Anda di halaman 1dari 73

1.

TUJUAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja adalah Suatu bidang yang ditujukan untuk mencegah suatu bentuk
kecelakaan dilingkungan dan keadaan kerja.

Secara umum tujuan keselamatan kerja adalah untuk mencegah atau mengurangi
kejadian insiden/kecelakaan yang merugikan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tujuan umum dari program keselamatan kerja
adalah meliputi :

1. Kemanusiaan.
Mencegah cidera atau kematian

2. Ekonomi
Mencegah kerusakan harta, mencegah pemborosan biaya, meningkatkan moral kerja
pegawai dan produktivitas perusahaan.

3. Sosial
Memenuhi tanggung jawab perusahaan untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan,
kesejahteraan dan ketentraman masyarakat, serta memenuhi peraturan/hukum yang
berlaku.

Agar tujuan umum ini dapat diterapkan, maka ia harus dijabarkan lagi ke dalam bentuk
tujuan-tujuan yang lebih nyata dan dapat diukur berdasarkan perkembangan persahaan
dimasa mendatang.

Tujuan program keselamatan ini harus dibagi menjadi :

1. Tujuan jangka pendek


Yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah keselamatan kerja yang ada pada
saat ini, terutama yang membutuhkan penanganan segera, seperti misal :
 Menemukan bahaya yang ada dalam pabrik
 House keeping ds.

2. Tujuan jangka panjang


Yang berbentuk usaha untuk memudahkan usaha keselamatan kerja kedalam
kegiatan produksi serta menjaga kesinambungan. Jika tujuan ini dapat dicapai, maka
bukan hanya kecelakaan/incident saja yang dapat dicegah, tetapi akan diperoleh juga
keuntungan ekonomis dalam bentuk peningkatan gairah kerja,penghematan dana
akibat kerusakan barang, peningkatan effisiensi dan produktivitas perusahaan.

Contoh Bunyi Kebijaksanaan Keselamatan Kerja


Kepada : Semua Karyawan

10/05/2010 1
Pencegahan kecelakaan dan cidera terhadap masyarakat umum, langganan, dan
karyawan harus dipadukan ke dalam semua segi kegiatan kerja sehari-hari.

Semua tingkatan Manajemen bertanggung jawab untuk memelihara lingkungan yang


aman dan sehat bagi seluruh karyawan, dan meyakinkan bahwa semua usaha
pencegahan bahaya sudah diambil.
Semua karyawan harus mematuhi peraturan yang berlaku, demi keselamatan diri sendiri
dan rekan-rekannya.

2. UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA NO. 1 TAHUN 1970

Sesuai dengan undang-undang keselamatan kerja no. 1 Tahun 1970, maka semua
kegiatan mulai dari perencanaan penggunaan. pemeliharaan dan penyimpanan barang
yang mengandung dan dapat menimbulkan bauaha kecelakaan, harus memenuhi norma-
norma keselamatan kerja.

Banyak orang telah mengetahui, bahwa setiap kegiatan yang dapat menimbulkan
kecelakaan harus dilakukan sesuai dengan peraturan atau undang-undang keselamatan
kerja. Setiap peralatan (mesin) selalu dilengkapi dengan instruksi prosedure
pengoperasian dari pabriknya. prosedure ini selalu dikaitkan dengan aspek-aspek
keselamatan kerja. Namun demikian masih banyak peralatan yang dioperasikan tidak
sesuai dengan prosedur atau peralatan yang menurut peraturan keselamatan kerja tidak
layak untuk dioperasikan, tetapi beroperasi, sehingga mempunyai resiko terhadap orang
yang mengoperasikan atau lingkunganya. sebut saja misalnya, kompresor tanpa
pelindung tali kipas, sambungan kabel terbuka dsb.

Terlihat jelas disini bahwa kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja masih rendah.
bahkan yang sering diabaikan. Oleh karena itu dalam setiap kesempatan, penyuluhan
tentang pentingnya keselamatan kerja harus selalu diberikan atau diingatkan kembali.
terutama pada pegawai yang berhubungan erat dengan pengoperasian, pemeliharaan
atau pemasangan mesin.

2.1. Dasar Keselamatan Kerja di PLN

Dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai
dan lingkungan, maka PLN mewajibkan kepada setiap unit administrasinya untuk
mengikuti norma-norma keselamatan kerja
Adapun yang mendasari kewajiban keselamatan kerja di PLN adalah :

(1) Undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun 1970

(2) Pengumuman Direksi no. 023/PST/75 tentang keselamatan memasuki dan


bekerja didalam ruangan sentral pembangkit tenaga listrik.

10/05/2010 2
(3) Surat Edaran No. 016/PST/78 tentang peningkatkan tugas para pengawas
pekerjaan

(4) Surat Edaran No. 055/PST/82 tentang kewajiban memakai alat pengaman kerja
dan sangsinya.

(5) Instruksi Direksi No. 002/84 tentang membudayakan keselamatan dan


kesehatan kerja dilingkungan PLN

Selain itu Direksi atau unit memiliki atau diberi wewenang untuk membuat peraturan
keselamatan kerja sesuai dengan kondisi setempat dan sifat kerugiannya.
Peraturan terssbut juga mencakup sistem tagging dan prosedur “ijin untuk bekerja”
(permit to work) pada peralatan listrik dan mekanik. Peraturan ini dirancang untuk
menjaga keselamatan pegawai yang harus memperbaiki atau memelihara peralatan
mekanik dan peralatan lain pada unit.

Pokok-pokok pencegahan kecelakaan meliputi beberapa item yang antara lain


adalah :

(1) Hindari kecelakaan yang disebabkan oleh beberapa situasi, dengan cara
mematuhi larangan atau tanda-tanda yang dipasang pada daerah yang
berbahaya. Jangan bergurau ditempat kerja.
(2) Kenali dan perbaiki kondisi yang berbahaya, dengan cara membersihkan
ceceran minyak, memperbaiki penerangan yang kurang.
(3) Gunakan perkakas dan perlengkapan kerja yang tepat dan benar, alat listrik
portabel, tangga dan sebagainya.
(4) Gunakan prosedur dan metoda kerja yang aman dalam melakukan pemindahan
menangani bahan-bahan yang berbahaya, sistem “ ijin untuk bekerja”.
(5) Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan jenis pekerjaannya; sarung tangan,
kacamata pengaman, pelindung telinga, topi pengaman, sepatu pemgaman dsb.
(6) Tingkatkan semua aspek keselamatan kerja dengan selalu menjaga kebersihan,
penyuluhan dan melalui kursus meningkatkan keahlian.

2.2. Kewajiban Berdisplin Mematuhi Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

(1) Sebagai karyawan PLN tentu anda tidak berkeinginan :

 Istri anda menjadi JANDA


 Anak-anak anda menjadi anak YATIM, yang suram hari kemudiannya

10/05/2010 3
 Orang tua anda menanggung kesedihan yang mendalam.
 Anda sendiri menderita CACAT SEUMUR HIDUP, menderita lahir dan batin

Namun jangan lupa bahwa hal tersebut diatas bisa saja terjadi. Pada suatu saat
kemungkinan anda dapat/terkena musibah kecelakaan ditempat anda bekerja
yang berakibat fatal anda tewas, anda luka parah, sebagian anggota tubuh anda
terpaksa harus dibuang, atau anda harus dirawat cukup lama.

Semua ini bisa terjadi karena ulah anda sendiri yaitu :

 MENGANGGAP REMEH / mengabaikan ketentuan-ketentuan keselamatan


kerja dan prosedur (cara kerja yang aman dan benar.
 BERSIKAP SEMBRONO (GEGABAH) pada waktu melaksanakan tugas.
 MERASA DIRINYA SOK JAGO, sehingga menganggap tidak perlu lagi
memakai alat-alat keselamatan kerja yang diperlukan pada waktu
melaksanakan tugas; dengan banyak alasannya dan dalih bersengaja tidak
mau mematuhi syart-syarat keselamatan kerja

(2) Kapan terjadinya bahaya/kecelakaan ditempat anda bekerja, tidak ada yang
mengetahui, termasuk anda sendiri, oleh sebab itu sebelum anda melaksanakan
tugas terlebih dahulu pakailah alat-lat keselamatan kerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang anda hadapi agar anda terhindar atau paling tidak mengurangi
bahaya maut yang selalu mengancam.

(2) Demi Keselamatan Anda Sendiri Maka

 Pakailah selalu alat-alat keselamatan kerja yang diwajibkan pada waktu anda
melaksanakan tugas.
 Berusahalah selalu memahami dan mematuhi prosedur/cara kerja yang
aman dan benar

(3) Sayangilah Jiwa/Nyawa/Tubuh Anda Dengan Cara Berusaha Mengutamakan


keselamatan

 Selalu waspada waktu melaksanakan tugas


 selalu mematuhi semua persyaratan keselamatan kerja
 Memakai alat-alat keselamatan kerja pada waktu melaksanakan tugas sesuai
dengan pekerjaan yang dilaksanakan
 Tidak meremehkan/mengabaikan keselamatan kerja
 Mematuhi prosedur/cara kerja yang aman dan benar.
 Dibuang jauh-jauh alasan/dalih untuk tidak memakai alat-alat keselamatan
kerja pada waktu melaksanakan tugas.

10/05/2010 4
2.3. Ringkasan

UNDANG-UNDANGAN NO. 1 TAHUN 1970


TENTANG : KESELAMATAN KERJA

Dasar Pertimbangan

(1) Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas


keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
(2) Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
(3) Bahwa sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
(4) Bahwa sehubungan dengan hal itu perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja.
(5) Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi teknik dan teknologi.

Mengingat : Pasal-pasal 5, 20 dan 27 U.U Dasar 1945.


: Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang No 14 tahun 1969 tentang
ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.

BAB I.
TENTANG ISTILAH –I STILAH :

Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. ” Tempat Kerja ” adalah tiap ruangan atau lapangan, tertuup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau sering memasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2 : termasuk tempat kerja
adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

2. ” Pengurus ” adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu


tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

10/05/2010 5
3. ” Pengusaha ” adalah :

a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu menggunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan, hukum yang secara berdiri sendiri yang menjalankan
sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu menggunakan tempat
kerja.
c. Orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum yang termaksud pada (a) dan (b) jikalau yang diwakili berkedudukan
diluar Indonesia.

4. ” Direktur ” adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.

