Anda di halaman 1dari 21

Tamponade Jantung

TAHUN 2021

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Yang dibina oleh

Ns. Cipto Susilo, S.Pd., S.Kep., M.Kep

Oleh :

Nurul Alifa (1811011009)


Trias Nadhiroh Maulani (1811011011)
Tedy Alfi Pratama (1811011028)
Shinta Puspita Sari (1811011036)
Bagus Febbryyansyah (1811011037)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


Maret, 2021

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tamponade Jantung “.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwamasih ada


kekurangan baik dari segisusunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi


terhadap pembaca. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan untuk
membuat makalah ini saya ucapkan terimakasih.

Penyusun,

31 MEI 2021

DAFTAR ISI

3
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Definisi.....................................................................................................................3
2.2 Etiologi.....................................................................................................................3
2.3 Patofisiologi..............................................................................................................4
2.4 Klasifikasi.................................................................................................................4
2.4 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................5
2.5 Penatalaksanaan.....................................................................................................6
2.6 EKG ………………………………………………………………………………………………………………………7

BAB III.................................................................................................................................9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................9
BAB IV..............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................19
4.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa dan
harus ditangani dengan benar. Tamponade jantung adalahk asus yang sangat sering
terjadi pada cedera dada tumpul. Tamponade jantung merupakan sindroma klinis
darurat yang terjadi ketika darah atau cairan mengisi ruang perikardial, meningkatkan
tekanan intra pericardial dan mencegah pengisian ventrikel diastolik. Akibatnya,
tekanan vena sangat meningkat, dan ada penurunan volume pompa jantung dan curah
jantung dengan perkembangan syok. Pengembangan tamponade berkaitan dengan
kecepatan akumulasi cairan dan ketidakmampuan distensi pericardium dari pada
kuantitas cairan. Jika cepat diakumulasi, atau jika dibiarkan fungsi ventrikel kiri
berkompromi karena alas an lain, sedikitnya 250 mL mungkin cukup untuk
menimbulkan tamponade. Sebaliknya, mungkin diperlukan lebih dari satu liter cairan
untuk menghasilkan tamponade jika terakumulasi selama jangka waktu yang
panjang(Rampengan, 2015).

Di Amerika Serikat, insiden tamponade jantung adalah 2 kasus per10.000


populasi di Amerika Serikat. Dilaporkan bahwa sekitar 2% dari luka tembus
menyebabkan tamponade jantung (Yarlagadda, 2011). Diagnosis tamponade jantung
dapat ditegakkan dengan Beck’s triad dan temuan klinis
lainnya. Beck’s triad meliputi hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan tekanan
vena sentral. Temuan klinis lain meliputi tanda Kussmaul (peningkatan inspirasi atau
turunnya JVP), oligouria, takikardi, takipneu, pulsus paradoxus, kompleks EKG yang
low-voltage dan ECG electrical alternans. Pada rontgen dada, tampak
bayangan jantung yang membesar dengan gambaran paru yang bersih (Seal, ShaneKF
,2003). Tamponade jantung adalah kondisi darurat yang membutuhkan hospitalisasi.
Cairan di sekitar jantung harus dialirkan.

1.2 Rumusan Masalah

A Apakah definisi dari tamponade jantung?

B Bagaimana etiologi dari tamponade jantung?

5
C Apa saja klasifikasi dari tamponade jantung?

D Bagaimana patofisiologi dari tamponade jantung?

E Bagaimana manifestasi klinis dari tamponade jantung?

F Bagaimana pemeriksaan penunjang dari tamponade jantung?

G Apa saja komplikasi dari tamponade jantung?

1.3 Tujuan

A Untuk mengetahui definisi dari tamponade jantung

B Untuk mengetahui etiologi dari tamponade jantung

C Untuk mengetahui klasifikasi dari tamponade jantung

D Untuk mengetahui patofisiologi dari tamponade jantung

E Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tamponade jantung

F Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari tamponade jantung

G Untuk mengetahui komplikasi dari tamponade jantung

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tamponade Jantung

Tamponade merupakan kondisi klinis mengancam jiwa dimana fungsi jantung


terganggu oleh penekanan dari ruang pericardium, baik oleh cairan, massa, bekuan
darah, ataupun kombinasi antara ketiganya. Fisiologi tamponade terjadi akibat
terganggunya hemodinamik akibat peningkatan tekanan intra pericardium sehingga
mengganggu pengisian ruang jantung (Ariani et al., 2013). Tamponade jantung adalah
sindrom klinik dimana terjad ipenekanan yang cepat atau lambat terhadap jantung
akibat akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di pericardium akibat
adanya efusi, trauma, atau rupture jantung (Spodick, 2003).

2.2 Etiologi Tamponade Jantung

a Penyakit ganas dan idiopati

b Perikarditis pasca-infektif

c Ruptur dari dinding bebas pasca infarkmiokard

d Uremia

e Iatrogenik; pascadiagnostik (kateterisasijantung) atauprosedur-prosedurterapeutik


(insersielektrodaalatpacu, angioplasti), antikoagulan.

f Trauma dada

g Radiasi

h Hipotiroidisme

i Aneurismediseksi aorta

j Sindrompasca-perikardiotomidanSindromdressler

k Penyakit jaringan konektif (artritisrematoid, eritomatosus lupus sistemik, dll)


(Rampengan, 2015)

7
2.3 Klasifikasi Tamponade Jantung

Klasifikasi tamponade jantung menurut Munthe, 2011 yaitu :

a Acute surgical tamponade

Meliputi keadaan antegrade aortic dissection, iatrogenic, dan trauma


tembus jantung. Pada keadaan ini, tamponade jantung dapat menyebabkan
mekanisme kompensasi menyeluruh yang cepat. Timbunan darah dan clot
sebesar 150cc dapat menyebabkan kamatian secara cepat. Pada keadaan
kronis, timbunan darah dapat mencapai 1 liter.

b Medical tamponade

Meliputikeadaanefusi pericardial akibat pericarditis


akutkarenakeganasanataugagal .

c Low pressure tamponade

Keadaaninidapatterjadipadapasien yang mengalamidehidrasiberat.

SedangkanklasifikasitamponadejantungmenurutSpodick, 2003 adalah :

a Acute tamponade

Biasanyadisebabkanoleh rupture traumatic dariventrikelakibat trauma


tumpukatauprosedurlainna, bisajugadisebabkanoleh aortic
dissectionatauinfarkmiokarddenganrupturventrikel.Acutetamponademempunyai
onset yang tiba-tiba, dandapatmenyebabkannyeri dada, takipnea, dan dyspnea,
sertamembahayakanjiwabilatidakdiatasidengantepat.Tekanan vena
jugularisjugameningkatdanmungkinberhubungandengandistensi vena di
dahidankulitkepala.Suarajantungjugaseringkalitidakterdengar (Hoit, 2009).

b Subacutetamponade

Subacutetamponadedapatasimptomatispadaawalnya,
tetapibilatamponadejantungmelewatibataskritismakaakanmenimbulkangejala
dyspnea, rasa tidaknyamanataupenuhdidada, edema perifer, rasa lelah,
ataugejalalainnya yang disebabkanpeningkatantekananpengisiandan cardiac
output yang terbatas (Hoi, 2009)

8
2.4 Patofisiologi Tamponade Jantung

Efusi perikardial dapat diklasifikasikan berdasarkan onsetnya (akut, subakut


dan kronis), distribusi (sirkumferensial atau loculated), dampak hemodinamik (tanpa
temponade jantung, dengan temponade jantung, efusif-konstriktif), komposisi
(eksudat, transudat, darah, jarang udara, atau gas yang berasal dari infeksi bakteri),
dan berdasarkan ukuran khususnya bisa ringan, sedang, dan berat.(Zurwida and Gani,
2019)

