Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KMB II

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN

OLEH :

KELOMPOK I

1. Nadiya Bini Nurbayani (P07120419037)


2. Rahmandani Reza Saputra (P07120419038)
3. Ardian Rosidi (P07120419039)
4. Arun Fahian Faharuzin (P07120419040)
5. Bagus Prastyo (P07120419041)
6. Baiq Iga Dwi Erdiana (P07120419042)
7. Desqiya Qatrunnada (P07120419043)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN TINGKAT IIB/SEMESTER III
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang
berjudul.“PEMERIKSAAN FISIK SISTEM INTEGUMEN” Ini dapat terselesaikan
pada waktu yang telah di tentukan.

Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan


serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas
ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.

Mataram, 1 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

D. Manfaat...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen.............................................................3

1. Anatomi dan Fisiologi Kulit........................................................................3

2. Anatomi dan Fisiologi Rambut....................................................................11

3. Anatomi dan Fisiologi Kuku........................................................................15

B. Pemeriksaan Fisik Integumen.........................................................................17

1. Pengkajian Riwayat Kesehatan....................................................................17

2. Pemeriksaan Fisik........................................................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................27

B. Saran................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik keperawatan menggunakan 4 cara yaitu dengan cara
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan Fisik biasanya
dilakukan Head to toe yaitu dimulai dari bagian kepala dan sampai ke bagian
anggota gerak. Pemeriksaan fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan
berdasarkan model keperawatan yang lebih difokuskan pada respon yang
ditimbulkan akibat masalah kesehatan yang dialami.
Pemeriksaan fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa fisik yang
secara umum perawat dapat membuat perencanaan tindakan untuk
mengatasinya. Untuk mendapatkan data yang akurat sebelum pemeriksaan
fisik dilakukan pengkajian riwayat kesehatan, riwayat psikososial, sosial-
ekonomi dll. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak
menimbulkan bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang
ditemukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pemeriksaan fisik dalam Sistem Integumen ?
2. Apa saja kelainan fisik yang berhubungan dengan sistem integument ?
3. Bagaimana cara mengklarifikasi kelainan pasien sesuai dengan keluhan ?
4. Bagaimana cara mendapatkan data untuk diagnose keperawatan ?
5. Bagaimana cara mendapatkan data untuk menentukan status kesehatan
pasien ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mempelajari pemeriksaan fisik pada manusia, Mahasiswa
diharapkan mampu memahami pemeriksaan fisik Sistem Integumen pada
manusia.

1
b. Tujuan Khusus
1). Mengetahui dan memahami cara pemeriksaan fisik kulit, rambut dan
kuku.
2). Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan Sistem
Integumen
3). Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan
riwayat kesehatan pasien
4). Mendapatkan data untuk menegakkan diagnosa keperawatan
5). Mendapatkan data fisik untuk menetukan status kesehatan pasien
D. Manfaat Penulisan
Kami berharap supaya makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu
bahan pembelajaran serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk Mahasiswa
lainnya tentang bagaimana cara pemeriksaan fisik khususnya pemeriksaan
fisik integumen

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

1. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah
masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik
seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier
yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

3
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Epidermis  
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan
kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas sel :
1). Melanosit, menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar
epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai
respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar
orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna
gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung
pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal
bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah
hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna
kulit . Sebagai contoh, kulit  akan tampak kebiruan bila terjadi
inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek
pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2). Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian,
sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun
yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel

4
Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang
masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel
Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan
sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik
berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan
adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan
infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi
sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.  Radiasi
ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
3). Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat
tanduk) dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali.
Lapisan-Lapisan Epidermis :
1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun
tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit
sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak
terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang
tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
2. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan
tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat.
Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel
gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak
tangan & kaki.
3. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel

5
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel,
yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini
merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta
mukosa tidak punya lapisan inti.
4. Stratum Spinosum, tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-
sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk
silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile
ini terdapat sel-sel mitosis.

