TAHUN 2021
MAKALAH
Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tamponade Jantung “.
Penyusun,
31 MEI 2021
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Definisi.....................................................................................................................3
2.2 Etiologi.....................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi..............................................................................................................4
2.4 Klasifikasi.................................................................................................................4
2.4 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................5
2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................................6
2.6 EKG ………………………………………………………………………………………………………………………7
BAB III.................................................................................................................................9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................9
BAB IV..............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
4.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa dan
harus ditangani dengan benar. Tamponade jantung adalahk asus yang sangat sering
terjadi pada cedera dada tumpul. Tamponade jantung merupakan sindroma klinis
darurat yang terjadi ketika darah atau cairan mengisi ruang perikardial, meningkatkan
tekanan intra pericardial dan mencegah pengisian ventrikel diastolik. Akibatnya,
tekanan vena sangat meningkat, dan ada penurunan volume pompa jantung dan curah
jantung dengan perkembangan syok. Pengembangan tamponade berkaitan dengan
kecepatan akumulasi cairan dan ketidakmampuan distensi pericardium dari pada
kuantitas cairan. Jika cepat diakumulasi, atau jika dibiarkan fungsi ventrikel kiri
berkompromi karena alas an lain, sedikitnya 250 mL mungkin cukup untuk
menimbulkan tamponade. Sebaliknya, mungkin diperlukan lebih dari satu liter cairan
untuk menghasilkan tamponade jika terakumulasi selama jangka waktu yang
panjang(Rampengan, 2015).
5
C Apa saja klasifikasi dari tamponade jantung?
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
b Perikarditis pasca-infektif
d Uremia
f Trauma dada
g Radiasi
h Hipotiroidisme
i Aneurismediseksi aorta
j Sindrompasca-perikardiotomidanSindromdressler
7
2.3 Klasifikasi Tamponade Jantung
b Medical tamponade
a Acute tamponade
b Subacutetamponade
Subacutetamponadedapatasimptomatispadaawalnya,
tetapibilatamponadejantungmelewatibataskritismakaakanmenimbulkangejala
dyspnea, rasa tidaknyamanataupenuhdidada, edema perifer, rasa lelah,
ataugejalalainnya yang disebabkanpeningkatantekananpengisiandan cardiac
output yang terbatas (Hoi, 2009)
8
2.4 Patofisiologi Tamponade Jantung
9
karakteristikspesifiktamponadejantunghanyaterlihatpada<10% kasus.Olehkarenaitu,
kecurigaan yang tinggiterhadaptamponadejantungpadacedera dada tump
ulharusdipertimbangkanpadasemuapasien yang datangkeRuangGawatDarurat
(IGD).Angkakematianpadapasien yang mengalami trauma tumpul dada
dapatmencapai 78% (Simbolon and Putra, 2020).
10
menunjukkantamponade. Ekokardiografijugadapatmenyingkirkanpenyebabsistemik
vena hipertensidanhipotensiarterisepertiperikarditiskonstriktif,
disfungsijantungdandisfungsiventrikelkanan(Rampengan, 2015)
1. Rontgen Dada
Menunjukkan gambaran “water bottle-shape heart”, klasifikasi pericardial
Kardiomegali bentuk bulat atau segitiga, dengan gambaran paru yang bersih
Foto lateral kadang terlihat double fat stripe
2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi terjadinya tamponade
jantung mislanya pemeriksaan berikut:
Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma jantung
Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan dengan
pericarditis
Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial thromboplastin time)
menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase pericardia
3. Elektrokardiografi (EKG)
a. Didapatkan PEA (Pulseless Electric Activity), sebelumnya dikenal dengan
Elektromechanical Dissociation, merupakan dimana pada EKG didapatkan
irama sedangkan pada perabaan nadi tidak ditemukan pulsasi. PEA Amplitude
gelombang P dan QRS berkurang pada setiap gelombang berikutnya.
11
b. PEA dapat ditemukan pada tamponade jantung, tension pneumothorax,
hypovolemia, atau rupture jantung
c. Dengan EKG 12 lead berikut suspek tamponade jantung :
Sinus tachycardia
Kompleks QRS Low-voltage
Electrical alternans : kompleks QRS alternan, biasanya rasio 2:1, terjadi
karena pergerakan jantung pada ruang pericardium. Electrical
ditemukan juga pada pasien dengan myocardial ischemia, acute
pulmonary embolism, dan tachyarrhythmias.
PR segment depression
d. EKG juga digunakan untuk memonitor jantung ketika melakukan aspirasi
pericardium.
4. Echocardiografi
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang berguna, tamponade
jantung adalah diagnosis klinis. Berikut ini dapat diamati dengan echocardiografi
2-dimensi :
Zona ruang bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan di belakang
atrium kiri : setelah operasi jantung, suatu pengumpulan cairan local
posterior tanpa efusi anterior yang signifikan dapat terjadi dan dapat
membahayakan cardiac output.
12
Kolapsnya diastolic awal dari dinding bebas ventrikel kanan
Kompresi end diastolic/ kolapsnya atrium kanan
Plethora vena cava inferior dengan inspirasi minimal atau tidak kolaps
Lebih dari 40% peningkatan inspirasi relative dari sisi kanan aliran
Lebih dari 25% penurunan relative pada aliran inspirasi di katup mitral
5. Pulse Oksimetri
Variabilitas pernafasan di pulse-oksimetri gelombang di catat pada pasien dengan
paradoksus pulsus. Dalam kelompok kecil pasien dengan tamponade, peningkatan
variabilitas pernafasan di pulse-oksimetri gelombang pada semua pasien. Ini harus
meningkatkan kecurigaan untuk kompromi hemodinamik. Pada pasien dengan
atrial fibrilasi, pulse oksimetri dapat membantu untuk mendeteksi keberadaan
paradoksus pulsus.
6. USG FAST
Untuk mendeteksi cairan di rongga pericardium.
2.7 Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
3. Henti jantung (cardiac arrest)
4. Penimbunan cairan di paru-paru (edema paru)
5. Kematian
13
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut
Perbaikan pada lesi jantung
Dispnea
Cemas
Nyeri dada
Lemah
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit jantung
Penyakit infeksi da neoplastic
Penyakit ginjal
Data Obyektif
a. Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala
b. Breathing
Takipnea
Tanda kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas
spontan
c. Circulation
Takikardia
Peningkatan volume vena intravaskuler
Pulsus paradoksus >10 mmHg, tekanan nadi <30 mmHg, tekanan sistolik
<10 mmHg
Pericardial friction rub
Pekak jantung melebar
Trias classic beck berupa : distensi vena lebar, bunyi jantung melemah/ redup
dan hipertensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade
14
Tekanan nadi terbatas
Kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis
d. Disability
Penurunan tingkat kesadaran
2. Pengkajian Sekunder
a. Exposure
Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada
b. Five Interven
Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS
yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
Echocardiografi adanya efusi pleura, hasil pemeriksaan echocardiografi pada
tamponade jantung menunjukkan :
a) Kolaps diastole pada atrium kanan
b) Kolaps diastole pada ventrikel kanan
c) Kolaps pada atrium kiri
d) Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan
terjadi penurunan pemasukandari aliran katup mitral >15%
e) Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan
pemasukan dari ventrikel kiri
f) Penurunan pemasukan dari katup mitral
g) Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
h) Pemeriksaan doppler: analisis doppler terhadap tanda morfologi jantung
dapat membantu dalam menegakkan keakuratan diagnose klinis dan
mendukung pemeriksaan laboratorium dari pola hemodinamik pad
tamponade
c. Give Comfort
Tidak terdapat tanda dan gejala
d. Head To Toe
Kepala dan wajah pucat, bibir sianosis
Leher : peingkatan vena jugularis
Dada ; ada jejas trauma dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul, takipnea,
bunyi jantung melemah/redup dan pekak jantung lmelebar
15
Abdomen dan pinggang : tidak ada tanda dan gejala
Pelvis dan perineum : Tidak ada tanda dan gejala
Ekstrimitas : pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
e. Inspeksi Back/ Posterior Surface
Tidak ada tanda dan gejala
3.3 Perencanaan
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit diharapkan pola nafas
efektif dengan kriteria hasil :
Takipnea tidak ada
Tanda kusmaul tidak ada
TTV dalam rentang batas normal (RR:16-20x/menit)
Intervensi :
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan
Rasional : Perubahan pola nafas dapat mempengaruhi TTV
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan
penggunaan otot bantu pernafasan
Rasional : Pengembangan dada dan penggunaan otot bantu pernafasan akan
mengindikasikan gangguan pola nafas
3. Berikan posisi semifowler jika tidak kontraindikasi
Rasional : Mempermudah ekspansi paru
4. Ajarkan klien nafas dalam
16
Rasional : Dengan latihan nafas dalam dapat meningktakan pemasukan oksigen
5. Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko kerusakan jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi pernapasan
