Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Kesehatan dan Keselamatan Kerja

DOSEN PENGAMPU :

Dian Prihardini Wibawa, S.E,. M.M.

KELOMPOK 3 :

HANDI JOVIAN (3021811009)


AGUSTINUS FARREL P. (3021811033)
MEGA ARIESKA M. (3021811048)
SUDI SETIAWAN (3021811066)
ELISA WULANDARI (3021811084)
SEPTARI HIKMAHWATI (3021811105)

18 MANAJEMEN 3

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah Ekonomi Moneter ini. Dengan berakhirnya penulisan Makalah
Manajemen Sumber Daya Manusia dengan materi “Kesehatan dan Keselamatan Kerja”, maka kami
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi, Ibu DR. Reniarti, S.E., M.Si.


2. Kepala Jurusan Manajamen, Bapak Hamsani, S.E., M.Si.
3. Guru Pembimbing Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, ibu Dian Prihardini
Wibawa, S.E., M.M.
4. Teman kelas 18 Manajemen 3, dan
5. Seluruh yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya. Untuk itu kami harap pembaca berkenan memberi saran dan kritik
yang dapat membangun untuk membawa sebuah kemajuan.

Balun Ijuk, 12 November 2019

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................iv
1.3 Tujuan ......................................................................................................................................... v
1.4 Manfaat ....................................................................................................................................... v
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
2.1 Arti Dan Pentingnya K3.............................................................................................................. 6
2.2 Metode Pendekatan K3 ............................................................................................................... 8
2.3 Fungsi-fungsi Manajemen K3 ................................................................................................... 10
2.4 Konsep Manajemen K3............................................................................................................. 13
2.5 Unsur Manajemen K3 ............................................................................................................... 17
2.6 Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................................. 18
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 21
3.2 Saran ......................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia memiliki regulasi yang terkait


dengan kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, hal ini memang telah diatur dalam
perundang-undangan terkait dengan terjaminnya Kesehatan dan Keselamatan Pekerja dalam
ruang lingkup negara. Hal ini tentu harus dibahas dengan lebih ketat oleh Manajemen
Sumber Daya Manusia agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pekerja di
Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan cara sebaik-baiknya
agar hasil pekerjaan yang mereka lakukan dapat berjalan dengan baik dan hasil yang
optimal.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat perlu diimplementasikan oleh perusahaan


dan pekerja agar terciptanya ruang lingkup kinerja yang baik. Hal ini bertujuan tidak lain
untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri serta kepentingan dari pekerja. Kesehatan
dan Keselamatan Kerja yang kami rasa sangat penting untuk dibahas ini akan kami ulas
dengan cara kami serta dengan sebaik-baiknya melalui makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam makalah ini ada 2 (dua)
rumusan masalah yang terkaji yakni :

1. Apa itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?


2. Menganalisis Kepentingan terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?
3. Bagaimana tentang regulasi dalam kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja ?

iv
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja


2. Mengetahui kepentingan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
3. Mengetahui terkait regulasi dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. Mengulas dengan lengkap terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Bagi penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis seperti
pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Disamping itu, penulis juga mendapat ilmu untuk
memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga
mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik pengutipan,
dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.

 Bagi pembaca
Pembaca akan lebih mengetahui tentang apa saja yang terkait dengan kompetensi
dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Dan Pentingnya K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (k3) amat berkaitan dengan upaya pencegahan
kecelakaan dan Penyakit akibat kerja dan memilki jangkauan berupa terciptanya masyarakat
dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, serta efisiensi dan produktif.
Banyak kasus ditempat kerja kecelakaan di tempat kerja yang terjadi di berbagai
Negara yang dampaknya tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan umat manusia. Salah
satu kasus kecelakaan kerja menghebohkan dan menyendak dunia adalah trgaedi Bhopal.
Ketika pabrik kimia Union Crbide yang berlokasi di Negara bagian India itu meledak, tak
terhitung jumlah manusia yang menjadi korban baik yang berada di lingkungan kerja pabrik
maupun masyarakat disekitarnya.
Kisah tragedi tersebut terjadi karena keteledoran system pengamanan. Tragedy itu
sebenarnya tidak perlu terjadi seandqainya pihak pabrik sejak awal sudah memperkirakan
kemungkinan timbulanya keocoran atau peledakan, karena bahan-bahan yang diproduksi di
pabrik itu termasuk berbahaya dan mudah bereaksi.
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat ditinjau dari dua aspek yakni
aspek filosofis dan teknis. Selasa filosofis K3 adalah konsep berfikir dan upaya nyata untuk
menjamin kelestarian tenaga kerja pada khususnya dan setiap insane pada umumnya, beserta
hasil-hasil karya dan budayanya dalam upaya memebayar masyarakat adil, makmur, dan
sejahtera.
Secara teknis K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga
setiap sumber produksi dpat digunkan secara aman dan efisien.

K3 bertujuan antara lain sebagai berikut:


1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada
semua jenis dan tingkat pekerjaan.
2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat da sejahtera, bebas
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

6
3. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional dengan prinsip
pembangunan berwawasan lingkungan.
Penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam dua kelompok.
1. Kondisi berbahaya, yaitu kondisi yang tidak aman dari
a. Mesin, perakitan, pesawat, bahan dan lain lain.
b. Lingkungan.
c. Proses
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja
2. Perbuatan berbahaya, yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat terjadi
antara lain karena:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b. Cacat tubuh yang tidak ketara
c. Keletihan dan kelesuan
d. Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurnya

Paling tidak ada 4 (empat) manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan K3 dalam
perusahaan,
1. Dapat memacu produktivitas kerja karyawan. Dari lingkungan kerja yang aman dan
sehat terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Dengan pelaksanaan K3 karyawan
akan merasa terjamin aman dan terlindugi. Sehingga secara tak langsung dapat
memacu motivasi dan kegirahan kerja mereka.
2. Meningkatkan efisiensi/produktivitas perusahaan. Karena dengan melaksanakan K3
memungkinkan semakin berkurangnya kecelakaan kerja sehingga akan meningkatkan
efisiensi dalam perusahaan.
3. Mengefektifkan pengembangan dan pembinaan SDM. Pekerja (karyawan) adalah
kekayaan yang amat berharga bagi perusahaan. Semua pekerjaan ingin diakui
martabatnya sebagai manusia. Melalui penerapan prinsip K3 pengembangan dan
pembinaan terhadap tenaga bisa dilakukan sehingga citranya sebagai manusia yang
bermartabat dapat direlisasikan.
4. Meningkatkan daya saing produk perusahaan. K3 apabila dilaksanakan dalam
perusahaan bermuara pula kepada penentuan harga barang yang bersaing, hal tersebut
dipicu oleh adanya penghematan dalam biaya produksi perusahaan.

7
2.2 Metode Pendekatan K3

Pada hakikatnya K3 memiliki misi untuk mencegah dan mengurangi terjadinya


kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menjamin:
a. Bahwa setiap tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja dalam keadaan selamat
dan sehat.
b. Bahwa setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan efisiensi; dan
c. Bahwa proses produksi dapat berjalan lancer.
Kondisi itu akan dapat dicapai bila kecelakaan seperti kebakaran, peledakan dan penyakit
akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karenanya setiap usaha K3 tidak lain
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan ditempat kerja.
Beberapa ahli telah mengembangkan teori pencegahan kecelakaan sebagai berikut.
Dalam kegiatan pencegahan kecelakaan dikenal ada 5 tahapan pokok, yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi K3
Dalam era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan prinsip
manajemen modern , namun usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin dilakukan
oleh orang per orang atau secara pribadi namun memerlukan keterlibatan banyak
orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai. Organisasi itu dapat
berbentul structural seperti safety department(departemen K3), fungsional seperti
safety comunitee (panitia Pembina K3).
Agar organisasi yang dibentuk tersebut bejalan mulus harus didukung oleh adanya:
- Seorang pemimpin (safety director)
- Seorang/lebih teknisi (safety engineer)
- Dukungan manajemen; dan
- Prosedur yang sistematis, kreatif dan memelihara motivasi, dan moral kerja.
2. Menemukan fakta dan masalah
Dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan melalui survey, inspeksi, observasi, investigasi
dan review of record
3. Analisis
Pada tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah yang ditemukan dapat
dicari solusinya.
Analisis bisa saja menghasilkan satu atau lebih alternative pemecahan.
4. Pemilihan/penetapan alternative/pemecahan

