KESELAMATAN KERJA
(Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan kerja yang diampuh oleh
Ibu Desrifana Yunus S.KM., M.PH)
Disusun :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya lah serta
Karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Keselamatan Kerja.
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja..
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan pengetahuan dan semangatnya dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun sebagaimana layaknya seorang pemula, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran akan senantiasa diterima dengan terbuka
demi tersempurnanya makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang sedang berkembang dan membagun maka diindonesia masalah
keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting seperti diuraikan oleh suma’mur (1989:50)
bahwa: “Didalam masyarakat yang sedang membangun salah satunya aspek pembangunan adalah
bidang ekonomi dan sosial,maka keselamatan kerja lebih terampil kedepan lagi dikarenakan
cepatnya problematik keselamatan kerja menampilkan banyak permasalahan sedangkan kondisi
sosial-kultural belum cukup siap menghadapinya.” Maka daripada itu, sebagai akibat tidak
cukupnya perhatian yang diberikan, disana-sini terlihat adanya problem keselamatan kerja, bahkan
kadang-kadang hilang sama sekali hasil jerih payah suatu usaha dikarenakan kecelakaan.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan,
karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri
karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa
sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat
memasuki ruang kerja agar mendeteksi secara dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena
kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan
keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan
lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani
dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja
akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain:
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Berdasarkan hal
tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian keselamatan kerja itu?
2. Apa tujuan keselamatan kerja?
3. Apa ruang ringkup keselamatan kerja?
4. Apa saja syarat-syarat keselamatan kerja?
1
5. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
6. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
7. Apa saja yang menjadi masalah dalam aspek keselamatan kerja?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
d) Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara
serta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula telekomunikasi
mempunyai kekhususan dalam risiko bahaya.
e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak rawan kecelakaan juga menghadapkan problematik
bahaya kecelakaan khusus.
4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak
menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan
hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara
keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya,
sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada
manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha
keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus
aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada
tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan
dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk
meringankan bebab penderita.
5
Adapun alasan yang berkaitan dengan tujuan dan pentingnya keselamatan kerja adalah:
a) Manfaat Lingkungan Yang Aman Dan Sehat
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan – kecelakaan kerja,
penyakit, dan hal – hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kulitas
kehidupan kerja para pekerja, perusahan akan semakin efektif. Peningkatan – peningkatan
terhadap hal ini akan mengasilkan :
- Mengingkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
- Menginkatnya efisensi dan kualitas kerja yang lebih berkomitmen
Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi
Tingkat Kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
menurunnya pengajuan klaim
Felksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
partisipasi dan rasa kepemilikan
Rasio seleski tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan
b) Kerugian Lingkungan Kerja Yang Tidak Aman dan Tidak Sehat
Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian akibat kematian dan
kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit – penyakit yang berkaitan dengan
kondisi pekerjaan.
Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa bidang keselamatan kerja mempunyai tujuan
untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan melalui perancangan
sistem kerja (contoh: desain alat, mesin, alat pelindung diri, manajemen resiko dll bahkan
sampai tingkat sosial seperti desain organisasi kerja, waktu kerja, dll) yang baik. Intinya
keselamatan kerja ’mencegah’ munculnya gangguan kesehatan kerja.
Perlunya Menjalankan Program Keselamatan Kerja untuk :
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa diderita karyawan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum.
6
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, mekanik. perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau
barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuh
tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaranrumah,gedung atau bangunan lainnya, termasuk bangunan pengairan, saluran
atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan;
d. dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya,
batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi,
maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan,di permukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar-muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air;
r. diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik.
7
D. Syarat-syarat Keselamatan Kerja
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d) memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;
e) memberi pertolongan pada kecelakaan;
f) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan;
i) memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o) mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p) mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
q) mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r) menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
10
Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan
penyediaan alat-alat pengaman.
