Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JOB SAFETY ANALISIS


Dosen Pengampuh : Anugrah Perdana, S.KM, M.Kes

DI SUSUN OLEH :

221240031_ALDI

PROGRAM STUDI KESEHTAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

TAHUN AKADEMI 2022/20223


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makakalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).
Dalam penyusunan makalah ini saya mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, terutama kepada dosen kami yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca. Saya
memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi peningkatan karya ini,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.
Billahi fi Sabililhaq Fastabikul Khaerat, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Parepare, 2022

Atikah Wulandari.H

DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
A. Keselamatan Kerja...........................................................................................................................4
B. Tujuan dan Manfaat K3...................................................................................................................7
C. Kecelakaan Kerja..............................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN..................................................................................................................................18
B. SARAN............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja. sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehtan kerja
tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan social dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif
atas keberlanjutan produktivitas kerjanya.

Faktor utama dalam masalah kecelakaan kerja disebabakan oleh kurang


membantunya karyawaan untuk mengoptimalkan proses produksi dan prestasi kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.

Setiap orang membutuhkan pekrjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Dalam bekerja keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang sangat penting
untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam
bekerja akan berdampak pada diri sendiro, keluarga, dan lingkungannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu keselamatan kerja ?
2. Apa manfaat dan tujuanK3 ?
3. Apa itu kesehatan kerja ?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Keselamatan Kerja
1.1 Perkembangan
1. Zaman Pra-Sejarah – Zaman Bangsa Babylonia :
Aspek yang berkembang pada era ini adalah menganai peralatan untuk
memudahkan pekerjaan serta aspek keamanan dari perlatan-perlatan tersebut
terhadap pekrja. Juga menganai bagaimana suatu benda atau peralatan mudah
digunakan sesuai dengan fungsinya serta aman saat digunakan secara keilmuan.
2. Zaman Mesir Kuno – Abad ke-18 :
Aspek yang berkembang di era ini adalah menganai dampak kesehatan yang
kemungkinan akan dialami oleh pekrja pada saat bekerja maupun setelah bekerja
sebagai dampak dari bahan-bahan berbahaya yang ada di lingkungan kerja serta
upaya pengobatan atau terapi yang sesuai.
3. Era Industrialisasi :
Pada Era Industrialisasi yang menjadi perkembangan utama adalah mulai
digunakannya mesin-mesin dalam industri atau lingkungan kerja. Seiring dengan
hal tersebut muncul permasalahan, baik aspek keselamatan maupun aspek
kesehatan sebagai dampak interaksi antara manusia dengan mesin
4. Era Manajemen :
Aspek yang berkembang pada era ini adalah menganai upaya pengendalian kasus-
kasus baik aspek keselamatan maupun kesehtan dengan cara efisiensi penggunaan
sumber daya yang ada disuatu perusahaan. Hal ini tentu saja harus dengan
melakukan langkah-langkah manajemen yang baik. Atas dasar ini permasalhan
K3 hanya dapat dipecahkan dengan baik jika menggunakan pendekatan
manajemen. Serta untuk mencakup semua aspek diperusahaan, maka manajemen
yang berkembang adalah manajemen secara sistem.
5. Era Mendatang :
Era Mendatang Kesehtan dan keselamatan kerja bukan hanya bagi industry atau
tempat kerja saja tapi harus mencakup di setiap aktivitas kehidupan manusia. Hal
ini akan dapat dicapai apabila K3 sudah menjadi perilaku dan budaya bagi setiap
orang disegala aktivitas. Aspek keilmuan yang berkembang adalah menganai
penerapan prinsip-prinsip K3 bagi masyarakat umum diberbagi aktivitas.

1.2 Definisi dan Filosofi Keselamatan


a. Definisi Keselamatan
Keselamatan Kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja da
lingkungnnya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja juga dapat
diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan keselamatan
lingkungan kerja yang aman, serta mencegah semua bentuk kecelakaan yang
mungkin terjadi. Keselamtan kerja berlaku di segela tempat kerja, baik di darat, di
laut, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat-tempat kerja
demekian tersebar pada kegiatan ekonomi, pertanian, industri pertambangan,
perhubungan pekrjaan umum, jasa dan lainnya.

