Anda di halaman 1dari 2

Baku Opersional Prosedur

ALERGI MAKANAN

No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


Prosedur kerja Tanggal disusun: Ditetapkan :
Pengertian Gejala-gejala yang terjadi akibat respon kekebalan setelah memakan
makanan tertentu
Tujuan 1. Dokter mampu mendiagnosa gejala-gejala akibat alergi makanan
2. Memberikan terapi yang teapat sehingaa mampu mencegah
terjadinya komplikasi.
Kebijakan 1. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
kesehatan
3. Peraturan Bupati soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013 tanggal 17
juli 2013 tentang pedoman penyusunan SOP Adminitrasi
pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab, shoppeng
Prosedur 1. Anamnesis dan pemeriksaaan fisis pasien terhadap tanda dan gejala
yang ada, gejala biasa muncul yaitu gatal di mulut, tenggorokan,
mata, kulit atau bagian tubuh lainnya, anafilaksis, nyeriperut, diare,
mual, muntah, kram perut, perut kembung. Tanda yang biasa
ditemukan yaitu uritkaria, angioedema, dan mengi.
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu tes alergi dan
pemerikasaan immunologlobulin E jika diperlukan.
3. Menegakkan diagnosis
4. Penatalaksanaan berupa :
- Istirahat
- Diet menghindari makanan penyebab alergi
- Pengobatan: - pemebrian Antihistakmin sesuai dosis
- pemberian kortikosteroid dan adrenalin untuk
kasus yang berat
- jika keadaan memberat disertai komplikasi
- segera rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap
5. Melakukkan pendokumentasian.

Unit terkait  Unit Rawat InAP


 Unit Rawat Jalan
refrensi 1. Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
kesehatan
3. Peraturan Bupati soppeng No. 20/PER-BUB/VII/2013 tanggal 17
juli 2013 tentang pedoman penyusunan SOP Adminitrasi
pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kab, shoppeng
4. Alexander, raveinal. 2018. Imunopatogenisis dan Impilikasi Klinis
Makanan pada Dewasa. Padang : jurnal kesehatan Andalas

Anda mungkin juga menyukai