Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH CASE BASED LEARNING

Permasalahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Home Industri Kerupuk Bunga
Matahari

Dosen Pengampu:
Suryanto, S.K.M., M.Sc. (Koordinator)
Nur Ulfah, S.K.M., M.Sc.
Siti Harwanti, S.Kp., M.Kes.
Damairia Hayu Parmasari, S.Kp.G., M.P.H.

Disusun Oleh:
A. Tenri Rezki Azzahra M Z1A023086
Junita Sekar Mayasari Z1A023076

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan studi kasus permasalahan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Pada Home Industri Kerupuk Bunga Matahari dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pedesaan yang
bertujuan untuk mempelajari kesehatan dan keselamatan kerja pada sektor informal yang ada
di pedesaan dengan tepat dalam sebuah penelitian.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan secara
teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang kami miliki. Maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membutuhkan.

Purwokerto, 30 November 2023

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sektor informal, kesadaran akan pentingnya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja masih terbatas. Upaya dilakukan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran
lingkungan sebagai langkah dalam menerapkan K3. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kecelakaan kerja dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan,
dengan harapan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja.
Industri Kerupuk Bunga Matahari, yang memproduksi kerupuk dari tepung
tapioka, mengakui bahwa setiap aktivitas kerja memiliki potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja. Oleh karena itu, tujuan dari
penyusunan makalah di industri krupuk ini adalah untuk mengidentifikasi potensi
bahaya pada aktivitas produksi kerupuk.
Home Industri Krupuk Bunga Matahari, berdiri sejak 1 Februari 1996,
beroperasi di bidang pangan di daerah Jombang dengan jam kerja selama 8 jam.
Meskipun hanya memiliki 6 pekerja dan masih menggunakan alat manual dalam
proses produksi, industri ini berkomitmen untuk meningkatkan K3. Pada tahun 2016,
pemilik usaha mencatat adanya kecelakaan kerja akibat tumpahan minyak yang
menyebabkan seorang pekerja terpeleset dan terjatuh.
Proses identifikasi bahaya dilakukan pada setiap tahap aktivitas kerja
menggunakan metode Analisis Keselamatan Kerja (Job Safety Analysis/JSA).
Evaluasi risiko dilaksanakan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya yang memiliki
potensi risiko ekstrim. Langkah penilaian risiko ini melibatkan diskusi antara pekerja
dan pemilik usaha sebagai cara untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko yang
mungkin timbul dalam proses tersebut.

B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi risiko-risiko kesehatan dan
keselamatan kerja yang mungkin dihadapi oleh para pekerja terkait permasalahan K3
pada home industri kerupuk bunga matahari. Analisis ini juga bertujuan untuk
menentukan langkah-langkah mitigasi yang tepat guna untuk mengurangi risiko
tersebut dan meningkatkan kesadaran para pekerja akan pentingnya K3 di tempat
kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini sendiri didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar
dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan
control terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberiaan bantuan
sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja. Keselamatan kerja sendiri merujuk pada
“kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat
kerja”. Sedangkan kesehatan kerja merujuk pada kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental,emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja”.
Adanya perhatian lebih terhadap faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) memiliki tujuan “agar karyawan atau pegawai yang bekerja mendapat kesehatan
yang optimal, sehingga mereka dapat mencapai produktivitas kerja terbaiknya”.
Selain itu juga alasan lain adanya keselamatan dan kesehatan kerja ini adalah “untuk
meningkatkan kegairahan, keserasaian kerja dan partisipasi kerja karyawan dan
dapat dipastikan kinerja dari karyawan meningkat”.

B. Resiko Pekerja di Sektor Informal


Risiko (risk) adalah suatu gabungan kemungkinan dari suatu peristiwa yang
dapat mengancam keselamatan diri atau keparahan cedera yang disebabkan oleh
peristiwa tersebut. Sekecil apapun kecelakaan, akan berdampak besar bagi perusahaan
dan kelompok sosial. Kegiatan sektor informal sangat beragam yaitu perdagangan
(menetap dan keliling), jasa (tukang cukur, tukang reparasi, dan lain-lain), bangunan
(buruh, tukang batu, kuli bangunan, mandor, dan lain-lain), angkutan (sopir, tukang
becak, dan lain-lain), industri pengolahan (termasuk industri rumah tangga dan
kerajinan rakyat).
Pekerja sektor informal juga berhak mendapat perlindungan agar terhindar
dari penyakit akibat kerja atau terjadinya kecelakaan kerja, karena di setiap tempat
kerja terdapat bahaya/resiko yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan
kecelakaan yang berakibat kecacatan dan kematian. Kecelakaan kerja dan gangguan
penyakit akibat kerja tersebut dapat terjadi salah satunya karena faktor manusia
seperti yang diungkapkan pada teori H.W Heinrich. Sebanyak 88% penyebab suatu
kecelakaan adalah faktor manusia yaitu tindakan tidak aman (unsafe act). Unsafe act
adalah suatu tindakan seseorang yang menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan
dan dapat mengakibatkan bahaya bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan
yang ada di sekitarnya.
Setiap jenis dan tempat kerja baik pada pekerja formal maupun informal
memiliki bahaya dan risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan kesehatan
kerja. Pada umumnya, para pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran dan
pengetahuan tentang bahaya di lingkungan kerjanya. Menyadari hal tersebut,
pemerintah telah mengatur mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang
mewajibkan pengusaha untuk melaksanakan upaya keselamatan tercantum dalam
Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan upaya kesehatan
kerja yang tercantum di dalam Undang Undang No. 23 Tahun 1992.
C. Metode Job Safety Analysis (JSA)
Menurut Rausand dalam Putri (2011) menyatakan bahwa dalam memilih
aktivitas pekerjaan untuk dibuatkan JSA yang menjadi prioritas yaitu dari banyaknya
kecelakaan kerja yang terjadi dalam sebuah aktivitas atau yang memiliki jumlah
kecelakaan kerja yang terbanyak. Tujuan pelaksanaan JSA secara umum adalah untuk
mengidentifikasi potensi bahaya di setiap aktivitas pekerjaan sehingga tenaga kerja
diharapkan mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi kecelakaan atau
penyakit akibat kerja. Pentingnya pembuatan JSA yaitu untuk mengetahui potensi
bahaya apa saja yang ada pada setiap aktivitas serta mengetahui pengendaliannya.
D. Industri Kerupuk

Setiap aktivitas dalam suatu perusahaan ataupun aktivitas suatu Industri.baik


itu industri besar.atau industri kecil yang melibatkan faktor mesin, faktor lingkungan,
dan manusia tidak dapat terlepas dari bahaya dan risiko kerugian. Risiko mestinya
harus dihindari, tetapi harus dapat dihadapi dengan.cara yang.mampu mengurangi
atau mengendalikan kemungkinan terjadinya risiko bahaya dan kerugian. Oleh
karenanya, setiap kegiatan yang dilaksanakan di suatu perusahaan maupun industri,
termasuk industri skala.besar.maupun skala kecil.wajib mempunyai perencanaan yang
dapat mengendalikan dan mampu mengurangi risiko supaya tidak terdapat kerugian
yang tidak.diinginkan. Upaya tersebut salah satunya adalah dengan
mengimplementasikan keselamatan.dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja.
Pencapaian program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan
maupun industri banyak dijumpai berbagai keadaan dan masalah yang dapat menjadi
hambatan terlaksananya program K3. Masalah tersebut meliputi berbagai aspek
sosial, ekonomi dan budaya, komunikasi, informasi dan edukasi, ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta aspek dalam pengelolaan program. Ketika tidak berjalannya
program K3 di perusahaan maka hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif
berupa meningkatnya kejadian kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bahaya dan menerapkan Budaya 5R
di Home Industri Krupuk Bunga Matahari. Dengan 6 responden dari berbagai unit
kerja, penelitian melibatkan survei lapangan, observasi, dan metode Job Safety
Analysis. Hasilnya menunjukkan adanya bahaya dan kurangnya kesadaran 5R. Lokasi
penelitian di Jombang, berlangsung selama satu bulan pada Juni. Variabel melibatkan
identifikasi bahaya dan penerapan 5R. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi dan wawancara. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada
keselamatan dan budaya kerja di Home Industri Krupuk Bunga Matahari.
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan, terdeteksi adanya bahaya di unit kerja dan minimnya
kesadaran pekerja dalam mengimplementasikan konsep 5R. Peralatan produksi yang
digunakan melibatkan beberapa mesin dan alat manual. Home industri ini beroperasi
selama 8 jam per hari, dengan total 6 pekerja atau karyawan. Analisis data
menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah pekerja perempuan sebanyak 4
orang (66,7%), dengan rentang usia terbanyak antara 25-34 tahun (50%) dan 35-60
tahun (50%), serta sebagian besar memiliki pendidikan terakhir SMP sebanyak 4
orang (66,7%).
C. Analisis Masalah
D. Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Untuk mencegah potensi bahaya di Home Industri Krupuk Bunga Matahari, ada
beberapa metode pencegahan dapat dilakukan.
1. Metode Hirarki pengendalian
a. Eliminasi
Eliminasi dapat dilakukan pada Home Industri Krupuk Bunga
Matahari, seperti mengganti bahan atau peralatan yang berbahaya
dengan yang lebih aman, mengubah desain untuk menghilangkan
bahaya, atau menghapus proses yang tidak diperlukan. Seperti
penggunaan penggorengan yang manual, besarnya tingkat bahaya yang
dapat terjadi. Bahkan dapat berujung fatal jika tidak berhati-hati dalam
bekerja
b. Substitusi
Substitusi dapat dilakukan pada Home Industri Krupuk Bunga
Matahari dengan berbagai cara, seperti mengganti bahan atau peralatan
yang berbahaya dengan yang lebih aman, dengan metode atau
alat/mesin/bahan yang tingkat bahayanya lebih rendah. Pada home
industri kerupuk bunga matahari disarankan mengganti penggorengan
kerupuk yang lebih modren yaitu air fryer. Air fryer merupakan alat
penggoreng canggih tanpa menggunakan minyak goreng. Dimana alat
ini sangatlah praktis, tidak terlalu berisiko bahaya dalam bekerja.
c. Engineering control

Engineering control adalah cara untuk memodifikasi atau perancangan


alat/mesin/tempat kerja yang lebih aman. Ini berfokus pada
pengendalian risiko dengan merekayasa suatu alat atau bahan dengan
tujuan mengendalikan bahayanya. Engineering control dilakukan
ketika proses substitusi tidak memungkinkan dilakukan, biasanya
karena terkendala dari segi biaya untuk penggantian alat dan bahan.
Pada home industri kerupuk bunga matahari jika tidak dapat mengganti
model penggorengan air fyer, bisa saja memodifikasi alat
penggorengan yang lama dengan bentuk sempurna menyesuaikan
kebutuhan keselamatan si penggoreng.

d. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administratif berfokus pada pengendalian risiko melalui


penerapan prosedur, pelatihan, dan peraturan yang sesuai. Pada Home
Industri Krupuk Bunga Matahari dapat penerapan prosedur kerja yang
aman, membentuk pelatihan keselamatan dan penggunaan APAR,
pemantauan, dan pengelolaan alat dan bahan yang digunakan dalam
proyek. Masih dikaitkan dengan alat penggorengan, sebaiknya para
pekerja di berikan simulasi cara menggoreng & penggunaan alat yang
benar. Juga diberikan edukasi pelatihan penggunaan APAR, guna
untuk waspada jika terjadi kebakaran kecil bisa cepat tanggap
memadamkan apinya.

e. Alat Pelindung Diri (APD)

APD adalah peralatan yang digunakan untuk melindungi tubuh pekerja


dari bahaya yang mungkin muncul selama proses kerja. Pada Home
Industri Krupuk Bunga Matahari disarankan menggunakan APD
seperti, sarung tangan. Sarung tangan sangatlah penting disetiap
tahapan proses pembuatan kerupuk bunga matahari. Berguna untuk
melindungi tubuh jika terjadi kecelakaan dalam bekerja.

2. Metode Penerapan 5R

a. Seiri atau Ringkas Untuk menentukan ruang lingkup pada Home


Industri Krupuk Bunga Matahari ini adalah dengan memisahkan
barang-barang yang tidak dipakai untuk ditempatkan pada tempat yang
sesuai dengan peralatannya, agar apabila kita mencari bang tersebut
dapat ditemukan dengan muda.
b. Seiton atau Rapi Untuk menentukan penataan pada Home Industri
Bunga Matahari ini adalah bahan yang dipergunakan seharusnya
dirapikan dengan menggunakan diberi label dan dalam penataan
material atau bahan harus tertata dengan baik.
c. Seiso atau Resik Untuk menentukan kondisi pada Home Industri
Krupuk Bunga Matahari ini adalah dengan selalu menjaga kebersihan
para pekerja atau karyawan. Seharusnya disediaka tempat pembuangan
sampah untuk menampung otoan atau sisa-sisa kemasan. Untuk
pembersihan pada tempat kerja ini seharusnya dilakukan setiap hari.
Agar pekerja dapat merasa nyaman saat bekerja.
d. Seiketsu atau Rawat Untuk menentukan ruang lingkup pada Home
Industri Krupuk Bunga Matahari ini adalah dengan sebaiknya diberikan
kode peringatan atau label pada area yang membahayakan pekerja,
e. Shitsuke atau Rajin Untuk menentukan kondisi pada Home Industri
Krupuk Bunga Matahari ini adalah seharusnya para pekerja tetap
menerapkan budaya rajin dengan slalu berpenampilan rapi dan bersih.
Dan segera tanggap untuk membersihkan kondisi yang kurang bersih

3. Metode promosi K3

Promosi k3 yang dapat dilakukan pada Home Industri Krupuk Bunga


Matahari terfokus pada masalah pengaturan jam kerja, peregangan,
relaksasi, penyediaan sarana hiburan, dan pengaturan jadwal libur.
Menyediakan sarana hiburan atau area rekreasi yang dimaksud bertujuan
untuk membantu pekerja melepaskan stres dan meningkatkan
kesejahteraan mental. Kemudian pengaturan jam kerja dan liburan guna
untuk memberikan kesempatan cuti kepada pekerja untuk mencegah
kelelahan dan burnout. Pengaturan jadwal kerja dapat mengikuti aturan
Undang-undang no 13 tahun 2003 yang mengatur jam kerja dan jadwal
kerja. Hal ini perlu dilakukannya edukasi kepada pemilik usaha dan para
pekerja, agar terciptanya bentuk kerjasama yang baik dan sehat. Bentuk
promosi dapat diterapkan menggunakan metode ceramah, bisa melalui
media poster, dan video edukasi terkait permasalahan tersebut.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya kerja


dalam aktivitas produksi krupuk dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
nyaman dengan menerapkan budaya kerja 5R. Penelitian dilakukan di sektor informal
di Home Industri Krupuk Bunga Matahari di Jombang, Indonesia, dan menggunakan
metode observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasilnya menunjukkan
potensi bahaya dalam berbagai aktivitas kerja, dan rekomendasi diberikan untuk
mengendalikan dan mengurangi bahaya tersebut. Untuk mengurangi potensi bahaya
dapat menggunakan hirarki pengendalian yaitu: Eliminasi, Substitusi, Enggenering
control, Administrasi, dan APD. Serta membahas bagaimana penerapan 5R di tempat
kerja, identifikasi bahaya dengan metode JSA, dan promosi kesehatan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu perlunya terus memperhatikan sektor informal
dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja, serta menerapkan metode JSA dan
budaya kerja 5R secara konsisten. Selain itu, penelitian lebih lanjut dan upaya
promosi kesehatan yang lebih intensif juga perlu dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran akan bahaya kerja dan pentingnya lingkungan kerja yang aman.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R., Herwanto, D., & Zahra, W. R. (2023). Analisis Potensi Bahaya Dan
Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) Pada
Pemotongan Kayu. Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang,
Maret 2023, 13, e-ISSN: 2615-3866.

Amerigo, M. (2022, September). Pengendalia n Risiko Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) Konstruksi . Retrieved from depobeta.

Admin. (2023, Oktober). Hirarki Pengendalian Bahaya Lengkap Menggunakan Studi


Perkara. Retrieved from Program studi teknik sipil Fakultas teknik
Universitas Medan Area.

Aldini, A. S., Hutapea, O., & Sahri, M. (2022). Identifikasi Bahaya dengan Metode
Job Safety Analysis (JSA) dan Penerapan Budaya 5R di Home Industri
Krupuk Bunga Matahari Tahun 2021. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 7(2). p-ISSN: 2541-0849, e-ISSN: 2548-1398

Maulana, V. A. (2020). Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap


kinerja petugas. Kinerja, 17(2), 270-277.

Rahmiarti, N., Hasibuan, B. (Ph.D), & Ramli, S. (SKM., MBA) (2023). Analisa
Pengendalian Risiko Terhadap Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja pada
UMKM Pabrik Kerupuk Desa Kenanga Kabupaten Indramayu. Jurnal
Migasian, Vol. 7(1), 53. e-ISSN: 2615-6695, p-ISSN: 2580-5258.

Umaindra, M. A., & Saptadi, S. (2020). Identifikasi dan Analisis Risiko Kecelakaan
Kerja dengan Metode JSA (Job Safety Analysis) di Departemen Smooth Mill
PT Ebako Nusantara.

Aldini, A. S., Hutapea, O., & Sahri, M. (2022). Identifikasi Bahaya dengan Metode
Job Safety Analysis (JSA) dan Penerapan Budaya 5R di Home Industri
Krupuk Bunga Matahari Tahun 2021. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 7(2). p-ISSN: 2541-0849, e-ISSN: 2548-1398.

Anda mungkin juga menyukai