8
Dari berbagai alternative pemecahan perlu diadakan seleksi untuk ditetapkan satu
yang benar-benar efektif dan efisiensi serta dapat dipertanggungjawaban,
5. Pelaksana
Apabila sudah dipilih alternative pemecahan maka harus diikuti dengan tindakan dari
keputusan penetapan tersebut. Dalam proses pelaksanaan dibutuhkan adanya kegiatan
pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan.
Metode pencegahan kecelakaan yang dikembangkan oleh Johnson, Mort dalam bentuk “The
Performance Cycle Model” dengan gambar sebagai berikut:

Decision(Keputusan)

Analysis(Analisis) Problem(Permasalah
an)

Action(Tindakan)

Measurement(Tindak
an yang diambil)

Sementara itu International Labour Organitation (ILO) menyusun 12 langkah yang dapat
ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja, sebagai berikut:
1. Peraturan perundang-undangan
2. Standarisasi
3. Inspeksi
4. Riset teknis
5. Riset medis
6. Riset psychologis
7. Riset statistic
8. Pendidikan
9. Latihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerapan 1 s/d 11 tersebut di tempat kerja.

9
2.3 Fungsi-fungsi Manajemen K3

Mengingat bahwa manajemen K3 merupakan penerapan dan teknik manajemen secara umum
maka dalam mengarahkan dan mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu bentuk
kerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran K3 seorang pimpinan atau manajer yang melakaanakan
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan /pelaksanaan dan pengawasan. Yang
semuanya dikaitkan dengan bidang permasalahan dan ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara makro maupun mikro.

Agar pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut hendaknya menetapkan terlebih dahulu suatu


kebijaksaan k3 ( pernyataan kebijakan k3 ). Untuk tingkat nasional kebijakan k3 ditetapkan oleh
Mentri Tenaga Kerja , sedangkan ditingkat perusahaan ditetapkan oleh manajemen puncuk. Dalam
modul ini pembahasan dibatasi pada tingkat perusahaan.

Kebijakan ini akan menjadi pegangan bagi para manajemen supervisor dan semua karyawan
dalam mengambil kebijakan keputusan operasional.

Kebijakan K3 pada intinya memuat :

1. Dukungan dan minat pucuk pimpinan terhadap arti pentingnya peningkatan k3 dalam
perusahaan
2. Penemuan tentang apa-apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus bertindak dalam upaya
meningkatkan usaha K3 dan
3. Penerapan instruksi, penjelasan tentang keadaan dimaksud dan keharusan membuat laporan
K3

Contoh :

Pernyataan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk perusahaan terbatas XXX

Mengingat bahwa k3 adalah tanggungjawab kita dalam memimpin perusahaan dan tidak
diragukan, dalam hal ini merupakan tanggung jawab kami pertama harus didahulukan daripada hal
lainnya. Keinginan kita adalah :

a. Menyediakan suatu tempat kerja dan peralatan yang aman, bahan yang tepat dan
b. Menentukan dan mendesak adanya cara dan kebiasaan praktik kerja yang aman setiap waktu

Untuk meningkatkan dan memperluas kebijakan k3 ditingkat perusahaan sehingga mencakup


seluruh bidang k3 yaitu perusahaan, tenaga kerja, hasil produksi, para dekan, dan masyarakat luas
maka perlu dilakukan suatu perencanaan k3 dalam bentuk program k3. Yang dilaksanakan seluruh
unit tenaga dalam suatu perusahaan.

10
Sesuai dengan konsep sebab akibat kecelakaan serta prinsip pencegahan kecelakaan maka
pengelompokan unsur k3 diarahkan kepada pengendalian sebab dan pengurangan akibat terjadinya
kecelakaan. Program K3 yang dimaksudkan untuk mencapai sasaran melalui penyeragaman unsur-
unsur program dengan manfaat berbagai sumber yang ada ke dalam satu strategi K3 antara lain
sebagai berikut :

a. Membina dan melaksanakan sarana k3 baik untuk fasilitas produksi yaitu permesinan
peralatan, cara kerja dan alat pelindung maupun untuk hasil produksi , sedikit-dikitnya
didasarkan atas undang-undang penarikan, rekomendasi, dan standar
b. Inspeksi keselamatan kerja yang suatu untuk pengenalan bahaya-bahaya yang potensial dalam
produksi dan produk.
c. Prosedur penyelidikan dan masalah kecelakaan untuk menentukan sebab kecelakaan dan
mendapatkan langkah-langkah keselamatan yang sesuaikan.
d. Catatan dan analisis kecelakaan untuk menentukan kecelakaan dan menemukan tindak
keselamatan yang diperlukan.
e. Melakukan pelatihan asas-asas keselamatan kerja secara umum dan tekniknya untuk semua
tenaga kerja yang perlukan dan instruksi k3 selama bekerja oleh pengawas untuk semua
pekerja.