11
Syndrome : tekanan pada syaraf karena penyempitan pembuluh tempat syaraf tsb
akibat gerakan/posisi tertentu yang berulang
b. Ergonomic problem Interaksi manusia dengan usaha kerja, peralatan,
perlengkapan, dan lingkungan fisik yang kurang cocok/nyaman.
ii. Risk Management
mengantisipasi kemungkinan kerugian/kehilangan (waktu,produktivitas,dll) yang berkaitan
dengan program keselamatan dan penanganan hukum
iii. Adanya Safety Engineer
memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager lini produksi,mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkan yang kurang aman
tersebut
4. Job Rotation
5. Personal protective equipment
6. Penggunaan poster/propaganda
7. Perilaku yang berhati-hati
12
Adanya kesenjangan sosial budaya dalam bentuk rendahnya disiplin dan kesadaran
masyarakat terhadap masalah keselamatan kerja, kebijakan asuransi yang tidak berorientasi
pada pengendalian bahaya, perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya mengerti terhadap
bahaya-bahaya yang terdapat pada industri dengan teknologi canggih serta adanya budaya
“santai”dan“tidaKpeduli”darimasyarakat.
Faktor-faktor diatas ini akan ikut menentukan bentuk dan mutu penanganan usaha
keselamatan di perusahaan.
2. Masalah Mikro
Masalah yang bersifat mikro yang terjadi di perusahaan antara lain terdiri dari :
a) Kesadaran, dukungan dan keterlibatan
Kesadaran, dukungan dan keterlibatan manajemen operasi terhadap usaha pengendalian
bahaya dirasakan masih sangat kurang. Keadaan ini akan membudaya mulai dari lapis bawah
sehingga banyak para karyawan memilki kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu
pengetahuan mereka terhadap bidang rekayasa dan manajemen keselamatan kerja juga sangat
terbatas.
b) Kemampuan yang terbatas dari petugas keselamatan kerja
Kemampuan petugas keselamatan kerja dibidang rekayasa operasi, rekayasa keselamatan
kerja, manajemen pengendalian bahaya dirasakan sangat kurang sehingga merupakan kendala
diperolehnya kinerja keselamatan kerja yang baik.
Akibat daripada kekurangan ini terdapatnya kesenjangan antara makin majunya teknologi
terapan dengan dampak negatif yang makin tinggi dengan kemampuan para petugas
keselamatan kerja dalam mengantisipasi keadaan yang makin berbahaya.
c) Standard, code of practice
Masih kurangnya standard-standard dan code practice di bidang keselamatan kerja serta
penyebaran informasi di bidang pengendalian bahaya industri yang masih terbatas akan
menambah memperbesar resiko yang dihadapi.
a. Gangguan Terhadap Keselamatan kerja
Baik aspek fisik maupun sosio-psikologis lingkungan pekerjaan membawa dampak kepada
keselamatan kerja salah satunya sebagai berikut:
1. Kecelakaan – Kecelakaan Kerja
Perusahaan – perusahaan tertentu atau departemen tertentu cenderung mempunyai tingkat
kecelakaan kerja yang lebih tinggi dari pada lainnya. Beberapa karakteristik dapat menjelaskan
perbedaan tersebut
a. Kualitas Organisasi
Tingkat kecelakaan berbeda secara subtasial menurut jenis Industri
13
b. Pekerja Yang Mudah Celaka
Sebagai ahli menunjuk pekerja sebagai penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakan
bergantung pada perilaku pekerja, tingakt bahaya dalam lingkungan pekerja, dan semata –
mata nasib sial
c. Pekerja Berperangai Sadis
Kekerasan di tempat pekerja meningkatkan dengan pesat, dan perusahaan dianggap
bertanggung jawab terhadap hal itu.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keselamatan kerja adalah
suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan
bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang
dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan
yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan
yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan
bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang
dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga
pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu
kehidupan dan produktivitas nasional.
B. SARAN
1) Bagi Perusahaan
Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin terjadinya
kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan sering diadakan
sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
bagi karyawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara penggunaan
peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik dan benar.
Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) serta
menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam kegiatan
operasional.
2) Bagi karyawan
Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan
bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.
15
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga
Buhai sebastian, Elena conttini and Niels Westerg Ard-Nielsen,2015 “How productive is
workplace health and safety” Jurnal produktivitas kerja
Chiristina, wieke Yuni.2012 “pengaruh budaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap proyek
kontruksi “ Jurnal Teknik Sipil, Vol 6
Rivai,H. Veithzal., dan Ella Jauvani Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
perusahaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers).
Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta : Internasional
Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila Philippines
Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan, & Kesehatan
Kerja.
Lestari, T 2010. “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja
karyawan “ Jurnal Ekonomi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan
Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-k3.html)
16