Anda di halaman 1dari 46

MELAKUKAN TINDAKAN K3 TERHADAP BAHAYA DALAM

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA EMISI

By- Ir.WARQAH HASIBUAN,ST,IPM


PENDAHULUAN

šPada awal revolusi industri, keselamatan dan kesehatan


kerja belum menjadi bagian integral dalam perusahaan.
šPandangan ini diperkaut dengan konsep Common Law
Defence (CLD) yang terdiri dari Fellow Servant Rule
(ketentuan kepegawaian) dan Risk Assumption.
šKemudian konsep ini berkembang menjadi Employers
Liabiltity yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi
tanggung jawab perusahaan, buruh/peketja, dan
masyarakat umum yang berada diluar lingkungan kerja
Lanjutan…

šDalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran keselamatan


dan kesehatan kerja sebenarnya sudah ada sejak
pemerintah dan kesehatan kerja sebenarnya sudah ada
sejak pemerintah Kolonial Belanda.
šMisalnya pada tahun 1908 parlemen Belanda mendesak
Pemerintah Belanda memberlakukan system keselamatan
dan kesehatan kerja di Hindia Belanda yang ditandai
dengan penerbitan Veilgheilds Reglement Staatsblad
No.406 Tahun 1910
Dasar Hukum

A. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


Meliputi ruang lingkup pelaksanaan, syarat keselamatan kerja, pengawasan,
pembinaan, panitai Pembina K-3, Kecelakaan, Kewajiban dan hak tenaga
kerja, Kewajiban memasuki tempat kerja, kewajiban pengurus dan
ketentuan penutup.
Undang-undang ini menjadi dasar hokum yang melindungi pekerja selama
berada dikawasan kerja, dengan ketentuan adanya unsur lokasi tempat
kerja untuk keperluan suatu usaha, unsur tenaga kerja yang bekerja disana
dan potensi bahaya dan kemungkinan bahaya kerja di tempat itu.
Ø UU No.1 Tahun 1970 Menetapkan Syarat-
Syarat Keselamatan Kerja Sbb :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Syarat-syarat keselamatan kerja
4. Mencegah dan mengurangi bahan peledak
5. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
yang berbahaya
6. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
7. Memberikan alat-alat pelindung diri pada para pekerja
8. Mecegah, dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar radiasi, suhu dan getaran
9. Mencegah dan mengendaliakan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan,
infeksi, dan penularan
10. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
11. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik
12. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
Lanjutan…

13.Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.


14.Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
15.Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang biantan, tanaman dan
barang.
16.Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
17.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakukan dan
penyimpangan barang
18.Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
19. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
dan resiko kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Lanjutan…

Tanggung Jawab perusahaan dalam pelaksanaan K3 menurut UU


No.1 Tahun 1970
a. Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, kemampuan fisik
tenaga kerja baru,
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
c. Menunjukan dan menjelaskan
Ø Sumber Bahaya
Ø Alat Pengamanan dan APD
Ø Cara dan sikap kerja yang aman
d. Mempekerjaan tenaga kerja hanya apabila telah paham
Lanjutan…

B. UU No.21 Tahun 2003


UU No.21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No.81 Concerning Labour
Inspection Industry and Commerece yang disahkan pada tanggal 19 Juli 1974.

C. UU No.13 Tahun 2003


UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dalam pembagunan nasional, tenaga kerja
mempunyai peranan dan kedudukan yang penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan
PRINSIP K3, BAHAYA dan INSIDEN

A.PRINSIP K3
• Keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua ilmu dan pengetahuan yang
mengusahakan agar tenaga kerja dalam tingkat kesehatan yang sebaik-baiknya
sehingga dapat mengembangkan efisiensi dan produktifitas kerja semaksimal mungkin.
• Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrument yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja.
• Perlindungan merupakan hak azasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan
• Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
resiko kecelakaan kerja (zero accident)
Lanjutan…

K3 berfungsi untuk menciptakan suatu system


keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur management, tenaga
kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
efektif
BAHAYA DAN INSIDEN

š Kecelakaan kerja tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan
yang salah atau kondisi yang berbahaya dan tidak aman.
š Kecelakaan kerja biasanya terjadi akibat kelalaian, kondisi kerja yang kurang
aman.
Contoh :
Dalam mengoperasikan mesin pengendalian pencemaran udara dapat berjalan
lancar dengan menekan tombol tanpa kesukaran, menunjukkan bahwa mesin
dapat beroperasi dengan baik tanpa menggunakan tenaga tangan terus
menerus.
Sebaliknya apabila pekerjaan dengan mesin yang mengandung resiko bahaya
akan tetapi harus dioperasikan dengan tangan secara non-stop maka kecelakaan
kerja mudah terjadi.
Lanjutan…