Secara Umum organisasi K3 dalam perusahaan dapat dilaksanakan secara aman dan selamat serta
menimbulkan gangguan-gangguan lainnya. Terlaksanakannya fungsi tersebut sangat di pengaruhi
oleh keterampilan tenaga kerja, kelengkapan prosedur kerja dan spesifikasi teknik dari peralatan dan
bahan-bahan yang digunakan.

Fungsi utama dari lini operasi adalah memastikan suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara
aman dan selamat serta tidak menimbulkan gangguan-gangguan lainnya. Terlaksananya fungsi
tersebut sangat dipengaruhi oleh keterampilan tenaga kerja, kelengkapan prosedur kerja dan
spesifikasi teknik dari peralatan dan bahan -bahan yang digunakan. Fungsi utama dari unsur staf
adalah membantu terlaksanakan kegiatan operasi dengan memenuhi persyaratan-persyaratan operasi
ditetapkan.

Pada unsur ini pembagian tanggung jawab k3 antara supervisor dan manajemen adalah tidak sama
besar akan tetapi, tiap-tiap pimpinan harus mempunyai ciri K3 dalam kepimpinannya. Tanggung
jawab yang sangat strategis berada pada petugas pengawas K3 ( Line Flastsupervisor ) karena petugas
ini membawahi langsung para tenaga kerja sebagai jenis pekerjaan.

Organisasi K3 di tingkat perusahaan yang merupakan pelaksana daripada seluruh rencana dan
program K3 dalam safety departement , panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja, dan lain-
lain. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan rencana dan program K3 pimpinan/manajer mempunyai

11
kemampuan untuk menggerakkan, membangkitkan antusias dan membimbing seluruh tenaga kerja ke
arah tujuan, sasaran ataupun target yang hendak dicapai. Pelaksanaan rencana dan program K3
merupakan tindak lanjut dari setiap langkah fungsi manajemen di dalam memberikan penilaian
terhadap perolehan atau hasil yang ingin dicapai.

Untuk memudahkan pelaksanaan rencana dan program sebagaimana telah dijelaskan di atas
berupa antara lain sebagai berikut :

1. Inspeksi teknis, dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan riwayat dari peralatan dan bahan
melalui sistem pencatatan guna memperoleh gambaran tentang ada atau tidak adanya
kerusakan yang dialami.
2. Supervisi K3, ditujukan untuk mengetahui adanya penyebab kecelakaan ( unsafe condition
and unsafe action ).
3. Audit K3, merupakan cara pemeriksaan dan penilaian menyeluruh, mendalam, sistematis dan
berkala terhadap seluruh aspek untuk mengetahu kelemahan unsur sistem sedini mungkin.
Aspek-aspek yang diadakan penilaian pada saat pada saat audit adalah mencakup :
1. Kondisi tempat kerja
2. Faktor manusia
3. Sistem manajemen
4. Pengendalian K3, adalah melakukan upaya k3 dalam rangka mengendalikan rugi organisasi.
Oleh karena itu, di dalam melangsungkan kegiatannya manajemen harus berusaha
mengendalikan rugi organisasi yang dapat di tempuh melalui pengelolaan risiko antara lain :
1. Pengeliminasian risiko
2. Pengurangan risiko
3. Pemindahan risiko
4. Penerima risiko
5. Latihan K3, dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan praktis kepada seluruh peserta agar
mereka memahami dengan baik berbagai prosedur K3 dan mampu melaksanakan serta
terampil.
6. Pembinaan K3, merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan SDM
merupakan usaha pengembangan dan pengetahuan dan keterampilan serta sikap tenaga kerja
agar tercipta suatu kelompok pegawai yang sesuai dengan bentuk kebutuhan organisasi.
7. Praktik K3, Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan praktis dalam melaksanakan
pekerjaan secara aman selamat dan terhindar dari gangguan penyakit akibat kerja.
8. Supervisi K3, Dimaksudkan untuk memberi kemampuan terhadap petugas pengawas dalam
memberikan pengarahan, pembinaan, motivasi dan sekaligus melaksanakan supervisi k3.