5. ” Pegawai Pegawas ” adalah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari


Depertemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

6. ” Ahli Keselamatan Kerja ” adalah tenaga tehnis berkeahlian khusus dari


Depertemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

BAB II
RUANG LINGKUP

Mengatur tentang Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat,
didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara yang berada didalam
wilayah keskuasaan hukum Republik Indoneisa, yang antara lain :

a. Dilakukan pembuatan, uji coba dan penggunaan peralatan mesin dan instalasi
yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b. Dilakukan pembuatan, perdagangan, penggunaan dan pengangkutan barang-
barang mudah meledak, terbakar menggigit dan beracun.
c. Dilakukan pembangunan, pebaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran.
d. Dilakukan usaha petanian, perkebunan, pembukaan hutan dan pengolahan hasil
hutan.
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan.
f. Dilakukan pengangkutan, barang, binatang dan manusia.
g. Dilakukan pekerjaan bongkar muat.
h. Dilakukan penyelaman dan pengambilan benda dan pekerjaan didalam air.
i. Dilakukan pekerjaan diketinggian.
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara.

10/05/2010 6
k. Dilakukan pekerjaan yang mengundang bahaya tertimbun, kajatuhan, kena
benda terpelanting, terperosok.
l. Dilakukan pekerjaan dalam tanki, sumur atau lobang.
m. terdapat atau penyibara debu, api, radiasi, asap, gas, getaran, sinar atau suara.
n. Dilakukan pembuangan atau penimbunan serempak atau limbah.
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran, radio, telepon, TV atau radar.
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan penyelidikan/riset yang
menggunakan alat teknis.
q. Dibangkitkan, dirubah, disalurkan, dikumpulkan atau disimpan listrik, gas, aor
atau minyak.
r. Diputar Film pertunjukan, sandiwara atau rekreasi menggunakan instalasi listrik
atau peralatan mekanik.

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Dengan peraturan perundang-undangan ditetatapkan Syarat-syarat Keselamatan


Kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca atau radiasi dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phisik
maupun psychis, keracunun, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Penyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memelihara keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

10/05/2010 7
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaan menjadi bertambah tinggi.

BAB IV
PENGAWASAN

Mengatur tentang pelaksanaan pengawasan untuk ditaatinya undang-undang ini.

BAB V
PEMBINAAN

Kewajiban pengurus untuk menunjukan dan menjelaskan pada tiap-tiap tenaga baru
tentang :

a. Kondisi bahaya yang dapat timbul ditempat kerja.


b. Difungsikannya alat-alat pengaman dan pelindung.
c. cara dan sikap kerja yang aman.

BAB VI
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Memuat ketentuan tentang :


Kewajiban pengurus untuk membuat laporan kecekaan.

BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA

- Pemberian keterangan yang benar.


- Kewajiban memakai alat pelindung.
- Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
- Meminta kepada pengarah untuk dilaksanakannya semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja.
- Menyatakan keberatan untuk bekerja bilamana persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat pelindung diragukan.
.

10/05/2010 8
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai pelindung yang diwajibkan.

BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS

Memuat ketentuan Tentang :

- Penempatan undang-undang ini serta peraturan yang berlaku, pada tempat yang
mudah dilihat dan dibaca.
- Menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung yang diwajibkan kepada tenaga
kerja, dan bagi setiap orang yang akan memasuki tempat kerja.

BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP

Memuat ketentuan Tentang :

- Ancaman perdata atas pelanggaran peraturan dengan hukuman kurungan


selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,-
(Seratus ribu rupiah).

Keterangan

- Untuk isi selengkapnya bisa dibaca dari U.U No. 1 Tahun 1970

2.4. Definisi - Definisi

SELAMAT : SECARA RELATIP BEBAS DARI BAHAYA,


(S A F E ) CIDERA, KERUSAKAN ATAU DARI RESIKO
BAHAYA DSB.

KESELAMATAN : ISTILAH UMUM UNTUK MENYATAKAN


(SAFETY) SUATU TINGKAT :
- RESIKO DARI KERUGIAN
- RELATIP BEBAS DARI KERUGIAN
- KEMUNGKINAN KERUGIAN YANG RENDAH

10/05/2010 9
KESELAMATAN KERJA :
INDUSTRIAL SAFETY
BIDANG KEGIATAN YANG DITUJUKAN UNTUK
MENCEGAH SUATU BENTUK KECELAKAAN
DILINGKUNGAN DAN KEADAAN KERJA.

KECELAKAAN : SUATU TINDAKAN YANG TIDAK DIINGINKAN,


YANG DAPAT MENGAKIBATKAN CIDERA PADA
MANUSIA ATAU KERUSAKAN PADA HARTA.

INSIDEN : SUATU KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN,


YANG DAPAT MENURUNKAN EFISIENSI DARI
OPERASI PERUSAHAAN.

KECELAKAAN KERJA

SUATU KECELAKAAN YANG TERJADI


PADA SESEORANG KARENA HUBUNGAN KERJA
DAN KEMUNGKINAN BESAR DISEBABKAN BAHAYA YANG
ADA KAITANNYA DENGAN PEKERJAANNYA.
2.5. Pengumuman No. : 023 / PST / 75.

PENGUMUMAN
NO. : 023 / PST / 75.
Tentang

KESELAMATAN MEMASUKI DAN BEKERJA


DIDALAM RUANGAN SENTRAL PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Untuk menghindari / membatasi terjadinya sesuatu bahaya atau kecelakaan dalam


memasuki dan atau bekerja dadalam ruangan Sentral Pembangkit Listrik dalam rangka
pengamanan serta penyelamatan mesin-mesin Pembangkit Tenaga Listrik termasuk
seluruh peralatan yang berada didalamnya dianggap perlu untuk menggariskan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :

I. Ketentuan untuk masuk kedalam ruangan Pembangkit Listrik :

1. Orang dan atau pegawai yang tidak bertugas tidak diperkenankan masuk dan atau
berada didalam ruangan Pembangkit Listrik.
2. Pegawai Sentral yang tidak bertugas dan atau pegawai PLN yang lainnya yang
perlu/berkepentingan untuk masuk/berada didalam ruangan Sentral harus mendapat
izin dari Kepala Jaga.

10/05/2010 10
3. Para tamu yang mendapat izin masuk kedalam ruangan Sentral Pembangkit Listrik
harus didampingi/diantar oleh petugas jaga yang ditunjuk oleh Kepala sentral.
4. Didalam ruangan Sentral dilarang menggunakan / membawa benda atau alat yang
menimbulkan bahaya, yang mudah menimbulkan kebakaran, zat atau cairan yang
mudah menimbulkan bahaya korosi dan sebagainya

II. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTD /PLTG
dan PLTA.

1. Pegawai / pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja diruangan
mesin Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.


b. Menggnakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya ( zoolnya )
tidak pakai paku cermai ( paku yang menonjol ).
c. Menggunakan sarung tangan ( dari kulit pendek ).
d. Menggunakan topi pengaman ( bukan metal ).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.

III. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan – ruangan mesin PLTU yang
pendingin Generatornya menggunakan hawa/udara biasa

1. Pegawai / pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja diruangan
mesin Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.


b. Menggnakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya ( zoolnya )
tidak pakai paku cermai ( paku yang menonjol ).
c. Menggunakan sarung tangan ( dari kulit pendek ).
d. Menggunakan topi pengaman ( bukan metal ).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.

2. Pegawai/pekerja yang bekerja ditempat-tempat yang berbau minyak/instalasi minyak


/berminyak dilarang merokok.

3. Pegawai / pekerja yang bekerja didalam ruangan mesin turbin paling sedikit harus
terdiri dari 2 ( dua ) orang.

IV. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTU yang
pendingin Generatornya menggunakan gas Hydrogen ( H2 ).

10/05/2010 11
1. Pegawai / pekerja Pembangkit Listrik yang memasuki dan atau bekerja didalam
ruangan turbin
mesin Pembangkit Listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat.


b. Menggnakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya ( zoolnya )
tidak pakai paku cermai ( paku yang menonjol ).
c. Menggunakan sarung tangan ( dari kulit pendek ).
d. Menggunakan topi pengaman ( bukan metal ).
e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.

2. Diseluruh ruangan Sentral, dilarang merokok.

3. Pegawai / pekerja yang bekerja didalam ruangan mesin turbin paling sedikit harus
terdiri dari 2 ( dua ) orang.
V. Untuk keseragaman bentuk, maka penyediaan peralatan pengaman bekerja dilakukan
oleh masing-masing PLN Pembangkit/PLN Distribusu/PLN Expoloitasi.

VI. Jika setelah tersedianya peralatan kerja terjadi kecelakaan yang disebabkan karena
tidak mengindahkan ketentuan ini dan atau karena tidak menggunakan alat pengaman
kerja, maka PLN dibebaskan dari kewajiban memberi ganti rugi dan biaya-biaya lainnya
untuk maksud tersebut .
VII. Ketentuan ini mulai berlaku sejak dikeluarkankannya untuk ditaati pelaksanaannya.

2.6. Surat Edaran NO. 055 /PST/82

SURAT - EDARAN
No. 055/PST/82
Tentang
KEWAJIBAN MEMAKAI ALAT PENGAMAN KERJA DAN SANGSINYA

Guna lebih meningkatkan usaha pecegahan terhadap kemungkinan terjadinya


kecelakaan kerja dilingkungan PLN sebagaimana yang telah dalam pasal 3 Undang-
undang No. 1 Tahun 1970, dengan ini diminta perhatiannya para
Direktur/Pimimpin/Kepala Satuan PLN agar secepatnya mengambil langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Secara bertahap memenuhi kebutuhan alat pengaman kerja yang sesuai dengan :
1.1 Macam/sifat pekerjaan pada wilayah/lingkungannya masing-masing.
1.2 Ukuran kondisi phisik orang Indonesia pada umumnya.
Pengadaan alat - alat tersebut hendaknya berpedoman kepada ketentuan dalam
surat kolektif Direksi PLN No E.I. 213/DIR/82 tanggal 30 Juni 1982 perihal R.A.O
Keselamatan Kerja dan P & PKK. No 22.

10/05/2010 12
2. Mewajibkan pemakaian alat pengaman kerja bagi setiap petugas yang karena
sifat
pekerjaannya harus memakai alat pengaman yang telah disediakan oleh PLN, dan
mewajibkan pula untuk memelihara / merawatnya.

3. Mewajibkan kepada semua pengawas kerja yang bertugas ditempat tertutup ( sentral,
gudang, bengkel dan sebagainya ) maupun yang bertugas dilapangan, untuk :

3.1 Tetap berada ditempat pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dan memberikan
peringatan-peringatan kepada petugas yang tidak memakai alat pengaman kerja.

3.2 Memberikan petunjklisan maupun tertulis kepada petugas-petugas bawahannya


mengenai syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan.

4. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut butir 2 dan 3 diatas, kepada yang


bersangkutan dapat dikenakan sanksi berupa :

4.1 Tidakan administratif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.2 Tidak diberikan tujangan kecelakaan dinas termaksud dalam Surat Edaran
Direksi PLN PLN No. 12A dan 12B/PST/78; apabila petugas yang bersangkutan
mendapat kecelakaan dan ternyata pada waktu menjalankan pekerjaan tanpa
memakai alat pengaman kerja yang tersedia..

Demikian, untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA

DIREKSI

10/05/2010 13
Instruksi PLN No. 002/84

INSTRUKSI
NO. 002 / 84
Tentang

MEMBUDAYAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LINGKUNGAN PLN

I. Kita bersama telah mengetahui, bahwa Pemerintah kini sedang melaksanakan


Kampanye Nasional Memasyarakatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat K3 secara intensip di semua lapisan Masyarakat yang di
dalamnya termasuk pula Badan-badan Usaha Milik negara, dengan demikian PLN
berkewajiban untuk ikut serta mensukseskannya, karena K3 adalah sarana utama
untuk pencegahan kecelakaan yang dapat mengakibatkan berbagai macam kerugian
yang tidak kita harapkan.
Untuk mewujudkan K3 yang baik di lingkungan PLN mutlak di perlukan :

1. Adanya perhatian yang seksama dari semua unsur pimpinan, baik di PLN Pusat
maupun di Unit-unit kerja PLN, sehingga segala sarana yang diperlukan bagi
kelancaran pelaksanaan K3 dilingkungan PLN akan mudah dan cepat didapat.

2. Adanya Badan/Organisasi dengan petugas-petugas pelaksanaannya yang


dibebani tugas serta kewajiban untuk menangani tugas-tugas keselamatan kerja
disetiap unit PLN, sehingga pembinaan keselamatan kerja dapat berjalan lancar.

3. Adanya peraturan-peraturan keselamatan kerja di setiap Unit PLN yang berhak


buku-buku, poster-poster dan lain-lain sebagai berhak buku-buku pelaksanaan,
sehingga ketentuan-ketentuan keselamatan kerja dapat selalu diketahui untuk
dilaksanakan.

4. Adanya alat pengaman kerja yang lengkap sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dihadapi di setiap unit PLN.

II. Berdasar hal-hal yang telah diuraikan diatas, dengan ini diinstruksikan kepada semua
pimpinan satuan PLN supaya melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Segera merealisasi pembentukan organisasi keselamatan kerja sejajar dengan


tingkat seksi dan melaksanakannya sesuai dengan maksud surat kolektip Direksi

PLN tertanggal 30 September 1983 yang diperluas sampai dengan tingkat


Cabang, Sektor, proyek, Prolis atau unit-unit kerja lainnya yang setingkat.

10/05/2010 14
Pembentukan seksi yang menjadi wewenang PLN Pusat akan direalisir dengan
keputusan Direksi PLN.

2. Melakukan bimbingan dan pengawasan secara efektif dan langsung atas


pelaksanaan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja/hasil survai keselamatan
kerja di unit-unit kerja PLN didalam wilayahnya masing-masing.

3. Mengajukan langsung kebutuhan buku-buku keselamatan kerja dan poster-poster


keselamatan kerja yang diperlukan oleh masing-masing Cabang, Sektor, Proyek,
Prolis dan unit kerja lainnya yang setingkat pada Dinas Keselamatan Kerja
dengan tembusan kepada satuan PLN atasannya, Melalui tata cara ini diharapkan
agar semua unit PLN dapat lebih cepat menerima buku/poster-poster yang
diperlukan .

4. Melengkapi alat pengaman kerja secara minimal pada setiap unit PLN di wilayah
masing-masing dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang berlaku.

5. Dalam hal belum tersedia anggaran untuk pelaksana petunjuk tersebut diatas
agar disusun rencananya lebih dahulu untuk diajukan dalam rencana anggaran
tahun depan.

III. Segera menyampaikan laporan pelaksanaan instruksi ini kepada Direksi dengan
tembusan kepada DNKAM. Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA

DIREKSI,

10/05/2010 15
3. KECELAKAAN KERJA

Adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan
kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya dengan pekerjaan

3.1. Alasan Usaha Pencegahan Kecelakaan Kerja

Ada 3 ( tiga ) alasan utama pencegahan kecelakaan kerja :


1. Alasan Kemanusian
Yaitu adanya penderitaan individu /keluarga akibat cacat seumur hidup atau
kehilangan kemampuan untuk mencari penghasilan.

2. Alasan Ekonomi
Yaitu adanya biaya yang diperlukan atas kerusakan peralatan, ganti rugi dan
kehilangan waktu kerja selama kejadian dan penyelesaiannya, serta biaya
pengobatan.

3. Alasan Manajemen.
Yaitu perlu adanya pertanggung jawaban resmi dan membawa nama baik
perusahaan.

3.2. Macam - Macam Bahaya.

a. Mekanik : Bahaya terjepit, terpotong, terjatuh, tertimpa benda dan lain-


lain
b. Phisik : Suhu panas/dingin, kelembaban, radiasi, getaran, bising dan
lain-lain
c. Listrik : aliran listrik, binga api listrik penyebab kematian dan lain-lain
d. Kebakaran & Ledakan : Bahaya ledakan botol bertekanan, bejana tekan,
bahan peledak, kebakaran minyak, kebakaran bangunan dan lain-lain.

Jenis Kecelakaan

- Terjatuh
- Tertimpa
- Tertumpuk benda.
- Terjepit
- Terbakar atau kena ledakan
- Kontak dengan bahan beracun
- Terkena radiasi atau tegangan listrik

10/05/2010 16
3.4. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja dan Tindakan Pencegahannya

Manusia, metoda dan tempat kerja, merupakan sumber bahaya yang paling potensial.
Suatu kecelakaan maupun kejadian yang tidak diharapkan adanya ketimpangan
unsur-unsur produksi, yang antara lain berupa :

 Manusia

- Tidak cocoknya manusia dengan peralatan.


- Kurangnya motivasi
- Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
- Dan lain-lainnya.

 Peralatan

- Kesalahan perencanaan
- Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan
- Dan lain-lain.

 Lingkungan / Tempat Kerja

- House keeping yang tidak baik


- Kurangnya ventilasi, penerangan, bising.
- Suhu yang panas atau terlalu dingin
- Dan lain-lain

3.4.1. Bahaya Pada Tempat Kerja

(1) Peralatan, pelindung yang tidak memenuhi syarat.


(2) Peralatan, bahan yang aus atau rusak
(3) Terlalu sesak
(4) Keadaan udara beracun
(5) Bising
(6) Bahaya ledakan / terbakar
(7) Kurang sarana pemberi tanda peringatan
(8) Dan lain-lain

10/05/2010 17
Tindakan Pencegahannya

(1) Bekerja sesuai prosedur


(2) Menggunakan pakaian keselamatan kerja sesuai dengan yang dianjurkan
(3) Melaksanakan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku ditempat kerja
(4) Semua tempat kerja dalam keadaan bersih dan aman
(5) Semua jalan masuk bebas dari bahaya.
(6) Tata ruang cukup baik/nyaman
(7) Pintu darurat / alat pemadam siap dipakai
(8) Penerangan yang cukup
(9) Lantai, jalan keluar dalam kondisi bai bebas dari gangguan atau tumpahan oli
(10) Alat pengangkut dapat dioperasikan dengan baik
(11) Alat pengaman dalam kondisi baik dan pada tempatnya
(12) Peralatan kerja dalam keadaan aman
(13) Penyimpanan barang-barang yang mudah terbakar dan meledak dengan aman
(14) Pengamatan terhadap peraturan mengenai bahan-bahan yang mudah meledak
dan terbakar.

3.4.2. Tindakan Yang Tidak Aman antara Lain :

(1) Tidak mengerti kemungkinan bahaya yang akan timbul


(2) Bekerja tanpa wewenang
(3) Bekerja dengan kecepatan yang salah.
(4) Menyebabkan alat pelindung tak berfungsi
(5) Menggunakan alat yang rusak
(6) Tidak memakai alat keselamatan kerja
(7) Menggunakan alat secara salah
(8) Melanggar peraturan keselamatan kerja
(9) Bergurau ditempat kerja
(10) Gagal memberi peringatan, dan lain-lain

Kondisi yang tidak aman antara lain :

(1) Peralatan pelindung yang tidak memenuhi persyaratan.


(2) Sistem pemberi tanda peringatan yang kurang jelas.
(3) Ventilasi, penerangan yang kurang, dan lain-lain

10/05/2010 18
3.5. CARA KERJA YANG AMAN

(1) Start

- Pertimbangkan Bahaya Kerja


- Pertimbangkan Bahaya Lingkungan
- Tentukan Langkah pengaman yang diambil

(2) Persiapan

Gunakan Pakaian Keselamatan Kerja


- Peralatan dan perlengkapan dirangkai dengan benar
- Beri tanda bahaya atau pengaman pada tempat kerja
- Semua baranag yang tidak berguna di singkirkan dari tempat kerja.
- Pasang peralata pengaman jika perlu
- Posisi peralatan dan rute kabel, udara tekan dll. pada jalan yang seaman
mungkin.

(3) Laksanakan Tugas

- Pakaian keselamatan kerja yang diwajibkan


- Bekerja sesuai logika
- Selalu gunakan peralatan dengan benar
- Jangan mengubah fungsi peralatan.

(4) Bersihkan Setelah Selesai Bekerja

- Kumpulkan alat dan bersihkan


- Kembalikan alat ke gudang.
- Setelah selesai lepas tanda/pengaman bahaya yang dipasang
- Pasang kembali peralatan yang dilepas.
- Selesai.

Meskipun semua orang tidak menghendaki terjadinya kecelakaan, namun akibatnya


akan diderita oleh :

(1) Karyawan
- Kematian/cacat
- Persoalan kewajiban karena cacat

10/05/2010 19
- Kesedihan keluarga
- dan lain-lain

(2) Perusahaan
- Timbulnya biaya pengobatan dan pertolongan
- Kerusakan peralatan
- Kelambatan produksi
- Penurunan produktivitas setelah bekerja kembali
- Naiknya biaya asuransi
- Hilangnya kepercayaan masyarakat
- Biaya melatih pekerja baru
- Dan lain-lain

3.5.1. Bekerja Dengan Peralatan Tangan

3.5.1.1. Alat - Alat Tangan (Hand Tools)

Dalam kegiatan kerja, Manusia tidak dapat terlepas dari alat-alat pembantu seperti
tang, obeng, kunci pas, palu dan sebagainya, kecelakaan sangat sering terjadi dari
penggunaan alat-alat tangan, walupun sifat kecelakaan biasanya ringan.

Tetapi mengingkat bagian yang cidera justru sangat ital untuk bekerja seperti jari
tangan, maka waktu yang hilang juga menjadi besar, Antara lain karena pekerja yang
mengalami cedera/luka tidak bisa bekerja buat sementara waktu.

Kecelakaan oleh alat-alat tangan biasanya timbul karena :

a. Terlepas waktu digunakan


b. Alat-alat yang rusak (patah, bergerigi, aus)
c. Alat-alat yang tidak sesuai
d. Cara pemakaian yang salah pada waktu bekerja
e. Penyimpanan yang kurang baik

Syarat-syarat dalam penggunaan alat-alat tangan adalah :

a. Alat-alat tangan harus terbuat dari bahan yang berkwalitas baik dan memenuhi
syarat
b. Alat-alat tangan harus digunakan sesuai dengan fungsinya. (jangan menggunakan
kunci pas untuk memukul)
c. Jangan menggunakan alat-alat tangan yang rusak seperti longgar, patah, aus,
bergerigi dan sebagainya.
3.5.2. Bekerja dengan Peralatan Listrik

10/05/2010 20
3.5.2.1. Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Listrik

Peraturan-peraturan ini menetapkan tindakan pencegahan yang harus diambil


sebelum belerja pada alat-alat listrik. Dalam alat-alat listrik yang bertegangan, maka
bagian alat-alat yang dikerjakan harus :

a. Mati
b. Isolasi dan lakukan langkah-langkah untuk mengunci/mematikan dari konduktor
yang bertegangan listrik.
c. Hubungkan ke tanah secara effisiensi semua titik pemutus pasok listrik pada alat-
alat tersebut dan tempat-tempat bekerja.
d. Dilindungi dimana perlu untuk mencegah bahaya dan pasang tanda serta
peringatan bahaya
e. Lakukan kerja setelah keluar/terbit izin untuk bekerja atau izin untuk pengujian
pada alat-alat listrik.
f. Petugas yang melaksanakan pekerjaan harus benar-benar mengenai sifat dan
juga luas pekerjaan yang harus dikerjaan.

Ijin bekerja pada alat-alat listrik harus diterbitkan oleh petugas senior berwenang yang
bertanggung jawab jawab menjamin bahwa seluruh syart-syarat ini dipenuhi dan
semua tindakan-tindakan pencegahan untuk keselamatan kerja yang releven sudah
dijalankan. Di Pusat pembangkit petugas ini bisa jadi seorang Charge Engineer yang
telah berkecimpung pada pengujian penelitian atas lokasi pengetahuannya tentang
uni dan peralatan pada lokasi dia bekerja sebelum ditunjuk sebagai seorang petugas
senior berwenang.

Tidak boleh ada keselahan dalam pekerjaan listrik tegangan tinggi dan hal ini penting
bahwa petugas kompoten yang menerima izin bekerja mengerti betul batas-batas dari
pekerjaannya, sehingga ijin ini mengatur dan menjaganya secara keras.

Tidak jarang penyelidiki terhadap kecelakaan yang telah menunjukkan bahwa


korbannya telah keluar dari batas yang dientukan ijin bekerja, dengan pemikiran
membantu pekerjaan tapi mengalami keslutian sebagai akibat dari maksud baiknya.

a. Mengenal saklar-saklar dari isolator


b. Membuka dan mengeluarkan sekring
c. Memasang pemberitahuan yang sesuai sehingga jelas terilhat peralatan yang
sedang dipadamkan untuk melaksanakan pekerjaan.

10/05/2010 21
Sering harus bekerja pada alat-alat listrik tegangan rendah dan menengah yang
bertegangan sehingga perlu tindakan pencegahan dilakukan dan tidak ada alasan
untuk melaksanakan pekerjaan seperti itu dengan tidak aman.

Penggunaan tangga yang terisolasi, sarung tangan karet dan sepatu boot yang
cocok, tang terisolasi dan perkakas lain bersama-sama dengan pembatas dari sirkit
bertegangan yang berbatasan dapat dilakukan sepanjang terpisah dari bahaya listrik
bertegangan.

Meskipun ijin-ijin bekerja tidak diterbitkan untuk pekerjaan listrik tegangan rendah dan
menengah, pembatasan surat masuk dapat dikeluarkan yang mungkin merinci
pekerjaan yang pasti dikerjaan dan jika perlu diambil langkah-langkah pencegahan.
Juga petugas kompeten yang menerima pembatasan kartu harus mengerti secara
pasti apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Hanya dengan menjaga pekerjaan listrik di bawah pengawasan yang ketat,


kecelakaan dapat diatasi dan hal ini harus diperkirakan setiap saat dalam hal
kerusakan unit maupun luka terhadap petugas.

3.5.3. Bekerja Dengan Peralatan Mesin

3.5.3.1. Peraturan Keselamatan Kerja Peralatan Mekanik

Peraturan-peraturan ini memilki obyek yang sama seperti peraturan untuk peralatan
listrik, meningkatkan keselamatan dalam bekerja, dimana unit harus dibuat aman
sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Peraturan-peraturan mekanik khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan


pengoperasian atau emeliharaan pusat pembangkit dan rinciannnya adalah perlu.

Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap bagian dari unit, maka isolasi fisik dan
pemblokiran unit dari semua sumber bahaya harus diambil sebagai tindakan
keselamatan utama.

Pada sebuah pusat pembangkit, banyak terdapat situasi dimana pekerjaan


pemeliharaan tidak dapat dimulai sampai dengan persiapan-persiapan extensif
dilakukan untuk menjamin bahwa bahaya-bahaya potensial sudah dihilangkan,
misalnya.

 Pipa-pipa dan bejana harus diberi tekanan atmosfir dan bila perlu dikosongkan
 Ruang bakar cerobong dan sebagainya harus diberi ventilasi

10/05/2010 22
 Peralatan pembakaran harus dibuat tidak beroperasi
 Sirkir pendinginan hidrogen harus dipurge dengan gas dan diisi dengan udara.
Tindakan-tindakan ini perlu sebel;um izin bekerja peralatan mekanik ditertibkan
dimana diatur secara jelas cara-cara dalam unit yang sudah diisolasi, dibuat aman
dan tertutup/terkunci. Banyak pesiapan nyata yang melibatkan operator alat bantu
di bawah pengarahan enginer yang seterusnya menerbitkan izin kerja.

Sebagaimana di dalam hal ijin bekerja untuk peralatan listrik.Untuk menertibkan ijin
bekerja peralatan mekanik pada dasarnnya adalah sama, yaitu menjamin orang yang
menerima ijin bekerja tahu dengan pasti bagian dari unit di ijinkan untuk dikerjakan
dan kemudian bekerja dengan pasti dalam batas yang diatur.

3.5.4. Bekerja Pada Bahan Kimia

Terdapat beberapa macam bahan kimia, minyak dan gas yang digunakan di PLTU.
Untuk itu diperlukan prosedure penanganan material (Zat) tersebut diatas sesuai
dengan peraturan keselamatan kerja. Pejabat yang berwenang membuat prosedur
dan memberi rekomendasi penanganan material tersebut adalah ahli kimia PLTU.
Pekerjaan pemaliharaan peralatan yang mengandung material tersebut diatas atau
berada didekatnya harus mendapat rekomendasi ahli kimia. Tanpa rekomendasi dari
pejabat ahli kimia pekerjaan tidak boleh dilaksanakan.

Petugas pemeliharaan listrik atau mesin yang akan bekerja pada electrostatic
precipitatorn (EP) harus meminta rekomendasi pada ahli kimia PLTU. Ahli kimia harus
memeriksa dan menguji keadaan didalam EP dan sekitarnya. Fungsi EP adalah
menangkap debu yang terkandung dalam EP dan sekitarnya .

Fungsi EP adalah menagkap e\debu yang terkandung dalam aliran gas buang.
Didalam gas buang terdapat unsur bahan kimia dan sisa bahan bakar yang tidak
terbakar yang dapat membahayakan manusia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut ahli kimia menetapkan


apakah ruangan EP dapat dimasuki orang (petugas) pemeliharaan. Termasuk
ketentuan lain, seperti seberapa lama petugas pemeliharaan boleh bekerja di dalam
EP, menggunakan peralatan perbafasan atau tidak, apakah diperlukan vent
tamabahn atau tidak, dsb.

Selama didalam ruangan EP terdapat petugas pemeliharaan, ahli kimia harus


memantau terus sampai kondisi ruangan tersebut benar-benarr bebas dari gas
beracun, cukup oksigen dan layak dimasuki orang tanpa batas waktu.

10/05/2010 23
Serupa dengan ruangan EP, generator berpendingin hidrigen juga diperlukan sama.
Tidak boleh ada orang bekerja pada generator berpendinginan hidrogen tanpa
mendapat rekomendasi dari ahli kimia.

Ahli kimia bertugas memeriksa dan menguji kandungan gas hidrogen pada generator
dan sekitarnya. Dan juga memerintahkan dilakukan tindakan pencegahan tertentu
untuk mengamankan terhadap kemungkinan ledakan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian serta tindakan pencegahan yang telah
dilakukan, ahli kimia menetapkan dan memberi rekomendasi bahwa pada generator
dan sekitar nya sudah tidak berbahaya untuk dilakukan pekerjaan.

Tugas lain ahli kimia yang berhubungan dengan pekerjaan pemeliharaan adalah
memberi rekomendasi untuk memasuki (bekerja) pada peralatan (ruang) terytutup
yang mengandung bahan kimia beracun atau kurang oksigen. Misalnya untuk
memasuki tangki bahan bakar minyak, minyak pelumas, saluran air pendingin, dsb.

3.5.5. Sumber bahaya manusia dapat dicegah dengan memperhatikan :

(1) Mengetahui cara tepat dan aman dalam bekerja


(2) Mengerti bahaya yang akan timbul sehubungan dengan pekerjaan dan cara
mengatasinya
(3) Mengerti maksud fungsi dari pemakaian alat pengaman.
(4) Mengetahui bahwa mereka harus melapor dengan segera bila terjadi suatu tanda
tanda kelainan pada peralatan.
(5) Memelihara kesehatan fisiknya
(6) Penjelasan dan uraian prosedur kerja
(7) Penyelasan dan uraian mengenai prosedur keselamatan kerja.

3.6. Segi lingkungan Fisik :

(1) Perencanaan mesin/peralatan tanpa memperhitungkan segi keselamatan


(2) Merancang peralatan dan lingkungan kerja tidak sesuai batas kemampuan
pekerja
(3) Pembelian, pengelolahan mesin/alat/bahan tidak sesuai standart/prosedure yang
berlaku.
(4) Pembuangan sisa produk tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
(5) Tidak melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap
kerusakan.

10/05/2010 24
3.7. Akibat Kecelakaan

3.7.1. Karyawan

- Kematian
- Cacat Tetap
- Gangguan Kejiwaan
- Kesedihan Keluarga
- Lain-lain

3.7.2. Perusahaan

- Biaya pengobatan
- Biaya ganti rugi
- Kerusakan harta/peraltan
- Keterlambatan produksi
- Biaya melatih tenaga baru
- Naiknya biaya asuransi
- Lain-lain

4. TINDAK LANJUT JIKA TERJADI KECELAKAAN.

Terdapat 3 ( tiga ) kecelakaan yang perlu diperhatikan, dan segera diambil tindak
lanjutnya

4.1. Kecelakaan Yang Mengakibatkan Suatu Kerusakan Peralatan Tetapi Tidak


Menimbulkan Luka Manusia.

Tindakan yang diambil :

a. Menghentikan pengoperasian peralatan tersebut, jika


kerusakan tersebut menyebabkan kerusakan yang lebih besar.
b. Melaporkan kepada Atasan, Seksi/Urusan Keselamatan Kerja,
atau Tenaga Ahli.
c. Menemukan penyebab kecelakaan itu :
- Cari dan kumpulkan informasi dari orang yang melihat langsung.
- Kumpulkan alat-alat yang dipergunakan untuk bekerja.

10/05/2010 25
4.2. Kecelakaan Yang Tidak mengakibatkan Kerusakan Pada Peralatan dan Tidak
Menimbulkan Luka Pada Manusia.

Tindakan yang diambil :

a. Menemukan penyebab kecelakaan itu,


agar tidak terjadi kecelakaan yang sama pada waktu yang akan datang.
b. Menghilangkan bahaya dengan segera.

4.3. Kecelakaan Yang Mengakibatkan Luka Pada Manusia

Tindakan yang diambil :

a. Bagi sipenolong, harus mempunyai kemampuan dan keyakinan akan dirinya


sendiri
b. Bersikap tenang, lakukan cara-cara segera tepat dan benar, Haln ini akan
menambah rasa aman bagi penderita dan mencegah kepanikan pada orang-
orang disekitarnya.
c. Berikan pertolongan pertama pada orang yang mengalamim kecelakaan seperti
membantu pernafasan, menghentikan pendarahan. Bila orang mengalami
patah tulang , usahakan agar tidak memindah orang tersebut, biarkan ia
duduk/tidur dengan posisi yang baik dan tunggu sampai dokter datang.
d. Bila perlu kirim ke Rumah Sakit dengan segera.
e. Berikan informasi pada atasan anda, urusan/seksi keselamatan kerja, bagian
teknik dan orang-orang yang berkepentingan lainnya.

Selidiki penyebabnya dari kecelakaan.

- Bila mungkin cari informasi dari orang yang mengalami kecelakan


mengenai kejadiannya.

- Temui orang-orang yang menjadi saksi untuk wawancara pada waktun


yang akan datang

- Kumpulkan peralatan dan informasiyang berkaitan dengan kejadian itu.

5. ALAT PELINDUNG/KESELAMATAN

Alat pelindung/keselamatan ada 2 (dua) macam yaitu :

(1). Untuk mesin dan alat tenaga


(2). Untuk Manusia/pekerja

10/05/2010 26
Alat Pelindung untuk Mesin dan Alat Kerja

Peralatan ini sudah disediakan sendiri oleh pabrik yang membuat dan yang
mengeluarkan mesin-mesin serta alat tenaga.

Berikut ini beberapa contoh Alat Pelindung/Pengaman :

(1) Safety valve/katub pengaman untuk pressure part/bejana tekan.


(2) Kap pelindung sabuk transmisi, V-belt

Kap/pelindung pada gigi, komponen yang berputar

Pelindung yang mudah


dipindahkan.

10/05/2010 27
Jika alat pelindung/pengaman tidak difungsikan, maka kemungkinan akan terjadi
kecelakaan seperti ini.

Alat pelindung Untuk Manusia/Pekerja

Pakaian Kerja pekerja pada


gambar ini berpakaian
benar

10/05/2010 28
Ia mengenakan :
- topi (helm) untuk melindungi
rambut (batok kepala)
- baju lengan pendek
- kacamata melindungi
matanya
- tanpa arloji atau cincin
- tanpa dasi dan syal
- sepatu kokoh

Kalung, dasi gelang, arloji dan cincin MEMBAHAYAKAN

Jangan sekali - kali


menyimpan perkakas atau
alat yang tajam di saku
pakaian kerja

Bahan atau perkakas dengan


ujungnya yang tajam harus

10/05/2010 29
dibungkus dengan alat
pelindung

Saku-saku pada pakaian


kerja jangan dijadikan tempat
penyimpanan perkakas.

Perkakas - perkakas tersebut


harus dibawa dalam kotak
perkakas sesungguhnya.

5.2.2. Helm/Topi Keseamatan


Gunanya untuk melindungi kepala
dari kemungkinan terkena benda
jatuh.

Topi Keselamatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


IMPACT TEST :

Bila beban 8 Lbs dijatuhkan, topi alumunium maximum akan melekuk


sedalam 5 mm. Ini setara dengan 350 - 450 kg/force (leher patah pada
750 kg/force)
Pembagian beban yang ditimpakan ke topi dibagi :

a. Untuk mengembangkan ke samping


b. Untuk ditahan tali yang didalam topi
c. Untuk dibebankan ke kepala

PENETRATION TEST :

Pasak 1/2 kg dijatuhkan dari ketinggian 3 meter penusukan pasak


maksimum 3/4”

10/05/2010 30
a. Jarak tali dengan topi ( 1 1/2”)
b. Penusukan pada saat test maksimal = 3/4”

ELECTRICAL TEST :

Topi harus mampu menahan :


- tegangan = 10 kilo volt
- arus = 3 mill ampare dalam waktu 30 detik

SIDE IMPACT TEST :

- Dikenakan impact dari samping ..... > topi dijepit dengan kekuatan 20
iba force ..... > terjadi penciutan maksimum 1/2”

FIRE TEST :

Semua topi keselamatan ---- terbuat bahan yang dapat mematikan bila terbakar (self
extinguishing material.

Api ----------> bahan ---------------------> terbakar

Api tak mengenal bahan -------> mati

5.2.3 Kacamata pengaman


Karena luka/kecelakaan pada mata berakibatkan fatal, maka berikut ini beberapa
contoh kacamata pengaman

Salah satu yang paling lumrah ialah


kacamata biasa dengan kaca
antipecah. perlengkapan ini melindungi
mata dari bram dan bkeja dibengkel.

10/05/2010 31
jenis kacamata ini memberikan
pelindung yang lebih baik untuk bekerja
dibengkel..
Jenis khusus dari kacamata pengaman
dibuat untuk pekerjaan khusus seperti
untuk mengelas gas. Rangka kacamata
menutup mata dengan sempurna.
Jenis kacamata pengaman ini
membantu pandangan yang lebih luas
dan juga mlindungi mata.

Perisai bukan hanya melindungi


mata dari sinar yang kuat dari las
listrik, tapi juga melindungi kepala
dan percikan api dan bram.

5.2.4 Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dalam banyak


pekerjaan.

Pekerjaan panas :
- Bahan asbes atau kulit.

Bahan kimia
- Bahan karet atau bahan lain
yang tahan kimia.

Pekerjaan tangan :
- Bahan katun

5.2.5 Masker
Untuk melindungi organ pernafasan
dari :

10/05/2010 32
- Gas beracun
- debu

5.2.6 Tutup Telinga


Untuk melindungi telinga dari
kebisingan.

5.2.7 Sabuk Pengaman

Untuk melindungi jatuh dari ketinggian

pada waktu bekerja pengkait harus


dikaitkan pada tempat yang kuat.

5.2.8 Safety Shoes/Sepatu Keselamatan


Untuk melindungi kaki dari : tergencetnya atau kejatuhan benda. Pada umumnya
Safety Shoes tahan tegangan s/d 500 volt dan anti slip, serta tahan minyak.

Test :
(Standard ANSI R 41.1)

- toe cap sanggup menahan static


compression 2500 pounds.

- Impact test :

10/05/2010 33
Beban seberat 50 lbs,
dijatuhkan dari ketinggian 18
inchi.

5.2.9 Bekerja Dengan Tangga


Terlampau tegak

5.2.10 Penggunaan Pakaian Pelindung Secara Gabungan

Gabungan helm, kacamata


pengaman, perisai, sarung tangan
dan sepatu safety diperlukan
dalam situasi seperti pemadam

10/05/2010 34
kebakaran dan kecelakaan akibat
bahan beracun

Gabungan helm dan pengaman


lain.

6. KECELAKAAN DINAS

Ketentuan Umum
Kecelakaan dinas adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu :

Kecelakaan dinas pada waktu kerja

a. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja,
dan pulang ke rumah melalu jalan maupun diluar kerja.
b. Kecelakaan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas, kewajiban dan
tanggung jawab sehari-hari baik ditempat kerja maupun di luar kerja.
c. Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas di dalam negeri atau diluar negeri
yang harus dibuktikan dengan surat perintah perjalanan dinas, kecuali perjalanan
pengobatan dan perjalanan pensiun.
d. Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk perjalanan ditempat
kerja sampai iba di Rumah Sakit, tetapi belum sempat mendapat perolehan dari
dokter dengan catatan bahwa yang bersangkutan dari rumah dalam keadaan sehat.