Definisi Keselamatan kerja oleh ILO/WHO join safety and Health


Committee, yaitu :
“ suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahteraan
fisik, mental dan social yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan di antara pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerjaan dalam
suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan
psikologi, dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada jabatannya.

Dari pengertian di atas dapat diambil suatu tujuan dari keselematan kerja,
yaitu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat
yang lebih tinggi dan terbebas dari faktor-faktor di lingkungan kerja yang dapat
menyababkan terjadinya gangguan kesehetan. Definisi keselamatan kerja yangb
dirumuskan oleh ILO dan WHO dapat dijelaskan dengan menggunakan
sistematika 4w ( What, Who, When, Where) dan 1H (How).

b. Filosofi Keselamatan
Filosofi dasar keselamatan kerja adalah melindungi keselamatan setiap
pekerja dalam menjalankan pekrjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian
semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja.

Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar
aman, maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja
yang aman, sehat dan proses produksi menjadi lancer, yang pada akhirnya akan
dapat menekankan resiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan
produktivitas.

Filosofi Keselamatan menurut International Association of Safety


Professional yaitu :
1) Safety is an ethical responsibility
Keselamatan adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah Keselamatan
hendaklah menjadi tanggung jawab moral untuk menjaga keselamatan
sesama manusia. Keselamatan bukanlah hanya sekedar pemenuhan
perundangan atau kewajiban.
2) Safety is a culture, not a program
Keselematan bukan sekedar program yang dijalankan perusahaan
untiuk sekedar memperoleh penghargaan dan sertifikat. Keselamtan
hendaklah menjadi cerminan dari budaya dalam organisasi.
3) Management is responsible
Manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab
mengenai keselamatan kerja. Sebagian tanggung jawab dapat
dilimpahkan secara beruntun ketingkat yang lebih bawah.
4) Employee must be trained to work safety
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekrjaan memiliki
karakteristik dan persyaratan keselamatan kerja yang berbeda.
Keselamatan harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan
pelatihan.
5) Safety is a condition of employment
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan
kerja yang menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat
keselamata. Kondisi keselamtan dalam perusahaan adalah
pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dala perusahaan.
6) All injuries are preventable
Prinsip dasar dari keselamatan kerja adalah semua kecelakaan dapat
dicegah karena kecelakaan ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat
dihilangkan, maka kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.
7) Safety program must be site specific
Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan
kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat
kegiatan, kultur, kemampuan finansial, dan lain-lain. Program K3
dirancang spesifik untuk masing-masing organisasi atau perusahaan.
8) Safety is good business
Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau
strategi perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat
terhadap bisnis perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat K3


3.1 Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
3) Mencegah/mengurangi kematian
4) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
5) Mengamankan material, kontruksi dan pemakain.
6) Pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagaianya.
7) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
8) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat, dan sumber-sumber
produksi lainnya.
9) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman, dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
10) Memperlancar, meingkatkan, mengamankan produksi industry serta
pembangunan.

3.2 Kesehatan dan keselamatan kerja ditujukan bagi :


1) Manusia
 Pekerja
 masyarakat
2) Benda
 Alat
 Mesin
 Bangunan,dll
3) Lingkungan
 Air,tanah, udara.
 Cahaya
 Hewan dan tumbuh-tumbuhan.
2.3 Tujuan K3 dilihat dari segi disiplin keilmuan :
1) Occupational Health
 Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
 Meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan melakukan promosi
kesehatan.
 Menjaga status kesehatan dan kebugaran pekerja pada kondisi yang
optimal safety.
 Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input,proses, dan output.
 Mencegah terjadinya kerugian(loss) baik moril maupun materil akibat
terjadinya accident/incident.
 Melakukan pengendalian terhadap resiko yang ada ditempat kerja.
2) Industrial Hygiene
 Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dari bahaya health
hazard.
 Menciptakan interaksi semua sub di perusahaan dalam interaksi yang
sehat dan tidak berdampak terhadap penurunan derajat kesehatan atau
adanya ketidaknyamanan.

3) Ergonomic
 Mencegah timbulnya cumulative trauma disorders yang diakibatkan oleh
posisi kerja yang tidak baik.
 Mencegah kerugian akibat timbulnya cedera maupun kesalahan karena
ketidak serasian antara pekerja dengan pekrjaannya.
 Secara tidak langsung meningkatkan produktivitas kerja.