š Perlu dilakukan analisa tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab sehingga perlu
pelatihan dan sarana mencegah terjadinya insiden.
š Analisa insiden dilakukan oleh pengawas K3.
š Sebelum melakukan pekerjaan petugas pengawas K3 harus bisa menentukan, tujuan
setiap pekerjaan, fakta-fakta lapangan, seleksi dan penempatan karyawan sehingga
perusahaan dan pekerja tidak dirugikan.
š Ketika insiden atau kecelakaan terjadi harus dilakukan penyelidikan untuk mendeteksi
bahaya penyebab insiden.
š Tujuan dari penyelidikan adalah memberikan fakta-fakta agar kecelakaan tidak terulang
kembali, menjadi peringatan untuk mencegah kecelakaan kembali terulang. Karena
setelah kejadian suatu kecelakaan tidak ada jaminan bahwa kecelakaan yang sama
tidak mungkin terjadi lagi.
SISTEM MANAJEMEN K3

š Sistem manajemen K3 adalah bagian dari system manajemen


secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat aman, efisien dan
produktif.
š SMK3 adalah penerapan peraturan/standar K3 secara terpadu
dalam system manajemen perusahaan
Tingkatan Keadaan Darurat di Industri

Tingka
t3
Tingka
Tingka t2
t1
Perencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap Darurat
• Mengidentifikasi potensi skenario krisis pada suatu unit (contoh : alat pengendali pencemaran udara)
beserta dampaknya
• Menyusun skenario krisis meliputi:
– Kegagalan operasi
– Bencana alam
– Kebakaran
• Mengidentifikasi semua sumberdaya yang diperlukan
• Memastikan semua sumberdaya tersedia pada saat diperlukan:
– Manusia
– Peralatan
– Bantuan dari pihak luar
• Menentukan peran, tugas dan tanggungjawab dari semua orang yang terlibat
• Melakukan pelatihan untuk memastikan kesiapan bertindak pada keadaan darurat (emergency drill)‫‏‬
• Memperbarui perencanaan tanggap kedaruratan sesuai dengan perubahan yang ada di perusahaan
Skema Penyusunan Prosedur Tanggap Darurat
DEMARKASI dan IDENTIFIKASI WARNA

š Demarkasi adalah tanda batas berupa garis yang terdapat di lantai dan ditandai
dengan perbedaan warna sesuai dengan kegunaanya.
š Dilokasi kerja perlu mendapatkan perhatian dalam upaya meningkatkan K3.
š Pemberian batas demarkasi dilakukan dilorong tempat penyimpanan barang,
tempat perlintasan, dan suatu tempat yang bebas dari rintangan.
š Penerapan Demarkasi diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
š Penerapan Demarkasi sudah distandarkan sesuai dengan SNI 13-6350 Tahun 2000
Standar Demarkasi 13-6350 Tahun 2000 tetang Lorong, Jalan Lintas,
Daerah Bebas Rintangan dan Tempat Penyimpanan Barang

š Seluruh lorong harus diberi demarkasi dengan warna kuning terang yang jelas dan
lebar 75 mm
š Jalan lintas harus diberi demarkasi dengan garis yang berwarna merah tua
dengan lebar 75 mm.
š Daerah tempat penyimpanan peralatan K3 harus di demarkasi dengan latar
belakang warna putih disertai dengan garis miring warna hijau selebar 75 mm
dilantai yang ada didepan panel listrik.
š Seluruh daerah tempat penyimpanan barang harus jelas diberi garis demarkasi
warna abu-abu dengan lebar 75 mm dibagian dalam dan berdampingan
dengan garis tepi berwarna kuning selebar 75 mm
Warna Fasilitas K3 dan Contohnya
Contoh Rambu-Rambu
Simbol Peringatan
Simbol Larangan
Simbol Bahan Berbahaya
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Rambu-Rambu Jalan
Dapat dijelaskan bahwa kecelakaan kerja akan berdampak kepada institusi dan
karyawan
Rambu-Rambu Petunjuk Ketersediaan Fasilitas K3
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai