Anda di halaman 1dari 6

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN AKIBAT

SENGATAN LISTRIK

A. TATA CARA PERTOLONGAN PERTAMA SEBELUM PENDERITA


DITANGANI ADALAH:
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan
sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari
bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa
kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan
misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik),
atau tongkat sapu. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta
bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita
apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan
dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri
berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi
tangan Anda berada satu garis dengan putingnya. Periksa lagi. Jika tetap tidak ada.
Ulangi.
4. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak
dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung
korban. Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak
mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu
yang menghambat aliran udara untuk masuk. Bila penderita masih bernapas
dengan normal baringkan dengan posisi sisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke
sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya
penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ). Untuk pembuatan
nafas buatan ada tekniknya.
• Pertama, telentangkan korban, lalu tekuk kepalanya ke belakang.
• Kemudian, anda buka mulut, tarik napas kuat-kuat, baru tutup mulut.
• Kemudian tiupkan udara ke mulut korban sekuat-kuatnya sampai rongga paru-
paru terangkat.
• Ketika melakukannya, jangan lupa tekan hidung korban supaya udara yang anda
tiupkan tidak keluar. Sebisa mungkin, segera lakukan pernapasan buatan ketika
korban tersengat. Tiga sampai empat kali pernapasan buatan awalan akan sangat
membantu korban. Jika korban adalah anak kecil, dibutuhkan lebih banyak lagi
pernapasan buatan, sampai 20 kali dalam semenit.
5. Bila mengalami luka bakar, segera berikan pertolongan pertama Tutupi titik luka
bakar yang terjadi akibat masuk dan keluarnya arus listrik pada tubuh karena bisa
mempercepat pengurangan cairan dalam tubuh. Gunakan kain, perban atau benda
apapun yang bersifat tidak mengantarkan panas. Kemudian segera dilarikan ke
dokter. Bila korban mengalami muntah, upayakan untuk dikeluarkan. Agar lubang
tenggorokannya tidak tertutup, tarik rahangnya ke depan.
6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.
Untuk memulihkan fungsi jantung, urut rusuk korban. Bagi orang dewasa,
dibutuhkan pengurutan rusuk sampai 60 kali dalam satu menit. Sedang untuk anak-
anak lebih banyak lagi, sampai 90 dalam semenit. Dan yang perlu diperhatikan
ketika mengurut, hindari menekan rusuk terlalu keras. Karena bisa berakibat fatal
menyebabkan rusaknya rusuk korban. Setelah diberikan pertolongan pertama,
segera bawa untuk mendapat pertolongan medis lebih lanjut.

B.  PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN LECELAKAAN LISTRIK


Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena arus
listrik mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik
tersebut:
1. Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MBC lokasi atau
menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk kontak dari kotak kontaknya.
Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan
menggunakan alat-alat ini : kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju
kering atau bahkan dengan menendang dengan sepatu kulit
2. Jauhkan korban dari area tersebut
Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah tidak. Lakukan
PERNAFASAN BUATAN bila korban tidak bernafas lagi
3. Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus ditutupi selimut
agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain bila perlu.
Tingkat Bahaya Akibat Arus Listrik
Tidak semua korban akan meninggal akibat kejut listrik. Bila diperhatikan dari besar
arusnya maka kondisi korban akan terlihat seperti pada table berikut:
BESAR ARUS KONDISI KORBAN
0,5 Ma Tidak terasa
3 Ma Mulai kejang
15 Ma Sulit melepaskan kontak
40 mA Otot kejang
Diatas 80 mA Tidak sadarkan diri sampai meninggal
atau bahkan hangus

Pernafasan Buatan
Dilakukan dalam pertolongan kecelakaan kerja
Penyelamatan korban kejut listrik dapat mengagetkan korban dan memberikan nafas
buatan. 
C. UPAYA PENCEGAHAN PADA KECELAKAAN AKIBAT SENGATAN
LISTRIK
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, terkadang kecelakaan kerja bisa terjadi.
Seandainya terjadi kecelakaan pada lokasi kerja, maka perlu diambil berbagai
tindakan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) serta tindak
lanjutnya. Untuk itu, maka di lokasi kerja diperlukan :
1. Petugas yang dapat melakukan P3K. Ditunjuk petugas khusus yang pernah
mengikuti pelatihan P3K. Biasanya untuk tempat kerja sudah ada petugas
K3.
2. Alat dan bahan P3K. Harus disediakan, sekurang-kurangnya tersedia kotak
P3K beserta isi yang lengkap.
3. Daftar nama, alamat dan nomor telepon. Di tempat kerja harus tersedia
daftar nama, alamat dan nomor telepon instansi yang dapat dihubungi bila
terjadi keadaan darurat, seperti Rumah Sakit terdekat, Kantor Pemadam
Kebakaran terdekat, Kantor Kepolisian terdekat, dan lain-lain.
4. Petunjuk dan rambu-rambu. Adanya petunjuk yang jelas, berupa poster atau
papan-papan petunjuk yang dipasang di tempat kerja atau di tempat-tempat
yang strategis dalam jumlah yang cukup.

Setelah tindakan tersebut di atas dilakukan, maka langkah selanjutnya yang


perlu diambil adalah melakukan penyelidikan tentang kecelakaan itu sendiri. Hal ini
penting dilakukan karena :
1. Untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut akibat sengatan listrik.
2. Mengevaluasi prosedur kerja yang sudah dilakukan apakah perlu untuk dirubah
atau tidak.
3. Mengambil langkah pencegahan agar peristiwa akibat sengatan listrik serupa tidak
terulang kembali.
4. Menjadikan kecelakaan tersebut sebagai pengalaman bagi yang lain.
Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat
bekerja dengan aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :
 Memasang / melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja tertentu
(terbuka dan atau tinggi). 
 Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi: Menjelaskan
potensi bahaya yang mungkin terjadi, menjelaskan cara penggunaan APD yang
benar.
 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot dari bahan
karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki telanjang. 
 Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu bekerja yang
berhubungan dengan instalasi listrik.
 Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik yang
mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi). 
 Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi listrik yang
dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik. 
 Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik lainnya,
bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan terbuka atau tidak
terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa keadaan panel tersebut dan
segera mengunci.
 Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam kondisi
terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus segera diperbaiki
dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan isolator.
 Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau instalasi
listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik.
 Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan disesuaikan
dengan kebutuhan.
 Pekerja yang tidak terlatih atau tidak ahli atau bukan instalatur tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi listrik. 
 Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi
mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off
“Aliran listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya kecelakaan
kerja akibat aliran listrik yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang
lainnya atau pekerja. 
 Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut
dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai