Anda di halaman 1dari 8

BAB IX

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

9.1 Keselamatan Kerja


PT Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia – Merak merupakan pabrik
petrokimia yang memiliki risiko cukup besar akan terjadinya kebakaran
maupun ledakan. Hal ini disebabkan pabrik menggunakan bahan-bahan
yang mudah terbakar dan berbahaya bagi kesehatan dalam proses
produksinya, seperti Etilen, Oksigen, EDC, etilen oksida, asam sulfat,
dan lain-lain. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang menyatakan bahwa pengusaha atau
perusahaan wajib melindungi tenaga kerja dan orang yang berada di
lingkungannya dari kecelakaan dan gangguan kesehatan serta
menggunakan sumber-sumber produksi secara aman dan efisien.
Seperti yang tertulis dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970, upaya
pencegahan terhadap kebakaran dan kecelakaan sangat perlu dilakukan
karena pencegahan terhadap kecelakaan merupakan perlindungan bagi
tenaga kerja maupun aset perusahaan serta lingkungan sekitarnya
(Lestari. 2016).
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1970, PT Polychem
Indonesia Tbk. Divisi Kimia-Merak membagi departemen keselamatan
kerja dan perlindungan terhadap kebakaran kerja menjadi dua seksi,
yaitu :
1. Seksi pencegahan dan penanggulangan
Seksi ini bertanggung jawab untuk mencegah kecelakaan industri,
pencegah dan penanggulangan kebakaran, serta pengamanan bagi
keamanan lingkungan untuk melindungi aset perusahaan dan karyawan
(Lestari. 2016).
128

2. Seksi keselamatan kerja


Seksi ini bertanggung jawab menjaga agar seluruh peralatan
perusahaan di dalam lingkungan pabrik selalu dalam kondisi aman
untuk digunakan. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
pabrik, pihak manajemen membuat beberapa program kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Masing-masing kegiatan
mempunyai tujuan dan sasaran tertentu serta melibatkan seluruh
pihak (Lestari. 2016). Kegiatan K3 yang diselenggarakan oleh seksi
pencegahan dan penanggulangan antara lain:
a. Management Safety Committe Meeting (MSCM)
MSCM ini merupakan rapat bulanan yang dihadiri oleh first
level manager hingga Plant Manager. Dalam MSCM ini,
dibahas mengenai laporan kecelakaan, safety performance,
evaluasi kegatan K3 selama sebulan, dan memberi arahan bagi
terlaksananya seluruh program K3.
b. Safety Coordinator Meeting (SCM)
SCM ini merupakan sarana komunikasi diantara para safety
coordinator lintas departemen untuk membicarakan hal-hal
yang berkaitan dengan permasalahan K3 dan untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang K3 setiap bulan.
c. Joint Safety Patrol (JSP)
Kegiatan ini rutin dilakukan setiap sebulan sekali bertujuan
untuk mencari tindakan dan kondisi yang tidak aman diarea
kerja untuk kemudian diambil tindakan perbaikan sehingga
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja.
d. Emergency Response Drill
Emergency Response Drill ini bertujuan untuk melatih
keterampilan karyawan dalam menghadapi keadaan darurat.
Latihan ini dilakukan secara internal dan eksternal. Latihan
internal hanya diikuti oleh karyawan dari pabrik PT. Polychem
Indonesia Tbk, Divisi Kimia – Merak.
129

Sedangkan pada latihan eksternal, peserta yang ikut adalah


seluruh pabrik dari zona Merak. Latihan internal dilakukan
setiap tiga bulan sekali, sedangkan latihan eksternal dilakukan
setiap setahun sekali.
e. Cleaning Day
Program ini bertujuan untuk menjaga lingkungan kerja selalu
dalam keadaan bersih dan rapi sehingga tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan dan membuat karyawan menjadi lebih
nyaman. Program ini dilakukan setiap hari Jumat oleh seluruh
karyawan pabrik.
f. Safety Orientation
Safety Orientation adalah pemberian materi mengenai safety &
environment kepada kontraktor dan pegawai baru. Tujuan
kegiatan ini adalah agar kontraktor dan karyawan baru tahu
bagaimana cara bekerja secara aman, mengetahui apa yang
harus dilakukan bila terjadi keadaan darurat, dapat menilai
potensi bahaya di area kerja, serta tidak mencemari
lingkungan.
g. Inspeksi peralatan emergency
Tujuan kegiatan ini untuk memastikan semua peralatan
emergency bekerja dengan baik. Pengecekan terhadap alat-alat
pendeteksi kebocoran dilakukan dua kali dalam seminggu
sedangkan pengecekan alat-alat pemadam kebakaran dilakukan
setiap sebulan sekali.
h. Pengawasan limbah pabrik
Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi peraturan pemerintah
yang mengharuskan suatu pabrik menyerahkan data-data
tentang limbahnya setiap sebulan sekali.
130

3. Fire Drill
Kegiatan ini merupakan latihan untuk memberitahukan pada
pekerja apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran.
Tim utama dari fire drill ini adalah orang yang bekerja di lapangan,
sebab mereka yang paling tahu kondisi lapangan seperti bagian
proses, bagian utilitas, bagian safety, dan lain-lain. Seksi
keselamatan kerja juga mengadakan beberapa kegiatan yang
bertujuan untuk memantau kondisi lingkungan kerja dan kesehatan
karyawan (Lestari. 2016).
Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Walk Through Survey (WTS)
Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali untuk melihat
kemungkinan apa saja yang dapat mengganggu kesehatan
pekerja dilapangan mulai dari bahaya fisik, kimia, dan biologi.
Peserta dari kegiatan ini adalah dokter perusahaan, healthstaff,
dan staff departemen yang terkait.
2. Pengukuran lingkungan kerja
Pengukuran terhadap parameter yang telah diobservasi oleh
WTS untuk melihat apakah parameter tersebut dapat
mengganggu kesehatan atau tidak.
3. Medical Check Up
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pekerja
yang terganggu kesehatannya selama bekerja di PT Polychem
Indonesia Tbk. Divisi Kimia – Merak. Jika ada, maka akan
dilakukan pengobatan dan terapi. Kegiatan ini dilakukan setiap
setahun sekali.

