Anda di halaman 1dari 5

BRIEFING KARYAWAN

PERIHAL : Bahaya Korsleting Listrik dan Resiko Kebakaran

Tujuan : Memahami resiko korsleting dan kebakaran di tempat kerja, serta


pencegahan dan solusi menghadapinya

Resiko listrik bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di rumah, tapi bisa terjadi di
area public spt kantor / pabrik, RS, Hotel, Mall, Bandara, dll

Sehingga perlu memahami resiko di sekitar kita, urtamanya di lingkungan


kerja yang punya potensi bahaya listrik juga.

Maka dalam hal ini karyawan perlu:

Kenali Tempat Kerja (Area Pabrik)

Sebelum pekerja mulai bekerja, pastikan sudah mengenali area pabrik


dengan baik, seperti area produksi, area gudang, area persiapan bahan
produksi, area kantor, area quality control, dll. Dengan begitu, pekerja bisa
mengetahui area berbahaya dan bisa menggunakan alat-alat di dalam pabrik
dengan tepat dan benar

Jaga Kebersihan dan Ketertiban

Pastikan pekerja tetap menjaga kebersihan dan kerapihan di area pabrik. Jika
kondisi kerja yang berantakan dapat menyebabkan kecelakaan seperti
tergelincir, terjatuh, dan tersandung. Lakukanlah pemeliharaan rutin dan
membersihkan area kerja secara teratur. Dan usahakan untuk membersihkan
serta merapihkan jika pekerjaan sudah selesai, sehingga besok kembali
bekerja dengan nyaman dan tertib.

Menempatkan barang barang pada tempatnya dan tidak menghalangi akses


pintu keluar dan menghalangi akses ke APAR

Pemeriksaan dan Pemeliharaan Secara Rutin

Usahakan untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap mesin, peralatan,


dan instalasi listrik. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak sesuai jadwal
pemeliharaan. Pemeliharaan yang tepat dapat mengurangi risiko kegagalan
yang dapat menyebabkan kecelakaan, dan juga dapat memperlancar dalam
proses produksi. Biasanya, hal ini yang paling sering disepelekan karena
menganggap mesin masih bisa beroperasi sehingga tidak perlu di periksa,
padahal itu hal yang sangat berbahaya.

Melaporkan kepada atasan setiap temuan potensi bahaya kelistrikan


Sealu berhati hati dalam bekerja terutama terkait penggunaan peralatan atau
mesin yang dialiri listrik
Bekerja sesuai SOP
Peka terhadap kondisi lingkungan kerja dan proaktif
Untuk Sift terakhir , leader wajib mematikan panel mesin dan lampu serta
akses listrik di area produksi dan mengecek seluruh area produksi untuk
memastikan mesin , lampu dna listrik telah di matikan.

Kasus kebakaran rumah dan properti banyak terjadi akibat korsleting listrik.
Korsleting listrik terjadi karena adanya hubungan arus pendek listrik yang
diakibatkan oleh penggunaan peralatan listrik dan kabel yang tidak tepat
sehingga menyebabkan arus listrik melalui jaringan yang lebih pendek atau
terputus. Tanpa kita sadari kelalaian dan keacuhan kita dengan peralatan
elektronik menimbulkan kerugian yang dapat kita sesali.

Cara mencegah kebakaran akibat korsleting listrik

Pemasangan listrik yang aman

Pastikan instalasi listrik dirumah Anda baik dan sesuai standar. Anda dapat
menggunakan jasa ahli profesional yang berpengalaman untuk menangani ini.
Pastikan juga Anda menggunakan kabel dan peralatan listrik yang berkualitas
dan sesuai dengan daya yang diperlukan. Jangan menggunakan kabel yang
sudah aus atau rusak.

Hindari overloading (beban berlebih)

Jangan menggunakan peralatan listrik yang melebihi kapasitas daya di sistem


listrik rumah atau tempat Anda. Hal ini untuk menghindari listrik turun tiba-tiba
yang dapat merusak peralatan elektronik dan memicu korsleting listrik.
Hindari juga penggunaan peralatan listrik yang terlalu banyak di satu sirkuit.

Perawatan dan pemeriksaan rutin

Lakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala untuk memastikan


semua sambungan kabel dan konektor dalam keadaan baik. Jika ada tanda-
tanda kerusakan atau keausan, segera ganti atau perbaiki.

Perhatikan tanda-tanda bahaya

Jika Anda mencium bau hangus terbakar dan mendengar suara aneh dari
stop kontak, atau melihat percikan api, segera matikan aliran listrik dan
jauhkan peralatan yang mudah terbakar dari area tersebut. Lalu, hubungi ahli
listrik untuk memeriksa dan mengatasi masalahnya.

Tetap tenang dan bertindak cepat

Jika terjadi korsleting atau bau hangus, tetap tenang dan segera lakukan
tindakan seperti mematikan aliran listrik utama, menjauhkan peralatan yang
mudah terbakar, dan padamkan api dengan dry chemical atau CO2. Tindakan
awal yang dilakukan dapat mencegah kebakaran semakin parah. Namun, jika
kebakaran tidak bisa dikendalikan segera lakukan evakuasi dan utamakan
keselamatan jiwa. Jangan lupa untuk menghubungi pemadam kebakaran di
nomor 112 dan PLN di nomor 123.