10/05/2010 35
e. Perkelahian ditempat kerja yang disebabkan pegawai yang bersangkutan mendapat
serangan dari fihak lain yang tidak diperkirakan sebelumnya atau melakukan reaksi
dari aksi yang dilakukan fihak lain.
f. Kecelakaan yang terjadi pada waktu instirahat antara jam-jam kerja dilingkungan
kerja.

Kecelakaan Dinas di luar waktu kerja :

a. Kegiatan Olah raga yang merupakan tugas dari perseroan.


b. Mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perseroan
c. Pemberian penghasilan dan hak-hak kepegawaian lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Angka II 1.2 Edaran ini diberikan untuk waktu paling lama 18 (delapan belas)
bulan

6.1. Pengertian Kecelakaan

Akibat suatu kecelakaan dalam kerugian badaniah dan kerusakan harta benda.
Yang penting pada masa sekarang adalah perhatian dari cidera/kelukaan dan
kerusakan harta benda yang berarti perhatian terhadap biaya-biaya dari kecelakaan
tersebut.
Jangkauan dari kerugian badaniah sampai kepada penyakit mental, syarat atau
sistim dari waktu pemaparan/waktu kerja dari setiap kondisi/situasi (nilai imbang
batas).

Sumber-sumber kerugian badaniah adalah kelanjutan dari sumber kompensasi


pertanggung jawab dan clain kerugian. Sebagai gambaran yang diadakan suatu riset
pada 1 ¾ juta kecelakaan didalam 21 industri yang aktivitasnya berbeda-beda,
menghasilkan didalam setiap laporan kecelakaan yang dikeranakan kelukaan yang
mengakibatkan cidera, disana terdapat 10 luka ringan dan 30 kerusakan harta
benda.

Suatu kecelakaan biasanya akibat dari suatu hubungan dengan suatu sumber
tenaga yang melebihi batas kemampuan badan ataupun bangunan.

Ini dapat diartikan tenaga yang diberikan melebihi kemampuan yang menerima.
Seperti seorang pengawas yang ditugaskan mengawasi area yang luas, yang
melebihi batas kemampuan dari pengawas tersebut.

Jadi suatu kecelakaan adalah suatu kejadian yang tak diinginkan yang mana
mengakibatkan kerugian badaniah ataupun kerusakan harta benda, ini biasanya
terjadi karena aanya suatu hubungan dengan sesuatu sumber tenaga diatas
kemampuan dari badan dan bangunan.

10/05/2010 36
Disamping ketiga kunci utama dari suatu kecelakaan yang tercatat diatas, masih ada
lagi batas-batas suatu kecelakaan antara lain :

a. Kejadian merupakan suatu masa yang akan datang


b. Bahaya berhubungan erat terhadap kecelakaan dan kejadian-kejadian.
c. Fakta resiko dalam penyidikan kecelakaan yang menggambarkan bahwa jumlah
resiko yang diperhitungkan tidak selalu dapat diperhitungkan seteliti mungkin.

Sebab-sebab Kecelakaan

Seperti kita ketahui unsur-unsur produksi yang merupakan manusia, peralatan dan
bahan-bahan produksi, lingkungan tempat kerja, management perusahaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar seperti hukum yang ditetapkan oleh
Pemerintah, peranan organisasi buruh dan konsumen serta faktor lingkungan luar
yang lain.

Adanya suatu kecelakaan maupun kejadian adalah karena adanya ketimpang-


ketimpang antara unsur-unsur tersebut diatas.
Ketimpang-timpangan ini adalah ;

1. Manusia
a. Tidak cocoknya manusia dengan peralatan
b. Kurangnya motivasi
c. Kurangnya ketrampilan dan pengetahuian dan lain-lain

2. Peralatan dan bahan-bahan produksi


a. Kesalahan perencanaan
b. kerusakan sesuaian pengolahan
c. Kerusakan sesuaian quality dari bahan-bahan produksi untuk diproses dan
lain-lain

3. Lingkungan kerja
a. House keeping yang jelek
b. Kurangnya ventilasi, penerangan
c. Bising, suhu yang panas atau terlalu dingin dan lain-lain

4. Management
Kurang jelasnya ketentuan - ketentuan pelaksanaan dari ;

10/05/2010 37
a. Struktur management yang menyangkut hal-hal :
- Tujuan perusahaan, yaitu hasil kerja dan pengukurannya dan lain lain
- Organisasi yang mencakup rantai komando, lingkup pengawasan
b. Pengawas management

10/05/2010 38
10/05/2010 39
10/05/2010 40
10/05/2010 41
10/05/2010 42
10/05/2010 43
10/05/2010 44
10/05/2010 45
10/05/2010 46
10/05/2010 47
10/05/2010 48
10/05/2010 49
10/05/2010 50
10/05/2010 51
10/05/2010 52
7. ASPEK–ASPEK PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN ( P3K )

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )

Pengertian

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pada perkataan Kecelakaan harus disimpulkan


juga arti mendadak. Pertolongan ini ialah pemberian pertolongan, perawatan atau
pengobatan untuk waktu yang singkat, sementara, dengan tujuan sebagai tertulis
dibawah ini.

Tujuan
1. Mencegah maut, jika bahaya maut sudah ada
2. Mencegah bahaya cacad
3. Mencegah infeksi
4. Meringankan rasa sakit.

Mencegah bahaya maut :


(1) Untuk dapat mencegah maut kita harus bertindak merawat dan mengobati penderita
yag menghadapi bahaya maut.

(2) Yang dinamakan orang berada dalam bahaya maut ialah orang yang :

10/05/2010 53
a. berada dalam keadaan shock
b. pendarahan keluar atau kedalam yang hebat
c. pingsan

(3) Jika orangsudah berada dalam keadaan bahaya maut maka kira harus :
a. merawat dan mengobati shock
b. merawat dan mengobati orang yang ditasat pendarahannya
c. merawat dan mengobati orang yang pingsan.

(4) Mencegah bahaya cacad :


a. macam cacad :
 cacad rohani (sakit jiwa)
 cacad jasmani

b. pengertiannya
 Cacad rohani kemungkinan yang diakibatkan karena kecelakaan yang
terutama mengenai otak (kepala).
 cacad jasmani ialah cacad yang timbul karena kehilangan salah satu anggauta
badan, mata, kaki atau tanga.
 kehilangan fungsi yang normal dari pada kaki dan tangan juga disebut cacad.

(5) Mencegah infeksi :


a. pengertiannya :
yang dinamakan infeksi ialah kemasukan haman ke dalam badan, sehingga
menimbukan sakit.
b. pencegahannya :
bukan kewajiba pada PPPK untuk memusnahkan hama-hama yang sewaktu kena
bahaya / bencana masuk ke dalam luka, melainkan PPPK hanya berikhtiar
supaya infeksi tidak ditambah oleh perbuatan-perbuatan yang salah.
 luka dibersihkan dengan dengan mrcurochroom
 taburkan tepung bubuk sulfa
 tutup dengan kain kasa steril (bersih)
 dibalut dengan kain (pembalut cepat).

Pedoman Untuk Penolong


a. Pada waktu terjadi kecelakaan agar kita dapat merencanakan pertolongan yang akan
diberikan dengan baik pula:
(1) Bersikap tenang

(2) Perhatikan keadaan disekitarnya tempat terjadinya kecelakaan antara lain :


a. tempat kecelakaan
b. cara timbulnya kecelakaan
c. adakah orang ribut atau tidak
d. keadaan cuaca, hujan, panas dll.

(3) Memperhatikan keadaan penderita

10/05/2010 54
a. apakah penderitanya pingsan
b. apakah ada pendarahan dan luka
c. apakah ada patah tulang
d. apakah penderita merasa sangat baik

(4) Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongannya dengan berdasarkan tujuan


pokok sebagai berikut :
a. hindarkan dari bahaya maut
b. hindarkan hilangnya salah satu anggauta badan atau alat-alat badan atau alat-
alat badan lainnya.
c. jauhkan atau rawatlah shock (gugat)
d. hentikan pendarahan dan perasaan sakit
e. hindarkan infeksi
e. angkutlah dengan cepat dan tepat

b. Pada orang yang pada seketika itu mati kita perlu:


(1) Memberitahukan kepada polisi
(2) Rawatlah seperlunya sampai polisi atau keluarganya datag.
(3) Jika tidak segera datang, bawalah ke Rumah Sakit atau kekantor polisi.

c. Setelah selesai memberikan pertolongan supaya mengisi Kartu Luka.

Contoh :

C.
Contoh :

EVAKUASI : SEGERA CEPAT BIASA

Keterangan luka (diagnose)


Nama : ............................. Luka : kecelakaan /perang
Umur : ............................. - Bahaya gugat
Jenis kelamin : ............................. - Gugat
Alamat : ............................. - C. Cerebri
Tempat terjadi : ............................. - Fractura
Waktu : tgl. ..... Jam ...... - Fractura complicata
......................: ............................ - Combustio
-.......................................

Pertolongan pengobatan : Tournequet dipasang :

 Morphie Jam ..................................


 ATS Dikendorkan ke 1 Jam ..........
 Sulfadiazine 2 Jam ..........
 ...................... 3 Jam ..........
 ...................... 4 Jam ..........

10/05/2010 55
Dikrim ke ........................ Dengan kendaraan ...............

Alat-alat yang dibawa...... Penolong :


 Selimut Nama : ................................
 Mitella Jabatan : ................................
 Bidai .......................: ................................
 Tandu .......................: ................................
 ....................... .......................: ................................
 .......................
 .......................
Tanda Tangan

.....................................
7.1. PERNAPASAN BUATAN

7.1.1. Pengertian
Yang dimaksud dengan pernapasan buatan ialah sesuatu usaha mencoba agar paru-
paru dapat bekerja kembali dengan cara mengembangkan dan mengempiskan paru-
paru itu. Pernapasan buatan ini diberikan kepada orang mati suri.

7.1.2. Macamnya pernapasan buatan


1. Cara Silvester
2. Cara Howard
3. Cara Scha’fer
4. Cara Holger Nielson
5. Cara darimulut-kemulut

Pernapasan Buatan Cara Holger Nielson (H.N)


Pernapasan buatan menurut cara H.N ini mengerjakannya dapat dibagi dalam 3
bagian :

(1) Bagian persiapan


a. Bersihkan hidung / mulut dan kerongkongan penderita
b. Penderita ditelungkupkan, dengan kedua tangannya disalamkan dan diletakan
dibawah dahi sebagai bantal.
c. Letakan kedua telapak tangan penolong pada punggung penderita (diatas
tulang belikat) kanan dan kiri.
d. Sambil berlutut (salah satu lutut letakan 15 cm dari telinga penderita) lutut kiri
lurus dengan telinga kanan penderita atau sebaliknya.
e. Sedangkan kaki yang lain letakan 5 cm dari siku penderita (lihat gambar).

10/05/2010 56
gambar

(2) Bagian Pelaksanaan

a. Tekanan kedua punggung penderita dengan kedua telapak tangan kita sambil
menghitung satu dua tiga (dua detik)
b. Pada hitungan yang keempat tekanan dilepaskan dan lengan kita geser
keatas lengan penderita
c. Tariklah kejurusan perut penolong, sehingga rongga dada penderita
mengembang (tarik napas) dengan hitungan lima enam tujuh (2 detik)
d. Pada hitungan ke delapan tangan kembali bergeser kearah punggung (tulang
belikat) penderita

(3) Bagian Perawatan Lanjutan


a. Jika ada harapan harapan hidup akan terlihat tanda-tanda merah pada
mukanya dan mulai bernapas perlahan-lahan.
b. Jika perlu pernapasan buatan terus kerjakan.

Catatan :
Gerakan ini dilakukan dengan tekun, sampai ada tanda-tanda sadar atau
meninggal. Dalam satu menit 12 - 15 X dan jika telah dilaksanakan selama 2 - 3
jam belum ada tanda-tanda hiduo, barulah dihentikan.

Jika Terdapat tulang iga yang patah, hanya dierjakan tarikkan lenagan kearah
penolong (tidak dengan tekanan punggung). Jika tulang lengan patah, cukup
dikerjakan dengan menggerakan bahu penderita naik turun 12 X dalam 1 menit.

Pernapasan Dari Mulut ke Mulut


 Lihat lampiran I dan II
Meode Latihan Pernapasan Buatan Dari Mulut ke Mulut

10/05/2010 57
gambar
Dengan mempergunakan oranga (makin yang merupakan manusia hidup)

Metode Permapasan Buatan Dari Mulut ke Mulut :

1. Metode ini sanat baik karena, enderita tetap dalam keadaaan terlentang dan
udara dapat dihembuskan langsung ke dalam paru-paru melalui mulut atau lobang
hdung.
2. Setelah mengadakan percoban / dan pengalaman selama 5 tahun, ternyata
bahwa metode ini sangat baik karena :

a. Dapat dilihat apakah dada penderita dapat mengembang atau tidak, untuk
membuktikan bahwa udara betul-betul masuk ke dalam paru-paru penderita.
b. Udara yang dihembuskan oleh penolong cukup mengandung zat asam dan zat
asam arang.
c. Jalan udara dapat terbuka dengan baik, sehingga udara dengan mudah dapat
mengalira ke dalam paru-paru.
d. Penolong dapat memeriksa apakah udara betul-betul masuk ke dalam paru-
paru atau tidak.
e. Kebocoran udara dari hidung dapat ditutup dengan pipi penolong kalu tidak
mungkin ditutup dengan jari penolong.

3. Kalau mulut kaku/tertutup,maka udara dihembuskan melalui hidung.


4. Metode ini harus diberikan secepat mungkin
5. Lamanya pernapasan buatan ini diberikan ialah sampai ada tanda-tanda mati atau
hidup atau sampai dokter menyuruh berhenti.
6. Metode ini dapat digunakan disegala macam kecelakaan. Jika orangnya menjadi
pingsan, dapat ditambah dengan hart massage.
7. Jalan yang terbaik untuk mempelajari ialah dengan jalan latihan. Bagaimana lidah
dapat menutup jalan napas.

10/05/2010 58
Orang Sehat Orang Pingsan Cara Menengadahkan Kepala Pada Anak

Tengadahkan kepala
Jalan Udara Terbuka ke Paru-paru Lidah Menutup Kerongkongan Satu tangan dikening dan
satu tangan ditengkuk.

Hembuskan udara dengan


pelan-pelan kedalam paru-
paru.
 melalui mulut / atau lobang
hidug
 berhenti meng- hembuskan
se-telah dada me-
ngembung.
 pegang kepala te- tap
menengadah supaya jalan
uda-ra tetap terbuka
Kepala Ditengadahkan Untuk Membuka Jalan Napas

10/05/2010 59
10/05/2010 60
Mulut Ke Hidung

 Tengadahkan kepala penderita


:

 Satuan tangan diatas


kening dan yang satu lagi
menahan dagu diatas.
 Tutup mulut penderita
dengan jarimu
 Buka mulutmu lebar-lebar
diatas hidung penderita

 Hembuskan udara ke dalam


paru-paru penderita dengan
jarimu, jadi penderita tetap
bisa bernapas keluar melalui
mulut / hidung.

 Lantas buka mulut penderita


dengan jarimu, jadi penderita
tetap bisa bernapas keluar
melalui mulut / hidung.

 Pernapasan dilakukan 12 - 15
kali dalam satu menit.

7.2. PERDARAHAN

7.2.1. Macamnya dilihat dari sudut keluarnya darah.


(1) Perdarahan keluar
(2) Perdarahan ke dalam

7.2.2. Tanda-tandanya perdarahan


(1) Perdarahan pembuluh nadi
a. Darahnya keluar memancar menurut gerakan denyut jantung.
b. Warnanya merah muda karena mengandung zat asam.

(2) Perdarahan pembuluh balik


a. Darah keluar tidak memancar, hanya mengalir
b. Warnanya merah tua karena mengandung zat asam arang.
(3) Perdarahan pembuluh rambut

10/05/2010 61
a. Darahnya keluar sedikit-sedikit seperti titik embun
b. Ini tidak berbahaya karena pembuluh darah sangat kecil.

7.2.3. Pertolongan (perdarahan)


Menghentikan perdarahan dapat dilakukan dengan macam-macam cara :

(1) Pada tiap-tiap pertolongan perdarahan, sipenderita didudukan atau ditidurkan


tergantung dari hebat tidaknya perdarahan. Bagian luka ditinggikandan biasanya
perdarahan dapat dihentikan dengan menekan diatas luka. Taruh diatas luka
(setelah dibersihkan dari kotoran-kotoran yang ada) sepotong kain kasa steril
berlipat dan tekanlah sampai darah berhenti keluar. Kemudian pasanglah
pembalut tekan.

(2) Pada perdarahan yang hebat, apabila tidak berhasil dengan cara demikian, perlu
dilakukan tekanan pada pembuluh nadi itu antara luka dan jantung pada tempat
dimana pembuluh tersebut melintasi tulang.

 Perdarahan pada kepala, tempat-tempat menekan lihat gambar.

gambar

 Perdarahan pada lengan atas, tekan pembuluh ketiak.


 Perdarahan pada lengan bawah, tekan pembuluh dilengan atas.
 Perdarahan pada kaki paha tekan lipatan paha.
 Perdarahan pad kaki bawah, tekan beahan lutut.

(3) Apakah tindakan-tindakan diatas masih juga belum berhasil, dipasanglah


Tourniquet (penasat darah).
Yang harus diperhatikan jika memasang penasat darah ialah :

10/05/2010 62
 Tiap 20 menit harus dikendorkan sebentar dengan maksud untuk
memberikan makanan jaringan dibawahnya (jika lama tidak dibuka dapat
menjadi nakrose atau jaringan itu menjadi mati).
 Memasang penasat darah antara luka dan jantung.
 Penasat dapat dibuka sama sekali oleh seorang ahli di Rumah Sakit.
 Catatlah dalam kartu luka (lihat gambar).

7.3. PATAH TULANG

7.3.1. Pengertian
Pertolongan patah tulang adalah salah saru pertolongan yang sangat penting, karena
dengan itu berarti mencegah kehilangan salah satu anggauta badan (invalidieit).

7.3.2. Macam-macam Patah Tulang


(1) Patah Tulang Terbuka
Artinya tulang yang patah menonjol keluar yang langsung dapat berhubungan
dengan udara (ada luka diluar)
(2) Patah Tulang Tertutup
Artinya tulang yang patah ujungnya, tulang tidak berhubungan dengan udara luar.

7.3.3. Gejala-gejala Patah Tulang


(1) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian badan yang patah.
(2) Tempat tulang yang patah amat sakit, rasa sakit manabertambah apabila tempat
itu tersentuh atau kalau bagian itu digerakkan.
(3) Bentuk bagian badan itu berlainan daripada biasa.
(4) Sekitar tempat patah bengkak dan kebiru-biruan.
(5) Pada patah tulang terbuka, kulit robek dan ujung tulang yang patah menonjol
keluar.

7.3.4. Sebab-sebab Patah Tulang


Ini tergantung dari beratnya kekuatan alat yang mengenai tulang itu :
(1) Terpukul
(2) Tertembak
(3) Jatuh dll.

7.3.5. Pertolongannnya
(1) Tujuan :
 Mengurangi / menghentikan perdarahan
 mencegah shock
 Mencegah cacad.
 Mencegah infeksi
 Mengurangi sakit
(2) Tindakannya :
 Pakaian yang menutup patah tulang tidak perlu dibuka
 Pada patah tulang terbuka pakaian dibuka (dirobek) agar dapat dibalut.
 Luka ditutup dengan kasa steril.

10/05/2010 63
 Pada patah tulang terbuka hentikan perdarahan dengan pembalut penekan.

(3) Syarat-syarat Pembidaian.


 Bidai harus meliputi kedua sendi dari tulang yang patah (ukur dahulu pada
anggauta penolong atau anggauta badan yang tidak patah).
 Tidak boleh terlalu keras atau kendor ikatannya.
 Bidai dialas agar tidak menambah perasaan sakit.
 Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dariatas dan bawah tempat yang patah.
 Sediakan alatnya dahulu lengkap, baru melakukan pembidaian.

(4) Tujuan Pembidaian


 Mencegah pergerakan / penggeseran tulang yang patah.
 Memberikan istirahat kepada anggauta yang patah.
 Mengurangi rasa sakit.
 Kesemuanya ini berarti akan mempercepat penyembuhan.

(5) Pertolongan Pada Beberapa Patah Tulang


 Patah tulang belakang (Gambar-5)

 Jika ada luka


 Rawatlah luka itu terlebih dahulu.
 Tidurlah terlungkup tanpa bantal.
 Dibawah dada erta dibawah kaki diberi alas.
 Jika tidak ada luka (Gambar-6)

 Tidurlah terlentang tanpa bantal (bantal tipis).


 Dibawah pinggang diberi alas atau bantal tipis.

 Patah tulang paha (Gambar-7)

10/05/2010 64
 Dibutuhkan dua bidai
 Satu bidai meliputi dari tumit samapi ketiak.
 Bidai yang lain meliputi tumit sampai lipatan paha.

 Yang perlu diikat dengan mitella :


 Atas dan bawah tempat yang patah.
 Tulang betis (lipatan dua)
 Pinggang dan punggung (lipatan dua)
 Tumit (lipatan 8)
 Kedua lututnya (lipatan 6)

 Patah tulang betis


 Dibutuhkan dua bidai.
 Satu bidai meliputi tumit sampai paha.
 Satu bidai meliputi tumit sampai paha.
 Ikatan dikerjakan pada
 Atas dan bawah luka
 Paha
 Tumit
 Kaki yang patah ditinggikan
 Patah tulang lengan atas (Gambar-8)

10/05/2010 65
 Sediakan bidai yang meliputi dari tulang belikat sampai jari-jari.
 Ikatan dilakukan :
 Atas dan bawah luka
 Pada telapak tangan

 Patah tulang lengah bawah.


 Sediakan bidai meliputi sendi siku sampai jari-jari.
 Ikatan dilakukan :
 Atas dan bawah luka
 Pada telapak tangan.
 Digendong dengan mitella

 Patah tulang selangka


 Beri ransel perban dengan bagian yang patah diberi alas.
 Atau ikat kedua lengannya di punggung.
 Atau diberi pembalut penunjang tinggi (hoge mitella)

 Patah tulang rusuk


 Beri pembalut plester menurut panjangnya rusuk.
 Pleister harus meliputi tulang dada sampai tulang punggung.

7.4. MENGANGKUT KORBAN

Pengangkutan oleh satu orang.

10/05/2010 66
Cara menggendong Cara memapah

Cara mendukung

10/05/2010 67
2.a. 2.b.
Mempersiapkan tempat duduk penderita Penderita duduk dan siap untuk diangkut
dengan kedua tangan penolong

3.a. 3.b.

Cara mempersiapkan pengangkatan Mengangkut penderita


seorang korban Penolong di depan mengangkat kedua lipatan dengkul
penolong dibelakang mengangkat kedua lipatan
ketiak

1. Cara mengangkat penderita ke atas tandu


2. Cara pengangkutan dengan tandu oleh 2 orang

a. Persiapan untuk mengangkat sikorban


penolong berlutut

b. Cara mengangkat penderita penolong


meletakkan tangannya dibawah badan
penderita.

10/05/2010 68
c. Penderiita dalam keadaan untuk
diangkat penolong harus tegak
bersama-sama.

d. Meletakan penderita keatas tandu.


Kedua penolong berlutut

e. Penderita siap untuk diangkut

8. HOUSE KEEPING

8.1. HOUSE KEEPING bisa diartikan sebagai pemeliharaan rumah tangga didalam
perusahaan, atau memelihara tempat kerja dimana kita bekerja , sehingga didapat
kenyamanan ditempat kerja.

10/05/2010 69
House Keeping adalah merupakan suatu aktivitas didalam
pemeliharaan/perawatan keindahan lingkungan kerja, yang harus dilaksanakan
oleh semua karyawan semua bidang.

8.2. Tujuan House Keeping


Dengan terpeliharanya tempat kerja, maka :

1. Kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kebakaran bias ditekan sekecil


mungkin.

2. Akan mendapatkan kenyamanan ditempat kerja, sehingga meningkatkan gairah


kerja, dan kesehatanpun lebih terjamin.

8.3. Hubungan House Keeping dengan Keselamatan Kerja.

Pada umumnya semua orang menyenangi keindahan, kebersihan, kerapihan


dan kenyamanan ditempat kerja. Gairah kerja seseorang/karyawan tersebut berada
pada lingkungan kerja yang aman, nyaman dan menyenangkan.

Oleh karena itu, untuk menciptakan hal tersebut adalah merupakan tanggung jawab
semua bidang/bagian, yang berarti merupakan tanggung jawab semua karyawan.

Apabila diselami lebih lanjut, maka :

- Akan nampak jelas bahwa keindahan itu sendiri menyangkut aspek


keselamatan, jadi juga mencakup masalah kesehatan dan keamanan.

- Gairah karja seseorang akan meningkat apabila seseorang/karyawan bekerja


pada kerja yang aman dan menyenangkan.

- Semua bidang/bagian wajib menciptakan suasana yang aman dan


menyenangkan dengan meniadakan hal-hal yang dapat menimbulkan
kecelakaan

8.4. Prinsip Melaksanakan House Keeping

Prinsip-prinsip melaksanakan House Keeping /memelihara tempat kerja, antara lain


sebagai berikut :

1. Bahan-bahan yang tidak terpakai dan sampah-sampah tidak saja mengganggu


keindahan lingkungan, tetapi merupakan hal yang berbahaya, baik ditinjau dari
sudut kesehatan maupun keselamatan kerja.

Sampah-sampah merupakan barang yang mudah terbakar, serta sebagai sarang


nyamuk. Oleh karena itubuanglah sampah pada tempat yang telah ditentukan,
dan jangan dibakar pada sembarang tempat.

10/05/2010 70
2. Kain-kain lap/majun yang berminyak merupakan bahan yang mudah terbakar
dan buanglah pada bak sampah yang terbuat dari besi.

3. Cairan-cairan yang tumpah dapat menjadikan tempat kerja menjadi


licin, sehingga merupakan suatu sumber kecelakaan.

Cairan minyak menjadi penyebab kebakaran, sedangkan cairan bahan kimia


bisa merusakkan peralatan dan bangunan, oleh karena itu bersihkan dengan
segera.

4. Semua kabel-kabel listrik yang digunakan untuk pengelasan atau untuk


keperluan lain, serta selang-selang airmaupun udara, dan tali-tali, usahakan
letaknya jangan sampai semrawut dan malang-melintang di jalan-jalan atau di
gang-gang yang sering dilewati karyawan, karena dapat menjerat kaki dan
menyebabkan terjadinya kecelakaan.

5. Penyusunan dari alat-alat kerja serta baut-baut yang terletak diatas tempat
kerja harus`rapi dan teratur, karena kalau penyusunannya tidak teratur dapat
membahayakan orang yang sedang bekerja/lewat dibawahnya.

6. Penumpukan dari pipa-pipa serta balok-balok kayu harus rapi dan teratur.
Untuk penumpukan yang tinggi, pada pinggir penumpukan itu setiap 1 x harus
diberi patok-patok besi atau kayu yang tingginya harus melebihi tinggi dari
penumpukan itu sendiri. Demikian juga penumpukan dari semen-semen harus
dibuat secara bersilang

7. Semua lobang-lobang yang terdapat dilantai tempat kerja baik kecil


maupun besar harus segera ditutup. Jika belumbisa ditutup, supaya disekeliling
lobang itu harus diberi pagar. Hal ini untuk menjaga agar supaya orangatau
kendaraan yang berjalan didaerah itu tidak terperosok kedalam lobang tersebut.

8. Kamar ganti pakaian harus dijaga agar supayatetap bersih. Pakaian


kotor, sisa-sisa makanan dan botol-botol minuman jangan sampai menumpuk.

Kalau untuk minum dipakai cangkir-cangkir kertas, buanglah cangkir-cangkir


tersebut kedalam tong sampah yang tersedia. Demikian juga buanglah
pembungkus-pembungkus roti, kantong-kantong kertas kedalam tong sampah
yang tersedia.

9. Bantulah teman kerjamu apabila ada kesulitan, dan jangan


ditonton saja.

10. Drum minyak bukan benda untuk ganjal/landasan kerja

10/05/2010 71
11. Tangga yang rusak berilah tanda, dan jika mungkin
perbaikilah.

Sudut kemiringan tangga adalah :

- Alas = ¼ tinggi

Ujung tangga pada sandaran minimum 30 cm

12. Hindari pemasangan tangga didepan pintu, karena anda akan terjatuh apabila
ada orang yang membuka pintu.

13. Membonceng kendaraan alat - alat berat adalah tidak dibenarkan, karena
mengundang kecelakaan.

14. Bekerjalah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

15. Melakukan pekerjaan panas didekat tabung-tabung gas adalah sangat


berbahaya dan tidak dibenarkan.

16. Kendaraan pengangkut barang bukanlah untuk penumpang manusia.

17. Jangan membawa / mengangkut barang seenaknya sendiri. Perhatikan


keselamatan orang lain.

Cara mengangkut dan memindahkan barang-barang dengan prosedure yang salah,


bisa menyebabkan pinggang terkilir/sakit, dan merusak tulang belakang.

Setelah selesai bekerja :

- Bersihkan dan rawatlah semua peralatan dengan diberi minyak pelumas


agar tidak berkarat, kembalikan kegudang alat dan ditata dengan rapi.

- Bahan-bahan yang tidak terpakai kembalikan ketempat penyimpanan


dengan diatur secara rapi.

- Pakaian kerja jangan digantung ditempat kerja, simpanlah di locker


setelah dibersihkan.

Sebelum meninggalkan tempat kerja :

- Bersihkan lokasi tersebut dari barang-barang yang tidak berguna.

- Periksa kembali apakah ada alat yang masih tertinggal.

10/05/2010 72
- Yakinkan bahwa pada tempat tersebut sudah tidaki ada barang yang
mudah terbakar, serta tidak ada sumber api.

Kebersihan adalah Pangkal Keselamatan


Jadikanlah Kebiasaan Hidup : Bersih, Indah, Rapih
Sebagai Filsafat Hidup Kita Sehari-hari

10/05/2010 73

Anda mungkin juga menyukai