12
9. Penilaian K3, berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan dalam rangka
mengidentifikasikan, menganalisis dan mengendalikan bahaya sehubungan dengan kerugian
dan risiko perusahaan.

Secara tidak langsung bertujuan antara lain adalah manajemen ketetapan pelaksanaan sesuai
dengan rencana dan program K3 dan kebijakan yang telah ditetapkan. Adapun pengawasan atas
rencana program K3 di tingkat perusahaan dapat dilakukan oleh pihak perusahaan intern, mengingat
bahwa kemampuan pemimpin diukur menurut perbandingan antara apa yang seharusnya dicapai
dengan hasil yang sebelumnya di capai.

2.4 Konsep Manajemen K3

1. Prinsip-prinsip manajemen

Pembahasan manajemen K3 tidak dilepaskan dari pembahasan manajemen secara umum


karena manajemen K3 merupakan bagian dari manajemen secara keseluruhan, oleh karena itu perlu
diberikan terlebih dahulu gambaran dan hubungan antara manajemen dengan K3. Manajemen dapat
didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”.

Apabila ditelaah tentang definisi tersebut, bahwa manajemen adalah merupakan suatu proses
pencapaian tujuan secara efisien, melalui pengarahan, penggerakkan dan pengendalian kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang bergabung dalam suatu bentuk kerja sama. Dengan
demikian, setiap terlibat dalam proses pencapaian tujuan hendaknya:

a. Merasa berkeinginan dan berkewajiban untuk mewujudkan tujuan/sasaran yang telah


ditetapkan;
b. Melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya;
c. Menggunakan priosedur dan tata cara/metode kerja yang paling cocok; dan
d. Memanfaatkan sarana dan prasarana secara baik.

Namun demikian, hal tersebut diatas, dalam pelaksanaannya dimungkinkanadanya kendala -


kendala misalnya keterbatasan tenaga, dana, dan fasilitas-fasilitas lainnya baik jumlah maupun
mutunya penyimpangan dalam pelaksana tugas dan tanggung jawab dan lain-lain. Oleh karena itu,
agar tujuan dapat dicapai dengan baik perlu dilakukan usaha-usaha yang ada pokonya untuk:

a. Memikirkan dan menentukan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang akan
dilakukan;

13
b. Mengusahakan mengatur, menggerakkan dan memanfaatkan sumber-sumber yang
diperlakukan untuk pencapaian tujuan; dan
c. Menjamin agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dan kegagalan pencapaian
tujuan.

Sumber-sumber yaitu manusia, uang, peralatan, bahan, dan metode kerja yang Merupakan
unsur manajemen yang paling pokok adalah manusia karena sumber-sumber lainnya akan digunakan
oleh manusia. Jadi faktor manusia itulah yang paling menentukan dan merupakan faktor yang harus
ada, dengan demikian maka sebagian terbesar aktivitas manajemen harus ditujukan kepada masalah
manusia agar mereka memiliki sikap yang tepat, semangat yang baik, mampu menggunakan cara-cara
kerja dan sarana dengan baik.

Dalam hubungan ini perlu dipublikasikan bahwa manajemen tidak melaksanakan sendiri
kegiatan-kegiatanyang bersifat operasional, melaikan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh
sekelompok orang yang disebut bawahan. Dengan demikian maka manajemen maksudnya top
manajemen dilihat dari segi fungsional mempunyai tugas utama yaitu:

a. Menentukan tujuan menyeluruh yang hendak dicapai; dan


b. Menentukan kebijaksanaan umun yang mengikat seluruh organisasi.

10. Prinsip-prinsip K3

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, tersirat


pengertian K3 yaitu:

1. Secara filosofi didefinisikan sebagai upaya dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani ataupun rohaniah manusia pada umumnya dan tenaga pada
khususnya serta hasil karya dan budaya dalam rangka menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila; dan
2. Secara keilmuan K3 didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknologi pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Dalam perkembangan serta peningkatan teknik, teknologi di industrialisasi di Negara, kita


dewasa ini dan untuk selanjutnya, dibutuhkan peningkatan efisien, efektivitas, dan produktivitas.
Salah satu cara untuk peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas tersebut khususnya di
perusahaan yang merupakan bagia yang tidak dapat dipisahkan dalam skala nasional dapat diperoleh

14
dengan mengendalikan semua bentuk kerugian yang timbul di perusahaan turutama kerugian-kerugian
akibat terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Telah banyak contoh yang dapat dipetik dari kejadian-kejadian kecelakaan kerja di Indonesia,
yang tidak lain merugikan karyawan dan masyarakat tetapi juga mengacaukan kelangsungan hidup
perusahaan, hal ini dapat mempengaruhi kegiatan pembangunan nasional. Atas dasar hal tersebut
diperlukan langkah pengendalian, pencegahan dan penanggulangan terhadap kecelakaan kerja,
kebakaran, peledakan, pencemaran yaitu sebagai berikut:

a. Perbuatan berbahaya
Hal ini sangat terkait dengan cara kerja dan sifat pekerjaan, adapun perbuatan bahaya ini
disebabkan hal beriku:
- Pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya;
- Keadaan fisik dan mental yang belum siap untuk tugas-tugasnya;
- Tingkah laku dan kebiasaan ceroboh, sembrono, terlalu berani tanpa mengindahkan
petunjuk, instruksi lain-lain;
- Kurangnya perhatian dan pengawasan manajemen.
b. Kondisi berbahaya meliputi keadaan sebagai berikut:
- Keadaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat kerja serta peralatan lainnya,
bahan-bahan
- Lengah
- Sifat pekerjaan
- Cara kerja
- Proses produksi
c. Kelemahan system manajemen
Faktor ini berkaitan dengan kurang adanya kesadaran dan pengetahuan dari pucuk
pimpinan terhadap peran pentingnya K3 meliputi hal berikut:
- Sifat manajemen yang tidak memperhatikan K3 di tempat kerja;
- Organisasi yang buruk dan tidak adanya pembagian tanggung jawab dan pelimpahan
wewenang bidang K3 secara jelas;
- System dan prosedur kerja yang lunak atau penerapannya tidak tegas;
- Tidak adanya standar atau kode K3 yang dapat diandalkan;
- Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan atau kejadian yang kurang baik.

15
Kelemahan sistem manajemen ini mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penyebab
kecelakaan, karena sistem manajemenlah yang mengatur ketiga unsur produksi yang lain. Sehingga
sering dikatan bahwa kecelakaan merupakan manifestasi dan adanya kesalahan manajemen dalam
sistem manajemen yang menjadi penyebab timbulnya masalah dalam proses produksi.

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja akhir-akhir ini terus berkembang sering dengan
kemajuan pusat sains dan teknologi dalam bidang industry. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan
munculnya berbagai persoalan dan dampak industri yang semakin kompleks dan telah mengundang
perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat secara
luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industry di tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya
persaingan yang ketat antar industry, sering dikaitkan dengan berbagai isu K3 yang dapat digunakan
sebagai alat dalam memasuki pasar dunia.

Keadaan tersebut di atas telah merubah pandangan masyarakatnya, masyarakat industry


terhadap pentingnya penerapan K3 secara sungguh-sungguh dalam kegiatannya. Akan tetapi ada
kenyataannya memberikan pengertian tentang K3 tidaklah mudah apabila ditinjau luasnya ruang
lingkup yang harus ditangani dan ragamnya persoalan yang ada serta dampak terkait yang dapat
menimbulkan kecelakaan akibat dari suatu kejadian.

Besanya kemungkinan terjadinya kecelakaan dan akibat atau tingkat keparahan yang
ditimbulkan adalah merupakan suatu resiko dari suatu bahaya dalam melangsungkan suatu kegiatan
industry atau prusahaan. Didalam kegiatan industri atau perusahaan tujuan dari pembangunan industri
dapat dikatakan untuk mendapatkan perolehan keuntungan sebesar-besarnya melalui pembiayaan
sekecil-kecilnya sehingga terjadinya resiko dalam industri sudah barang tentu akan mengurangi nilai
perolehannya, karena resiko pada prinsipnya merupakan kerugian yang nilai dinyatakan dalam bentuk
nilai uang atau biaya.

Oleh karena itu didalam upaya K3 sering dikaitkan bahwa pencegahan K3 diperlukan usaha-
usaha keselamatan dan kesehatan kerja yang pada hakekatnya merupakan tanggung jawab dan
kepentingan bersama baik pengusaha, tenaga kerja maupun pemerintah.

Usaha-usaha pada dasarnya telah tersirat dalm Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dan merupakan suatu tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan umum
1. Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatan
sehingga dapat diwujudkan peningkatan produksi dan produtivitas kerja.
2. Melindungi setiap orang lain yang berada di tempat kerja yang selalu dalam keadaan
selamat dan sehat.