6
b. Dermis
Dermis (kulit jangat) yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang
bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di
daerah punggung. Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk
melindungi bagian yang lebih dalam. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilla dan stratum retikulosa.
1). Stratum papila, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast,
sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi
elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel
rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis
mengandung jaringan ikat jarang.
2). Stratum retikulosa, mengandung jaringan pengikat rapat dan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit
serat retikulin dan banyak serat elastin. Sesuai dengan arah jalan
serat-serat tersebut terbentuk garis ketegangan kulit. Bahan dasar
dermis merupakan bahan matrik amorf yang membenam pada serat
kolagen, elastin dan turunan kulit. Glikosaminoglikans utama kulit
adalah asamhialuronat, dermatan sulfat dengan perbandingan yang
beragam di berbagai tempat, bahan dasar ini sangat hidrofilik.

7
Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal. Dalam
lapisan ini ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf, kandung rambut kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, sel lemak dan otot penegak rambut.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang
membantu mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan
suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga
membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan
fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
a). Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi
ke kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga
mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
b). Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh)
pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
c). Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan
mengangkut air ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap
untuk mendinginkan kulit.
d). Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air
dan melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel
rambut.
e). Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang
melampirkan akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
f). Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti
sentuhan, nyeri, dan intensitas panas ke otak.
g). Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan
organ di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan
tubuh.

8
h). Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat
kulit merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot
dan dinding arteri.
c. Subkutan atau Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superficial) terdiri dari jaringan pengikat
longgar. Komponennya serat longgar, elastic dan sel lemak. Pada lapisan
adipose terdapat susunan lapisan subkutan yang menentukan mobilitas kulit di
atasnya, bila terdapat lobules lemak yang merata di hypodermis membentuk
bantalan lemak yang disebut panikulus adi posus. Pada daerah perut, lapisan
ini dapat mencapai ketebalan 3 cm. pada kelopak mata, penis dan skrotum
lapisan hypodermis tidak mengandung lemak. Bagian superficial hypodermis
mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut.
Dalam lapisan hypodermis terdapat anyaman pembuluh arteri,
pembuluh vena, anyaman araf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit
dibawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi dan mengikat
kulit secara longgar terhadap jaringan dibawahnya.
Fisiologis Kulit
Jaras reseptor kulit berada didalam kulit. Jaras visceral berhubungan
dengan persepsi keadaan intern. Pada organ sensorik kulit terdapat empat
jaras, yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan rasa sakit. Kulit mengandung
berbagai ujung sensorik termasuk ujung saraf telanjangatau tidak
bermielin(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang berselubung
ditemukan pada jaringan fibrosa berakhir sekitar folikel rambut.
Pada pemeriksaan histologist, kulit hanya mengandung saraf telanjang
yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap
rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan
gerakan rambut yang menimbulkan perasaan (raba taktil). Rasa sentuhan
disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada kulit berbeda-beda menurut
ujung saraf yang dirangsang. Panas , dingin dan sakit ditimbulkan karena
tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang.

9
Indra raba terdapat pada kulit disamping itu juga sebagai pelepas
panas yang ada pada tubuh . kulit mempunyai banyak ujung-ujung saraf rasa
raba yang menerima rangsangan dari luar , diteruskan ke pusat saraf di otak.
Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh
manusia. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yang sensitif terhadap
panas dan sakit.
Fungsi Kulit :
1. Fungsi Termoregulasi
Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolic dan pergerakan otot.
Pengeluaran panas melalui kulit berlangsung melalui proses evaporasi air
(perubahan molekul air) yang disekresi oleh kelenjar keringat dan juga
melalui proses perspirasi (sekresi keringat), difusi molekul air melalui kulit.
Dalam pengaturan suhu tubuh kulit berperan mengeluarkan keringat dan
kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.kulit kaya akan pembuluh darah
sehingga memungkinkan kulit dapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular
dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
2. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis yang dapat
menimbulkan iritasi dan gangguan panas. Bantalan lemak di bawah kulit
berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit melindungi
kulit dari sinar matahari. Proteksi rangsangan kimia karena stratum korneum
yang impermeable terhadap zat kimia dan air.
3. Fungsi Absorpsi
Kemampuan absorpsi kulit memengaruhi tebal dan tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, dan metabolism. Penyerapan terjadi melalu celah antar
sel, menembus sel-sel epidermis dan saluran kelenjar.
4. Fungsi Eksresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna dalam tubuh
berupa NaCl, asam urat dan ammonia. Lapisan sebum berguna untuk

10
melindungi kulit karena lapisan sebummengandung minyak untuk melindungi
kulit, menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis. Sedangkan
untuk rangsangan dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papilla
dermis markel renviel yang terletak pada dermis, sedangkan tekanan
dirasakan oleh epidermis serabut saraf sensorik yang lebih banyak jumlahnya
didaerah erotic.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Melanosit membentuk warna kulit . enzim melanosom dibentuk alat
golgi dengan bantuan tiroksinasi yang meningkatkan metabolisme sel , ion Cu
dan oksigen. Sinar matahari memengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar
di epidermis melalui tangan-tangan dendrite, sedangkan lapisan dibawah oleh
melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit
melainkan juga oleh tebal atau tipisnya kulit.
7. Fungsi Keratinasi
Sel basal akan berpindah ke atas dan erubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin keatas sel ini semakin gepeng dan ergranula menjadi sel
granulosum. Selanjutnya intisel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk
yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup.keratinosit
melalui proses sintesis dan generasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung
kira-kira 14-21 hari. Keratin memberi perlindungan kulit terhadap infeksi
melalui mekanisme fisiologis.
2. Anatomi dan Fisiologi Rambut
Rambut berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan
tersebar di sekujur tubuh kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan dorsal
falang distal, sekitar lubang dubur, dan urogenital. Setiap rambut mempunyai batang
yang bebas dan akar yang tertanam di dalam kulit. Akar rambut dibungkus oleh
folikel rambut yang berbentuk tabung terdiri dari bagian berasal dari epidermis

11
(epitel) dan bagian berasal dari dermis (jaringan ikat). Pada ujung bawah folikel
menggembung membentuk bulbus rambut, beberapa kelenjar sebasea, dan seberkas
otot polos (erector pili). Kontraksi otot ini menyebabkan tegaknya rambut.
Struktur rambut :
1). Medulla : Bagian tengah rambut yang longgar terdiri dari 2-3 lapis sel kubis
mengerut satu sama lain, dipisahkan oleh ruang berisi udara. Bulu halus pendek
jenis bulu roma, sebagian rambut kepala, dan rambut pirang tidak mempunyai
medulla. Sel-selnya sering mengandung pigmen dan keratin. Sel-sel medulla
termasuk keratin lunak.
2). Korteks : Bagian utama rambut beberapa lapis sel gepeng, panjang berbentuk,
gelondong membentuk keratin keras. Fibril keratin tersusun sejajar dan granula
pigmen terdapat di dalam dan diantara sel-selnya. Rambut hitam mengandung
pigmen. Oksidasi udara yang terkumpul di dalam ruang antara sel korteks
mengubah warna rambut.
3). Kutikula : Terdapat pada permukaan selapis sel tipis jernih, yaitu kutikula tidak
berinti kecuali yang terdapat pada akar rambut. Sel-selnya tersusun seperti
genting dengan ujung menghadap ke atas. Penampang melintang rambut
beragam sesuai dengan ras. Misalnya, rambut lurus pada bangsa Mongol,
Eskimo, sedangkan Indian Amerika tampak bundar pada potongan melintang dan
rambut berombak, pada beberapa bangsa Afrika dan Papua penampangnya
lonjong.

12
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari sarung jaringan ikat
bagian luar (sarung akar dermis) yang berasal dari dermis dan sarung akar epitel
bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang menggembung membentuk bulbus
rambut yang berhubungan dengan papilla tempat persatuan akar rambut dan
selubungnya. Sarung akar asal dermis :
a. Lapisan paling luar berkas serta kolagen kasar yang berjalan memanjang
sesuai dengan lapisan reticular dermis.
b. Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan papilla dermis. Lapisan ini
padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.
c. Lapisan dalam berupa sabuk homogeny sempit yang disebut glassy membrane
basal di bawah epidermis.
Sarung akar sel epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang menyambung
dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis pemukaan yang
sudah berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel poligonal yang
menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam adalah
sarung berzat tanduk membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan
keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi di atas
muara kelenjar sebasea dalam folikel.
Susunan rambut adalah sebagai berikut :
1). Batang rambut merupakan bagian rambut yang terdapat di luar kulit. Bila dibuat
potongan sebuah rambut akan terlihat dari luar ke dalam :
a). Selaput rambut , merupakan lapisan yang paling luar terdiri dari sel-sel yang
tersusun seperti sisik ikan, dapat diketahui bila rambut disasak dengan baik.
Rambut yang sering disasak akan meregangkan hubungan sel-sel selaput
rambut sehingga merusak selaput rambut dan cairan mudah masuk ke dalam
rambut.
b). Kulit rambut :korteks rambut merupakan lapisan kulit yang paling tebal,
terdiri dari lapisan tanduk berbentuk kumparan tersusun memanjang butir-
butir myelin. Sel tanduk terdiri dari serabut keratin. masing-masing sel
tanduk yang disebut fibril diuraikan menjadi satuan serat yang lebih halus

13
disebut myofibril. Rambut mempunyai sifat daya elastic yang akan
bertambah apabila dalam keadaan basah dan dihangatkan.
c). Sumsum rambut (medulla) :bagian yang paling dalam dibentuk oleh sel
tanduk. Bentuknya seperti anyaman dengan rongga yang berisis udara.
Bagian ini sangat tipis, mengandung ,edula dan sumsum rambut. Ini hanya
terdapat pada rambut yang tebal, misalnya pada alis, kumis, dan sebagian
rambut kepala.
2). Akar rambut, merupakan bagian rambut yang tertanam miring dalam kulit,
terselubung oleh kandung rambut (folikel rambut). Akar rambut ini tertanam
amat dalam, dapat mencapai lapisan hypodermis.
a). Kandung rambut adalah tabung yang menyelubungi akar rambut mulai dari
permukaan kulit sampai bagian bawah umbi rambut. Pada selubung ini
terdapat unsur-unsur :
 Unsure dari lapisan dermis. Jaringan ikat yang berasal dari lapisan dermis
atau kulit jangat membentuk tiga lapisan, lapisan serabut kolagen dan
elastic yang teratur mengandung pembuluh darah dan saraf, serta lapisan
serabut sirkuler yang tersusun selang-seling dengan sel yang berbentuk
kumparan dan selaput bening (hialin) yang tidak mempunyai bentuk
tertentu.
 Unsure lapisan epidermis, terdapat pada umbi rambut yang terdiri dari
lapisan-lapisan kandung akar luar dan kiandung akar dalam. Kandung akar
dalam tersusun dari luar ke dalam lapisan hanle, terdiri dari sel lapis kuboid
dengan inti gepeng, dan terdiri dari 1-2 lapis sel tanduk gepeng yang
mengandung inti dan selaput kutikula. Kandung akar rambut bentuknya
seperti sisik ikan. Kandung akar rambut (akar luar dan akar dalam).
b). Papil rambut :Bagian bawah folikel ranmbut berbentuk lonjong
seperti telur yang ujung bawahnya terbuka, berisi jaringan ikat tanpa
serabut elastic, ke dalamnya masuk pembuluh kapiler untuk menyuplai
nutrisi ke umbi rambut. Diantara sel-sel papil terdapat sel-sel melanosit yang