Perikardium normal memungkinkan ekspansi ventrikel tanpa hambatan selama


diastole. Efusi besar dapat ditemukan secara tidak terduga tanpa peningkatan tekanan
intra-perikardial yang signifikan dan biasanya tanpa gejala, sedangkan efusi kecil
yang terakumulasi dengan cepat dapat menghasilkan fisiologi kompresif dan
terjadinya tamponade, suatu kondisi yang melibatkan peningkatan tekanan intra-
perikardial bersama dengan peningkatan tekanan intra-jantung dan progresif pengisian
ventrikel selama diastole terbatas dan penurunan curah jantung. Cardiac output
jantung awalnya dipertahankan oleh peningkatan adrenergic drive yang
mengakibatkan sinus takikardia dan vasokonstriksi perifer. Dalam kasus yang berat,
mekanisme kompensasi gagal, mengakibatkan penurunan curah jantung, mengurangi
perfusi koroner, dan akhirnya pemerataan tekanan pengisian antara ruang jantung dan
peregangan perikardium disekitarnya. Peningkatan aliran balik vena ke ventrikel
kanan bersama dengan ekspansi ventrikel terbatas memaksa septum interventricular
membengkak ke dalam ventrikel kiri. Tamponade jantung akut dapat terjadi dalam
beberapa menit karena trauma, pecahnya jantung atau pembuluh darah besar, atau
sebagai komplikasi dari prosedur invasif, menyerupai syok kardiogenik yang
membutuhkan drainase yang mendesak. Tamponade jantung regional terjadi ketika
efusi eksentrik atau hematoma lokal menghasilkan kompromi jantung regional di
mana hanya ruang yang dipilih terpengaruh, terutama pada setelah infark, pada
dasarnya ventrikel kanan, atau periode pemulihan setelah bedah jantung bedah
(Zurwida and Gani, 2019).

2.5 Manifestasi Klinis Tamponade Jantung

Pasienmungkinmenunjukkangejaladantandaklinis yang tidakjelas,


awalnyastabil,
namundapatmemburukdengancepatsampaiterjadigagaljantung.Sebagai triad Beck

9
karakteristikspesifiktamponadejantunghanyaterlihatpada<10% kasus.Olehkarenaitu,
kecurigaan yang tinggiterhadaptamponadejantungpadacedera dada tump
ulharusdipertimbangkanpadasemuapasien yang datangkeRuangGawatDarurat
(IGD).Angkakematianpadapasien yang mengalami trauma tumpul dada
dapatmencapai 78% (Simbolon and Putra, 2020).

Pasienbiasanyahadirdengansyokkardiogenik, denganhipotensi, periferdingin-


basah, oligoanuriadanagitasiterkait. Jikatidakdiobati, kondisiinidapatcepat
fatal.Dalampengaturansebuahtamponadelebihlambatberkembang,
pasientampakkurangsakitdanmungkinhadirdengananoreksia, kelemahandantanda-
tandakegagalanbiventrikularsepertisesaknapas, edema
periferdanhepatomegali.Mungkinadatakikardia yang menyertainya,
danadanyapulsusparadoksus
(penurunaninspirasipadaamplitudopulsaterabaataupenurunantekanandarah) yang
mendukung diagnosis.Tekanan vena jugularis (JVP) yang
nyatameningkatdenganturunan x menonjoldantidakadaturunan y.
TandaKussmaulpositif (kenaikaninspirasi di JVP) langka di
tamponadejantung.Keberadaannyamenunjukkanbahwa proses
pengorganisasiandanpenyempitanepikardialpositif, selainefusi.
Denyutapeksmungkintidakterabadanbunyijantung yang
lembutataubahkantidakada.Mungkinadagesekanperikardial.Disamping sinus
takikardia, elektrokardiogramdapatmenunjukkankelainandarierikarditis,
kompleksteganganrendahdanalternanslistrik (perubahandalamamplitudo QRS
tiapdenyutansepertijantungterusmengubahporosnyadalamkantungperikardialberisicai
ran).Sinar x menunjukkanpembesaranbayanganjantung globular
jikaefusikronisatausiluetjantung normal jikatamponadeakutberkembangseperti yang
terlihatselamarupturjantungataulaserasi. Bidangparu-parubiasanyajelas.

Meskipun diagnosis klinistamponadejantungsangatbanyak,


ekokardiografiadalahenyelidikandefinitif.Ekokardiografiakanmenunjukkanefusidan
menunjukkanpendekatan yang terbaikuntukdrainase. Di tamponade,
kolapsdiastoliktekananrendahbilikjantungkananterbukti,
dengankolapsventrikelkananmenjaditemuanlebihspesifikdaripadarusaknya atrium
kanan.Indeksdopplermenunjukkankurangnyakecepatan mitral
danpeningkatankecepatanaliranmasuktrikuspiddenganrespirasijugafiturkhususuntuk

10
menunjukkantamponade. Ekokardiografijugadapatmenyingkirkanpenyebabsistemik
vena hipertensidanhipotensiarterisepertiperikarditiskonstriktif,
disfungsijantungdandisfungsiventrikelkanan(Rampengan, 2015)

2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen Dada
Menunjukkan gambaran “water bottle-shape heart”, klasifikasi pericardial
 Kardiomegali bentuk bulat atau segitiga, dengan gambaran paru yang bersih
 Foto lateral kadang terlihat double fat stripe

2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi terjadinya tamponade
jantung mislanya pemeriksaan berikut:
 Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma jantung
 Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan dengan
pericarditis
 Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial thromboplastin time)
menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase pericardia
3. Elektrokardiografi (EKG)
a. Didapatkan PEA (Pulseless Electric Activity), sebelumnya dikenal dengan
Elektromechanical Dissociation, merupakan dimana pada EKG didapatkan
irama sedangkan pada perabaan nadi tidak ditemukan pulsasi. PEA Amplitude
gelombang P dan QRS berkurang pada setiap gelombang berikutnya.

11
b. PEA dapat ditemukan pada tamponade jantung, tension pneumothorax,
hypovolemia, atau rupture jantung
c. Dengan EKG 12 lead berikut suspek tamponade jantung :
 Sinus tachycardia
 Kompleks QRS Low-voltage
 Electrical alternans : kompleks QRS alternan, biasanya rasio 2:1, terjadi
karena pergerakan jantung pada ruang pericardium. Electrical
ditemukan juga pada pasien dengan myocardial ischemia, acute
pulmonary embolism, dan tachyarrhythmias.
 PR segment depression
d. EKG juga digunakan untuk memonitor jantung ketika melakukan aspirasi
pericardium.

4. Echocardiografi
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang berguna, tamponade
jantung adalah diagnosis klinis. Berikut ini dapat diamati dengan echocardiografi
2-dimensi :
 Zona ruang bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan di belakang
atrium kiri : setelah operasi jantung, suatu pengumpulan cairan local
posterior tanpa efusi anterior yang signifikan dapat terjadi dan dapat
membahayakan cardiac output.

12
 Kolapsnya diastolic awal dari dinding bebas ventrikel kanan
 Kompresi end diastolic/ kolapsnya atrium kanan
 Plethora vena cava inferior dengan inspirasi minimal atau tidak kolaps
 Lebih dari 40% peningkatan inspirasi relative dari sisi kanan aliran
 Lebih dari 25% penurunan relative pada aliran inspirasi di katup mitral
5. Pulse Oksimetri
Variabilitas pernafasan di pulse-oksimetri gelombang di catat pada pasien dengan
paradoksus pulsus. Dalam kelompok kecil pasien dengan tamponade, peningkatan
variabilitas pernafasan di pulse-oksimetri gelombang pada semua pasien. Ini harus
meningkatkan kecurigaan untuk kompromi hemodinamik. Pada pasien dengan
atrial fibrilasi, pulse oksimetri dapat membantu untuk mendeteksi keberadaan
paradoksus pulsus.
6. USG FAST
Untuk mendeteksi cairan di rongga pericardium.

