Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi
kinerja berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu faktor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung dan
stroke. Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak kerusakan
organ tubuh.1
Hipertensi ditemukan pada semua populasi dengan angka kejadian yang
berbeda-beda, sebab ada faktor-faktor genetik, ras, regional, sosiobudaya yang
juga menyangkut gaya hidup yang juga berbeda. Hipertensi akan makin
rneningkat bersama dengan bartambahnya umur. Makin tinggi tekanan darah
makin besar risikonya.2
Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika
Serikat. Sekitar seperempat jumlah penduduk dewasa menderita hipertensi, dan
insidensinya lebih tinggi di kalangan Afro-Amerika setelah usia remaja. Penderita
hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah.3
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan
kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013.
Prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan sebesar 29,0%, lebih rendah dari angka
nasional. Sedangkan prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan sebesar 5,7%, juga lebih rendah dari angka nasional
(7,2%), dengan prevalensi tertinggi yaitu Sidenreng Rappang dan Luwu Timur
sebesar 9,9 %, sedangkan untuk kota Makassar prevalensinya sebesar 4,1%.
Hipertensi tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas sehingga banyak
penderita tidak menyadarinya karena itu hipertensi dijuluki the silent killer atau
“pembunuh diam-diam”. 4,5,7

1
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di
Indonesia, sehingga tatalaksana penyakit ini merupakan intervensi yang sangat
umum dilakukan diberbagai tingkat fasilitas kesehatan. Sampai saat ini, hipertensi
masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.
Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan
yang efektif banyak tersedia. 6,7

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi?
2. Bagaimanakah menegakkan diagnosa secara klinis dan diagnosa
psikososial?
3. Bagaimana tingkat pengetahuan keluarga dalam menyikapi penyakit
hipertensi?
4. Bagaimana hasil dari terapi yang diberikan kepada penderita hipertensi?
5. Bagaimana pencegahan untuk penyakit hipertensi?

1.3 Aspek Disiplin Ilmu yang Terkait dengan Pendekatan Diagnosis


Holistik Komprehensif pada Penderita Hipertensi
Untuk pengendalian masalah hipertensi baik pada tingkat individu maupun
masyarakat dilakukan secara komprehensif dan holistik yang disesuaikan dengan
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), maka mahasiswa program profesi
dokter Universitas Muslim Indonesia melakukan kegiatan kepaniteraan klinik
pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas dilayanan
primer (Puskesmas) dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi yang
dilandasi oleh profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif. Selain itu kompetensi mempunyai landasan berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis,
dan pengelolaan masalah kesehatan.
Kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

2
1.3.1 Profesionalitas yang luhur (Kompetensi 1) : Untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan dalam pengendalian hipertensi secara
individual, masyarakat maupun pihak terkait ditinjau dari nilai agama, etika,
moral, dan peraturan perundangan.
1.3.2 Mawas diri dan pengembangan diri (Kompetensi 2) : Mahasiswa mampu
mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial dan
budaya sendiri dalam penanganan hipertensi, melakukan rujukan sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berlaku serta
mengembangkan pengetahuan.
1.3.3 Komunikasi efektif (Kompetensi 3) : Mahasiswa mampu melakukan
komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada individu, keluarga,
masyarakat dan mitra kerja dalam pengendalian hipertensi.
1.3.4 Pengelolaan Informasi (Kompetensi 4) : Mahasiswa mampu memanfaatkan
teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan dalam praktik
kedokteran.
1.3.5 Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran (Kompetensi 5) : Mahasiswa mampu
menyelesaikan masalah pengendalian hipertensi secara holistik dan
komprehensif baik secara individu, keluarga maupun komunitas
berdasarkan landasan ilmiah yang mutakhir untuk mendapatkan hasil yang
optimum.
1.3.6 Keterampilan Klinis (Kompetensi 6) : Mahasiswa mampu melakukan
prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah hipertensi dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan
keselamatan orang lain.
1.3.7 Pengelolaan Masalah Kesehatan (Kompetensi 7) : Mahasiswa mampu
mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, koordinatif, kolaboratif dan berkesinambungan
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

3
1.4 TUJ UAN DAN MANFAAT STUDI KASUS
Prinsip pelayanan dokter keluarga pada pasien ini adalah memberikan
tatalaksana masalah kesehatan dengan memandang pasien sebagai individu yang
utuh terdiri dari unsur biopsikososial, serta penerapan prinsip pencegahan
penyakit promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Proses pelayanan dokter
keluarga dapat lebih berkualitas bila didasarkan pada hasil penelitian ilmu
kedokteran terkini (evidence based medicine).

1.4.1 Tujuan Umum:


Tujuan dari penulisan laporan Studi Kasus ini adalah dapat menerapkan
penatalaksanaan hipertensi dengan pendekatan kedokteran keluarga secara
komprehensif dan holistik, sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia,
berbasis evidence based medicine (EBM) pada pasien dengan mengidentifikasi
faktor risiko dan masalah klinis serta prinsip penatalaksanaan hipertensi dengan
pendekatan diagnostik holistik di Puskesmas Maccini Sawah.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengidentifikasi faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya
hipertensi di Puskesmas Macinni Sawah tahun 2019
2. Untuk penerapan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang, serta menginterpretasikan hasilnya dalam mendiagnosis
hipertensi di Puskesmas Macinni Sawah.
3. Untuk melakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada
level individu, keluarga, masyarakat dan mitra kerja dalam
pengendalian hipertensi di Puskesmas Macinni Sawah.
4. Untuk memanfaatkan sumber informasi terkini dan melakukan kajian
ilmiah dari data di lapangan, untuk melakukan pengendalian hipertensi
di Puskesmas Macinni Sawah.
5. Untuk menggunakan landasan Ilmu Kedokteran Klinik dan Kesehatan
Masyarakat dalam melakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan

4
rehabilitatif dalam pengendalian hipertensi di Puskesmas Macinni
Sawah.
6. Untuk melakukan prosedur tatalaksana dan edukasi hipertensi sesuai
Standar Kompetensi Dokter Indonesia di Puskesmas Macinni Sawah.

1.4.3 Manfaat Studi Kasus


1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan acuan (referensi) bagi studi kasus lebih lanjut sekaligus
sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan.
2. Bagi Penderita (pasien)
Menambah wawasan akan hipertensi yang meliputi proses penyakit dan
penanganan menyeluruh sehingga dapat memberikan keyakinan untuk
menghindari tetap berobat secara teratur.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah
daerah dan instansi kesehatan beserta paramedis yang terlibat di
dalamnya mengenai pendekatan diagnosis holistik penderita hipertensi.
4. Bagi Pembelajar Studi Kasus (Mahasiswa)
Sebagai pengalaman berharga bagi penulis sendiri dalam rangka
memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai Evidence Based
Medicine dan pendekatan diagnosis holistik hipertensi serta dalam hal
penulisan studi kasus.

1.5 Indikator Keberhasilan Tindakan


Indikator keberhasilan tindakan setelah dilakukan penatalaksanaan penderita
hipertensi dengan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik berbasis
Kedokteran Keluarga adalah:
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab
hipertensi.
2. Kepatuhan penderita datang berobat ke Puskesmas secara teratur.

5
3. Perbaikan gejala dan penurunan tekanan darah dapat dievaluasi setelah
dilakukan penatalaksanaan dan perbaikan diet pada pasien hipertensi.
4. Perbaikan gaya hidup yang di lakukan pasien, seperti melakukan aktivitas
fisik, dan mengkonsumsi makanan yang di anjurkan.
5. Pasien memahami komplikasi yang dapat terjadi dari hipertensi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian keberhasilan tindakan
pengobatan didasarkan atas tekanan darah pasien menurun mendekati batas
normal, perbaikan gejala dapat dievaluasi setelah dilakukan penatalaksanaan dan
perbaikan diet maupun gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai