Dibuat Oleh :
Febri Bima Saputra
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Peserta,
Pimpinan
i
DAFTAR PERUBAHAN
ii
Lembar Distribusi
Logistic (LOG)
Admnistrasi (ADM)
Keuangan (KEU)
Iii
BAB I
PROSEDUR KERJA
A. Prosedur kerja yang berkaitan dengan Sistem Manajemen K3
Prosedur K3 merupakan sekumpulan sistem dalam manajemen perusahaan, perkantoran
atau industri yang terintegrasi satu dengan lainnya untuk meminimalisir resiko atas bahaya
dan potensi bahaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja.
Gambar 1. Prosedur K3
Dengan penetapan prosedur K3 berbagai potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang di lingkungan kerja dapat
diminimalisir berikut prosedur K3 beserta contohnya di lingkungan kerja
a. Prosedur K3 Perkantoran
Prosedur K3 perkantoran merupakan suatu sistem manajemen K3 yang diselenggarakan
di lingkungan kerja perkantoran. Aturan – aturan tersebut menyangkut pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja demi terciptanya lingkungan kerja yang efisien, aman
dan produktif. Dalam penyelenggaraan K3 perkantoran, contoh prosedur yang sebagian besar
ditetapkan dalam K3 perkantoran sebagai berikut :
Pembuatan rencana K3
Pelaksanaan atas rencana yang telah ditetapkan
Pemantauan kegiatan
Peninjauan dan peningkatan kerja
Pembinaan dan pengawasan kerja
Evaluasi pelaksanaan K3
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur K3 dilakukan sebagai suatu
keharusan oleh pengelola, karyawan, pengunjung, masyarakat dan pemilik perusahaan
dengan memenuhi segala standar aturan K3 yang telah ditetapkan dalam perencanaan. K3
yang telah ditetapkan di suatu perusahaan sesuai dengan peraturan Undang – Undang nomor
1 tahun 1970 memiliki beberapa tujuan utama, diantaranya :
Memberikan perlindungan dan jaminan atas keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain yang berada di lingkungan tempat kerja
Mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja di lingkungan kantor atau perusahaan
tempat bekerja
Menciptakan tempat kerja yang aman dan kondusif
Memberikan jaminan atas sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
Meningkatkan kesejahteraan kerja bagi pekerja di lingkungan perusahaan dan demi
mewujudkan produktivitas nasional
Dengan diberlakukannya prosedur K3 di lingkungan kantor, pekerjaan yang dilakukan
sepanjang waktu kerja akan lebih terarah. Dengan demikian segala sesuatunya dapat berjalan
kondusif dan sebagaimana mestinya.
b. Prosedur K3 yang Berlaku di Industri
Prosedur K3 yang berlaku di industri merupakan suatu bagian dari sistem manajemen
industri yang berguna untuk menangani berbagai macam resiko yang berkaitan dengan
aktivitas kerja guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien, efektif dan kondusif.
Industri merupakan suatu tempat yang sangat rentan dengan segala hal yang berkaitan
dengan kecelakaan kerja. Karena itu sistem K3 yang ditetapkan di lingkungan industri harus
mengcover segala macam kemungkinan kecelakaan kerja dan resiko kecelakaan kerja. Bagi
setiap orang yang bekerja di lingkungan industri, SOP kerja yang diberlakukan untuk mereka
adalah penggunaan APD yang sesuai.
PROSES OPERASIONAL K3
Kita tidak pernah menginginkan musibah terjadi, namun paling tidak jika kita memahami
prosedur peringatan dini dan keadaan darurat maka kita bisa mengambil langkah-langkah dan
keputusan yang tepat sesuai prosedur jika suatu saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran
dan gempa bumi.
B. Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur:
untuk mengidentifikasi potensi keadaan darurat;
untuk menanggapi keadaan darurat.
Organisasi harus menanggapi keaadaan darurat aktual dan mencegah atau mengurangi akibat-
akibat penyimpangan terkait dengan dampak-dampak K3.Dalam perencanaan tanggap darurat
organisasi harus mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak terkait yang relevan,
misal jasa keadaan darurat dan masyarakat sekitar.Organisasi harus pula secara berkala menguji
prosedur untuk menanggapi keadaan darurat, jika dapat dilakukan, melibatkan pihak pihak terkait
yang relevan sesuai keperluan. Organisasi harus meninjau secara periodik dan, bila diperlukan,
merubah prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat, secara khusus, setelah pengujian periodik
dan setelah terjadinya keadaan darurat
a. Tidak Terjadi Kondisi Darurat
Pelatihan-uji coba tanggap darurat dilaksanakan sesuai dengan yang tertulis pada Formulir
Jadwal Pelatihan-Uji Coba Tanggap Darurat.
Pelatihan-uji coba tanggap darurat dapat dilakukan maksimal 2 (dua) tahun sekali secara
bersamaan ataupun terpisah oleh Tim Tanggap Darurat minimal 1 (satu) tahun sekali.
Pelatihan-uji coba tanggap darurat meliputi pelatihan pemadaman kebakaran, P3K dan
lain-lain, dan simulasi kondisi keadaan darurat sesuai prosedur akan dicoba dilakukan jika
dapat diterapkan di lapangan.
Hasil dari pelatihan-uji coba tanggap darurat akan direkam, dievaluasi dan dibuatkan
laporannya, apabila terdapat perubahan maka akan direvisi sesuai kebutuhan mengacu
pada Prosedur Tindakan Perbaikan dan Pencegahan apabila tidak terdapat perubahan maka
mengacu pada Prosedur Komunikasi dan Konsultasi.
Apabila dari hasil pelatihan-uji coba tanggap darurat dirasakan perlu adanya peningkatan
pengetahuan maupun keterampilan dari Tim Tanggap Darurat maka dapat dilakukan
pelatihan ulang ataupun tambahan.
b. Terjadi Kondisi Darurat
Apabila terjadi keadaan darurat, setiap personil yang melihat atau menemukan adanya
keadaan darurat harus berusaha untuk menangani keadaan darurat tersebut semampu
mungkin.
Apabila mampu dan dapat segera diatasi, harus segera melaporkan kepada Koordinator
Keamanan-Komandan Regu Keamanan yang bertugas-Manager terkait.
Koordinator Keamanan-Komandan Regu Keamanan yang bertugas-Manager terkait
melakukan pengecekan lapangan dan memastikan bahwa laporan tersebut benar dan
segera ditindaklanjuti dengan membuat laporan keadaan darurat tersebut ke dalam
Formulir Laporan Keadaan Darurat.
Apabila tidak mampu dan tidak dapat segera diatasi, harus segera melaporkan kepada
Petugas Keamanan dan meneruskan informasi tersebut kepada Petugas terkait
Petugas terkait harus memastikan terlebih dulu kondisi di lapangan dan segera melaporkan
kepada Penanggung Jawab (Supervisor) yang sedang bertugas saat itu.
Penanggung Jawab (Supervisor) yang sedang bertugas saat itu segera menginstruksikan
penanganan keadaan darurat tersebut sesuai dengan Tim Tanggap Darurat terkait.
Apabila keadaan darurat tersebut adalah kebakaran-ledakan dan tidak mampu diatasi oleh
Tim Tanggap Darurat internal, maka diijinkan untuk meminta bantuan kepada pihak
eksternal yaitu Polres-pihak terkait yang terdekat dan tersiap untuk memberikan bantuan.
Apabila keadaan darurat tersebut mampu diatasi oleh Tim Tanggap Darurat internal, maka
pemulihan keadaan harus dilakukan dan segera melaporkan kepada Penanggung Jawab
(Supervisor),yang sedang bertugas saat itu.
Penanggung Jawab (Supervisor) yang sedang bertugas saat itu melaporkan kejadian
kepada Koordinator Tim Tanggap Darurat untuk kemudian dibuatkan laporannya dalam
Formulir Laporan Keadaan Darurat setelah diadakan penyelidikan lebih lanjut mengenai
penyebab keadaan darurat yang terjadi.
Laporan Keadaan Darurat yang disetujui oleh Kepala Unit kemudian dikirimkan ke pihak-
pihak yang berwenang.
Apabila dari hasil penyelidikan perlu adanya perbaikan maka mengacu pada Prosedur
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan dan penyebarluasan informasi mengacu pada
Prosedur Komunikasi dan Konsultasi.
Prosedur ini akan ditinjau ulang apabila telah terjadi suatu kondisi darurat.