2.7 Komplikasi

1. Gagal jantung
2. Syok kardiogenik
3. Henti jantung (cardiac arrest)
4. Penimbunan cairan di paru-paru (edema paru)
5. Kematian

13
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit Sekarang
 Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut
 Perbaikan pada lesi jantung
 Dispnea
 Cemas
 Nyeri dada
 Lemah
b. Riwayat Kesehatan
 Penyakit jantung
 Penyakit infeksi da neoplastic
 Penyakit ginjal
Data Obyektif
a. Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala
b. Breathing
 Takipnea
 Tanda kusmaul : peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas
spontan
c. Circulation
 Takikardia
 Peningkatan volume vena intravaskuler
 Pulsus paradoksus >10 mmHg, tekanan nadi <30 mmHg, tekanan sistolik
<10 mmHg
 Pericardial friction rub
 Pekak jantung melebar
 Trias classic beck berupa : distensi vena lebar, bunyi jantung melemah/ redup
dan hipertensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade
14
 Tekanan nadi terbatas
 Kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis
d. Disability
 Penurunan tingkat kesadaran
2. Pengkajian Sekunder
a. Exposure
 Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada
b. Five Interven
 Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
 EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS
yang berkurang pada setiap gelombang berikutnya
 Echocardiografi adanya efusi pleura, hasil pemeriksaan echocardiografi pada
tamponade jantung menunjukkan :
a) Kolaps diastole pada atrium kanan
b) Kolaps diastole pada ventrikel kanan
c) Kolaps pada atrium kiri
d) Peningkatan pemasukan abnormal pada aliran katup trikuspidalis dan
terjadi penurunan pemasukandari aliran katup mitral >15%
e) Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan
pemasukan dari ventrikel kiri
f) Penurunan pemasukan dari katup mitral
g) Pseudo hipertropi dari ventrikel kiri
h) Pemeriksaan doppler: analisis doppler terhadap tanda morfologi jantung
dapat membantu dalam menegakkan keakuratan diagnose klinis dan
mendukung pemeriksaan laboratorium dari pola hemodinamik pad
tamponade
c. Give Comfort
 Tidak terdapat tanda dan gejala
d. Head To Toe
 Kepala dan wajah pucat, bibir sianosis
 Leher : peingkatan vena jugularis
 Dada ; ada jejas trauma dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul, takipnea,
bunyi jantung melemah/redup dan pekak jantung lmelebar

15
 Abdomen dan pinggang : tidak ada tanda dan gejala
 Pelvis dan perineum : Tidak ada tanda dan gejala
 Ekstrimitas : pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
e. Inspeksi Back/ Posterior Surface
 Tidak ada tanda dan gejala

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda kusmaul
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan distensi
vena jugularis, perubahan EKG , TD menurun, kulit dingin, pucat, jari tangan dan
kaki sianosis
3. Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal) tidak
efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal, penurunan
kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.

3.3 Perencanaan
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x15 menit diharapkan pola nafas
efektif dengan kriteria hasil :
 Takipnea tidak ada
 Tanda kusmaul tidak ada
 TTV dalam rentang batas normal (RR:16-20x/menit)
Intervensi :
1. Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan
Rasional : Perubahan pola nafas dapat mempengaruhi TTV
2. Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan
penggunaan otot bantu pernafasan
Rasional : Pengembangan dada dan penggunaan otot bantu pernafasan akan
mengindikasikan gangguan pola nafas
3. Berikan posisi semifowler jika tidak kontraindikasi
Rasional : Mempermudah ekspansi paru
4. Ajarkan klien nafas dalam

16
Rasional : Dengan latihan nafas dalam dapat meningktakan pemasukan oksigen
5. Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko kerusakan jaringan
6. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi pernapasan
Dx 2 : Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan
distensi vena jugularis, perubahan EKG , TD menurun, kulit dingin, pucat, jari
tangan dan kaki sianosis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x10 menit diharapkan curah
jantung ke seluruh tubuh adekuat dengan kriteria hasil ;
 TTV dalam batas normal (Nadi ; 60-100x/menit, TD: 110-140 mmHg)
 Nadi perifer teraba kuat
 Suara jantung normal
 Sianosis dan pucar tidak ada
 Kulit teraba hangat
 EKG normal
 Distensi bena jugularis tidak ada
Intervensi :
1. Monitor TTV berkelanjutan
Rasional : TTV merupakan indicator keadaan umum tubuh (jantung)
2. Auskultasi suara jantung, kaji frekuensi dan irama jantung
Rasional : Perubahan suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengidentifikasi
adanya penurunan curah jantung
3. Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer
Rasional : Curah jantung yang kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi
perifer
4. Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat
Rasional : Penurunan curah jantung menyebabkan aliran ke perifer menurun
5. Kaji adanya distensi vena jugularis
Rasional : Tamponade jantung menghambat aliran balik vena sehingga terjadi
distensi pada vena jugularis
6. Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional : Oksigen yang adekuat mencegah hipoksia

17
7. Berikan cairan intravena sesuai indikasi atau untuk akses emergency
Rasional : Mencegah terjadinya kekurangan cairan
8. Periksa EKG, foto thorax, echocardiografi, Doppler sesuai indikasi
Rasional : Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantungg dan
terdapat siluet pembesaran jantung
9. Lakukan tindakan perikardiosintesis
Rasional : Dengan perikardiosintesis cairan dalam ruang pericardium dapat
keluar
Dx 3 : Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal)
tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV abnormal,
penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x15 menit diharapkan perfusi
jaringan adekuat dengan criteria hasil ;
 Nadi teraba kuat
 TTV dalam batas normal (Nadi 60-100x/menit, TD 110-140 mmHg)
 Tingkat kesadaran composmentis
 Sianosis atau pucat tidak ada
 Akral teraba hangat
Intervensi :
1. Awasi TTV secara intensif
Rasional : Perubahan TTV seperti takikardia akibat dari kompensasi jantung
untuk memenuhi suplai O2
2. Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis)
Rasional : Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
3. Pantau GCS
Rasional : Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan
tingkat kesadaran
4. Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total
Rasional : Menurunkan kebutuhan oksigen

3.4 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi pasien

18
3.5 Evaluasi
Hasil dari evaluasi yang diharapkan dalam pemberian tindakan keperawatan melalui
proses keperawatan pada klien dengan malpresentasi berdasarkan dengan tujuan
pemulangan adalah ;
1. Pola nafas efektif
2. Curah jantung ke seluruh tubuh adekuat
3. Perfusi jaringan adekuat

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tamponade jantung
adalah kompresi pada jantung yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrapericardial
akibat pengumpulan darah atau cairan dalam pericardium (250 cc bila pengumpulan
cairan tersebut berlangsung cepat, dan 100 cc bila pengumpulan cairan tersebut
berlangsung lambat) yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel disertai
gangguan hemodinamik, dimana ini merupakan salah satu komplikasi yang paling fatal
dan memerlukan tindakan darurat.
Keluhan dan gejala yang mungkin ada yaitu adanya jejas trauma tajam dan tumpul
di daerah dada atau yang diperkirakan menembus jantung, gelisah, pucat, keringat
dingin, peninggian vena jugularis, pekak jantung melebar, suara jantung redup dan
pulsus paradoksus. Trias classic beck berupa distensi vena leher, bunyi jantung melemah
ddan hipotensi didapat pada sepertiga penderita dengan tamponade.
4.2 Saran
Semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat
pada penyakit tamponade jantung sehingga dapat berfikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, R. et al. (2013) ‘Forum Ekokardiografi Tips Dan Trik: Mengenali Tamponade’,
Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones, 34(3), pp. 201–204.

Rampengan, S. H. (2015) KEGAWATDARURATAN JANTUNG STARRY HOMENTA


RAMPENGAN. Badan Penerbit.

Simbolon, P. and Putra, M. (2020) ‘Cardiac Tamponade and Laceration of Right Ventricle in
Blunt Thoracic Injury: A Case Report’, The New Ropanasuri : Journal of Surgery, 5(1),
pp. 39–41. doi: 10.7454/nrjs.v5i1.1070.

Zurwida and Gani, A. (2019) ‘Diagnosis dan manajemen kegawat daruratan efusi
perikardium dengan tamponade jantung akut’, Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika,
2(3), pp. 8–18.

21

Anda mungkin juga menyukai