Untuk kegiatan sehari-hari, PT Polychem Indonesia Tbk, Divisi


Kimia – Merak menyediakan alat pelindung diri untuk seluruh
pekerja sesuai dengan jenis bahaya yang ada. Secara periodik, alat
pelindung diri diperiksa oleh masing-masing departemen.
131

Khusus untuk SCBA (alat bantu pernapasan) diperiksa oleh


departemen safety (Lestari. 2016).
Alat-alat pelindung diri yang disediakan untuk pekerja terdiri dari:

Gambar 9.1 Alat Pelindung Diri Kepala


(Sumber : https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-
apd-k3-jenis-apd/, diakses pada 9 Oktober 2019)

1. Alat pelindung mata


Alat pelindung mata yang digunakan adalah google atau
spectacle. Alat ini digunakan ketika melakukan pekerjaan yang
berhadapan dengan panas, seperti menempa, mengelas,
menggerinda, sand balasting, dan lain-lain.
2. Alat pelindung kepala (helmet)
Selama bekerja atau berjalan di area pabrik, seluruh karyawan
diharuskan memakai alat pelindung kepala (helmet). Tali
pengikat dagu harus dipasang ketika memakai helmet. Hal ini
dimaksudkan agar karyawan terhindar dari bahaya yang dapat
mengancam keselamatan kepala.
3. Alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff)
Alat pelindung telinga (ear plug dan ear muff) harus dipakai
ketika bekerja atau berada di lokasi yang memiliki intensitas
kebisingan yang tinggi. Tipe ear plug yang digunakan
tergantung dari intensitas kebisingan.
132

Frekuensi maksimal yang diperbolehkan untuk pendengaran


manusia ialah intensitas kebisingan 85 dB selama 8 jam terus
menerus.
4. Alat pelindung pernapasan
Alat pelindung pernapasan (masker debu, masker gas, Self
Contained Breathing Apparatus, respirator dan Air Line House)
digunakan oleh pekerja pada area yang berbahaya karena debu
dan gas beracun serta di ruang dengan konsentrasi oksigen
kurang dari 21% volume udara.
5. Pakaian kerja
Pakaian kerja, baik pakaian dinas maupun wear pack, harus
berlengan panjang. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
tubuh pekerja dari kemungkinan terjadinya absorbsi gas beracun
ke dalam kulit dari lingkungan pabrik.

Gambar 9.2 Alat Pelindung Diri Tangan dan Kaki


(Sumber : https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-
apd-k3-jenis-apd/, diakses pada 9 Oktober 2019)

6. Alat pelindung tangan


Sarung tangan (gloves) kulit dan katun digunakan ketika
menempa, menggerinda, menyikat, menajamkan, memahat,
menyemprotkan cat, dan lain-lain. Sedangkan sarung tangan
karet yang tahan bahan kimia dipakai oleh pekerja yang terpapar
bahan kimia beracun dan berbahaya.
133

7. Sabuk pengaman dan pengikat tubuh


Sabuk pengaman digunakan saat bekerja pada posisi di atas
ketinggian 2 meter atau lebih di atas permukaan tanah atau
lantai.
8. Alat pelindung kaki (safety shoes)
Alat pelindung kaki digunakan saat bekerja atau berjalan di area
proses, workshop, lokasi pemuatan, lokasi pembongkaran,
warehouse, area konstruksi, dan area lain yang berisiko pada
kecelakaan terhadap kaki.

9.2 Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Berdasarkan UU No.40 tahun 2004 dan UU No.24 tahun 2011, semua
pekerja diikutsertakan dalam program Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS) yang meliputi Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kecelakaan Kerja, dan Jaminan Kematian. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan
berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang
atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan
yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Dalam Undang-Undang No.14
Tahun 2014 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
(BPJS), juga disebutkan bahwa setiap perusahaan wajib melakukan
program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang ini.

Karyawan yang bekerja di PT Polychem Indonesia Tbk. Divisi Kimia –


Merak difasilitasi dengan BPJS, kantin, mobil antar jemput. biaya cuti
ekstra, seragam termasuk sepatu safety dan helmet, mess bagi
karyawan, poliklinik, tempat parkir, koperasi, lapangan olahraga, mobil
ambulans, dan masjid (Lestari. 2016).
134

Selain itu, karyawan juga mendapat tunjangan-tunjangan lain di luar


gaji pokok, antara lain :
1. Tunjangan bila karyawan meninggal dunia;
2. Tunjangan bila karyawan menikah;
3. Tunjangan duka cita, yang dibatasi untuk anggota keluarga dan
orang tua (termasuk mertua);
4. Tunjangan Hari Raya (THR);
5. Bonus;
6. Tunjangan pensiun; serta
7. Tunjangan kesehatan, yang terdiri dari :
a. Tunjangan perawatan kesehatan.
b. Tunjangan rawat inap dan rawat jalan untuk karyawan dan
keluarga dengan maksimal 3 orang anak.

Anda mungkin juga menyukai