup kemungkinan
adanya tumor, cairan, sekret. Suara
hipersonor akibat adanya udara
dalam pleura.
22
sehingga membelakangi
pemeriksa, selanjutnya lakukan
perkusi pada bagian dada
belakang dari atas kebawah secara
sistimatis
Pada daerah batas paru dan
hati terjadi perubahan suara, dari
sonor menjadi pekak/ redup.
Normal batas paru bagian depan
terletak antara kosta 5 dan 6,
sedangkan paru bagian belakang
setinggi prosesus spinosus
vertebra torakalis 10 atau 11.
B. Pemeriksaan Aksila
1. Inspeksi
Atur pencahayaan dengan baik.
Anjurkan klien untuk melepas baju
atau apapun benda yang menutupi axila.
Mempersilahkan pasien untuk
meletakkan lengan atas melewati atas
kepala
Amati bentuk aksila, warna kulit,
(adanya) jaringan parut, pembengkakan,
(adanya) massa.
2. Palpasi
Palpasi daerah kalivikula dan ketiak
Rasakan adanya Pembengkakan
pada nodus Limfe dengan menggunakan
kelima jari dominan. Limfe yang ingin
dirasakan :
Limfe Supraklavikular di
23
bagian atas Klavikula.
Limfe Infraklavikular pada
bagian bawah klavikula
Limfe Anterior bagian atas
aksila.
Limfe sentral tepat pada
bagian engan aksila.
Limfe lateral yang berada
sedikit keatas dari mamae.
Limfe Posterior pada bagian
yang mengarah kebelakang aksila.
Jika diperlukan, lakukan pula
pengkajian dengan posisi telentang dan
diganjal bantal/selimut dibawah
bahunya.
Tahap Terminasi
Tahap Dokumentasi
24
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan
keperawatan
Ket :
0 : Tidak dikerjakan
1 : Dikerjakan tapi tidak sempurna
2 : Dikerjakan dengan sempurna
Penguji
(…………………………………….)
25