Dx 2 : Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan
distensi vena jugularis, perubahan EKG , TD menurun, kulit dingin, pucat, jari
tangan dan kaki sianosis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x10 menit diharapkan curah
jantung ke seluruh tubuh adekuat dengan kriteria hasil ;
TTV dalam batas normal (Nadi ; 60-100x/menit, TD: 110-140 mmHg)
Nadi perifer teraba kuat
Suara jantung normal
Sianosis dan pucar tidak ada
Kulit teraba hangat
EKG normal
Distensi bena jugularis tidak ada
Intervensi :
1. Monitor TTV berkelanjutan
Rasional : TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh (jantung)
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung
Rasional : Perubahan suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengidentifikasi
adanya penurunan curah jantung
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer
Rasional : Curah jantung yang kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi
perifer
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat
Rasional : Penurunan curah jantung menyebabkan aliran ke perifer menurun
5. Kaji adanya distensi vena jugularis
Rasional : Tamponade jantung menghambat aliran balik vena sehingga terjadi
distensi pada vena jugularis
6. Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia
17
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency
Rasional : Mencegah terjadinya kekurangan cairan
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi, Doppler sesuai indikasi
Rasional : Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantungg dan
terdapat siluet pembesaran jantung
9. Lakukan tindakan perikardiosintesis
Rasional : Dengan perikardiosintesis cairan dalam ruang pericardium dapat
keluar
Dx 3 : Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal)
tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal,
penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x15 menit diharapkan perfusi
jaringan adekuat dengan criteria hasil ;
Nadi teraba kuat
TTV dalam batas normal (Nadi 60-100x/menit, TD 110-140 mmHg)
Tingkat kesadaran composmentis
Sianosis atau pucat tidak ada
Akral teraba hangat
Intervensi :
1. Awasi TTV secara intensif
Rasional : Perubahan TTV seperti takikardia akibat dari kompensasi jantung
untuk memenuhi suplai O2
2. Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis)
Rasional : Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
3. Pantau GCS
Rasional : Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan
tingkat kesadaran
4. Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total
Rasional : Menurunkan kebutuhan oksigen
3.4 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi pasien
18
3.5 Evaluasi
Hasil dari evaluasi yang diharapkan dalam pemberian tindakan keperawatan melalui
proses keperawatan pada klien dengan malpresentasi berdasarkan dengan tujuan
pemulangan adalah ;
1. Pola nafas efektif
2. Curah jantung ke seluruh tubuh adekuat
3. Perfusi jaringan adekuat
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tamponade jantung
adalah kompresi pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrapericardial
akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium (250 cc bila pengumpulan
cairan tersebut berlangsung cepat, dan 100 cc bila pengumpulan cairan tersebut
berlangsung lambat) yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel disertai
gangguan hemodinamik, dimana ini merupakan salah satu komplikasi yang paling fatal
dan memerlukan tindakan darurat.
Keluhan dan gejala yang mungkin ada yaitu adanya jejas trauma tajam dan tumpul
di daerah dada atau yang diperkirakan menembus jantung, gelisah, pucat, keringat
dingin, peninggian vena jugularis, pekak jantung melebar, suara jantung redup dan
pulsus paradoksus. Trias classic beck berupa distensi vena leher, bunyi jantung melemah
ddan hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade.
4.2 Saran
Semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat
pada penyakit tamponade jantung sehingga dapat berfikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, R. et al. (2013) ‘Forum Ekokardiografi Tips Dan Trik: Mengenali Tamponade’,
Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones, 34(3), pp. 201–204.
Simbolon, P. and Putra, M. (2020) ‘Cardiac Tamponade and Laceration of Right Ventricle in
Blunt Thoracic Injury: A Case Report’, The New Ropanasuri : Journal of Surgery, 5(1),
pp. 39–41. doi: 10.7454/nrjs.v5i1.1070.
Zurwida and Gani, A. (2019) ‘Diagnosis dan manajemen kegawat daruratan efusi
perikardium dengan tamponade jantung akut’, Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika,
2(3), pp. 8–18.
21