3.3 Fungsi K3 dilihat dari segi sub disiplin keilmuan :


1) Occupational Health
 Indentifikasi dan assessment risiko-risiko dari health hazards di tempat
kerja.
 Advisisng pada perencanaan dan pengorganisasiaan pekerjaan dan
working practices, termasuk desain tempat kerja. Pada evaluasi memilih
dan memelihara peralatan dan materiel yang digunakan. Juga melakukan
promosi terhadap adaptasi pekerjaan dengan pekerja.
 Memeberikan advise, informasi, training, dan edukasi tentang
occupational health, safety and hygiene, ergonomic and protective
equipment.
 Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan pekerja.
 Berkontribusi dalam rehabilitas.
 Mengelola pertolongan pertama dan tindakan kedaruratan.
2) Safety
 Anticipate, indentify and evaluate hazardous conditions and practices.
 Develop hazard control design, methods, procedures and program.
 Implement, administer and advise others on hazard controls and hazard
control programs.
 Measure, audit and evaluate the effectiveness of hazard controls and
hazard control program.
3) Industrial Hygiene
 Melakukan antisipasi terhadap health hazards di lingkungan kerja.
 Melakukan rekognisi terhadap health hazards di lingkungan kerja.
 Melakukan evaluasi terhadapa helath hazards di lingkungaan kerja.
 Melakukan pengendalian terhadap health hazards di lingkungan kerja.
4) Ergonomic
 Menciptakan disain lingkungan kerja yang sesuai dengan pekerja baik
aspek fsisiologis maupun aspek psikologis.
 Menciptakan keserasian hubungan anatara pekrja dengan pekerjaan di
lingkungan kerja.
C. Kecelakaan Kerja
Menurut peraturan menteri tenaga kerja RI Nomor : 03/MEN/1998 tentang tata
cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaann
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan harta benda.

3.1 Penyebab Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak
aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik
keselamatan. Di antara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan,
ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan
dengan pekerja, pelindung yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan
perlindungan yang tak mencukupi dan gudang yang tidak baik.

Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja :


1) Sebab dasar atau asal mula.
Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap
kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industri
antara lain meliputi faktor :
 Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan
perusahaan dalam upaya penerapan K3 diperusahaan.
 Manusia atau para pekerjanya sendiri.
 Kondisi tempat kerja, sarana kerja.
 Lingkungan kerja.
2) Sebab utama
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar. Sebab utama kecelakaan
kerja meliputi faktor :
a. Faktor Manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (unsafe
actions), yaitu merupakan tindakan berbahaya dari tenaga kerja yang mungkin
dilator belakangi oleh berbagi sebab, antara lain :
 Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (lack of knowledge and
skill).
 Ketidak mampuan untuk bekerja secara normal (inadequate
capability).
 Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak tampak (bodilu
defect).
 Kelelahan dan kejenuhan (fatique and boredom).
 Sikap dan tingkah lakuh yang tidak aman (unasafe altitude and habits).
Kebingungan dan stress karena prosedur kerja yang baru belum dapat
dipahami.
 Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan-peraltab atau
mesin-mesin baru ( lack of skill).
 Penurunan konsentrasi dasri tenaga kerja saat melakukan pekrjaan.
 Sikap masa bodoh dari tenagah kerja.
 Kurang adanya motivasi kerja dari tenaga kerja.
 Kurangnya kepuasan kerja. Sikap kecenderungan melukai diri sendriri.
“Manusia sebagai penyebab kecelakaan sering kali disebut sebagai “Human
eror” dan sering disalah artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan. Padahal sering kali kecelakaan terjadi karena kesalahan
desain mesin dan perakatan kerja yang tidak sesuai.”
b. Faktor Lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (unsafe
conditions), yaitu kondisi tidak aman dari: mesin, persalatan, pesawat,
bahan,lingkungan dan tempat kerja , proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem
kerja. Lingkungan dalam arti luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik,
tetapin juga faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas,
pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan
organisasi kerja, hubungan sesame pekerja, kondisi ekonomi, dan politik yang
bisa mengganggun konsentrasi.
c. Interaksi Manusia dan sarana pendukung kerja. Interaksi manusia dan sarana
pendukung kerja merupakan sumber dari penyebab kecelakaan. Apabila
interaksi anatara keduanya tidak sesuai, maka akan menyebabkan terjadinya
suatu kesalahan yang mengarah terjadinya kecelakaan kerja.
3) Komponen peralatan kerja
Merupakan komponen kedua di dalam sistem kerja. Seluruh peralatan kerja
harus didesain, dipelihara dan digunakan dengan baik. Pengendalian potensi
bahaya dapat dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, berat ringannya
peralatan, kenyamanan operator, dan kekuatan yang diperlakukan untuk
menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin-mesin. Variable-
variabel tersebut sangat memengaruhi interaksi anatar pekerja dan peralatan kerja
yang digunakan, variable-variabel peralatan lainnya yang penting di dalam
pengenalan potensi bahaya termasuk kecepatan operasi dan potensi bahaya
mekanik.
4) Komponen lingkungan kerja
Pertimbangan tertentu harus diberikan terhadap faktor lingkungan kerja ( seperti:
tata letak ruangan, kebersihan, suhu, kelembapan,kebisingan, vibrasi,
ventilasi,dll) yang mungkin dapat memengaruhi kenyamanan, kesehatan, dan
keselamatan pekerja.
5) Organisasi kerja
Perilaku manajemen keselamatan kerja kedepan merupakan variable yang sangat
penting di dalam pengembangan program keselamatan kerja di tempat kerja.
Struktur organisasi yang mempromosikan kerjasama antara pekerja untuk
pengenalan dan pengendalian potensi bahaya akan memengaruhi perilaku
pekerja secara positif.

3.2 Statistik Kecelakaan


Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja :
1) Perilaku yang tidak aman (unsafe actions)
Perbuatan berbahaya dari manusia atau pkerja dilator belakngi oleh faktor-
faktor internal seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman, kurang
pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat, kelihatan dan
kelesuan.
Heinrich 1931 menyatakan bahwa sebagian besar kecelakaan disebabkan
oleh beberapa faktor misalnya manusia atau tindakan tidak aman dariu manusia.
Berdasarakan teori tersebut, maka ditinjau dari segi keselamatan kerja, unsur-
unsur penyebab kecelakaan kerja dapat berasal dari komponen manusia,
manjemen, material, mesin, dan medan (lingkungan kerja).
2) Kondisi lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
Suatu kondisi tidak aman dari mesin, lingkungan, sifat pkerja, dan cara
kerja.kondisi berbahaya ini terjadi antara lain karena :
 Alat pelindung tidak efektif
 Pakaian kerja kurang cocok
 Bahan-bahan yang berbahaya
 Penerangan dan ventilasi yang kurang baik
 Alat yang tidak aman walaupun dibutuhkan
 Alat atau mesin yang tidak efektif.

Sebab –sebab terjadinya kecelakaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1) Segi Mikro
Segala hal yang berhubungan dengan ruang lingkup perusahaan :
a. Sistem Manajemen
Apabila dalam sebuah perusahaan program kesehatan dan keselamatan
kerja tidak dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab akan berdampak
negative terhadap perusahaan, dengan adanya kemungkinan untuk
terjadinya kecelakaan yang merugikan perusahaan, tenaga kerja dan
masyarakat luas.
b. Manajemen
Penyebab kecelakaan yang kedua adalah unsur manusia. Berdasarkan hasil
penelitian, paling sering melakukan hal-hal yang tingkah lakunya
mendatangkan kecelakaan, karena tanpa disadari manusia berbuat ceroboh
dan acuh tak acuh.
c. Lingkungan
Penyebab kecelakaan yang ketiga adalah lingkungan kerja secara
keseluruhan.
2) Segi Makro
a. Pemerintah
Segala hal yang menyangkut masalah kebijakan pemerintah dibidang
pendidikan, politik, hukum.
b. Teknologi
Dalam hal berhubungan dengan pengujian dan identifikasi kemungkinan
bahaya yang akan timbul sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan
penerapan analisis.
c. Sosial
Lembaga-lembaga social bagi sector tenaga kerja seperti asuransi dalam
memberikan penjelasan dan motivasi terhadap perusahaan agar
meningkatkan program kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan.
d. Ekonomi
Kondisi ekonomi yang berat sering secara tidak langsung memaksa para
tenaga kerja, bekerja dalam kondisi tempat kerja kurang aman.
e. Akibat kecelakaan
1) Terhadap Manusia
 Rasa sakit dan trauma
 Kematian
 Cacat karena tidak berfungsinya sebagian anggota badan
 Menurunnya penghasilan
 Kesedihan bagi kerabat.
2) Terhadap Perusahaan
 Kerusakan peralatan mesin
 Rusaknya bahan baku
 Menurunnya produksi
 Hilangnya keprcayaan langganan
 Rusaknya lingkungan
 Kerugian material.