14
menghasilkan pigmen melanin yang memberi warna pada kulit yang
disebarklan ke dalam korteks dan medulla rambut.
c). Umbi rambut (tunas rambut) merupakan bagian akar rambut yang melebar,
merupakan sel bening yang terus menerus bertambah banyak berkembang
secara mitosis. Daerah ini subur, berdekatan dengan pembuluh-pembuluh
papil rambut, dan menghasilkan sel-sel baru untuk korteks rambut, dan
menghasilkan sel-sel baru untuk korteks untuk korteks rambut pengganti
sel-sel, yang sudah tua akan terdorong ke atas.
M. elektorpili adalah otot penegak rambut yang terdiri dari otot polos yang
terdapat pada kandung rambut dengan perantaraan serabut elastic. Bila otot ini
berkontraksi rambut akan tegak, kelenjar akan mengalami kompresi sehingga
isinya didorong keluar untuk melimasi rambut.
Ada beberapa fungsi rambut, diantaranya :
 Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari
keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
 Menyaring udara pada hidung.
 Sebagai pengatur suhu.
 Pendorong penguapan keringat.
 Indera peraba yang sensitive.
3. Anatomi dan Fisiologi Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus
permukaan dorsal falang jari tangan dan jari kaki. Strukturnya berhubungan
dengan dermis dan epidermis. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar
lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan pada bagian proksimalnya.
Kuku berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat di bawah
menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh lipatan kulit
dinding kuku. Di sini terdapat kelenjar keeingat dan folikel. Sel-selnya banyak
mengandung fibril. Sitoplasma hilang pada tahap akhir setelah sel menjadi
homogen, menjadi zat tanduk dan menyatu dengan lempeng kuku. Tidak pernah
dijumpai granula keratohialin di dalam sel matrik dan keratin kuku. Pada lapisan

15
dalam matrik kuku mengandung melanosit sehingga lempeng kuku mungkin
berpigmen pada ras kulit hitam.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena
ada pembuluh kapiler darah dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas
dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula.
Dengan bertambahnya sel-sel baru dalam akar kuku menghasilkan geseran lambat
lempeng kuku di atas dasar kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm per
minggu. Pertumbuhan ini lebih pesat pada jari tangan dari pada jari kaki dan bila
lempeng kuku dicabut paksa, asalkan matriksnya tidak rusak, kuku akan tumbuh
kembali.
Bagian kuku terdiri dari:
a). Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
b). Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
c). Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
d). Alur kuku (nail grove)  merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
e). Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
f). Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
g). Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
h). Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
i). Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.

16
 

B. Pemeriksaan Fisik Sistem


Integumen
1. Pengkajian Riwayat Kesehatan
Pada saat merawat pasien dengan gangguan dermatologic, perawat
mendapatkan informasi penting melalui riwayat kesehatan pasien dan observasi
langsung. Dalam banyak kasus, pasien atau keluarganya merasa lebih nyaman
berbicara dengan perawat dan menyampaikan informasi penting yang mungkin
disimpannya atau lupa disampaikan ketika berbicara dengan dokter atau petugas
kesehatan yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit, rambut dan kuku adalah inspeksi dan palpasi.
Sistem integument meliputi kulit, rambut, dan kuku. Sistem ini berfungsi
memberikan proteksi eksternal bagi tubuh, membantu dalam proses pengaturan
suhu tubuh, sebagai sensor nyeri, dan indera peraba.
a. Kulit
Keterampilan perawat dalam pengkajian fisik dan pemahamanya terhadap
anatomi dan fungsi kulit dapat menjamin bahwa setiap penyimpangan dari keadaan
normal akan dapat dikenali, dilaporkan, dan didokumentasikan. Pemeriksaan pada

17
kulit adalah non-invasif. Lesi pada kulit bisa saja hanya terjadi pada epidermis,
tapi juga bisa hingga jaringan kulit yang lebih dalam.
Karakteristik kulit normal meliputi :
1) Warna
Warna kulit normal bervariasi antara orang yang satu dengan lainnya, dan
berkisar dari warna gading hingga cokelat gelap. Kulit bagian tubuh yang
terbuka, khususnya di kawasan yang beriklim panas dan banyak cahaya
matahari, cenderung lebih berpigmen daripada bagian tubuh lainnya. Efek
vasodilatasi yang ditimbulkan oleh demam, sengatan matahari, dan inflamsi
akan menimbulkan bercak merah muda atau kemerahan pada kulit. Pucat
merupakan keadaan tidak adanya atau berkurangnya tonus, serta vaskularitas
kulit yang normal dan paling jelas terlihat pada konjungtiva. Warna kebiruan
pada sianosis menunjukan hipoksia selular dan mudah terlihat pada
ekstermitas, dasar kuku, bibir, serta membrane mukosa. Ikterus, yaitu kulit
yang mengunung, berhubungan langsung dengan kenaikan kadar bilirubin
serum dan sering kali terlihat pada sclera, serta membrane mukosa.
2) Tekstur kulit
Tekstur kulit normalnya lembut dan kencang. Pajanan matahari, proses
penuaan, dan perokok berat akan membuat kulit sedikit lembut. Normalnya
kulit adalah elastic dan dapat cepat kembali apabila dilakukan pencubitan
yang sering disebut dengan turgor kulit baik.
3) Suhu
Suhu kulit normalnya hangat, walaupun pada beberapa kondisi pada bagian
perifer seperti tangan dan telapak kaki akan teraba dingin akibat suatu kondisi
vasokontriksi.
4) Kelembapan
Secara normal kulit akan teraba kering apabila disentuh. Pada beberapa
kondisi seperti adanya peningkatan aktivitas dan pada peningkatan
kecemasan, kelembapan akan meningkat.

18
5) Bau busuk
Kulit normalnya bebas dari segala bau yang tidak mengenakan. Bau yang
tajam secara normal dapat ditemukan pada peningkatan produksi keringat
terutama pada area aksila dan lipat paha.
Beberapa jenis lesi pada kulit adalah sebagai berikut :
1). Lesi primer kulit.

Jenis Lesi Keterangan Gambar


Bula Lesi yang berisi cairan, diameter
>2cm (disebut juga blister).
Disebabkan oleh keracunan
getah pohon ek (jenis pohon
yang batangnya keras),
dermatitis lvy (sejenis tanaman
menjalar), bullous pemfigoid
bulosa, luka bakar derajat 2.

Komedo Disebabkan karena tertutupnya


duktus pilosebaceous,
eksfoliatif, terbentuk dari sebum
dan keratin.
Komedo hitam komedo
terbuka , komedo putih
komedo tertutup.

19
Kista Massa semi padat atau kapsul
yang berisi cairan yang berada
dalam kulit (misalnya jerawat).

Macula Datar, berpigmen, bentuknya


melingkar, luasnya < 1cm
(misalnya, bekas rubella).

Nodul Lesi berupa tonjolan, lebih


tinggi dari jaringan sekitar dan
lebih dalam dari pada papula.
Meluas hingga lapisan dermal,
berdiameter 0,5 – 2cm.

Papula Inflamasi dengan lesi naik


hingga 0,5 cm. Warnanya bisa
sama atau berbeda dengan
warna kulit.

Tumor Lesi padat, lebih tinggi dari kulit


sekitar, meluas hingga jaringan
dermal dan subkutan.

20
Vesikel Permukaan kulit naik, berbatas
jelas, terisi cairan, diameternya
< 0,5cm.

2). Lesi sekunder kulit

Jenis Lesi Keterangan Gambar


Atropi Penipisan kulit pada
bagian tubuh tertentu
(misalnya proses
penuaan).

Krusta Sebum yang mongering,


eksudat serosa, purulen,
atau sanguineous di
bawah kulit yang
mengalami erosi sehingga
muncul kepermukaan
kulit sebagai vesikel, bula
atau pustula.

Erosi Lesi berbatas tidak tegas,


kehilangan lapisan
jaringan epidermis
superficial.

21
Ekskoriasi/Abras Garukan / goresan linear,
i dengan daerah sekitarnya
mengalami abrasi.
Biasanya dilakukan oleh
diri sendiri.

Likenifikasi Lapisan kulit yang


menebal, kulit yang
tampak sering digaruk
(misalnya, atopic
dermatitis kronis).

Fisura Belahan pada kulit yang


bertepi rata, dapat meluas
ke lapisan dermal.

Skar Jaringan ikat yang


disebabkan oleh trauma,
inflamasi dalam, atau
pembedahan. Berwarna
merah jika baru terjadi,
jika sudah lama akan
tampak berwarna lebih
muda dan datar.
Ulkus Kerusakan pada lapisan
epidermal dan dermal,
dapat meluas ke jaringan
subkutan. Biasanya
sembuh dengan
menyisakan skar.

a). Inspeksi

22
 Lihat warna kulit klien bahwa sinar matahari. Normalnya kulit
berwarna cerah merah muda hingga kecokelatan ataupun hitam. Kulit yang
tidak terkena sinar matahari akan berwarna lebih terang, dan tampak pucat
pada orang yang tidak pernah / jarang terpapar sinar matahari.
 Lihat adanya lesi pada kulit (primer ataupun sekunder).
 Lihat apakah kulit klien tampak berminyak.
b). Palpasi
 Raba permukaan kulit, rasakan kelembapannya. Normalnya kulit teraba
lembap, tetapi tidak basah.
 Rasakan suhu pada permukaan tubuh, normalnya tubuh akan teraba
hangat.
 Cubit sedikit pada bagian dada, atau lengan bagian dalam. Turgor kulit
akan kembali dalam waktu < 2 detik (nilai normal).
 Untuk mengetahui adanya pitting edema, tekan perlahan pada daerah
pretibialis, dorsum pedis, atau sacrum. Jika ditemukan pitting edema, pada
area yang ditekan akan tampak bekas jari pemeriksa dan akan kembali dengan
lambat (> 2 detik).
b. Rambut
1). Inspeksi
a). Perhatikan penyebaran rambut di seluruh tubuh, penyebaran rambut akan
tampak lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Lihat
kebersihannya, catat adanya tinea kapitis, tinea korporis, kutu, dan lain-
lain. Lihat warnanya, warna rambut berbeda-beda tergantung suku
bangsanya.
2). Palpasi
b). Rasakan apakah rambut berminyak. Tarik sedikit rambut, catat jika ada
kerontokan rambut atau alopesia (rontok berlebihan).
c. Kuku
Kondisi kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan,
dan tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga dapat

23
diungkapkan dari adanya bukti – bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji, kondisi
kuku mencerminkan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan
tingkat perawatan diri seseorang bahkan status psikologis juga dapat
diungkapkan dari adanya bukti – bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji kuku,
perawat mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling dapat dilihat
adalah plat kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi bantalan kuku.
Vaskularitas bantalan kuku member warna lapisan di bawah kuku. Semilunar,
area putih dibagian dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari
nama plat kuku terbentuk.
1). Inspeksi
a). Perhatikan bentuk kuku dan warna dasar kuku. Normalnya dasar kuku
berwarna merah muda cerah karena mengandung banyak pembuluh darah.
b). Sudut normal antara kuku dengan pangkalnya adalah 160 derajat.
c). Perhatikan sekitar kuku, apakah ada lesi atau perlukaan.

2). Palpasi
a). Tekan ujung jari untuk memeriksa Capillary Refil Time (CRT) yaitu waktu
pengisian balik kapiler. Normalnya akan kembali dalam waktu < 2 detik.
Beberapa kelainan pada kuku :

Jenis Keterangan Gambar

24
Jari gada Terjadi karena kondisi
(clubbing hipoksia dalam waktu
finger) yang lama.
Sudut antara kuku
dengan dasarnya > 180
derajat.

Koilonika Bentuk kuku seperti


(koilonychia) sendok, disebabkan
karena anemia dalam
jangka waktu yang
lama.

Paronikia Ditandai dengan


(paronychia) adanya edema pada
dasar kuku.
Diakibatkan karena
trauma atau infeksi
yang bersifat local.

Garis Beau Biasa terjadi karena


penyakit infeksi yang
kronis. Ditandai
dengan garis
transversal pada
permukaan kuku.

