Anda di halaman 1dari 4

NAMA : M.

RISHAWAN

NIM : 1925152013

PRODI : D4 TEKNIK ELEKTRONIKA

TES FORMATIF

1. Bagaimana cara memperkirakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat
terjadinya kecelakaan kerja.?
2. Bagaimana cara melakukan prosedur pertolongan pada pekerja yang terkena sengatan
listrik.?
3. Jelaskan dan gambarkan hirarki pengendalian resiko kecelakaan kerja.!
4. Jika frekuensi angka kecelakaan kerja tahun 2016 dan 2017 pada CV. MITRA adalah
1217kasus dan 436 kasus. Maka, hitunglah Safe-T-score (STS) perusahaan CV. MITRA,
dan bagaimana interpretasinya.?
5. Jika kita menemukan adanya kebocoran pada kabel listrik yang sudah usang pada perbaikan
terowongan bawah air, apa yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan diri.?
6. Bagaimana prosedur keamanan dan keselamatan dalam menggunakan listrik.?
7. Sebutkan dan jelaskan teori-teori penyebab kecelakaan kerja lainnya selain teori domino.!

Jawab
1. Keputusan tentang apakah dan bagaimana tindakan terhadap risiko yang dimaksud. dapat
tergantung pada biaya dan manfaat pengendalian (tindakan) yang akan dilakuakn
Pendekatan yang umum dilakukan adalah membagi risiko dalam tiga kelompok:
a. Kelompok atas, dimana level risiko dianggap tidak bisa ditoleransi (Intolerable)
apapun mafaat aktivnas yang dilakukan, dan tindakan terhadap risiko sangat esensial
(penting) berapapun biayanya;
b. Kelompok menengah (atau area abu abu), dimana biaya dan manfaat yang diambil
dan peluang peluang adalah seimbang terhadap potensi konsekuenst (ALARP);
c. Kelompok bawah, dimana level risiko dianggap dapat diabaikan (Tolerable), atau
sangat kecil sehingga tidak diperlukan tindakan.

2. Untuk perawatan sengatan listrik, pertama matikan sumber daya, gunakan tongkat atau
papan kering, untuk menyingkirkan kontak listrik dari korban. Jangan menyentuh korban
sampai sudah dipisahkan dari arus. Gunakan prosedur pertolongan-pertama. Lakukan
pernafasan buatan jika korban tidak bemafas. Buatlah korban dalam keadaan hangat;
letakkan korban sedemikian sehingga kepala korban rendah dan gantilah pada satu sisi
untuk mendorong aliran darah dan untuk menghindari hambatan bernafas. Jika pernafasan
berhenti Anda dapat membantu korban dengan melakukan pernafasan buatan. Metode
pernafasan buatan mulut ke mulut adalah yang paling efektif. Dengan cara Anda
menghembuskan udara ke paru-paru korban dengan mulut Anda sendiri. Pernafasan buatan
metode mulut ke mulut pada dasarnya sebagai berikut;
a. Tempatkan korban pada punggungnya seketika. Putar kepala dan bersihkan daerah
kerongkongan dari air, lendir, barang-barang asing atau makanan.
b. Miringkan ke belakang bagian belakang kepala korban untuk membuka aliran udara.
c. Angkat dagu korban ke atas supaya lidah tidak menghalangi aliran udara.
d. Pencet lubang hidung korban sehingga tertutup untuk mencegah kebocoran udara ketika
anda meniup.
e. Tempelkan bibir Anda sekitar mulut korban.
f. Hembus mulut korban sampai Anda melihat kenaikan dada.
g. Lepaskan mulut Anda untuk membiarkan pengeluaran udara secara alami. Ulangi 12
sampai 18 kali permenit, amati untuk melihat naik turunnya dada sampai pernafasan
alami mulai.

3. Hirarki pengendalian resiko ada lima yaitu : Eliminasi, Subtitusi, Keteknikan/isolasi,


Administrasi/pelatihan, Alat pelindung diri (APD)
4. Safe –T-Score (STS)

STS = 436−1217 = -0,64 .Maka dapat disimpulkan bahwa angka kecenderungan kecelakaan
1217
CV MITRA menunjukkan keadaan membaik.

5. Memutus sumber arus listrik dan menggunakan pengaman kontak langsung dan pengaman
kontak tidak langsung.

6. Adapun yang perlu diperhatikan untuk keamanan dan keselamatan menggunakan listrik
Menurut Suryatmo (2014) sebagai berikut :
a. Jika kita melihat/menemukan adanya kebocoran pada kabel listrik itu terlepas dan
terletak di atas tanah tnaupun di mana saja, usahakan jangan disentuh kawat tersebut.
Mintalah pertolongan kepada seseorang yang mengerti dalam menangani listrik
b. Jangan bekerja dengan kawat/alat atau mesin listrik tanpa dilengkapi dengan
alat pengaman/pemutus arus dari sumber/pusat listrik
c. Jangan membebani telampau banyak pada kotak-kotak dinding (stop contact)
dengan menggunakan beberapa alat bantu dalam waktu yang bersamaan.
(Sebagai contoh tusuk kontak atau sakelar)
d. Jangan menggunakan perlengkapan (kabel listrik) yang sudah rusak atau usang atau
kadaluwarsa. Jika kabel listrik itu sudah usang atau sakelar kotak kontak dinding
dan sebagai berikut yang sudah rusak disarankan sebaiknya diganti secepatnya untuk
mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
e. Jangan sampai terjadi air bercampur/mengalir ke dalam alat-alat listrik. Usahakan
tangan kita kering sewaktu anda menyentuh alat- alat perlengkapan listrik yang
sedang dialiri listrik.
7. - Model Kompleks Non Linear
FRAM (Functional Resonance Accident Model)
FRAM (Functional Resonance Accident Model) dicetuskan oleh Erik Hollnagel. FRAM
merupakan model investigasi kecelakaan pertama yang mengggunakan 3 dimensi, bergerak
menjauh dari model linear yang berurutan. Model ini menyadari bahwa faktor-faktor yang
ada seperti manusia, tekhnologi, kondisi laten dan penghalang tidak dengan sederhana
berkontribusi terhadap kecelakaan.
Model Fram ini menyajikan pandangan tentang bagaimana beragam fungsi dalam
organisasi dapat dihubungkan dengan fungsi lain yang bertujuan untuk mengerti variabilutas
dari setiap fungsi dan bagaimana variabilitas tersebut dapat dimengerti dan diatur. Fungsi
dalam FRAM dikategorisasi dalam inputs, outputs, preconditions, resources, time dan
control. Variasi dalam sebuah fungsi dapat berdampak pula pada fungsi lain.

Contoh Gambar FRAM

Anda mungkin juga menyukai