PENDAHULUAN
i
1.2 TUJUAN PENELITIAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah survei ini dilakukan untuk
mengetahui tentang aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada
karyawan tempat pencucian dan perawatan mobil di Turbo Snow Car
Wash Daya Makassar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Sedangkan menurut Suma’mur (2006) tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu :
a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baiksecara fisik, sosial dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-
baiknyadan seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi
pekerja.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
4
Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di tempat pencucian
mobil.4
a. Hazard lingkungan kerja lantai licin, terdapat pada seluruh proses
pekerjaan dan dapat berpotensi pekerja terpeleset.
b. Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat
menimbulkan kecelakaan ketika pekerja melewati selang air, kemungkinan
untuk terjadinya pekerja tersandung dan terjatuh.
c. Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas
pembilasan di kolong mobil. Apabila pekerja turun dengan terburu-buru
berpotensi pekerja untuk terpeleset.
d. Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor terdapat pada
aktivitas pembilasan ketika pekerja menyalakan kompresor. Intensitas
pekerja untuk dekatdengan jari-jari mesin kompresor yang berputar cukup
sering sehingga dimungkinkan kejadian kecelakaan dapat terjadi.
e. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas
pembilasan terutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil.
Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja
terjatuh.
f. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja
berada di bawah kolong dan mesin mobil pada proses pembilasan.
g. Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja
secara terusmenerus karena pekerjaan yang dilakukanberada di luar
ruangan dengan intensitasyang cukup sering di siang hari.
h. Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan
pekerja ketikasedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot
bagian kolong dan mesin mobil serta ketika sedang melakukan pengecekan
vacuum cleaner.
i. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo
terdapat padaproses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari
pajanan sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, seperti
gatal-gatal dan merah pada kulit.
5
j. Hazard lingkungan kerja bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk
dapatpekerja selama melakukan aktivitasnyaterutama dikolong mobil.
k. Hazard elektrik menyambung steker vacuum cleaner terdapat pada
prosesfinishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi
tangan yang basahsehingga kesempatan untuk terjadi kecelakaan.
l. Hazard kesehatan percikan air memajan pekerja secara terus menerus
selama aktivitas pencucian dilakukan
m. Hazard ergonomik dapat memajan pekerja melakukan pencucian secara
manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman,
statis dan berulang.
n. Hazard perilaku pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh didapatkan karena sistem kerja 24
jamadanya pengaturan waktu kerjamengakibatkan jadwal makan
pekerjateratur.
o. Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja didapatkan
karena fatigue sering sekali dialami oleh pekerja.
6
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda
keras yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena arus
listrik. Topi pelindung harus tahan terhadap pukulan, tidak mudah
terbakar, tahan terhadap perubahan iklim dan tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Topi pelindung dapat terbuat dari
plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass) maupun metal.
- Tutup kepala
Alat ini berfungsi untuk melindungi/mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas
terhadap alat-alat daerah steril dan percikan bahan-bahan dari
pasien. Tutup kepala ini biasanya terbuat dari kain katun.
- Topi/Tudung
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari api, uap-uap
korosif, debu, dan kondisi cuaca buruk. Tutup kepala ini biasanya
terbuat dari asbestos, kain tahan api/korosi, kulit dan kain tahan
air.
b. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang
melayang di udara, gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata,
radiasi gelombang elegtromagnetik, panas radiasi sinar matahari,
pukulan atau benturan benda keras, dan lain-lain. Jenis alat pelindung
mata antara lain:
- Kaca mata biasa (spectacle goggles)
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari partikel-partikel
kecil, debu dan radiasi gelombang elegtromagnetik.
- Goggles
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu, uap, dan
percikan larutan bahan kimia. Goggles biasanya terbuat dari plastik
transparan dengan lensa berlapis kobalt untuk melindungi bahaya
radiasi gelombang elegtromagnetik mengion.
7
c. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan
dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau
beracun, korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum melakukan
pemilihan terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka
perlu mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau kadar
kontaminan yang ada di lingkungan kerja.
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain:
- Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume,
debu atau kombinasi dari berbagaibentuk kontaminan tersebut.
- Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
- Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing
kontaminan.
- Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan
iritasi mata dan kulit.
- Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll.
Jenis alat pelindung pernafasan antara lain:
- Masker. Alat ini digunakan untuk mengurangi paparan debu
atau partikelpartikel yang lebih besar masuk kedalam saluran
pernafasan.
