Anda di halaman 1dari 13

TREND ISU RAWAT LUKA DIABETES

MELITUS GANGREN
( TREND ISSUE )
Disusun oleh :

Ila Ageng Safiani (2012028)


Astri Yuli astuti (2012029)
Taufiq Bravitana (2012030)
Rina Agustiningsih (2012031)
Eka Yusnita (2012032)
Maya Sam Pratiwi (2012033)
 
 

Latar belakang

Luka Gangren adalah luka yang disebabkan


karena pasokan darah ke jaringan tubuh
terhenti akibat penyakit kronis
seperti diabetes serta kecelakaan yang
menyebabkan cedera parah pada tubuh
(Potter 2008)
Definisi :
Definisi Luka Ganggren
Gangrene atau gangren adalah kondisi ketika
sebagian jaringan tubuh menjadi mati akibat aliran
darah yang menuju jaringan tersebut dari
sistem peredaran darah.
Gangren biasanya menyerang area yang paling
jauh dari jantung, seperti jari-jari tangan dan kaki.
Namun, kondisi ini juga dapat menyerang bagian
tubuh lain. Gangrene bahkan dapat menyerang
organ internal.
Gangren adalah kondisi darurat medis yang dapat
menyebabkan amputasi dan bahkan kematian.
GANGREN

1. GANGREN INTERNAL PENYEBAB GANGREN :


2. GANGREN GAS 1. ARTERI TERSUMBAT
3. GANGREN FOURNIER 2. TRAUMA
4. GANGREN MELENEY 3. RADANG GIGI

PENCEGAHAN/TUJUAN
GEJALA UTAMA PENGOBATAN
 MENCEGAH PERKEMBANGAN
 PEMBEKAKAN DAN PERUBAHAN GANGREN
WARNA KULIT  MENGOBATI KOMPLIKASI YANG
 KULIT TAMPAK BERUBAH TELAH TERJADI
KEBIRUAN/KEHITAMAN  MENGANGKAT JARINGAN YANG
PEMBEKAKAN DAN LEPUH BERISI AIR MATI
JUGA MUNCUL PADA KULIT. MENCEGAH ATAU MENGOBATI
KULIT AKAN MENJADI INFEKSI
KEBALTERHADAP SENTUHAN MENGOBATI GANGGUAN
LUKA KULIT DAPAT MENGELUARKAN KESEHATAN YANG MENYEBABKAN
CAIRAN YANG SANGAT BAU GANGREN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA
TEKNIK PERAWATAN LUKA
DIABETIC DIBAGI MENJADI 5

1. Perawatan luka dengan menggunakan madu dan NaCl 0,9 %

2. Perawatan luka diabetic menggunakan ozon bagging

3. Perawatan luka diabetik menggunakan wet dry


4. Perawatan luka diabetic dengan menggunakan modern wound
dressing
5. Perawatan luka diabetic dengan menggunakan teknik balutan
moist wound healing
1. Perawatan luka dengan menggunakan madu dan NaCl 0,9 %
menurutProfesor Jennifer Eddy dari University School of Medicine
and Public Health, madu bisa membunuh bakteri karena sifat
asamnya, selain itu madu juga efektif menghindari sifat kebal bakteri
akibat penggunaan antibiotik (Furyandi,2009)

Hasil penelitian :
Perbedaan yang sangat signifikan antara luka yang dirawat
menggunakan madu + NaCl 0,9% terlihat pada parameter jenis dan
jumlah jaringan nekrotik serta jenis dan jumlah eksudat. Setelah luka
dirawat menggunakan madu + NaCl 0,9% selama 7 hari, sebagian
besar pasien sudah tidak memiliki jaringan nekrotik dan tidak
menghasilkan eksudat. Dengan waktu perawatan luka yang sama
seluruh luka pasien yang dirawat menggunakan NaCl 0,9% masih
memiliki jaringan nekrotik dan menghasilkan eksudat.
Setelah dilakukan penelitian, maka dapat disimpulkan ada perbandingan
efektivitas perawatan luka menggunakan madu + NaCl 0,9% dan
NaCl 0,9% terhadap proses penyembuhan luka gangren pasien
diabetes mellitus
2. Perawatan luka diabetic menggunakan ozon bagging
Ozon yang merupakan oksidan kuat dapat membunuh organisme
dengan cara merusak kapsid mikroorganisme tersebut yang terdiri
dari susunan ikatan tak jenuh fosfolipid yang kemudian diikuti
dengan kerusakan RNA dan DNA dari mikroorganisme yang
bersangkutan ( Leusink, 2010 )