Di bawah ini, daftar langkah yang perlu dilakukan pada saat terjadi kebakaran
akibat korsleting:

1. Jika masih memungkinkan, segera matikan aliran listrik


2. Jika ada, bunyikan tanda bahaya atau alarm
3. Jika terjadi kebakaran akibat korsleting yang dipicu MCB (Mini Circuit
Breaker) tidak berfungsi, segera matikan listrik dari kWh meter
4. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air apabila masih terdapat
arus listrik
5. Segera hubungi Pemadam Kebakaran di nomor 112 dan PLN di nomor
123
6. Jika ada, padamkan kebakaran dengan dry chemical atau CO2
7. Jangan padamkan kebakaran menggunakan air atau busa sebab malah
berpotensi mengalirkan listrik di air tersebut
8. JIka ada yang terkena sengatan listrik atau luka bakar segera diobati dan
ke RS
9. Leader berkoordinasi utk memadamkan api dan team lain mengatur
karyawan lain untuk menjauhi area yg terbakar, jika kesulitan dapat
meminta bantuan security
10. Jika kebakaran tidak bisa dikendalikan, segera melakukan evakuasi dan
utamakan keselamatan jiwa.
11. Jika kebakaran sudah tidak bisa dikendalikan segera hubungan PMK
terde

Salah satu kewaspadaan yang perlu ditanamkan adalah perlu melihat tanda-
tanda pada alat-alat kelistrikan kita jika mengalami masalah seperti:

 Masalah sekering yang sering terputus secara berkali-kali


 Merasa tersengat ketika menyentuh peralatan listrik
 Stop kontak yang berubah warna menghangus atau terasa panas
 Muncul bau terbakar atau karet dari peralatan listrik
 Lampu rumah sering berkedip atau meredup sendiri
 Muncul bunga api dari stop kontak

Beberapa tips untuk mencegak kebakaran karena masalah listrik diantaranya:

 Periksa kabel listrik untuk memastikan kabel tidak rusak, retak atau
kendor. Jika kabel perlu diperbaiki, bawa barang untuk diperbaiki oleh
ahlinya atau ganti dengan barang baru
 Pastikan kabel tidak melewati pintu atau di bawah karpet, karena bahaya
jika kabel sampai rusak
 Jangan taruh air minum di dekat kabel atau jaringan listrik.
 Pastikan semua stopkontak dan sakelar memiliki pelat pelindung depan
 Jangan pernah memasang lebih dari satu steker di setiap stopkontak.
Stopkontak mungkin memiliki satu atau lebih stopkontak
 Saat hujan dicek dan dipastikan tidak terjadi kebocoran yang mengenai
area mesin atau stop kontak/ panel
 Hematlah listrik, Matikan lampu saat ruangan tidak digunakan atau sudah
terang. Cabut peralatan saat tidak digunakan.

Untuk di Minos dan Mandis masuk kategori:

Kebakaran Kelas A
Kebakaran disebabkan oleh material padat mudah terbakar, seperti plastik,
karet, kayu, kertas, kapas, daun kering, dll. APAR kebakaran kelas A antara
lain APAR dry chemical powder dan APAR foam.

Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang diakibatkan oleh masalah kelistrikan atau elektrikal, seperti
hubungan arus pendek listrik, korsleting listrik, dll. Alat pemadam api kelas C
diantaranya adalah APAR liquid gas, powder, dan CO2.

Prosedur penggunaan APAR dikenal dengan istilah teknik PASS yang terdiri
dari 4 langkah pemadaman api, yaitu Pull, Aim, Squeeze, Sweep.

1. Pull: Tarik Pin Pengaman


Cara penggunaan APAR sesuai SOP yang pertama yaitu tarik safety pin atau
pin pengaman pada APAR. Ingat, saat menarik pin pengaman tersebut,
jangan sampai menekan tuas atas dan bawah secara bersamaan. Pasalnya,
hal ini bisa membuat pin pengaman sulit dilepas.

2. Aim: Arahkan Nozzle ke Titik Api


Pegang ujung selang APAR, kemudian arahkan dengan tepat ke sumber api.
Ada aspek penting dalam prosedur penggunaan APAR yang satu ini, yaitu
hindari memegang selang pada bagian tengah atau pengkalnya. Pasalnya hal
ini bisa membuat media pemadam api tidak terarah dengan tepat ke titik api.

3. Squeeze: Tekan Tuas/Handle APAR


Prosedur penggunaan APAR ini dilakukan untuk mengeluarkan media
pemadam api dari dalam tabung. Menekan tuas secara penuh bertujuan agar
bisa lebih cepat untuk mengeluarkan seluruh isi media di dalamnya, sehingga
api bisa cepat padam.

4. Sweep: Sapukan Media APAR


Prosedur penggunaan APAR yang terakhir adalah sapukan media pemadam
api secara menyeluruh ke sumber api. Caranya dengan menggerakan nozzle
dari sisi kanan ke sisi kiri atau sebaliknya. Langkah ini bertujuan agar
penyebaran bahan pemadam api bisa merata dan kebakaran bisa
dipadamkan dengan segera.

Kenapa penyemprotan APAR harus pada jarak 3-5 meter? Pada jarak
tersebut, penyemprotan media pemadam kebakaran akan berlangsung
optimal. Media pemadam api akan terdorong dan mengenai titik api tepat
sasaran, sehingga api bisa segera padam.

Saat melakukan SOP pemadaman kebakaran dengan APAR, ada beberapa


aspek penting yang harus kamu perhatikan. Aspek-aspek penting ini wajib
diketahui dan diterapkan supaya proses pemadaman api berjalan dengan
aman dan lancar. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam prosedur
penggunaan APAR adalah sebagai berikut:
Perhatikan jenis benda yang terbakar untuk menentukan risiko kelas
kebakaran dan jenis APAR yang tepat untuk memadamkannya.
Jangan menyemprotkan APAR dengan posisi berlawanan arah angin.
Gunakan APAR dengan memposisikan diri pada jarak 3 – 5 meter dari titik api.
Bawa tabung berukuran besar dengan cara dipanggul, bukan ditenteng atau
dijinjing.
Jangan menarik safety pin sambil menekan tuas APAR secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai