Disusun Oleh:
Suyudi kimiko putra la udo 111 2018 1010
Zihan ayu pratiwi 111 2018 2042
Supervisor:
Dr. dr. H. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
ii
1.2. TUJUAN PENELITIAN
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah Survei ini dilakukan untuk mengetahui
tentang aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada karyawan tempat
pencucian dan perawatan mobil di master Car Wash Perintis Makassar.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard pada karyawan tempat pencucian dan
perawatan mobil.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu
kesehatan karyawan pencucian dan perawatan mobil.
c. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan karyawan
pencucian dan perawatan mobil.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)
e. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan dengan
pekerjaan
f. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada
penyuluhan/pelatihan. Pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard
yang pernah dilakukan.
g. Untuk mengetahui tentang faktor konstruksi bangunan yang berhubungan
dengan K3 karyawan pencucian dan perawatan mobil.
h. Untuk mengetahui tentang tindakan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran yang ditetapkan pada lingkungan karyawan pencucian dan
perawatan mobil.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
4
Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di tempat pencucian
mobil.4
a. Hazard lingkungan kerja lantai licin, terdapat pada seluruh proses
pekerjaan dandapat berpotensi pekerja terpeleset.
b. Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat menimbulkan
kecelakaanketika pekerja melewati selang air, kemungkinan untuk terjadinya
pekerja tersandung dan terjatuh.
c. Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas pembilasan
di kolongmobil. Apabila pekerja turun dengan terburu-buru berpotensi pekerja
untuk terpeleset.
d. Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor terdapat pada
aktivitaspembilasan ketika pekerja menyalakankompresor. Intensitas pekerja
untuk dekatdengan jari-jari mesin kompresor yangberputar cukup sering
sehinggadimungkinkan kejadian kecelakaan dapatterjadi.
e. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada aktivitas
pembilasanterutama ketika pekerja ingin menjangkau bagian atas mobil.
Bangku yang digunakan terbuat dari plastik yang dapat berpotensi pekerja
terjatuh.
f. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika pekerja berada di
bawah kolong dan mesin mobil pada proses pembilasan.
g. Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan pekerja secara
terusmenerus karena pekerjaan yang dilakukanberada di luar ruangan dengan
intensitasyang cukup sering di siang hari.
h. Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat memajan pekerja
ketikasedang mengambil karpet di dalam mobil, menyemprot bagian kolong
dan mesin mobilserta ketika sedang melakukan pengecekanvacuum cleaner.
i. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan shampoo
terdapat padaproses pencucian karpet dan pembilasan. Dampak dari pajanan
sabun krim dan shampoo sering dialami oleh pekerja, sepertigatal-gatal dan
merah pada kulit.
5
j. Hazard lingkungan kerja bakteri, jamur, cacing dan jentik nyamuk
dapatpekerja selama melakukan aktivitasnya terutama dikolong mobil.
k. Hazard elektrik menyambung steker vacuum cleaner terdapat pada proses
finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker dalam kondisi tangan yang
basah sehingga kesempatan untuk terjadi kecelakaan.
l. Hazard kesehatan percikan air memajan pekerja secara terus
menerusselama aktivitas pencucian dilakukan
m. Hazard ergonomik dapat memajan pekerja melakukan pencucian secara
manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk, tidak nyaman,
statis dan berulang.
n. Hazard perilaku merokok muncul pekerja sering merokok baik pada saat
bekerja maupun tidak bekerja.
o. Hazard perilaku pola makan tidak teratur dan asupan makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh didapatkan karena sistem kerja 24
jamadanya pengaturan waktu kerjamengakibatkan jadwal makan
pekerjateratur.
p. Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja didapatkan karena
fatigue sering sekali dialami oleh pekerja.
6
percikan bahan kimia korosif, panas sinar matahari dll. Jenis alat pelindung
kepala antara lain:
- Topi pelindung (Safety Helmets)
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda-benda keras
yang terjatuh, benturan kepala, terjatuh dan terkena arus listrik. Topi
pelindung harus tahan terhadap pukulan, tidak mudah terbakar, tahan
terhadap perubahan iklim dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Topi
pelindung dapat terbuat dari plastik (Bakelite), serat gelas (fiberglass)
maupun metal.
- Tutup kepala
Alat ini berfungsi untuk melindungi/mencegah jatuhnya
mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap alat-
alat daerah steril dan percikan bahan-bahan dari pasien. Tutup kepala ini
biasanya terbuat dari kain katun.
- Topi/Tudung
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari api, uap-uap korosif,
debu, dan kondisi cuaca buruk. Tutup kepala ini biasanya terbuat dari
asbestos, kain tahan api/korosi, kulit dan kain tahan air.
b. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan
bahan kimia korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara,
gas atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang
elegtromagnetik, panas radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan benda
keras, dan lain-lain. Jenis alat pelindung mata antara lain:
- Kaca mata biasa (spectacle goggles)
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil,
debu dan radiasi gelombang elegtromagnetik.
- Goggles
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas, debu, uap, dan
percikan larutan bahan kimia. Goggles biasanya terbuat dari plastik
7
transparan dengan lensa berlapis kobalt untuk melindungi bahaya radiasi
gelombang elegtromagnetik mengion.
c. Alat Pelindung Pernafasan (Respiratory Protection)
Alat pelindung pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan
dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun,
korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan terhadap
suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu mengetahui informasi
tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan yang ada di lingkungan kerja.
Hal-hal yang perlu diketahui antara lain:
- Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume, debu atau
kombinasi dari berbagaibentuk kontaminan tersebut.
- Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
- Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-masing kontaminan.
- Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat menyebabkan iritasi mata
dan kulit.
- Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dll.
8
tidak terlalu kecil. Filter pada respirator ini terbuat dari fiberglas atau wol
dan serat sintetis yang dilapisi dengan resin untuk memberi muatan pada
partikel.
d. Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan dan bagian
lainnya dari benda tajam atau goresan, bahan kimia, benda panas dan dingin,
kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung tangan antara lain:
1) Sarung tangan bersih
Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang di disinfeksi tingkat
tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput lendir
misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka terbuka. Sarung
tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila tidak ada sarung
tangan steril.
2) Sarung tangan steril
Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan steril baru
dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.
3) Sarung tangan rumah tangga (gloves)
Sarung tangan jenis ini bergantung pada bahan-bahan yang
digunakan:
Sarung tangan yang terbuat dari bahan asbes, katun, wool untuk
melindungi tangan dari api, panas, dan dingin.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan kulit untuk melindungi tangan dari
listrik, panas, luka, dan lecet.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan yang dilapisi timbal (Pb) untuk
melindungi tangan dari radiasi elegtromagnetik dan radiasi pengion.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan karet alami (sintetik) untuk
melindungi tangan dari kelembaban air, zat kimia.
Sarung tangan yang terbuat dari bahan poli vinyl chlorida (PVC) untuk
melindungi tangan dari zat kimia, asam kuat, dan dapat sebagai oksidator.
9
e. Baju Pelindung (Body Potrection)
Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuh dari percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia, dll. Jenis
baju pelindung antara lain:
1) Pakaian kerja
Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat isolasi seperti
bahan dari wool, katun, asbes, yang tahan terhadap panas.
2) Celemek
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat kedap
terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan plastik atau karet.
3) Apron
Pelindung pakaian yang terbuat dari bahan timbal yang dapat menyerap
radiasi pengion.
f. Alat Pelindung Kaki (Feet Protection)
Alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan bagian
lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia,
benda panas, kontak dengan arus listrik. Jenis alat pelindung kaki antara lain:
1) Sepatu steril. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas yang bekerja di
ruang bedah, laboratorium.
2) Sepatu kulit. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan
yang membutuhkan keamanan oleh benda-benda keras, panas dan berat,
serta kemungkinan tersandung, tergelincir, terjepit, panas, dingin.
3) Sepatu boot. Sepatu khusus yang digunakan oleh petugas pada pekerjaan
yang membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan yang
dapat menimbulkan dermatitis, dan listrik.
10
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera
di tempatkerja.6
Pengawasan pelaksanaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan faktor
fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak P3K, isi Kotak
P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat
darurat, alat angkut dan transportasi). Dari factor personil, dapat diperhatikan
penanggung jawabnya: dokter pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang
memiliki sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja.6
Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus didukung
oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan
terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter Perusahaan, ahli K3/Ahli K3 Kimia,
Auditor Internal dan eksternal perusahaan yaitu pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan dan auditor Eksternal.6
11
3) Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor). Misalnya untuk
indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll.
Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat
kesehatan dan keselamatan, dll. Perencanaan jendela sehubungan dengan
pergantian udara jika AC mati. Pemasangan fan di dalam lift.
4) Kualitas Pencahayaan (penting mengenali jenis cahaya), mengembangkan
sistim pencahayaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan untuk membantu
menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. (secara berkala diukur
dengan Luxs Meter).
5) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
Menegembangkan lingkungan visual yang tepat untuk kerja dengan
kombinasi cahaya (agar tidak terlalu cepat terjadinya kelelahan mata).
Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna
yang digunakan.
6) Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.
Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebihan)
hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek dan kelebihan beban.
Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang sesuai
dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja. Perlindungan terhadap kabel
dengan menggunakan pipa pelindung.
7) Kontrol terhadap kebisingan. Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan
dinding kedap suara. Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ”harap tenang,
ada rapat“.
8) Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m). Ratio ruang pekerja
dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan. Perhatikan adanya bahaya
radiasi, daerah gelombang elektromagnetik. Ergonomik aspek antara
manusia dengan lingkungan kerjanya. Tempat untuk istirahat dan shalat.
Pantry dilengkapi dengan lemari dapur. Ruang tempat penampungan arsip
sementara.
12
9) Hygiene dan Sanitasi Ruang kerja, memelihara kebersihan ruang dan alat
kerja serta alat penunjang kerja. Secara periodik peralatan/penunjang kerja
perlu di perbaharui.
10) Toilet/kamar mandi, Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk, larangan
berupa gambar dll. Penyediaan bak sampah yang tertutup. Lantai kamar
mandi diusahakan tidak licin.
13
Peralatan pencegahan kebakaran:
1) Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan
memberitahukan kapan setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah ,
maka alat ini akan berbubnyi.
2) Fire Alarm
Peralatan yang digunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran.
3) Spinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu
tertentu pada daerah dimana terdapat spinkler tersebut.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
3.3. Alur Kerja
16
BAB IV
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN
17
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok,
dilakukan tanpa alat pelindung, dan dengan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Tidak ada alat yang digunakan oleh pekerja ini.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan: tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
18
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap dengan lingkungan tempat
pekerja melakukan pekerjaannya
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
g. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
h. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
i. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
19
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini berasal
dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang terpapar pada
pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok,
dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),
dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu istirahat
berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan ini,
terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah penyemprot air, selang,
spons.
Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.
20
Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan: tidak ada
Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen
yang cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan
tempat karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
21
lampu sesuai dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup
terang untuk menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang menjadi
paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat kimia ini berasal
dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.
b. Bahan kimia cair
Terdapat bahan kimia berupa sabun cuci mobil yang terpapar
pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan jongkok
dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),
dan gerakan yang berulang.
22
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah vakum, kain lap, spons.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan.
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3.
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
23
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
24
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri dan
membungkuk, dilakukan dengan menggunakan alat (spon basah, selang
air, sikat, dan kuas), dan gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah spons basah,
selang air, kuas, dan sikat.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaankesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun.
25
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka.
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
4.1.5 Pengering
1. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa
lampu, yang cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai
dengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk
menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan raya.
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
26
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat bahan kimia padat pada pekerja ini
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair pada pekerja ini
c. Bahan gas
Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomis
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dan
jongkok, dilakukan dengan menggunakan alat (kain lap), dengan gerakan
yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah kain lap.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sendal jepit.
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
27
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
e. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
4.1.6 Kasir
1. Hazard Lingkungan Kerja
Faktor fisik
a. Sumber cahaya
Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari sinar matahari
langsung beberapalampu yang cukup terang dan warna cahaya lampu
sesuaidengan lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk
menunjang pekerjaan.
b. Sumber bising
Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara
semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang melintas di
depan lokasi tempat kerja yang berada ditepi jalan raya.
28
c. Sumber getaran
Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.
d. Sumber radiasi
Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.
e. Sumber tekanan tinggi
Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.
Faktor Kimia
a. Bahan kimia padat
Tidak terdapat hazard yang berasal dari bahan kimia padat.
b. Bahan kimia cair
Tidak terdapat bahan kimia cair yang terpapar pada pekerja
c. Bahan gas
Terdapatgas hasil emisi kendaraan yang terpapar pada pekerja ini
d. Bahan fume
Tidak terdapat fume yang terpapar pada pekerja ini
Faktor Biologi
Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini
Faktor Ergonomi
Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi duduk, dilakukan
dengan menggunakan alat tulis dan kertas serta mesin kasir dan dengan
gerakan yang berulang.
Faktor psikososial
Pekerjaan dimulai pukul 08.00 – 17.00 WITA, dengan waktu
istirahat berlangsung selama 30 menit pada pukul 12.00. Dalam pekerjaan
ini, terdapat interaksi yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya.
2. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah alat tulis dan kertas.
3. Alat Pelindung Diri
Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa.
29
4. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan
c. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak dilakukan
5. Upaya Lain Perusahaan Tentang K3
a. Pelatihan : tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum perekrutan
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) : tidak ada SOP khusus untuk K3
c. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada
6. Konstruksi Bangunan
a. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
b. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen yang
cukup kuat.
c. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
d. Tidak ada plafon yang membatasi antara atap seng dan lingkungan tempat
karyawan bekerja.
e. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
f. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.
7. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
a. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector, hydran, rambu-
rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.
b. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.
30
Hazard ini membahayakan karena seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan
aman, dan tidak membahayakan pekerjanya. Karyawan pencuci mobil juga
terpapar dengan faktor kimia seperti penggunaan sabun secara terus menerus dan
paparan asap mobil. Selain itu faktor ergonomi juga ditemui pada karyawan
pencuci mobil dimana posisi bekerja yang membutuhkan posisi berdiri lama dan
membungkuk serta posisi jongkok untuk membersihkan bagian dalam mobil saat
bekerja, ditambah dengan posisi bekerja yang dilakukan secara berulang.
Karyawan pencuci mobil juga mengalami hazard fisik yaitu bising yang
bersumber dari alat vacuum cleaner, kompresor, tabung sabun dan selang air
karena menggunakan tekanan angin.
31
4.2.5. Survey Tentang Upaya Lain Tentang K3
Dari hasil survey didapatkan bahwa karyawan pencuci mobil
diperbolehkan beristirahat saat lelah dan disediakan makan saat istirahat. Namun
karyawan pencuci mobil jarang bertemu dengan atasan jika mereka mempunyai
keluhan tentang kesehatannya.
Selain itu, tidak terdapat pelatihan khusus mengenai keselamatan kerja,
dan tidak terdapat standar operasional prosedur (SOP) mengenai keselamatan
kerja. Hal ini membuat lingkungan kerja tidak dapat mengantisipasi ataupun
melakukan pengendalian dengan baik apabila terjadi kecelakaan kerja serta
penyakit yang dialami karyawan akibat pekerjaan.
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard umum di
tempat kerja seperti faktor fisik berupa bising, kimiawi berupa sabun,
ergonomi berupa pekerjaan dengan berdiri, membungkuk serta jongkok
dengan gerakan berulang.
2. Secara umum alat yang digunakan pekerja pencuci mobil adalah selang,
mesin penyemprot air, vakum, kain lap, dan spons
3. Karyawan pencuci mobil tidak menggunakan alat perlindungan diri
(APD).
4. Pemeriksaan kesehatan karyawan pencuci mobil tidak dilakukan,
pemeriksaan kesehatan rutin dan berkala juga tidak dilakukan.
5. Keluhan / penyakit yang dialami yang berhubungan dengan pekerjaan
pada karyawan pencuci mobil dipengaruhi oleh faktor ergonomi seperti
keluhan berupa nyeri punggung belakang, serta faktor kimia berupa
keluhan iritasi kulit akibat paparan air dan sabun dalam waktu yang lama.
6. Pada lokasi pencucian mobil tidak didapatkan adanya upaya-upaya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari pihak manajemen seperti standar
prosedur keselamatan, atau pelatihan-pelatihan untuk keselamatan.
7. Konstruksi bangunan secara umum aman, kecuali lantai yang dibasahi
oleh air dan sabun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan pada
karyawan.
8. Tidak ditemukan adanya upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran pada lokasi kerja ini.
5.2. Saran
Masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada aspek Kesehatan dan
Keselamatan Kerjakaryawan pencuci mobil. Masih perlunya penyediaanalat
pelindung diri oleh manajemen perusahaan untuk kesehatan dan keselamatan kerja
para karyawan yang bekerja seperti masker, sarung tangan, sepatu boot yang
33
disiapkan untuk masing-masing karyawan pencuci mobil. Disarankan agar seluruh
pekerja memakai alat pelindung diri saat bekerja.
Selain itu perlunya dilakukan pemantauanatau survey ulangan untuk
mengetahui hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerjaan minimal 6 bulan
sekali. Jika ada keluhan pada karyawan pencucian mobil, dianjurkan untuk
memeriksakan diri ke dokter spesialis okupasi atau dokter umum untuk
mendapatkan penanganan secara tepat. Pihak atasan juga harus melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk paea calon karyawan sebelum rekrutmen dan
pemeriksaan rutin dan berkala untuk setiap karyawan yang telah bekerja.
Selain itu, perlunya upaya-upaya lain yang mempengaruhi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja seperti pelatihan simulasi bencana, pelatihan simulasi
kecelakaan kerja, standar operasional prosedur atau perundang-undangan yang
sifatnya melindungi kesehatan para pekerja.
Terakhir, perlunya penyediaanalat untuk pencegahan dan penanggulangan
kebakaran sepertismoke detector, alarm kebakaran, APAR, tempat evakuasi.
34
Lampiran Dokumentasi Kegiatan
Tampak Depan
35
Registrasi / Pengarah Luar
36
Pengeringan
37
Ruang tunggu
Kasir
38
Thoilet
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Lampiran 1
1) Pengarah mobil
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
41
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
42
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler √
43
c. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktorergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistemsaraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
44
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
45
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
i. Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerjaberlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √
46
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
47
4) Pencuci Mesin
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
48
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindungdiri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
49
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
1) APAR √
2) Detector √
3) alarm kebakaran √
4) Hydran √
5) Sprinkler
√
5) Pengeringan
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
50
iii. Jamur √
iv. Parasit
√
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
Vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
51
Upaya lain perusahaan tentang K3 √
52