16
3. Melindungi bahan peralatan produksi agar dapat dicapai secara aman dan efisien.

b. Tujuan khusus
1. Mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja.
2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil produksi.
3. Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia atau antara manusia dengan pekerjaan.

Keberhasilan pencapaian tujuan K3 khusunya dalam organisasi industri sangat tergantung


pada pandangan dan dukungan manajemen terhadap pelaksaan K3. Ungkapan ini didasarkan pada
kenyataan bahwa masih banyaknya para manajer yang berpandang bahwa pelaksanaan K3 di
perusahaan akan mengurangi perolehan keuntungan perusahaan dan merupakan biaya. Pandangan ini
sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada hakekatnya pelaksanaan K3 justru akan melipat
gandakan. Oleh karena itu, segala perlakuan terhadap produk tidak dapat dibedakan denga perlakuan
terhadap K3, dengan demikian maka manajemen K3 merupakan bagian dari proses manajemen secara
keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan organisasi dan melalui
pengendalian rugi organisasi atau perusahaan mempunyai sasaran mencegah, mengurangi, dan
menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak
dikehendaki.

Atas dasar hal tersebut di atas maka manajemen K3 dapat diberikan batasan sebagai berikut:

1. Merupakan bagian dari manajemen secara umum atau khusus.


2. Pencapaian prinsip dan teknik manajemen dalam usaha mendukung keberhasilan
pencapaian tujuan keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya dan tujuan/sasaran di
perusahaan sebagai bagian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

2.5 Unsur Manajemen K3

Unsur manajemen yang merupakan masukan bagi manajemen terdiri dari berbagai Sumber
perubahannya di dalam melangsungkan kegiatan dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan unsur-unsur manajemen haruslah memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan agar sesuai dengan fungsi manajemenyang ada.

Demikian pula dengan halnya unsur manajemen K3 yang merupakan masukan dari
manajemen K3 didalam upaya mengendalikan rugi organisasi secara keselamatan. Unsur-unsur
manajemen K3 yang terdiri dari manusia material atau bahan-bahan, mesin dan peralatan, dana dan

17
metode secara garis besar telah disinggung di atas sesuai dengan prinsip pemecahan kecelakaan yang
dianut maka unsur-unsur manajemen dapat berupa sumber bahaya apabila tidak memenuhi
persyaratan yang diterapkan.

Berdasarkan konsep sebab kecelakaan yang terdiri dari tiga penyebab maka unsur-unsur
manajemen dapat dikelompokkan ke dalam unsur sebab tersebut, (manusia, bahan dan peralatan serta
sistem manajemen) oleh karenanya di dalam upaya pencegahan secara baik diperlukan syarat sebagai
berikut:

 Manusia atau tenaga kerja harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
cukup di dalam melaksanakan pekerjaan serta jumlah tenaga kerja yang menangani
pekerjaan harus cepat;
 Bahan-bahan dan peralatan/mesin yang digunakan harus sesuai dengan unsur yang
diterapkan demikian pula harus dilengkapi dengan alat-alat pengaman yang memadai
selama penanganannya;
 Dana harus cukup dan menunjang segala aktivitas manajemen dalam rangka
mencapai tujuan organisasi;
 Metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan upaya K3 dan didukung oleh
seluruh unsur manajemen dan merupakan metode yang terbaik.

Selain unsur-unsur tersebut di atas, terdapat unsur-unsur lainnya yang tidak dapat dipisahkan
dalam sistem manajemen seperti tersedianya semua gedung dan kelengkapannya, keadaan tempat
kerja, lingkungan, masyarakat peraturan perundangan dan waktu yang cukup didalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan organisasi.

2.6 Peraturan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

A. Sejarah Peraturan K3
1. Masa Purbakala
Sejarah keselamatan kerja dan kecelakaan kerja pada umumnya sama tuanya dengan
kehidupan manusia. Masalah keselamatan kerja dan kecelakaan kerja dikenal mulai sejak
manusia bekerja. Terdapat catatan kuno tentang keselamatan bangunan yang telah diatur oleh
Raja Hammurabi dari Babilonia para abad 17 sebelum Masehi. Raja Hammurabi mengatur
dalam undang-undang negaranya tentang hukuman bagi para ahli bangunan yang membuat
bangunan rumah, dan bangunannya mendatangkan kecelakaan bagi pemilik dan anggota
keluarganya.

18
2. Masa Modern
Perubahan besar dalam bentuk maupun jenis kecelakaan dalam industri dimulai
setelah berhasilnya renovasi industri pada abad 18. Setelah pemakaian tenaga uap dan tenaga
listrik dalam proses mekanisme dan elektrifikasi dikalangan industri,muncul bentuk -bentuk
kecelakaan yang lain.
Penggunaan teknologi maju keperluan meningkatkan kehidupan umat manusia selalu
bersifat ambivalen. Di satu pihak akan meningaktkan efesiensi dan produktivitas,namun
dilain pihak menimbulkan masalah-masalah baru dalam lingkungan yang akan berdampak
pada umat manusia.
Tujuan penggunaan teknologi maju disamping untuk meningkatkan efesiensi dan
produktivitas,juga dimaksudkan untuk mengurangi tingkat resiko kecelakaan dengan
menciptakan peralatan produksi yang tidak banyak mengandung bahaya kecelakaan. Namun,
kemajuan yang meningkatkan secara pesat dalam penggunaan teknologi maju dan diterapkan
untuk keperluan produksi secara besar-besaran, berubahnya industri-industri rumah tangga
menjadi indsutri pabrik, telah mendorong penggunaan tenaga kerja secara massal dengan
intesitas waktu kerja yang makin panjang.
Dari sejarah perkembangan gerakan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut diatas,
tercermin pula proses perkembangan pola pikir manusia di dalam pemikiran dan pengetahuan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan penggunaan teknologi.
Awal Peraturan Keselamatan Kerja adalah Usaha penanganan masalah keselamatan
kerja di Indonesia dimulai pada tahun 1847, sejalan dengan dipakainya mesin-mesin untuk
keperluan industri oleh pemerintah Hindia Belanda. Penanganan keselamatan kerja pada
waktu itu diserahkan kepada instansi Dients Van het Stoomwezen.
Pengertian perlindungan tenaga kerja pada saat itu adalah tenaga kerja Belanda yang
bekerja diperusahaan-perusahaan di wilayah jajahan Belanda.Untuk membantu kepentingan
pengwasan uap,dirasakan perlunya suatu unit penyelidikan bahan atau laboratorium yang
merupakan bagain dari Dinas Stoomwezen.

B. Beberapa Peraturan yang berkaitan K3 di Indonesia


1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-
Undang Kerja Tahun 1948 No 12. Di dalam penjelasannya dikatakan bahwa Undang-Undang
No. 12 Tahun 1948 ini dimaksudkan sebagai Undang-Undang Pokok (Lex generalis)
19
Undang-Undang kerja yang memuat aturan-aturan dasar tentang pekerjaan akan, orang muda
dan orang wanita, waktu kerja,, dan tempat kerja.
2. Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993 tentang penyelanggaraan program
jaminan sosial tenaga kerja. Didalam peraturan ini peranan dokter penguji kesehatan kerja
dan dokter penasehat banyak menentukan derajat kecatatan serta dalam upaya pelayanan
kesehatan kerja.
3.Keputusan Presiden No .22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang timbul karena hubungan
kerja
Di dalam peraturan ini tercantum daftar berbagai jenis penyakit yang ada kaitannya denga
hubungan kerja.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
merupakan salah satu hal yang paling penting dalam dunia pekerjaan yang mana Kesehatan
dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu faktor utama dalam kesuksesan perusahaan dan
pekerja dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

Dan juga Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah diatur dalam perundang-undangan
dan dijamin sepenuhnya oleh pemerintah. Selain itu juga, manajer dituntut harus memenuhi
kebutuhan karyawan atau pekerja agar terciptanya kondisi dan iklim kerja yang aman dan
kondusif.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat memberikan kita wawasan dan pengetahuan lebih tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu pegangan
mahasiswa untuk menjadi landasan bagi mereka untuk mengerjakan proses Manajemen
Sumber Daya Manusia baik untuk tugas kuliah ataupun dalam dunia kerja. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah in, untuk itu kami memohon partisipasi
dari para pembaca agar berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kami
terkait makalah ini. Orang hebat tidak akan menjadi besar bila tanpa melalui tantangan serta
kritik. Mari kita bersama-sama memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi sehingga
membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, I Komang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

22

Anda mungkin juga menyukai