Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), misalnya, mengupayakan untuk mengambil energi
yang dilepas ketika sebuah inti atom pecah menjadi inti atom yang lebih kecil (disebut reaksi
fisi). Tempat terjadinya reaksi ini di dalam PLTN disebut reaktor. Reaksi tersebut harus dapat
dikontrol oleh operator (manusia), jika tidak maka terjadi reaksi berantai yang tak-terkendali dan
dapat berakibat fatal (seperti meledak).
Inti atom yang dipecah berasal dari atom yang tidak stabil (radioaktif) seperti Uranium-235 (U-
235). U-235 adalah isotop Uranium yang sangat sensitif terhadap reaksi berantai. Dalam teknik
nuklir, partikel yang mampu memberikan reaksi berantai ini disebut fissile. Angka 235 adalah
nomor massa atom yang menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam intinya. Proton dan
neutron adalah partikel penyusun inti atom, disebut nukelon.
Nah, berikut ini hal yang menarik: bagaimana mengubah energi sebanyak itu menjadi listrik
dalam sebuah PLTN? Jawabannya cukup mencengangkan, atau mungkin mengecewakan bagi
sebagian kita: energi sejumlah itu dipakai untuk mendidihkan segentong air sehingga menjadi
uap. Uap itu kemudian dialirkan lewat pipa-pipa yang kemudian dapat menggerakkan turbin-
turbin. Di belakang turbin ada generator yang bekerja seperti sebuah dinamo raksasa yang
bertugas mengubah energi gerak mekanik menjadi energi listrik. (Berbeda dengan motor yang
mengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik, atau enjin yang mengubah energi hasil
pembakaran menjadi energi gerak mekanik). Proses awal yang “very high technology” ternyata
diakhiri oleh “very old-style conventional technology“,
Secara sederhana, skematik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Reaksi fisi berantai terjadi
di reaktor (C), dengan bahan bakar U-235 dalam bentuk batangan (kira-kira sepanjang 2,5 cm).
Batangan U-235 dikontrol oleh batang pengontrol (B). Operator menaikturunkan batang
pengontrol ini untuk mengontrol kecepatan reaksi berantai. Batang turun berarti semakin cepat
reaksi terjadi, begitu juga sebaliknya.
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi dibawa dalam bentuk panas oleh fluida khusus ke tabung
air (D). Panas ini mendidihkan air yang uapnya dibawa oleh pipa untuk menggerakkan turbin
(H). Di belakang turbin ada generator (G) yang mengubah energi gerak mekanik menjadi listrik.
Uap air yang telah menggerakkan turbin kehilangan panasnya dan berubah kembali menjadi air.
Untuk mempercepat proses pendinginan, air dingin dari menara air (J) disalurkan lewat pipa (I).
Air yang telah dingin dipompa ke (D). Begitu seterusnya.
Mekanisme turbin dan generator yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik adalah
pembahasan tersendiri.
Jadi sesungguhnya cuma ada tiga jenis pembangkit listrik: bertenaga air (turbin digerakkan oleh
air), bertenaga uap (digerakkan oleh uap air), dan bertenaga angin (turbin digerakkan oleh air).
Permasalahannya adalah: dari mana mendapatkan air, uap, dan angin tersebut.
Kemudian, kenapa PLTN tetap menjadi idola? Pertimbangan utama adalah efisiensinya yang
sangat tinggi. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara! Edan. Efisiensi selalu terkait
dengan biaya produksi yang ujung-ujungnya pasti bicara soal keuntungan. Semakin efisiensi
sebuah proses, semakin banyak keuntungan (baik finansial maupun teknologi) yang didapat.
Selanjutnya adalah hukum ekonomi yang berbicara.
Alasan kedua adalah ramah lingkungan. Batu bara, minyak bumi, dan gas alam dapat berberan
sebagai bahan bakar untuk mendidihkan air, tapi mereka semua penghasil polusi udara. Nuklir
tidak memberikan polusi udara, kecuali limbah radioaktif yang dapat dikelola dengan teknik
tersendiri. (Limbah radioaktif menjadi topik khusus untuk diperdebatkan.)
Alasan ketiga adalah keamanan. Lho, kok? Teknologi PLTN jauh lebih canggih daripada
pembangkit listrik lainnya. Prinsip dalam teknik adalah: semakin canggih, semakin aman. Jadi,
seharusnya PLTN jauh lebih aman daripada yang lain. Kecelakaan Chernobyl dan Three Miles
Island murni kesalahan operator, bukan kegagalan reaktor.
Berapa banyak dunia menggunakan PLTN sekarang? B
As of July 2008, there were more than 430 operating nuclear power plants and, together, they
provided about 15 percent of the world’s electricity in 2007. Of these 31 countries, some depend
more on nuclear power than others. For instance, in France about 77 percent of the country’s
electricity comes from nuclear power [source: NEI]. Lithuania comes in second, with an
impressive 65 percent. In the United States, 104 nuclear power plants supply 20 percent of the
electricity overall, with some states benefiting more than others.
Bagaimana, tertarik dengan nuklir?