- Respirator.Alat ini digunakan untuk melindungi pernafasan
dari paparan debu, kabut, uap logam, asap, dan gas-gas
berbahaya. Jenis-jenis respirator ini antara lain:
- Chemical Respirator. Merupakan catridge respirator
terkontaminasi gas dan uap dengan tiksisitas rendah. Catridge
ini berisi adsorban dan karbon aktif, arang dan
silicagel.Sedangkan canister digunakan untuk mengabsorbsi
khlor dan gas atau uap zat organik.
- Mechanical Filter Respirator.Alat pelindung ini berguna untuk
menangkap partikel-partikel zat padat, debu, kabut, uap logam
dan asap. Respirator ini biasanya dilengkapi dengan filter yang
8
berfungsi untuk menangkap debu dan kabut dengan kadar
kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau partikel yang tidak
terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas
atau wol dan serat sintetis yang dilapisi dengan resin untuk
memberi muatan pada partikel.
d. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan
bagian lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda
panas dan dingin, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung
tangan antara lain:
1) Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang di disinfeksi
tingkat tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan
selaput lendir misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat
luka terbuka. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan
bedah bila tidak ada sarung tangan steril.
2) Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan
dan harus digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung
tangan steril baru dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi
tingkat tinggi.
3) Sarung tangan rumah tangga (gloves)
Sarung tangan jenis ini bergantung pada bahan-bahan yang
digunakan:
Sarung tangan yang terbuat dari bahan asbes, katun, wool untuk
melindungi tangan dari api, panas, dan dingin.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi
tangan dari listrik, panas, luka, dan lecet.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb)
untuk melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan
radiasi pengion.
9
Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik)
untuk melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan poli vinyl chlorida (PVC)
untuk melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan dapat
sebagai oksidator.
e. Baju Pelindung (Body Potrection)
Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan
kimia, dll. Jenis baju pelindung antara lain:
1) Pakaian kerja
Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolasi
seperti bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas.
2) Celemek
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat
kedap terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik
atau karet.
3) Apron
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat
menyerap radiasi pengion.
f. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia,
benda panas, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki antara
lain:
1) Sepatu steril. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas yang
bekerja di ruang bedah, laboratorium.
2) Sepatu kulit. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada
pekerjaan yang membutuhkan keamanan oleh benda-benda keras,
panas dan berat, serta kemungkinan tersandung, tergelincir, terjepit,
panas, dingin.
10
3) Sepatu boot. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada
pekerjaan yang membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif,
bahan-bahan yang dapat menimbulkan dermatitis, dan listrik.
2.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan
pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang
mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat
sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.6
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.6
Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan
faktor fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak
P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K
(alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan transportasi). Dari factor
personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya: dokter pimpinan PKK,
Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki sertifikat pelatihan P3K di tempat
kerja.6
Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus
didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor
internal perusahaan terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan,
ahli K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu
pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.6
11
asas tujuannya misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
2) Kualitas Udara, kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang
termometer ruangan, kontrol jumlah polusi, pemasangan “Exhaust Fan”
(perlindungan terhadap kelembaban udara), pemasangan stiker, poster
“dilarang merokok”, sistem ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam
ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan
pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol
mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit
“Legionairre Diseases “.
3) Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor). Misalnya
untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan
debu, bau dll. Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll. Perencanaan jendela
sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati. Pemasangan fan di
dalam lift.
4) Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya),
mengembangkan sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis
pekerjaan untuk membantu menyediakan lingkungan kerja yang sehat
dan aman. (secara berkala diukur dengan Luxs Meter).
5) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan
kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan
warna yang digunakan.
6) Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.
Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak
berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan
kelebihan beban. Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik
termasuk kabel yang sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan
12
kerja. Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa
pelindung.
7) Kontrol terhadap kebisingan. Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan
dinding kedap suara. Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ”harap
tenang, ada rapat“.
8) Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m). Ratio ruang
pekerja dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan. Perhatikan adanya
bahaya radiasi, daerah gelombang elektromagnetik. Ergonomik aspek
antara manusia dengan lingkungan kerjanya. Tempat untuk istirahat dan
shalat. Pantry dilengkapi dengan lemari dapur. Ruang tempat
penampungan arsip sementara.
9) Hygiene dan Sanitasi Ruang kerja, memelihara kebersihan ruang dan
alat kerja serta alat penunjang kerja. Secara periodik
peralatan/penunjang kerja perlu di perbaharui.
10) Toilet/kamar mandi, Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk,
larangan berupa gambar dll. Penyediaan bak sampah yang tertutup.
Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.
13
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran,
pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 “dengan
perundangan ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran yang dikuatkan dengtan
keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. 186/MEN/1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran di tempat kerja, disebutkan dalam Pasal Ayat 1
“Pengurus atau perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran,v menyelanggarakan latihan penanggulangan
kebakaran di tempat kerja.
Peralatan pencegahan kebakaran:
1) Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kapan setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah ,
maka alat ini akan berbubnyi.
2) Fire Alarm
Peralatan yang digunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran.
3) Spinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu
suhu tertentu pada daerah dimana terdapat spinkler tersebut.
Peralatan pengelolaan kebakaran:
1) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multiguna.
Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya sehingga dapat
ditempatkan sesuai besar kecilnya risiko kebakaran yang mungkin timbul
dari daerah tersebut. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut
ada yang bahan kimia kering atau busa dan CO2.
2) Hydrant
14
Peralatan ini adalah alat penyedia cadangan air. Terdapat 3 jenis
hydrant :
a. Hydran gedung
b. Hydran halaman
c. Hydran Kota
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
hanya dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay.
Check list hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada yang terlupa
pada saat survei.
17
BAB IV
18
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan dari mobil.
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan
tanpa alat pelindung, dan dengan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam
pekerjaan ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja
dengan pekerja lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Tidak ada alat yang digunakan oleh pekerja ini.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan: tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk
K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang
licin karena tergenang air dan sabun
19
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan
semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap dengan lingkungan
tempat pekerja melakukan pekerjaannya
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
g. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
h. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran,
rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
i. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
20
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini
berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang terpapar pada
pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok,
dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),
dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu istirahat
berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan ini,
terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah penyemprot air,
selang, spons.
Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.
Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
21
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP khusus
untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan: tidak ada
Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang
licin karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan
semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng
yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan
lingkungan tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan
struktur bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,
hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
22
cahaya lampu sesuai dengan lingkungan kerja. Warna dinding
yang cukup terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang
melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan
raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang
menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat
Zat kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh
pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang
terpapar pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
23
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan
jongkok dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah,
selang air, dan sikat), dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam
pekerjaan ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu
pekerja dengan pekerja lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah vakum, kain lap,
spons.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP
khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang
licin karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan
semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng
yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
24
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan
lingkungan tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan
struktur bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7.Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,
hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
25
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang
menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat
Zat kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cair untuk mencuci mesin
mobil yang terpapar padapekerja.
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan
membungkuk, dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah,
selang air, sikat, dan kuas), dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam
pekerjaan ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu
pekerja dengan pekerja lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah spons basah,
selang air, kuas, dan sikat.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaankesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
26
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP khusus
untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan: tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel
yang licin karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata
dan semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng
yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan
lingkungan tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan
struktur bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7.Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,
hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
4.1.5 Pengering
1. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, yang cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang
untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang
27
melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi
jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia padat pada pekerja ini
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair pada pekerja ini
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dan
jongkok, dilakukan dengan menggunakan alat (kain lap), dengan
gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam
pekerjaan ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu
pekerja dengan pekerja lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah kain lap.
3. Alat Pelindung Diri
28
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP
khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang
licin karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan
semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng
yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan
struktur bangunan semi terbuka
e. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,
hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
4.1.6 Kasir
1. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari sinar
matahari langsung beberapalampu yang cukup terang dan
29
warna cahaya lampu sesuai dengan lingkungan kerja. Warna
dinding yang cukup terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum,
suara semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara
yang melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada
ditepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja
ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat hazard yang berasal dari bahan kimia padat.
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair yang terpapar pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan yang terpapar pada
pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume yang terpapar pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi duduk, dilakukan
dengan menggunakan alat tulis.
30
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam
pekerjaan ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu
pekerja dengan pekerja lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah alat tulis dan
kertas.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP
khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang
licin karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan
semen yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng
yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan
lingkungan tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan
struktur bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
31
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,
hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
32
4.2.3. Survei Untuk Mengetahui Tentang Alat Pelindung Diri Yang
Digunakan Pekerja
Dari hasil survei didapatkan karyawan pencuci mobil tidak
menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri yang dipakai
pencuci mobil harus dipakai secara lengkapuntuk menghindarkan
karyawan pencuci mobildari paparan air dan sabun terlalu lama
seperti iritasi kulit pada tangan dan kaki.
