Nah, berikut ini hal yang menarik: bagaimana mengubah energi sebanyak
itu menjadi listrik dalam sebuah PLTN? Jawabannya cukup
mencengangkan, atau mungkin mengecewakan bagi sebagian kita: energi
sejumlah itu dipakai untuk mendidihkan segentong air sehingga menjadi
uap. Uap itu kemudian dialirkan lewat pipa-pipa yang kemudian dapat
menggerakkan turbin-turbin. Di belakang turbin ada generator yang
bekerja seperti sebuah dinamo raksasa yang bertugas mengubah energi
gerak mekanik menjadi energi listrik. (Berbeda dengan motor yang
mengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik, atau enjin yang
mengubah energi hasil pembakaran menjadi energi gerak mekanik).
Proses awal yang “very high technology” ternyata diakhiri oleh “very old-
style conventional technology“, hehehe.
Secara sederhana, skematik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Reaksi fisi berantai terjadi di reaktor (C), dengan bahan bakar U-235
dalam bentuk batangan (kira-kira sepanjang 2,5 cm). Batangan U-235
dikontrol oleh batang pengontrol (B). Operator menaikturunkan batang
pengontrol ini untuk mengontrol kecepatan reaksi berantai. Batang turun
berarti semakin cepat reaksi terjadi, begitu juga sebaliknya.
Energi yang dihasilkan oleh reaksi fisi dibawa dalam bentuk panas oleh
fluida khusus ke tabung air (D). Panas ini mendidihkan air yang uapnya
dibawa oleh pipa untuk menggerakkan turbin (H). Di belakang turbin ada
generator (G) yang mengubah energi gerak mekanik menjadi listrik.
Uap air yang telah menggerakkan turbin kehilangan panasnya dan
berubah kembali menjadi air. Untuk mempercepat proses pendinginan, air
dingin dari menara air (J) disalurkan lewat pipa (I). Air yang telah dingin
dipompa ke (D). Begitu seterusnya.
Mekanisme turbin dan generator yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik adalah pembahasan tersendiri.
Jadi sesungguhnya cuma ada tiga jenis pembangkit listrik: bertenaga air
(turbin digerakkan oleh air), bertenaga uap (digerakkan oleh uap air),
dan bertenaga angin (turbin digerakkan oleh air). Permasalahannya
adalah: dari mana mendapatkan air, uap, dan angin tersebut.
Bencana di Jepang memicu kekhawatiran akan adanya kebocoran reaktor nuklir seperti yang terjadi
di Chernobyl tahun 1986. Dampak radiasi bermacam-macam, ada yang bisa dirasakan seketika dan
ada yang baru muncul dalam jangka panjang.
Kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986.
Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan
para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan
kematian.
Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat
radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun seperti dikutip dari Foxnews, radiasi
pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.
Editor kesehatan dari Foxnews Health, Dr Manny Alvarez mengatakan ada 3 faktor yang
mempengaruhi dampak radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total radiasi yang dipejankan, seberapa
dekat dengan sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpejan oleh radiasi.
Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi yang
tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang
tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.
Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain sebagai
berikut.
1. Mual muntah
2. Diare
3. Sakit kepala
4. Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pusing, mata berkunang-kunang
2. Disorientasi atau bingung menentukan arah
3. Lemah, letih dan tampak lesu
4. Kerontokan rambut dan kebotakan
5. Muntah darah atau berak darah
6. Tekanan darah rendah
7. Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi
yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak
mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut.
1. Kanker
2. Penuaan dini
3. Gangguan sistem saraf dan reproduksi
4. Mutasi genetik.
5. Kematian.
By The Way, buat yang belom tau mutasi gen, kayak begini yang Namanya MUTASI GEN itu (Foto ini
adalah Foto-Foto saat Kebocoran Nuklir di Chernobyl) :
Yang ini sebenernya kalo diperhatikan baik-baik Mereka semua ada dalam 1 Tubuh yang sama