25
Onikomikosis Terjadi karena adanya
infeksi jamur pada
kuku.

Onycholysis Proses terlepasnya


kuku karena
onikomikosis yang
tidak ditangani.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik pada sistem integumen meliputi kulit , rambut dan kuku.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan cara Inspeksi dan palpasi. Pada
pemeriksaan fisik kulit hal yang dikaji adalah pada warna, kelembapan, tekstur kulit,
suhu, dan bau busuk. Kalau pada  pemeriksaan fisik  rambut meliputi pemeriksaan
pada warna,kebersihan, distribusi, dan tekstur.Sedangkan pemeriksaan pada kuku

26
meliputi pemeriksaan pada warna , bentuk kuku, sudut kuku dan Capillary Refill
Time.

B. Saran
Makalah ini disusun untuk memudahkan proses belajar mengajar. Setelah
mengetahui tentang cara pemeriksaan fisik pada sistem integumen diharapkan agar
kita sebagai mahasiswa perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik pada Sistem
Integumen dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang : Salemba
Medika

Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Integumen. Jakarta : Salemba Medika

Syaifuiddin.2010. Anatomi dan Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta ; EGC

27
Potter, Patricia A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta :
Salemba Medika

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK KULIT DAN KUKU

Nama : ……………………………….............. No.Mhs:


………………………….............

Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2

28
Definisi :
Pemeriksaan fisik pada kulit dan kuku pasien
Tujuan :
a. Mengetahui kondisi kulit dan kuku
b. Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan
jaringan setempat, dan hidrasi

Indikasi :

Kontraindikasi

Persiapan alat:
1. Pencahaya yang cukup/lampu
2. Sarung tangan (untuk lesi basah atau berair)
1) Tahap Pre Interaksi
1) Cuci tangan

2) Siapkan alat-alat

2) Tahap Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik


2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi.
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)

29
Tahap Kerja :

1. Cuci tangan

2. Jika klien mempunyai lesi yang lebab atau terbuka, gunakan


sarung tangan

3. Inspeksi warna dan pigmentasi kulit serta bandingkan warna


dari bagian simetris tubuh

4. Beri perhatian yang lebih pada area seputar amputasi, traksi,


dan balutan

5. Perhatikan jika kulit lebih pucat atau gelap dari biasanya dan
juga area ditemukanya variasi warna

6. Inspeksi warna bibir, kuku telapak tangan

7. Dengan menggunakan ujung jari, palpasi permukaan kulit


untuk merasakan kelembapannya

8. Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau punggung tangan


bandingkan bagian tubuh yang simetris

9. Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk menentukan


keadaan teksturnya

10. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan atau
lengan bawah dan lepaskan. Perhatikan plesibilitas kulit

11. Kaji kondisi kulit, beri perhatian khusus pada bagian yang
terkena tekanan

12. Inspeksi adanya lesi, yang meliputi warna, ukuran, jenis

30
kelompok, dan cara penularan

13. Inspeksi setiap area edema yang meliputi lokasi, warna, dan
bentuk.

14. Palpasi setiap area edema untuk mengetahui mobilitas,


konsistensi, nyeri tekan

15. Untuk mengkaji pitting edema, tekan kuat area tersebut selama
5 detik dan lepaskan, lalu rekam kedalam pitting/cekungan
dalam milimeter

16. Inspeksi warna dasar kuku, ketebalan, bentuk kuku,tekstur,


dan kondisi jaringan sekitar kuku

17. Inspeksi sudut antara kuku dan dasar kuku

18. Palpasi dasar kuku

19. Kaji keadekuatan sirkulasi dan pengisian kapiler dengan


palpasi : genggam jari kuku, amati warna dasar kuku, lalu
lakukan penekanan yang kuat pada dasar kuku dengan ibu jari.
Saat tekanan diberikan, kuku tampak putih atau tidak bewarna.
Lepaskan tekkanan dengan cepat, warna putih pada kuku
seharusnya kembali berwarna merah muda dalam waktu 2-3
detik setelah tekanan dilepaskan

Tahap Terminasi

1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya

31
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien

Tahap Evaluasi

Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan


kegiatan
Tahap Dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :

0 = Tidak dikerjakan

1 = Dikerjakan tapi tidak lengkap/tidak sempurna

2 = Dikerjakan dengan sempurna

32

Anda mungkin juga menyukai