4.2.4 Survei Tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja
Dari hasil survei didapatkan, para karyawan tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan sebelum perekrutan pekerja. Selain itu,
pekerja juga tidak mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin dan
berkala secara khusus. Hal ini menyebabkan kurang terdeteksinya
penyakit-penyakit akibat kerja maupun akibat hubungan kerja pada
lingkungan kerja ini.
4.2.5 Survei Tentang Upaya Lain Tentang K3
Dari hasil survei didapatkan bahwa karyawan pencuci mobil
diperbolehkan beristirahat saat lelah dan disediakan makan saat
istirahat. Namun karyawan pencuci mobil jarang bertemu dengan
atasan jika mereka mempunyai keluhan tentang kesehatannya.
Selain itu, tidak terdapat pelatihan khusus mengenai
keselamatan kerja, dan tidak terdapat standar operasional prosedur
(SOP) mengenai keselamatan kerja. Hal ini membuat lingkungan
kerja tidak dapat mengantisipasi ataupun melakukan pengendalian
dengan baik apabila terjadi kecelakaan kerja serta penyakit yang
dialami karyawan akibat pekerjaan.
4.2.6 Survei Tentang Konstruksi Bangunan
Dari hasil survei didapatkan konstruksi bangunan yang cukup baik
dan aman bagi pekerja, kecuali didapatkan lantai yang licin akibat
dibasahi oleh air dan sabun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan
kerja.
33
4.2.7 SurveiPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Dari hasil survei, tidak didapatkan adanya upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, yang dibuktikan dengan tidak
disediakannya APAR, alarm, detector, hidran, rambu-rambu evakuasi,
titik berkumpul dan simulasi bila terjadi kebakaran.
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard umum
di tempat kerja seperti faktor fisik berupa bising, kimiawi berupa
sabun, ergonomi berupa pekerjaan dengan berdiri, membungkuk
serta jongkok dengan gerakan berulang.
2. Secara umum alat yang digunakan pekerja pencuci mobil adalah
selang, mesin penyemprot air, vakum, kain lap, dan spons
3. Karyawan pencuci mobil tidak menggunakan alat perlindungan diri
(APD).
4. Pemeriksaan kesehatan karyawan pencuci mobil tidak dilakukan,
pemeriksaan kesehatan rutin dan berkala juga tidak dilakukan.
5. Keluhan / penyakit yang dialami yang berhubungan dengan
pekerjaan pada karyawan pencuci mobil dipengaruhi oleh faktor
ergonomi seperti keluhan berupa nyeri punggung belakang, serta
faktor kimia berupa keluhan iritasi kulit akibat paparan air dan
sabun dalam waktu yang lama.
6. Pada lokasi pencucian mobil tidak didapatkan adanya upaya-upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari pihak manajemen seperti
standar prosedur keselamatan, atau pelatihan-pelatihan untuk
keselamatan.
7. Konstruksi bangunan secara umum aman, kecuali lantai yang
dibasahi oleh air dan sabun yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan pada karyawan.
8. Tidak ditemukan adanya upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran pada lokasi kerja ini.
35
5.2. Saran
Masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada aspek
Kesehatan dan Keselamatan Kerjakaryawan pencuci mobil. Masih
perlunya penyediaanalat pelindung diri oleh manajemen perusahaan
untuk kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan yang bekerja
seperti masker, sarung tangan, yang disiapkan untuk masing-masing
karyawan pencuci mobil. Disarankan agar seluruh pekerja memakai
alat pelindung diri saat bekerja.
Selain itu perlunya dilakukan pemantauan atau survei ulangan
untuk mengetahui hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerjaan
minimal 6 bulan sekali. Jika ada keluhan pada karyawan pencucian
mobil, dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis okupasi
atau dokter umum untuk mendapatkan penanganan secara tepat. Pihak
atasan juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan untuk paea calon
karyawan sebelum rekrutmen dan pemeriksaan rutin dan berkala untuk
setiap karyawan yang telah bekerja.
Selain itu, perlunya upaya-upaya lain yang mempengaruhi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja seperti pelatihan simulasi bencana,
pelatihan simulasi kecelakaan kerja, standar operasional prosedur atau
perundang-undangan yang sifatnya melindungi kesehatan para pekerja.
Terakhir, perlunya penyediaanalat untuk pencegahan dan
penanggulangan kebakaran seperti smoke detector, alarm kebakaran,
APAR, tempat evakuasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
37