H.W.Heinrich pada sekitaran tahun 1920-an yang diambil dari perkembangan


kasus-kasus atau laporan para ahli keselamatan kerja. Pendekatan kasus ini
menjadi sebuah teori yang disebut dengan teori urutan Domino, Yaitu :
1) Luka-luka disebabkan oleh kecelakaan.
2) Kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak selamat oleh manusia atau
oleh kondisi tidak selamat disebabkan oleh kesalahan manusia.
3) Tindakan dan kondisi tidak selamat disebabkan oleh kesalahan manusia.
4) Kesalahan manusia disebabkan oleh lingkungan atau diperoleh dari
kebiasaaan.
5) Lingkungan atau kebiasaan kerja yang ceroboh menyebabkan luka-luka.

Selain teori domino, beberapa teori lain tentang penyebab kecelakaan kerja, yaitu:
 Pure Chane Theory (Teori Kebetulan Murni) :
Kecelakaan terjadi atas “kehendak tuhan” sehingga tidak ada pola yang
jelas dalam rangkaian peristiwanya, karena kecelakaan kecelakaan terjadi
secara kebetulan saja.
 Accident Prone Theory (Teori Kecenderungan Kecelakaan) :
Pada pekerja tertentu lebih sering tertimpah kecelakaan, karena sifat-sifat
pribadinya (bukan psikologis) yang memang cenderung untuk mengalami
kecelakaan.
 Three Main Factors Theory (Teori Tiga Faktor Utama) :
Penyebab kecelakaan adalah peralatan, lingkungan, dan manusia pekerja
itu sendiri.
 Two Main Factors Theory (Teori Dua Faktor Utama) :
Kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya atau kondisi tidak aman
dan tindakan atau perbuatan berbahaya/tidak aman.
 Human Factors Theory (Teori Faktor Manusia) :
Menenkankan bahwa pada akhirnya semua kecelakaan kerja, baik
langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kesalahan manusia.
Selalu ditemui dari hasil penelitian bahwa 85% kecelakaan disebabkan
oleh faktor manusia.

3.3 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja


Kerugian akibat kecelakaan kerja merupaka suatu hal yang tidak diinginkan oleh
perusahaan maupu pekerja, karena akan sangat berpengaruh sekali terhadap kinerja.
Di samping ada sebabnya maka suatu kejadian juga membawa akibat.
Akibat kecelakaan kerja di tempat kerja :
1) kerugian bersifat ekonomis:
a. Nilai kerugian langsung :
 Biaya perawatan dan pengobatan penderita
 Biaya perbaikan atau pengadaan baru peralatan yang rusak.
 Tunjangan khusus untuk penderita.
 Premi asuransi kecelakaan
 Nilai produksi yang hilang akibat terhentinya proses kerja.
b. Nilai kerugian tidak langsung :
 Nilai keterampilan/skill yang hilang atau berkurang.
 Waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih pekerja baru.
 Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan jam kerja yang hilang
yang menyebabkan keterlambatan proses produksi/jasa.
 Upaya keluaran menurun bagi pekerja yang cacat.
 Menurunya mutu produksi atau jasa.
2) kerugian bersifat non-ekonomis :
 biaya perawatan, walaupun biaya perawatan dan pengobatan
ditanggung oleh perusahaan/instansi yang bersangkutan, biaya
perawatan lain-lain pasti ada dan merupakan beban bagi pihak
keluarga/penderita.
 Penghasilan pihak keluarga/penderita menjadi berkurang, khususnya
bila penderita mengalami cacat.
 Bila korban meninggal, maka penderitaan pihak keluarga semakin
besar.

Dasar-dasar control kerugian :


1) Tindakan yang membahayakan, kondisi yang membahayakan dan kejadian
kurang baik, semua itu merupakan gejala kesalahan dalam suatu sistem
manajemen.
2) Harus dapat meramalkan secara pasti sekumpulan tanda-tanda yang kurang
baik. Sehingga dapat dikontrol dan di identifikasi.
3) Manajer harus memperhatrikan pengadaan alat
pengaman/keselamatan/pelindung disetiap bagian yang difungsikan oleh
perusahaan. Secara langsung manajemen mengatur adanya safety yang baik
saat perencanaan, pengorganisasian dan harus selalu diawasi/dikontrol.
4) Kunci efektif pengaturan kebutuhan performen alat pelindung/safety adalah
manajemen harus memiliki prosedur yang jelas dan terukur.
5) Alat pelindung/safety yang baik adalah tepat guna pada tempatnya dan ketika
digunakan tidak rusak serta tidak menimbulkan kejadian yang kurang baik.
Teori Icebereg (biaya kecelakaan) :
1) Biaya kompensasi kecelakaan dan penyakit, yang berupa biaya pengobatan
dan kompensasi yang bagi perusahaan di Negara maju dapat ditutup dengan
premi asuransi yang nilainya tak terlalu besar.
2) Biaya yang dikeluarkan untuk kerusakan property
 Kerusakan bangunan
 Kerusakan peraltan
 Penundaan dan penghentian produksi
 Biaya pengendalian
 Biaya pembelian P3K
 Biaya penyewaan peralatan
 Waktu penelitian kecelakaan.
3) Biaya lain-lain yang masih bisa dihitung
 Gaji yang harus dikeluarkan pada “waktu hilang”
 Biaya pekerja pengganti
 Biaya lembur
 Waktu penyeliaan tambahan
 Waktu pencatatan dan administrasi tambahan.

4) Biaya lain-lain yang sulit dihitung


 Biaya pengurusan teknis dan non-teknis
 Citra buruk perusahaan
 Biaya pemasaran untuk membatasi.

3.4 Klasifikasi Akibat Kecelakaan Kerja


Standar OSHA tahun 1970, semua luka yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja :
1) Perawatan Ringan :
Suatu tindakan/perawatan terhadap luka kecil, yang tidak memerlukan
perawatan medis walaupun pertolongan pertama itu dilakukan oleh dokter
atau pramedis. Perawatan ringan ini juga merupakan perawatan dengan
kondisi luka ringan, bukan tindakan perawatan darurat dengan luka yang
serius dan hanya satu kali perawatan dengan observasi berikutnya.
2) Perawatan Medis :
Perwatan dengan tindakan untuk perawatan luka yang hanya dapat dilakukan
oleh tenaga medis professional seperti dokter ataupun pramedis. Yang dapat
dikategorikan tenaga medis yang pofesional : terganggunya fungsi tubuh
seperti jantung, hati, penurunan fungsi ginjal dan sebaginya, berakibat
rusaknya struktur fisik dan berakibat komplikasi luka yang memerlukan
perawatan medis lanjutan.
3) Hari Kerja yang Hilang :
Hari kerja yang hilang ialaha setiap hari kerja di mana seseorang pekerja tidak
dapat mengerjakan seluruh tugas rutinnya karena mengalami kecelakaan kerja
atau sakit akibat pekerjaan yang dideritanya. Hari kerja hilang ini dapat dibagi
menjadi :
 Jumlah hari tidak bekerja :
Semua hari kerja di mana seseorang pekerja tidak dapat mengerjakan
setiap fungsi pekerjaanya karena kecelakaan kerja atau sakit akibat
pekerjaan yang dideritanya.
 Jumlah hari kerja dengan aktivitas terbatas :
Semua kerja dimana seorang pekerja karena mengalami kecelakaan
kerja atau sakit akibat pekerjaan yang dideritanya, dialihkan sementara
ke pekerjaan lain atau pekerja tetap bekerja pada tempat tetapi tidak
dapat mengerjakan secara normal.
4) Kematian :
Kematian terjadi tanpa memandang waktu yang sudah berlalu antara saat
terjadinya kecelakaan kerja ataupun sakit yang disebabkan oleh pekerjaan
yang dideritanya, dan di saat si korban meninggal.
5) Sedang :
Kecelakaan yang menimbulkan hari hilang tidak lebih dari 21 hari kerja
kalender dan tidak menyebabkan kehilangan anggota badan atau fungsi badan.
Termasuk dalam klafikasi sedang adalah suatu kecelakaan yang menyebabkan
pekerjaan hanya dapat melakukan aktivitas terbatas dan menyebabkan
pingsan.
6) Cacat Tetap :
Cedera yang bukan berakibat mati tetapi berakibat ketidak mampuan atau
berkurangnya maupun kehilangan sebagian atau seluruh fungsi pada bagian
tubuh tertentu dan amputasi serata dislokasi.

Klasifikasi kecelakaan kerja menurut ILO 1962 :


1) Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :
 Terjatuh
 Tertimpah benda
 Terjepit oleh benda
 Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
 Pengaruh suhu tinggi
 Terkena arus listrik
2) Klasifikasi menurtu jenis penyebab :
 Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik.
 Alat angkut, misalnya alat anmgkut darat, uadara, air.
 Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas.
 Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas.
 Lingkungan kerja.
3) Klasifikasi menurut sifat luka :
 Patah tulang
 Dislokasi
 Regang otot
 Memar
 Amputasi
 Luka bakar
 Keracunan.
4) Klasifikasi menurut letak kelainan :
 Kepala
 Leher
 Badan anggota atas da n bawah
 Banyak tempat.
3.5 Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja
Langkah-langkah pencegahan sebagai berikut :
1) Peraturan-peraturan :
Ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal seperti kondisi
kerja umum,perancangan, konstruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian,
dan pengoperasian peralatan industry, kewajiban-kewajiban para pengusaha
dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, dan pemeriksaan kesehatan.
2) Standarisasi :
Menetaspkan standar-standar misalnya mengenai konstruksi yang aman dari
jenis-jenis peralatan industri dan alat pengamanan perorangan.
3) Pengawasan :
Sebagai contoh usaha-usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi.
4) Riset teknis :
Termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-ciri dari bahan-bahan
berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian alat pelindung dan
lain-lain.
5) Riset medis :
Termasuk penyelidikan efek fisiologis dan patoligis dari faktor-faktor
lingkungan serta kondisi-kondisi fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
6) Riset psikologis :
Penelitian tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
7) Riset statistik :
Penelitian menyangkut jenis kecelakaan, banyaknya sebab kecelakaan,
mengenai siapa saja dan lain-lain.
8) Pendidikan :
Meliputi pengajaran materi kesehatan dan keselamatan kerja di sekolah –
sekolah, akademik-akademik, dan lain-lain.
9) Pelatihan :
Untuk meningkatkan kualitas pengetahuan serta keterampilan kesehatan dan
keselamatan kerja bagi tenaga kerja.
10) Persuasi :
Penggunaan berbagai cara penyuluhan, metode publikasi atau pendekatan lain
untuk menumbuhkan sikap selamat.
11) Asuransi :
Berupa insentif financial dalam bentuk pengurangan biaya premi, jika
keselamatan kerjanya baik.
12) Tindakan tindakan pengamanan :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masing-masing individu.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keselamatan kerja adalah promosi dan pemeliharaan dari derajat kesehatan yang
terdiri dari kesehatan fisik, mental dan social dari tenaga kerja dalam semua
pekerjaanya melalui pencegahan penyakit, pengontrolan resiko K3, penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja dan adaptasi tenaga kerja terhadap pekerjaan.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan beserta praktiknya yang


bertujuan agar pekerja nenperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,
mental dan social melalui usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan
kesehatan akibat pekerjaan/lingkungan kerja dan penyakit umum.

B. SARAN
Demikian pembahasan dari makalah saya. Saya berharap semoga pembahasan
dalam makalah ini dapat membantu dan bermafaat bagi pembaca dan saya pun
berharap pula kritikan dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Irzal. (2016). Dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta : Kencana.


Iwan, M. (018). Dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja. yogyakarta: CV.Bimotry.

Anda mungkin juga menyukai