Anda di halaman 1dari 53

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT HASIL SURVEY

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS JANUARI 2020


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ASPEK K3 PETUGAS KARYAWAN INSTALASI MASTER CAR WASH


PERINTIS MAKASSAR

Disusun Oleh:
Suyudi kimiko putra la udo 111 2018 1010
Zihan ayu pratiwi 111 2018 2042

Supervisor:
Dr. dr. H. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak
dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.1
Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih
belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan data
dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan terjadi 96.697
kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000 pekerja meninggal karena
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1
Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina
Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat Kerja
(PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal, diantaranya penyakit
muskuloskeletal yang menempati persentase terbesar yaitu 13,8 (formal) dan 18,9
(informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase sebesar 7,6 (formal) dan
8,2 (informal) dan gangguan syaraf dengan persentase sebesar 6,2 (formal) dan
6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada sektor
formal persentase PAK lebih rendah dibandingkan dengan sektor informal.1
Industri informal di bidang jasa yang akhir- akhir ini banyak diminati oleh
pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha ini dipilih
karena di Makassar semakin banyak jumlah pengguna kendaraan bermotor, selain
itu untuk membuat usaha cuci mobil tidak memerlukan peralatan yang rumit dan
pekerja dengan keahlian khusus. Namun, meskipun demikian hazard dan risiko
pasti akan ada pada usaha cuci mobil, ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku
tidak aman dari lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak
dipungkiri masalah K3 akan muncul pada usaha cuci mobil tersebut.1

ii
1.2. TUJUAN PENELITIAN
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah Survei ini dilakukan untuk mengetahui
tentang aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada karyawan tempat
pencucian dan perawatan mobil di master Car Wash Perintis Makassar.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard pada karyawan tempat pencucian dan
perawatan mobil.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu
kesehatan karyawan pencucian dan perawatan mobil.
c. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan karyawan
pencucian dan perawatan mobil.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)
e. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan
pekerjaan
f. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada
penyuluhan/pelatihan. Pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard
yang pernah dilakukan.
g. Untuk mengetahui tentang faktor konstruksi bangunan yang berhubungan
dengan K3 karyawan pencucian dan perawatan mobil.
h. Untuk mengetahui tentang tindakan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran yang ditetapkan pada lingkungan karyawan pencucian dan
perawatan mobil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007
mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor
yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
(termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja.
Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat
disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang
menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja.2
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko
kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai
bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada
masa yang akan datang (Prasetyo,2009).2
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Maka
menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.

3
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Sedangkan menurut Suma’mur (2006) tujuan dari keselamatan dan


kesehatan kerja yaitu :
a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baiksecara fisik, sosial dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknyadan
seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi
pekerja.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.2. Identifikasi Hazard Umum


Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja ada satu
kata yang selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan cara yang paling
efektif” artinya mencegah terjadinya kecelakaan berarti sudah tercapai tujuan
menhindari kecelakaan itu sendiri.3

4
Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di tempat pencucian
mobil.4
a. Hazard lingkungan kerja lantai licin, terdapat pada seluruh proses
pekerjaan dandapat berpotensi pekerja terpeleset.
b. Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat menimbulkan
kecelakaanketika pekerja melewati selang air, kemungkinan untuk terjadinya
pekerja tersandung dan terjatuh.
c. Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas pembilasan
di kolongmobil. Apabila pekerja turun dengan terburu-buru berpotensi pekerja
untuk terpeleset.
d. Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor terdapat pada
aktivitaspembilasan ketika pekerja menyalakankompresor. Intensitas pekerja
untuk dekatdengan jari-jari mesin kompresor yangberputar cukup sering
sehinggadimungkinkan kejadian kecelakaan dapatterjadi.
e. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas
pembilasanterutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil.
Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja
terjatuh.
f. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja berada di
bawah kolong dan mesin mobil pada proses pembilasan.
g. Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja secara
terusmenerus karena pekerjaan yang dilakukanberada di luar ruangan dengan
intensitasyang cukup sering di siang hari.
h. Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan pekerja
ketikasedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot bagian kolong
dan mesin mobilserta ketika sedang melakukan pengecekanvacuum cleaner.
i. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo
terdapat padaproses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari pajanan
sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, sepertigatal-gatal dan
merah pada kulit.

5
j. Hazard lingkungan kerja bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk
dapatpekerja selama melakukan aktivitasnya terutama dikolong mobil.
k. Hazard elektrik menyambung steker vacuum cleaner terdapat pada proses
finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi tangan yang
basah sehingga kesempatan untuk terjadi kecelakaan.
l. Hazard kesehatan percikan air memajan pekerja secara terus
menerusselama aktivitas pencucian dilakukan
m. Hazard ergonomik dapat memajan pekerja melakukan pencucian secara
manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman,
statis dan berulang.
n. Hazard perilaku merokok muncul pekerja sering merokok baik pada saat
bekerja maupun tidak bekerja.
o. Hazard perilaku pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh didapatkan karena sistem kerja 24
jamadanya pengaturan waktu kerjamengakibatkan jadwal makan
pekerjateratur.
p. Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja didapatkan karena
fatigue sering sekali dialami oleh pekerja.

2.3. Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) ada berbagai macam yang berguna untuk
melindungi seseorang dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya untuk
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari potensi bahaya di tempat kerja. Berdasarkan
fungsinya, ada beberapa macam APD yang digunakan oleh tenaga kerja, antara
lain.5
a. Alat Pelindung Kepala (Headwear)
Alat pelindung kepala ini digunakan untuk mencegah dan melindungi
rambut terjerat oleh mesin yang berputar dan untuk melindungi kepala
daribahaya terbentur benda tajam atau keras, bahaya kejatuhan benda atau
terpukul benda yang melayang, melindungi jatuhnya mikroorganisme,

6
percikan bahan kimia korosif, panas sinar matahari dll. Jenis alat pelindung
kepala antara lain:
- Topi pelindung (Safety Helmets)
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras
yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Topi
pelindung harus tahan terhadap pukulan, tidak mudah terbakar, tahan
terhadap perubahan iklim dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Topi
pelindung dapat terbuat dari plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass)
maupun metal.
- Tutup kepala
Alat ini berfungsi untuk melindungi/mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat daerah steril dan percikan bahan-bahan dari pasien. Tutup kepala ini
biasanya terbuat dari kain katun.
- Topi/Tudung
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif,
debu, dan kondisi cuaca buruk. Tutup kepala ini biasanya terbuat dari
asbestos, kain tahan api/korosi, kulit dan kain tahan air.
b. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan
bahan kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara,
gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang
elegtromagnetik, panas radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan benda
keras, dan lain-lain. Jenis alat pelindung mata antara lain:
- Kaca mata biasa (spectacle goggles)
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil,
debu dan radiasi gelombang elegtromagnetik.
- Goggles
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu, uap, dan
percikan larutan bahan kimia. Goggles biasanya terbuat dari plastik

7
transparan dengan lensa berlapis kobalt untuk melindungi bahaya radiasi
gelombang elegtromagnetik mengion.
c. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan
dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun,
korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap
suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi
tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja.
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain:
- Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau
kombinasi dari berbagaibentuk kontaminan tersebut.
- Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
- Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing kontaminan.
- Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi mata
dan kulit.
- Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll.

Jenis alat pelindung pernafasan antara lain:


- Masker. Alat ini digunakan untuk mengurangi paparan debu atau
partikelpartikel yang lebih besar masuk kedalam saluran pernafasan.
- Respirator.Alat ini digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan
debu, kabut, uap logam, asap, dan gas-gas berbahaya. Jenis-jenis respirator
ini antara lain:
- Chemical Respirator. Merupakan catridge respirator terkontaminasi gas dan
uap dengan tiksisitas rendah. Catridge ini berisi adsorban dan karbon aktif,
arang dan silicagel.S edangkan canister digunakan untuk mengabsorbsi
khlor dan gas atau uap zat organik.
- Mechanical Filter Respirator. Alat pelindung ini berguna untuk menangkap
partikel-partikel zat padat, debu, kabut, uap logam dan asap. Respirator ini
biasanya dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menangkap debu dan
kabut dengan kadar kontaminasi udara tidak terlalu tinggi atau partikel yang

8
tidak terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol
dan serat sintetis yang dilapisi dengan resin untuk memberi muatan pada
partikel.
d. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian
lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin,
kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung tangan antara lain:
1) Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang di disinfeksi tingkat
tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir
misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka. Sarung
tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung
tangan steril.
2) Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.
3) Sarung tangan rumah tangga (gloves)
Sarung tangan jenis ini bergantung pada bahan-bahan yang
digunakan:
 Sarung tangan yang terbuat dari bahan asbes, katun, wool untuk
melindungi tangan dari api, panas, dan dingin.
 Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari
listrik, panas, luka, dan lecet.
 Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb) untuk
melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan radiasi pengion.
 Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik) untuk
melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
 Sarung tangan yang terbuat dari bahan poli vinyl chlorida (PVC) untuk
melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan dapat sebagai oksidator.

9
e. Baju Pelindung (Body Potrection)
Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis
baju pelindung antara lain:
1) Pakaian kerja
Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolasi seperti
bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas.
2) Celemek
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat kedap
terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik atau karet.
3) Apron
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat menyerap
radiasi pengion.
f. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia,
benda panas, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki antara lain:
1) Sepatu steril. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas yang bekerja di
ruang bedah, laboratorium.
2) Sepatu kulit. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan
yang membutuhkan keamanan oleh benda-benda keras, panas dan berat,
serta kemungkinan tersandung, tergelincir, terjepit, panas, dingin.
3) Sepatu boot. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan
yang membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan yang
dapat menimbulkan dermatitis, dan listrik.

2.4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja


Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan
pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang
mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan.6

10
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera
di tempatkerja.6
Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan faktor
fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak P3K, isi Kotak
P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat
darurat, alat angkut dan transportasi). Dari factor personil, dapat diperhatikan
penanggung jawabnya: dokter pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang
memiliki sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja.6
Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung
oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan
terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli K3/Ahli K3 Kimia,
Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.6

2.5. Konstruksi Bangunan


Desain arsitektur (aspek K3 diperhatikan mulai dari tahap perencanaan)
diantaranya:7
1) Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang membahayakan
seperti asbes dll.Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya
misalnya penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Kualitas Udara, kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang
termometer ruangan, kontrol jumlah polusi, pemasangan “Exhaust Fan”
(perlindungan terhadap kelembaban udara), pemasangan stiker, poster
“dilarang merokok”, sistem ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam
ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan
pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol
mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre
Diseases “.

11
3) Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor). Misalnya untuk
indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.
Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat
kesehatan dan keselamatan, dll. Perencanaan jendela sehubungan dengan
pergantian udara jika AC mati. Pemasangan fan di dalam lift.
4) Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya), mengembangkan
sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu
menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur
dengan Luxs Meter).
5) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan
kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna
yang digunakan.
6) Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.
Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan)
hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.
Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai
dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja. Perlindungan terhadap kabel
dengan menggunakan pipa pelindung.
7) Kontrol terhadap kebisingan. Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan
dinding kedap suara. Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ”harap tenang,
ada rapat“.
8) Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m). Ratio ruang pekerja
dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan. Perhatikan adanya bahaya
radiasi, daerah gelombang elektromagnetik. Ergonomik aspek antara
manusia dengan lingkungan kerjanya. Tempat untuk istirahat dan shalat.
Pantry dilengkapi dengan lemari dapur. Ruang tempat penampungan arsip
sementara.

12
9) Hygiene dan Sanitasi Ruang kerja, memelihara kebersihan ruang dan alat
kerja serta alat penunjang kerja. Secara periodik peralatan/penunjang kerja
perlu di perbaharui.
10) Toilet/kamar mandi, Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan
berupa gambar dll. Penyediaan bak sampah yang tertutup. Lantai kamar
mandi diusahakan tidak licin.

2.6. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran8


Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau
mewaspadai akan faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya
kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan
tersebut menjadi kenyataan.
Penganggulangan kebakaran membutuhkan suatu pemrogram pendidikan
dan pengawasan beserta pengawasan karyawan. Suatu rencana pemeliharaan yang
cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi atau pemeriksaan,
penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran
termasuk memeliharanya baik segi pekaiannya maupiun dari segi mudah
dicapainya.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat kebakaran, pemerintah
mengeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 “dengan perundangan
ditetapkan persyaratan keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran yang dikuatkan dengtan keputusan Mentri Tenaga Kerja
RI No. 186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja,
disebutkan dalam Pasal Ayat 1 “Pengurus atau perusahaan wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran,v menyelanggarakan latihan
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

13
Peralatan pencegahan kebakaran:
1) Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kapan setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah ,
maka alat ini akan berbubnyi.
2) Fire Alarm
Peralatan yang digunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran.
3) Spinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu
tertentu pada daerah dimana terdapat spinkler tersebut.

Peralatan pengelolaan kebakaran:


1) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multiguna.
Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya sehingga dapat
ditempatkan sesuai besar kecilnya risiko kebakaran yang mungkin timbul
dari daerah tersebut. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut
ada yang bahan kimia kering atau busa dan CO2.
2) Hydrant
Peralatan ini adalah alat penyedia cadangan air. Terdapat 3 jenis hydrant :
a. Hydran gedung
b. Hydran halaman
c. Hydran Kota

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Survei


3.1.1. Lokasi
Lokasi survei kesehatan dan kedokteran kerja yang kami jalankan adalah
mengevaluasi faktor yang berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan pencucian dan perawatan mobil “master Car Wash Perintis Makassar”.
3.1.2. Waktu
Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini pada tanggal
20 Januari 2020 - 24 Januari 2020.

3.2. Bahan Dan Cara


3.2.1 Peralatan yang Diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain:
- Alat tulis menulis : Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey
jalan sepintas.
- Kamera digital : Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan
lingkungan pencuci mobil
- Check List : Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer
mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.
3.2.2 Cara
Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list.
Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan indra
pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja.5
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja. Sebelum
melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu kepada pimpinan
perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup hanya dengan mengisi
check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check list hanyalah merupakan
panduan saja agar tidak ada yang terlupa pada saat survei.

15
3.3. Alur Kerja

3.4. Jadwal Survei


Survei akan dilaksanakan selama 4 hari (20 Januari 2020 s.d 24 Januari 2020)
20 Januari 2020 : Membuat proposal walk trhough survey K3 pada tempat
pencucian mobil dan melakukan survey di lokasi penelitian
21 Janauari 2020 : Membuat laporan hasil penelitian dan status okupasi
22 Januari 2020 : Penyusunan jurnal artikel status okupasi
24 Januari 2020 : Presentasi laporan walk through survey dan presentasi
status okupasi

16
BAB IV
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Survey


4.1.1 Pengarah mobil
1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya ditempat kerja bersumber dari sinar matahari
langsung dan beberapa lampu yang cukup terang dan warna cahaya
lampu sesuai dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas
didepan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap karyawan. Zat kimia ini berasal dari kendaraan yang
dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat hazard yang berasal dari bahan kimia cair.
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan dari mobil.

17
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok,
dilakukan tanpa alat pelindung, dan dengan gerakan yang berulang.
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Tidak ada alat yang digunakan oleh pekerja ini.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan: tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman

18
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap dengan lingkungan tempat
pekerja melakukan pekerjaannya
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
g. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
h. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
i. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.1.2 Pencuci Mobil Luar


1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa lampu
yang cukup terang dan warna cahaya lampu sesuaidengan lingkungan
kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum,suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

19
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini berasal
dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang terpapar pada
pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok,
dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),
dan gerakan yang berulang.
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu istirahat
berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan ini,
terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
 Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah penyemprot air, selang,
spons.
 Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

20
 Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
 Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan: tidak ada
 Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen
yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan
tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.1.3 Pencuci Mobil Dalam


1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari sinar matahri
langsung dan beberapa lampuyang cukup terang dan warna cahaya

21
lampu sesuai dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini berasal
dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang terpapar
pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok
dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),
dan gerakan yang berulang.

22
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah vakum, kain lap, spons.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

23
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.1.4 Pencuci Mesin


1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari sinar matahari
langsung dan beberapa lampuyang cukup terang dan warna cahaya
lampu sesuai denganlingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang
untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber Radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini berasal
dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cair untuk mencuci mesin
mobil yang terpapar padapekerja.

24
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan
membungkuk, dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang
air, sikat, dan kuas), dan gerakan yang berulang.
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah spons basah,
selang air, kuas, dan sikat.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaankesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.

25
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.1.5 Pengering
1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, yang cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk
menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

26
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia padat pada pekerja ini
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair pada pekerja ini
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dan
jongkok, dilakukan dengan menggunakan alat (kain lap), dengan gerakan
yang berulang.
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah kain lap.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan

27
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
e. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.1.6 Kasir
1. Hazard Lingkungan Kerja
 Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari sinar matahari
langsung beberapalampu yang cukup terang dan warna cahaya lampu
sesuaidengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk
menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada ditepi jalan raya.

28
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
 Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat hazard yang berasal dari bahan kimia padat.
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair yang terpapar pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapatgas hasil emisi kendaraan yang terpapar pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume yang terpapar pada pekerja ini
 Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
 Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi duduk, dilakukan
dengan menggunakan alat tulis dan kertas serta mesin kasir dan dengan
gerakan yang berulang.
 Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah alat tulis dan kertas.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa.

29
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4.2 Pembahasan Survei


4.2.1. Survey tentang hazard umum pada pencuci mobil
Dari survey yang telah dilakukan, karyawan pencuci mobil banyak
terpapar pada hazard umum dari lingkungan kerja tersebut seperti air serta sabun
pencuci mobil yang membasahi lantai yang menyebabkan lantai menjadi licin dan
membahayakan karyawan yang bekerja ataupun orang yang melintas disekitarnya.

30
Hazard ini membahayakan karena seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan
aman, dan tidak membahayakan pekerjanya. Karyawan pencuci mobil juga
terpapar dengan faktor kimia seperti penggunaan sabun secara terus menerus dan
paparan asap mobil. Selain itu faktor ergonomi juga ditemui pada karyawan
pencuci mobil dimana posisi bekerja yang membutuhkan posisi berdiri lama dan
membungkuk serta posisi jongkok untuk membersihkan bagian dalam mobil saat
bekerja, ditambah dengan posisi bekerja yang dilakukan secara berulang.
Karyawan pencuci mobil juga mengalami hazard fisik yaitu bising yang
bersumber dari alat vacuum cleaner, kompresor, tabung sabun dan selang air
karena menggunakan tekanan angin.

4.2.2. Survey Untuk Mengetahui Tentang Alat Yang Digunakan Pekerja


Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar menggunakan
alat pencuci mobil yaitu selang, penyemprot, sabun, kain lap. Alat-alat ini tidak
berbahaya bagi pekerja.

4.2.3. Survey Untuk Mengetahui Tentang Alat Pelindung Diri Yang


Digunakan Pekerja
Dari hasil survey didapatkan karyawan pencuci mobil tidak menggunakan
alat pelindung diri. Alat pelindung diri yang dipakai pencuci mobil harus dipakai
secara lengkapuntuk menghindarkan karyawan pencuci mobildari paparan air dan
sabun terlalu lama seperti iritasi kulit pada tangan dan kaki.

4.2.4. Survey Tentang Pemeriksaan Kesehatan Kerja


Dari hasil survey didapatkan, para karyawan tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan sebelum perekrutan pekerja. Selain itu, pekerja juga tidak
mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin dan berkala secara khusus. Hal ini
menyebabkan kurang terdeteksinya penyakit-penyakit akibat kerja maupun akibat
hubungan kerja pada lingkungan kerja ini.

31
4.2.5. Survey Tentang Upaya Lain Tentang K3
Dari hasil survey didapatkan bahwa karyawan pencuci mobil
diperbolehkan beristirahat saat lelah dan disediakan makan saat istirahat. Namun
karyawan pencuci mobil jarang bertemu dengan atasan jika mereka mempunyai
keluhan tentang kesehatannya.
Selain itu, tidak terdapat pelatihan khusus mengenai keselamatan kerja,
dan tidak terdapat standar operasional prosedur (SOP) mengenai keselamatan
kerja. Hal ini membuat lingkungan kerja tidak dapat mengantisipasi ataupun
melakukan pengendalian dengan baik apabila terjadi kecelakaan kerja serta
penyakit yang dialami karyawan akibat pekerjaan.

4.2.6. Survei Tentang Konstruksi Bangunan


Dari hasil survey didapatkan konstruksi bangunan yang cukup baik dan
aman bagi pekerja, kecuali didapatkan lantai yang licin akibat dibasahi oleh air
dan sabun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.

4.2.7. Survei Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


Dari hasil survey, tidak didapatkan adanya upaya pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, yang dibuktikan dengan tidak disediakannya APAR,
alarm, detector, hidran, rambu-rambu evakuasi, titik berkumpul dan simulasi bila
terjadi kebakaran.

32
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard umum di
tempat kerja seperti faktor fisik berupa bising, kimiawi berupa sabun,
ergonomi berupa pekerjaan dengan berdiri, membungkuk serta jongkok
dengan gerakan berulang.
2. Secara umum alat yang digunakan pekerja pencuci mobil adalah selang,
mesin penyemprot air, vakum, kain lap, dan spons
3. Karyawan pencuci mobil tidak menggunakan alat perlindungan diri
(APD).
4. Pemeriksaan kesehatan karyawan pencuci mobil tidak dilakukan,
pemeriksaan kesehatan rutin dan berkala juga tidak dilakukan.
5. Keluhan / penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan
pada karyawan pencuci mobil dipengaruhi oleh faktor ergonomi seperti
keluhan berupa nyeri punggung belakang, serta faktor kimia berupa
keluhan iritasi kulit akibat paparan air dan sabun dalam waktu yang lama.
6. Pada lokasi pencucian mobil tidak didapatkan adanya upaya-upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari pihak manajemen seperti standar
prosedur keselamatan, atau pelatihan-pelatihan untuk keselamatan.
7. Konstruksi bangunan secara umum aman, kecuali lantai yang dibasahi
oleh air dan sabun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan pada
karyawan.
8. Tidak ditemukan adanya upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran pada lokasi kerja ini.

5.2. Saran
Masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerjakaryawan pencuci mobil. Masih perlunya penyediaanalat
pelindung diri oleh manajemen perusahaan untuk kesehatan dan keselamatan kerja
para karyawan yang bekerja seperti masker, sarung tangan, sepatu boot yang

33
disiapkan untuk masing-masing karyawan pencuci mobil. Disarankan agar seluruh
pekerja memakai alat pelindung diri saat bekerja.
Selain itu perlunya dilakukan pemantauanatau survey ulangan untuk
mengetahui hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerjaan minimal 6 bulan
sekali. Jika ada keluhan pada karyawan pencucian mobil, dianjurkan untuk
memeriksakan diri ke dokter spesialis okupasi atau dokter umum untuk
mendapatkan penanganan secara tepat. Pihak atasan juga harus melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk paea calon karyawan sebelum rekrutmen dan
pemeriksaan rutin dan berkala untuk setiap karyawan yang telah bekerja.
Selain itu, perlunya upaya-upaya lain yang mempengaruhi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja seperti pelatihan simulasi bencana, pelatihan simulasi
kecelakaan kerja, standar operasional prosedur atau perundang-undangan yang
sifatnya melindungi kesehatan para pekerja.
Terakhir, perlunya penyediaanalat untuk pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sepertismoke detector, alarm kebakaran, APAR, tempat evakuasi.

34
Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Tampak Depan

35
Registrasi / Pengarah Luar

Pencuci Mobil Luar

36
Pengeringan

37
Ruang tunggu

Kasir

38
Thoilet

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta:


UIPress
2. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat
3. Fatdriati JL. Meily K. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Proses Pencucian Mobil Di Fjm Jakarta Tahun 2012. Sarjana
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Available from ;
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-
BAB%20II_fero.pdf
5. Fine, William T. 1971. “Matematical Evaluation For Controlling
Hazard”. Journal Safety Research (Central Quensland University) 3
December 1971: 157-166
6. Leaflet dari Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia, dalam
Program Pelatihan & Sertifikasi Higienis Industri Muda (HIMU). Jakarta.
2010.
7. Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung: Penerbit Refika Aditama.
8. Keputusan Metri Tenaga Kerja RI No. Kep 180/Men 1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

40
Lampiran 1

CHECK LIST ASPEK K3 PADA KARYAWAN INSTALASI CAR WASH


DI MASTER CAR WASH PERINTIS MAKASSAR

1) Pengarah mobil
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √

2 Apakah ada sumber bising? √


3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktorbiologi
I Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √

41
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan

42
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √

2) Pencuci Mobil Luar


No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √

2 Apakah ada sumber bising? √


3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √

43
c. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktorergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistemsaraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

44
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √

3) Pencuci Mobil Dalam


No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √

2 Apakah ada sumber bising? √


3 Apakah ada sumber getaran? √

45
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerjaberlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √

46
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √

47
4) Pencuci Mesin
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √

2 Apakah ada sumber bising? √


3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
I Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √

48
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindungdiri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √

49
- Ventilasi √

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler

5) Pengeringan
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √

2 Apakah ada sumber bising? √


3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
I Bakteri √
ii. Virus √

50
iii. Jamur √
iv. Parasit

d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

51
Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √

52

Anda mungkin juga menyukai