Hasil penelitian :
Ada perubahahan yang sangat bermakna terhadap perawatan rawat
luka dengan menggunakan terapi ozon bagging terhadap proses
penyembuhan ulkus kaki diabetic pada klien diabetes mellitus.
3. Perawatan luka diabetik menggunakan wet dry
Perawatan luka dewasa ini, cenderung menggunakan metode
balutan kasa ”Wet-dry”(Basah-kering), BasahKering digunakan
khusus untuk debridemen pada dasar luka, normal salin digunakan
untuk melembabkan kasa, kemudian dibalut dengan kasa kering.
Ketika kasa lembab menjadi kering, akan menekan permukaan
jaringan, yang berarti segera harus diganti dengan balutan kering
berikutnya. Hal ini mengakibatkan tidak hanya pertumbuhan jaringan
sehat yang terganggu, tetapi juga menimbulkan rasa nyeri yang
berlebihan, metode Wet-dry dianggap sebagai metode debridemen
mekanik dan diindikasikan bila ada sejumlah jaringan nekrotik pada
luka. (Perry dan Potter, 2002).

Hasil penelitian :
Hasil analisa menunjukan bahwa ratarata efektifitas penyembuhan luka
pada kelompok perawatan luka dengan menggunakan teknik Wet-
dry sebesar 2,33.karakteristik luka ulkus diabetik baik pada
kelompok Wet-dry yang mengalami perlambatan penyembuhan.
4. Perawatan luka diabetic dengan menggunakan modern wound
dressing
Studi meta analisis mengenai perbandingan modern wound dressing
dan konvensional menyebutkan bahwa sebenarnya prinsip dari
metode konvensional sama dengan metode modern, hanya saja
penggunaan normal saline dan kassa saja lebih cepat mengering
sehingga tidak dapat menjaga kelembapan permukaan luka
(Handayani, 2016).

Hasil penelitian :
Berdasarkan hasil dan pembahasan, disimpulkan bahwa secara
signifikan ada pengaruh perbedaan rerata skor penyembuhan luka
ulkus diabetikum sebelum dan sesudah diberikan modern
dressing.Diharapkan responden khususnya pasien DM dengan luka
ulkus diabetikum memilih rekomendasi pelayanan kesehatan
perawatan luka modern dressing untuk mengatasi luka ulkus
diabetikum, serta dapat melakukan perawatan luka secara berkala
dan teratur untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.ulkus diabetik
yang melakukan perawatan luka modern dressing, diperoleh
penurunan skor derajat luka. Selain itu, juga menunjukkan
berkurangnya jaringan nekrotik, berkurangnya luas luka, dan
terdapat jaringan granulasi.
5. Perawatan luka diabetic dengan menggunakan teknik balutan
moist wound healing
Moist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan
luka yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan-
kelembaban, oklusive dan semi oklusive sehingga penyembuhan
luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami, dapat
mempercepat penyembuhan 45 % dan mengurangi komplikasi
infeksi dan pertumbuhan jaringan parut residual. Penanganan luka
ini saat ini terutama untuk luka kronik, seperti venous leg ulcers,
pressure ulcers, dan diabetic foot ulcers. Teknik ini memiliki
keuntungan luka cepat sembuh, kualitas penyembuhan baik serta
dapat mengurangi biaya perawatan luka. (Ismail dkk, 2009).

Hasil penelitian :
Hasil penelitian pada penyembuhan luka dengan teknik Moist Wound
Healing rata-rata 1,40. Uji t-berpasangan menunjukan nilai signifikan
p =0,004. Balutan Moist Wound Healing bersifat lembut dan dapat
mengembang apabila luka mempunyai jumlah eksudat yang banyak
dan tetap memberikan kesan lembab dan mencegah kontaminasi
dari bakteri yang ada diluar luka. Disimpulkan bahwa pasien dengan
ulkus diabetik yang perawatan luka dengan menggunakan moist
healing cenderung proses penyembuhan lukanya lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai