PENDAHULUAN
1
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Sampai saat ini, hipertensi
masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.
Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan
yang efektif banyak tersedia. 6,7
2
1.3.1 Profesionalitas yang luhur (Kompetensi 1) : Untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan dalam pengendalian hipertensi secara
individual, masyarakat maupun pihak terkait ditinjau dari nilai agama, etika,
moral, dan peraturan perundangan.
1.3.2 Mawas diri dan pengembangan diri (Kompetensi 2) : Mahasiswa mampu
mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan
budaya sendiri dalam penanganan hipertensi, melakukan rujukan sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berlaku serta
mengembangkan pengetahuan.
1.3.3 Komunikasi efektif (Kompetensi 3) : Mahasiswa mampu melakukan
komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada individu, keluarga,
masyarakat dan mitra kerja dalam pengendalian hipertensi.
1.3.4 Pengelolaan Informasi (Kompetensi 4) : Mahasiswa mampu memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik
kedokteran.
1.3.5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran (Kompetensi 5) : Mahasiswa mampu
menyelesaikan masalah pengendalian hipertensi secara holistik dan
komprehensif baik secara individu, keluarga maupun komunitas
berdasarkan landasan ilmiah yang mutakhir untuk mendapatkan hasil yang
optimum.
1.3.6 Keterampilan Klinis (Kompetensi 6) : Mahasiswa mampu melakukan
prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah hipertensi dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan
keselamatan orang lain.
1.3.7 Pengelolaan Masalah Kesehatan (Kompetensi 7) : Mahasiswa mampu
mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, koordinatif, kolaboratif dan berkesinambungan
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
3
1.4 TUJ UAN DAN MANFAAT STUDI KASUS
Prinsip pelayanan dokter keluarga pada pasien ini adalah memberikan
tatalaksana masalah kesehatan dengan memandang pasien sebagai individu yang
utuh terdiri dari unsur biopsikososial, serta penerapan prinsip pencegahan
penyakit promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Proses pelayanan dokter
keluarga dapat lebih berkualitas bila didasarkan pada hasil penelitian ilmu
kedokteran terkini (evidence based medicine).
4
rehabilitatif dalam pengendalian hipertensi di Puskesmas Macinni
Sawah.
6. Untuk melakukan prosedur tatalaksana dan edukasi hipertensi sesuai
Standar Kompetensi Dokter Indonesia di Puskesmas Macinni Sawah.
5
3. Perbaikan gejala dan penurunan tekanan darah dapat dievaluasi setelah
dilakukan penatalaksanaan dan perbaikan diet pada pasien hipertensi.
4. Perbaikan gaya hidup yang di lakukan pasien, seperti melakukan aktivitas
fisik, dan mengkonsumsi makanan yang di anjurkan.
5. Pasien memahami komplikasi yang dapat terjadi dari hipertensi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian keberhasilan tindakan
pengobatan didasarkan atas tekanan darah pasien menurun mendekati batas
normal, perbaikan gejala dapat dievaluasi setelah dilakukan penatalaksanaan dan
perbaikan diet maupun gaya hidup.